IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

APLIKASI POTENSI AKADEMIK BERBASIS TES PSIKOLOGI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI ORGANIK VARIENTAS IR 64 DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT BABI DENGAN METODE BACKWARD CHAINING

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN METODE CEERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK USIA 0-36 BULAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF) Kunto Nashiruddin Ahmad ( ) 2

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

PEMBUATAN SITUS SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Yuanita Dwi Indah Wardhani 1 Dr. Onny Marleen, SKom.

SISTEM PAKAR PENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA SISTEM ENDOKRIN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Iwan Kurniawan

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI PADA IKAN PATIN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR PENYAKIT KULIT PADA ANAK DENGAN METODE EXPERT SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR NON MATIC

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

HARYO WICAKSONO

APLIKASI PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS MOBILE

SISTEM PAKAR ASPHYXPERT UNTUK DIFERENSIAL DIAGNOSA DAN TATALAKSANA PENANGANAN DINI UNTUK PENYAKIT SESAK NAPAS. KHAIRUNNISA, S.Pd., M.

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih dan pengetahuan yang semakin luas maka semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DIAGNOSIS PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA TANAMAN JERUK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR TUGAS AKHIR

APLIKASI WEB PADA SISTEM PAKAR FORWARD CHAININGUNTUK DETEKSI KERUSAKAN PC (PERSONAL COMPUTER)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

CERTAINTY FACTOR UTHIE

IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK PENENTUAN KEPASTIAN ATURAN PENYAKIT PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

APLIKASI SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS

BAB I PENDAHULUAN. Lulusan kedokteran gigi di tuntut untuk menyelesaikan pasien dengan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

UKDW BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS METODE SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT DALAM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

Aplikasi Metode ForwardChaining Untuk Mengidentifikasi Jenis Penyakit Pada Kucing Persia

JURNAL. Detection of demage smartphone in fortuna cell

SISTEM PAKAR PENDIAGNOSA PENYAKIT ANAK MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR (CF) ABSTRAK

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT UMUM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang begitu penting bagi manusia. Hanya saja

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS MENGGUNAKAN J2ME DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT SYARAF PADA WAJAH BERBASIS WEB

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDIAGNOSA PENYAKIT ASMA PADA ANAK DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PERILAKU AUTISME PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA BURUNG MURAI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstrak. Kata Kunci : Medical Expert System, Mycin PENDAHULUAN

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Uji coba perangkat lunak

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit gigi pada manusia menduduki urutan pertama dari daftar 10

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENGANALISIS PENGARUH RELAKSASI MANAJEMEN STRES

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW

DESAIN APLIKASI HELPDESK TROUBLESHOOTING HARDWARE DAN SOFTWARE. Tugas Matakuliah Interaksi Manusia dan Komputer. Narti Prihartini, S.T.

PERANCANGAN APLIKASI INFORMASI UNTUK DETEKSI PENYAKIT VERTIGO

BAB I PENDAHULUAN. dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya : Bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2013

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF PEMILIHAN OBAT DENGAN MEMANFAATKAN XPERTRULE

IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PERKEMBANGAN ANAK BERBASIS MOBILE HANDPHONE

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. dan kesetiaannya. Selain itu anjing dan kucing mempunyai kesamaan yaitu sangat

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization memperkirakan secara kasar bahwa di dunia terdapat ±120

Transkripsi:

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Daniel, Gloria Virginia Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana Email: daniel_3490@yahoo.com, gloriavirginia@gmail.com Soni Ananto Dokter Umum Abstrak: Sistem pakar untuk diagnosis penyakit dibangun dengan menerapkan metode certainty factor. Sistem tersebut memberikan hasil berupa kemungkinan penyakit yang dialami, prosentase keyakinan, serta solusi pengobatan berdasarkan faktafakta dan nilai keyakinan yang diberikan oleh pengguna dalam menjawab pertanyaan selama sesi konsultasi ketika menggunakan sistem ini. Implementasi sistem ini digunakan untuk mengevaluasi proses akuisisi pengetahuan dalam membangun basis pengetahuan. Kata kunci : sistem pakar, certainty factor, akuisisi pengetahuan 1. Pendahuluan Salah satu masalah di dalam dunia medis adalah adanya ketidakseimbangan antara pasien dan dokter. Selain itu sebagian besar dari masyarakat tidak terlatih secara medis, sehingga apabila mengalami gejala penyakit yang diderita belum tentu dapat memahami caracara penanggulangannya. Sangat disayangkan apabila gejala-gejala yang sebenarnya dapat ditangani lebih awal menjadi penyakit yang lebih serius akibat kurangnya pengetahuan. Dalam masyarakat, demam dikenal sebagai sebuah penyakit yang cukup umum terjadi. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa demam sebenarnya adalah sebuah gejala dari berbagai kemungkinan penyakit. Situasi tersebut dapat dihindari jika masyarakat memiliki sedikit pengetahuan tentang kesehatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari buku-buku atau situs-situs internet yang membahas tentang kesehatan. Akan tetapi untuk mempelajari hal tersebut tidaklah mudah karena selain memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahaminya, sumber-sumber

26 - JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 6 NOMOR 1, APRIL 2010 tersebut juga belum tentu dapat mendiagnosis jenis penyakit seperti yang dilakukan oleh seorang dokter. Oleh karena itu diperlukan suatu alat atau sistem yang lebih praktis dan memiliki kemampuan layaknya seorang dokter dalam mendiagnosis penyakit. Sistem tersebut adalah sistem pakar yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke dalam komputer agar dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh pakar. Untuk membuat sistem pakar lebih natural, certainty factor seringkali digunakan di dalamnya. Metode ini memberikan ruang pada pakar dalam memberikan nilai keyakinannya pada pengetahuan yang diungkapkannya. Sistem pakar tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran seorang pakar sehingga dapat digunakan untuk menanggulangi keterbatasan jumlah pakar. Seorang dokter dapat dikatakan sebagai seorang pakar karena merupakan orang yang ahli di bidangnya dan memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dalam membangun sebuah sistem pakar, dibutuhkan proses akuisisi pengetahuan, yaitu proses mengambil pengetahuan dari pakar untuk direpresentasikan ke dalam sistem komputer. Pengetahuan hasil proses akuisisi inilah yang kemudian menjadi pengetahuan dalam basis pengetahuan sebuah sistem pakar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa proses akuisisi pengetahuan yang dilakukan memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas basis pengetahuan, dimana kualitas basis pengetahuan memiliki pengaruh yang besar terhadap output sistem. Penelitian ini akan membangun suatu sistem pakar dalam rangka mengevaluasi proses akuisisi pengetahuan yang dilakukan dalam membangun basis pengetahuan yang mengimplementasikan metode certainty factor. Proses evaluasi terhadap akuisisi pengetahuan dilakukan setelah performa sistem dievaluasi menggunakan 3 cara, yaitu evaluasi terhadap implementasi CF, evaluasi terhadap output sistem berdasarkan pakar, dan evaluasi terhadap output sistem berdasarkan user. Oleh karena topik permasalahan tentang diagnose penyakit deman sangat luas, maka dalam penelitian ini akan dikenakan beberapa batasan sebagai berikut : 1. Sistem yang dibangun adalah sistem yang digunakan untuk melakukan diagnosis penyakit secara umum dan secara subyektif dirasakan oleh pasien bahwa dia mengalami gejala demam. 2. Gejala-gejala yang didiagnosis hanya berdasarkan pemeriksaan fisik dan tidak ada pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium. 3. Jenis penanganan atau pengobatan yang dianjurkan hanya pengobatan sebagai pertolongan pertama dan simptomatis (menghilangkan gejala). 4. Diagnosis yang dilakukan hanya ditujukan untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas.

Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty Factor - 27 2. Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar (Durkin, 1994). Tiga komponen utama yang terdapat pada setiap sistem pakar adalah basis pengetahuan, mesin inferensi, dan antar muka pengguna 2.1 Akuisisi Pengetahuan Menurut Milton,N.R dalam bukunya akuisisi pengetahuan merupakan proses mengambil pengetahuan dari pakar atau sumber pengetahuan lainnya ke dalam sistem komputer untuk membangun basis pengetahuan. Terdapat tiga aspek dalam akuisisi pengetahuan, yaitu : 1. Knowledge capture Knowledge capture adalah teknik yang digunakan ketika bertemu pakar. Teknik ini terdiri dari interview techniques, modelling techniques dan specialised techniques. 2. Knowledge analysis Analisis pengetahuan ini merupakan proses mengidentifikasi elemen yang dibutuhkan dalam membangun basis pengetahuan. Terdapat 4 elemen penting dalam membangun basis pengetahuan, yaitu konsep, atribut, value/nilai dan relasi. 3. Knowledge modelling Knowledge modelling yaitu menciptakan cara yang berbeda dalam mengubah dan menampilkan basis pengetahuan. Terdiri dari bagian-bagian seperti pohon (trees), matriks, map, timeline, frame dan knowledge page. 2.2 Certainty Factor Faktor Kepastian (Certainty Factor) menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian (atau fakta atau hipotesis) berdasarkan bukti atau penilaian pakar (Turban, 2005). Certainty Factor menggunakan suatu nilai untuk mengasumsikan derajad keyakinan seorang pakar terhadap suatu data. Certainty Factor memperkenalkan konsep keyakinan dan ketidakyakinan yang kemudian diformulakan dalam rumusan dasar sebagai berikut : CF [P,E] = MB [P,E] MD [P,E] [2.1] Keterangan : CF : Certainty Factor MB : Measure of Belief MD : Measure of Disbelief P : Probability E : Evidence (Peristiwa/Fakta)

28 - JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 6 NOMOR 1, APRIL 2010 Berikut ini adalah deskripsi beberapa kombinasi Certainty Factor terhadap berbagai kondisi : Certainty Factor untuk kaidah dengan premis tunggal (single premis rules): CF(H,E) = CF(E)*CF(rule) = CF(user)*CF(pakar) [2.2] Certainty Factor untuk kaidah dengan premis majemuk (multiple premis rules): CF (A AND B ) = Minimum (CF (a),cf (b)) * CF (rule) [2.3] CF (A OR B ) = Maximum (CF (a),cf (b)) * CF (rule) [2.4] Certainty Factor untuk kaidah dengan kesimpulan yang serupa (similarly concluded rules) : CF COMBINE (CF 1, CF 2 ) = CF 1 + CF 2 *(1-CF 1 ) [2.5] 3. Implementasi dan Evaluasi Sistem Sistem pakar yang dibangun merupakan rule-based expert system yang menerapkan metode Certainty Factor. Sebelum melakukan evaluasi terhadap proses akuisisi pengetahuan, performa sistem perlu dievaluasi terlebih dahulu. Performa sistem dievaluasi dengan tiga cara, yaitu evaluasi secara teknis untuk menilai ketepatan implementasi certainty factor, evaluasi terhadap output sistem berdasarkan pakar, dan terakhir evaluasi terhadap output sistem berdasarkan user. 3.1 Evaluasi Performa Sistem 3.1.1 Implementasi Metode Certainty Factor (CF) Pada sesi konsultasi sistem, user diberi pilihan jawaban yang masing-masing memiliki bobot sebagai berikut : 1) Untuk dua pilihan jawaban : - Tidak = 0 - Ya = 1 2) Untuk lima pilihan jawaban : - Tidak = 0 - Sedikit yakin = 0,4

Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty Factor - 29 - Cukup yakin = 0,6 - Yakin = 0,8 - Sangat yakin = 1 Nilai 0 menunjukkan bahwa user tidak mengalami gejala seperti yang ditanyakan oleh sistem. Semakin user yakin bahwa gejala tersebut memang dialami, maka semakin tinggi pula hasil prosentase keyakinan total yang diperoleh. Proses penghitungan prosentase keyakinan diawali dengan pemecahan sebuah kaidah (rule) yang memiliki premis majemuk, menjadi kaidah-kaidah (rules) yang memiliki premis tunggal. Kemudian masing-masing rule baru dihitung CF nya dengan menggunakan Persamaan (2.2) sehingga setelah diperoleh nilai CF untuk masing-masing rule, kemudian nilai CF tersebut dikombinasikan dengan Persamaan (2.5). Sebagai contoh, ikut ini adalah proses pemberian bobot pada setiap premis (gejala) hingga perolehan prosentase keyakinan untuk penyakit Tuberkulosis. Kaidah 1: IF Demam AND Batuk AND Batuk lebih dari 4 minggu THEN Tuberkulosis Langkah pertama, pakar menentukan nilai CF untuk masing-masing gejala sebagai berikut : CF pakar (Demam) = 0,5 CF pakar (Batuk) = 0,5 CF pakar (Batuk lebih dari 4 minggu) = 0,6 Misalkan user memilih jawaban sebagai berikut : Demam = Ya = 1 Batuk = Yakin = 0,8 Batuk lebih dari 4 minggu = Sedikit Yakin = 0,4 Kaidah awal yang memiliki 3 premis dipecah menjadi kaidah yang memiliki premis tunggal, sehingga menjadi : Kaidah 1.1 IF Demam THEN Tuberkulosis

30 - JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 6 NOMOR 1, APRIL 2010 Kaidah 1.2 IF Batuk THEN Tuberkulosis Kaidah 1.3 IF Batuk lebih dari 4 minggu THEN Tuberkulosis Kaidah-kaidah yang baru tersebut kemudian dihitung nilai CFnya dengan mengalikan CF pakar dengan CF user menjadi : CF 1.1 = 0,5*1 = 0,5 CF 1.2 = 0,5*0,8 = 0,4 CF 1.3 = 0,6*0,4 = 0,24 Kombinasikan CF 1.1 dengan CF 1.2 dengan rumus berikut : CF COMBINE (CF 1, CF 2 ) = CF 1 + CF 2 *(1-CF 1 ), sehingga menjadi CF COMBINE (CF 1.1, CF 1.2) = 0,5 + 0,4*(1-0,5) = 0,7 = CF old Kombinasikan CF old dan CF 1.3 CF COMBINE (CF old, CF 1.3) = 0,7 + 0,24*(1-0,7) = 0,772 Prosentase keyakinan = CF COMBINE *100% = 77,2 % Kasus ini juga diuji cobakan ke dalam sistem, dan sistem memberikan output sama yaitu 77,2%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perhitungan Certainty Factor yang dilakukan oleh sistem tepat. 3.1.2 Evaluasi Output Sistem Berdasarkan Pakar Ketepatan hasil analisis sistem diuji dengan melakukan penilaian terhadap output sistem berdasarkan input yang diberikan user, yaitu apakah output yang dihasilkan sudah tepat bila dinilai dari sudut pandang seorang pakar kedokteran.ananto dan dr. Wiji Lestari. Tabel 1 dan 2 ini adalah ringkasan hasil penilaian dari 25 kasus yang diujikan kepada kedua penguji.

Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty Factor - 31 Tabel 1 Hasil Analisis Sistem (Oleh dr. Soni Ananto) Kasus Ketepatan (%) Kasus Ketepatan (%) 1 70 14 60 2 70 15 80 3 90 16 80 4 80 17 80 5 80 18 90 6 60 19 60 7 80 20 80 8 70 21 50 9 80 22 90 10 70 23 80 11 70 24 60 12 80 25 70 13 70 Rata- Rata 74 Tabel 2 Hasil Analisis Sistem (Oleh dr.wiji Lestari) Kasus Ketepatan (%) Kasus Ketepatan (%) 1 70 14 50 2 75 15 75 3 80 16 70 4 70 17 65 5 78 18 93 6 55 19 45 7 65 20 80 8 60 21 45 9 85 22 80 10 60 23 60 11 70 24 70 12 77 25 76 13 68 Rata- Rata 68,88

32 - JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 6 NOMOR 1, APRIL 2010 Dari data tabel, tampak bahwa kedua penguji menilai output sistem cukup baik. Dr. Soni menilai ketepatan output sistem 74% sedangkan dr. Wiji menilai 68,88%. 3.1.3 Evaluasi Output Sistem Berdasarkan User Selain analisis sistem yang dilakukan oleh pakar juga dilakukan pengujian sistem oleh user. Di sini, user dimiinta untuk mencoba sistem kemudian diberikan kuisioner yang terdiri dari 4 pertanyaan. Sampel yang digunakan adalah 20 responden yang dipilih secara acak. Tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui performa sistem secara umum. Berikut ini adalah analisa data kuisioner : 1. Sistem sudah cukup membantu dalam menemukan kemungkinan penyakit berdasarkan gejala-gejala yang dialami. Jumlah Responden 20 15 10 5 0 Sistem membantu user dalam menemukan kemungkinan penyakit berdasarkan gejalagejala yang dialami YA TIDAK Jawaban Responden Sistem membantu dalam menemukan kemungkinan penyakit berdasarkan Gambar 1 Sistem membantu user dalam menemukan kemungkinan penyakit berdasarkan gejala-gejala yang dialami

Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty Factor - 33 2. Info (penjelasan) yang diberikan oleh sistem Jumlah Responden 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 4 Sangat baik 14 Info Penyakit 1 1 0 Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jawaban Responden Info Penyakit Gambar 2 Info penyakit yang diberikan oleh sistem 3. Manfaat solusi untuk user Jumlah Responden 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 3 Sangat baik Manfaat Solusi 11 6 0 0 Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jawaban Responden Manfa Gambar 3 Manfaat solusi untuk user

34 - JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 6 NOMOR 1, APRIL 2010 4. Komentar/saran dari user Tabel 3 Komentar responden No Kategori Jumlah Responden 1. Sistem sudah baik 11 responden 2. Kelengkapan data 10 responden 3. Tampilan/desain sistem 4 responden Dari keempat hasil evaluasi data kuisioner di atas, dapat disimpulkan bahwa performa sistem cukup baik. 3.2 Evaluasi Akuisisi Pengetahuan a. Knowledge Capture Pada knowledge capture, teknik atau metode yang digunakan untuk meng-capture pengetahuan pakar adalah berupa studi literatur dan wawancara langsung terhadap pakar (interview techniques). Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara terarah (directed interview), yang dilakukan oleh pakar (dokter) dan knowledge engineer dengan cara mendiskusikan hubungan antara gejala-gejala yang dialami pasien dengan kemungkinan penyakit serta cara mendiagnosis yang dilakukan oleh pakar secara umum. Proses wawancara yang telah dilakukan termasuk semi-structured interview, di mana proses wawancara tersebut dilakukan dengan persiapan yang meliputi jadwal wawancara (konsultasi), pertanyaan yang akan diajukan termasuk perlengkapan yang dibutuhkan untuk proses wawancara seperti catatan dan alat perekam. Selain pertanyaan yang telah dipersiapkan juga meliputi pertanyaan tambahan (supplementary questions) pada saat wawancara dilakukan. b. Knowledge Analysis Pada tahap ini, knowledge engineer mengidentifikasi konsep-konsep dan relasinya dari pengetahuan yang didapat melalui proses knowledge capture yang telah dilakukan. Hasil dari proses identifikasi tersebut adalah jenis penyakit, gejala penyebab penyakit tersebut dan hubungan antara penyakit dan gejalanya. c. Knowledge Modelling Dalam proses analisis yang dilakukan, pakar dan knowledge engineer bersama-sama membangun basis pengetahuan yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai model antara lain tree, map dan matriks.

Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty Factor - 35 4. Pembahasan Berhubungan dengan proses akuisisi pengetahuan, walaupun sistem yang dibangun mampu memberikan performa yang cukup baik dalam menganalisis penyakit berdasarkan gejala-gejala fisik yang dialami, pada kenyataannya proses akuisisi yang telah dilakukan tidak mudah. Selain masalah waktu, dari metode interview techniques yang dilakukan terdapat beberapa kendala terutama dari sisi knowledge engineer dalam mengambil dan menerjemahkan pengetahuan. Pengetahuan tersebut adalah pengetahuan pakar yang bersifat dalam (deep/tacit) seperti pengetahuan yang berkaitan dengan pengalaman, intuisi, keterampilan, persepsi pribadi dan perasaan. Selain itu, metode yang lain seperti observasi, tidak dapat dilakukan karena masalah kode etik kedokteran, yaitu adanya privasi antara konsultasi pasien dengan dokter. Sebenarnya apabila metode observasi dapat dilakukan kemungkinan besar kualitas basis pengetahuan akan meningkat karena melalui observasi langsung terhadap konsultasi pasien dan dokter, deep knowledge pakar dan proses berpikirnya kemungkinan besar dapat ditangkap. 5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil implementasi dan evaluasi sistem, dapat disimpulkan bahwa proses akuisisi pengetahuan yang dilakukan sudah cukup efektif. Hal ini dikuatkan dengan hasil evaluasi terhadap ketepatan output sistem, baik berdasarkan pakar maupun user. Ketepatan output sistem tersebut merupakan salah satu indikator bahwa basis pengetahuan sistem cukup baik. Sedangkan basis pengetahuan sistem dapat dibangun dengan baik jika proses akuisisi pengetahuan yang dilakukan tepat. Meskipun demikian, pada kenyataannya proses akuisisi yang dilakukan tidak mudah karena terdapat berbagai macam kendala seperti masalah waktu, pengetahuan pakar yang bersifat dalam (deep/tacit), kesulitan yang dialami knowledge engineer dalam memahami pengetahuan di bidang kedokteran serta metode observasi yang tidak dapat dilakukan karena masalah kode etik kedokteran. Saran penulis untuk pengembangan sistem ini di masa yang akan datang adalah menambah kemungkinan penyakit dan gejala yang tidak hanya untuk kategori demam saja. Sistem juga perlu ditambah heuristic knowledge dan analisa pemeriksaan laboratorium untuk memperkuat diagnosis awal sehingga sistem semakin akurat dalam melakukan diagnosis penyakit. Selain itu sistem perlu dikembangkan dengan tampilan yang lebih menarik lagi. Daftar Pustaka [1] Alsagaff, Hood (1989). Ilmu penyakit paru. Airlangga University Press, Surabaya. [2] Durkin, John (1994). Expert system design and development. Prentice Hall International Edition, Inc., London.

36 - JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 6 NOMOR 1, APRIL 2010 [3] Giarratano, Joseph C., dan Gary D. Riley (2005). Expert systems principles and programming, 4 th. edition. Massachusetts: Course Technology, Boston. [4] Harsono dkk (1989). Pedoman diagnosis dan terapi untuk paramedis di puskesmas. Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta. [5] Jakob, B., Benn, Cristoph, Senturias, E. (2003). Penyembuhan yang mengutuhkan. Kanisius, Yogyakarta. [6] Kusrini (2006). Sistem pakar teori dan aplikasi. Andi Offset, Yogyakarta. [7] Martin, J., Oxman, S. (1992). Building expert systems. Prentice Hall, New Jersey. [8] Milton, N.R (2007). Knowledge acquisition in practice. Springer, London. [9] Nugroho, B. (2008). Aplikasi sistem pakar dengan php dan editor dreamweaver. Gava Media, Yogyakarta. [10] Soeparman DR, Sukatan, U., Dr., Prof, et al. (1990). Ilmu penyakit dalam jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. [11] Turban, E., Aronson, J.E. (2001). Decision support systems and intelligent systems, 6 th. Edition; Prentice Hall International Edition, New Jersey. [12] Werner, C. T., Maxwell, J. (2007). Ketika tidak ada dokter. Hesperian, California.