ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY

dokumen-dokumen yang mirip
dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

PENINGKATAN PELAYANAN GIZI DALAM MENUNJANG AKREDITASI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI PUSKESMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS DTP BEBER Nomor : 047/SK/KA-PKM.BBR/I/2015 TENTANG LAYANAN KLINIS DI UPT PUSKESMAS DTP BEBER

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TAMBAKBOYO. Nomor : TENTANG LAYANAN KLINIS KEPALA UPTD PUSKESMAS TAMBAKBOYO

NOTULEN PERTEMUAN Nama Pertemuan : 1. Pembentukan Tim Akreditasi 2. Pembentukan Tim Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien Tanggal : Pukul :

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS AN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS SEMATANG BORANG

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS NGADI Jalan Raya Ngadi No 88 Telp. (0355) MOJO - KEDIRI 64162

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

ANALISIS KESIAPAN PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN DALAM MENGHADAPI AKREDITASI

BAB.IX.Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamantan Pasien (PMPK).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan juga bagian dari

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS AN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS PINKER

Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Konsep Akreditasi Pelayanan Kesehatan

GROUP I (TGL 24 AGUSTUS S.D 26 AGUSTUS 2015) 1 DINAS PENDIDIKAN - SEKRETARIAT 2 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 3 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TENTANG STAN DAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS NON RAWAT INAP KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-K TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KAJI BANDING

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR D I N A S K E S E H A T A N PUSKESMAS SAKRA. Jln. Sukarno-Hatta Desa Sakra, Kec. Sakra, Kab. Lombok Timur KP.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS SIKUI

BAB I PENDAHULUAN. lainnya baik pemerintah maupun swasta. Puskesmas merupakan upaya pelayanan

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang menganut prinsip negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas (quality improvement) pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016 GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TALAGA BODAS PADA ERA JKN

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang harus dikuasai karena dapat membantu menentukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAKSANAAN PONED. Terbitan : 01 No. Revisi : 00. Tgl. Mulai Berlaku : 16/5/2015. Halaman :

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

1 BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE PUSKESMAS KOTARATU. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTARATU Nomor : / / / / 2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 gambar Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun Sumber: Buku Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 AKI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

SOP. KOTA dr. Lolita Riamawati NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

Standar Akreditasi Puskesmas Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. gabungan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA PELAYANAN BALAI PENGOBATAN (BP) UMUM PUSKESMAS PATRANG KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011 SKRIPSI

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 115 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN KESIAPAN PUSKESMAS DI KABUPATEN LUMAJANG DALAM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL KETUA PENELITI Nama : Nuryadi, S.KM., M.Kes. NIDN : 0016097206 UNIVERSITAS JEMBER Nopember 2014 3

Pemetaan Kesiapan Puskesmas di Kabupaten Lumajang dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Peneliti Mahasiswa terlibat Sumber dana : Nuryadi¹ : Eka Wahyuni² : BOPTN Universitas Jember ¹ Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember ² Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember ABSTRAK Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia diselenggarakan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang mulai dilaksanakan per 1 Januari 2014. Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan gate keeper dalam pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pemetaan kesiapan Puskesmas di Kabupaten Lumajang dalam program JKN berdasarkan Standar Puskesmas tahun 2013, dan kesiapan Puskesmas berdasarkan hasil penilaian akreditasi puskesmas. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Unit analisis penelitian ini adalah 25 Puskesmas yang ada di wilayah kerja Kabupaten Lumajang. Analisa data untuk standar puskesmas dengan cara menghitung nilai sub total tiap standar dan nilai total tiap puskesmas, sedangkan analisa data untuk penilaian akreditasi dilakukan dengan cara menghitung capaian nilai tiap bab pada masing-masing standar dan capaian nilai akhir dari ke-3 standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan puskesmas di Kabupaten Lumajang dalam program JKN berdasarkan standar manajemen operasional, standar peralatan, standar pelayanan kefarmasian dan obat, standar keuangan, standar upaya KIA-KB, standar upaya pemberantasan penyakit, standar upaya pengobatan, standar upaya penanganan kegawatdaruratan, standar upaya 4

pengobatan gigi dan mulut, dan standar upaya rawat inap yaitu sudah baik dan sudah sesuai standar puskesmas tahun 2013; kesiapan puskesmas berdasarkan standar manajemen mutu, standar bangunan, standar ketenagaan, standar upaya promosi kesehatan, standar upaya kesehatan lingkungan, standar upaya perbaikan gizi masyarakat, standar upaya pencegahan penyakit, standar upaya laboratorium, dan standar upaya kegawatdaruratan obstetri neonatologi yaitu kurang dan atau cukup, dan belum sesuai standar puskesmas tahun 2013; kesiapan puskesmas Jatiroto dan Candipuro Kabupaten Lumajang dalam program JKN berdasarkan standar akreditasi puskesmas yaitu belum sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan karena belum memenuhi kriteria untuk terakreditasi dasar. Kesimpulannya bahwa kesiapan puskesmas di Kabupaten Lumajang dalam program JKN berdasarkan standar puskesmas yaitu cukup dan kurang, dan belum sesuai standar puskesmas tahun 2013; dan kesiapan puskesmas berdasarkan standar akreditasi puskesmas yaitu belum sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan karena belum memenuhi kriteria untuk terakreditasi dasar. Kata Kunci: Kesiapan Puskesmas, standar puskesmas, akreditasi puskesmas, jaminan kesehatan nasional 5

Pemetaan Kesiapan Puskesmas di Kabupaten Lumajang dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Peneliti : Nuryadi¹ Mahasiswa terlibat : Eka Wahyuni² Sumber dana : BOPTN Universitas Jember Kontak email : nuryadi.fkm@gmail.com Diseminasi (jika ada) : Belum ada ¹ Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember ² Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember EXECUTIVE SUMMARY A. Latar Belakang dan Tujuan Penelitian Pemerintah membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dengan pertimbangan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur (Indonesia, 2004). Program jaminan sosial meliputi : jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Di Indonesia, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini diimplementasikan dan diselenggarakan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang mulai dilaksanakan per 1 Januari 2014. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagai gate keeper dalam pelayanan kesehatan harus sesuai standar dan wajib diakreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali (Dinkes Prop Jatim, 2013; Kementerian Kesehatan, 2014). 6

Selama 4 (empat) bulan berjalannya jaminan kesehatan nasional (JKN), ternyata BPJS kedodoran sebagai pelaksana JKN. Banyak faktor internal dan eksternal BPJS yang harus segera dibenahi agar pelayanan kepersertaan dan kerjasama dengan PPK (penyedia pelayanan kesehatan) dapat berjalan dengan baik. Masalahnya, pembenahan paralel dengan pelayanan bermutu sulit diwujudkan. Kondisi ini berefek tingginya ketidak puasan peserta terhadap BPJS dan PPK. Peserta JKN benar-benar pada posisi lemah diantara dua pihak yang berkuasa PPK dan BPJS (Kompasiana tanggal 13 Februari 2014). Berdasarkan hasil self assesment dari 23 puskesmas di wilayah Kabupaten Lumajang yang terkumpul di Dinas Kesehatan bahwa Puskesmas yang memiliki nilai standar puskesmas diatas 80% (baik) sebanyak 8 Puskesmas (34,9%) yaitu puskesmas sukodono, puskesmas jatiroto, puskesmas penanggal, puskesmas kedungjajang, puskesmas rogotrunan, puskesmas gucialit, dan puskesmas labruk. Sedangkan Puskesmas yang memiliki nilai standar di bawah 80 % (belum baik) sebanyak 15 Puskesmas (65,2%) (Wahyuni, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar puskesmas di Kabupaten Lumajang belum mencapai standar sebesar 65,2 % pada tahun 2014, dan menjadi pertanyaan adalah Apakah puskesmas sudah siap dalam menjalankan program JKN. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pemetaan kesiapan Puskesmas di Kabupaten Lumajang dalam program JKN berdasarkan Standar Puskesmas tahun 2013, dan kesiapan Puskesmas berdasarkan hasil penilaian akreditasi puskesmas. B. Metodologi Penelitian Yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Unit analisis penelitian ini adalah 25 Puskesmas di Kabupaten Lumajang. Responden dalam penelitian ini adalah staf seksi pelayanan kesehatan dasar Dinas Kesehatan sebanyak 1 orang, kepala puskesmas sebanyak 2 orang, dan penanggung jawab program kegiatan puskesmas. Variabel penelitian meliputi : pemetaan kesiapan puskesmas berdasarkan standar puskesmas (manajemen dan administrasi, sumber daya, upaya pelayanan kesehatan), kesiapan berdasarkan hasil penilaian akreditasi puskemas (standar administrasi dan manajemen, program kesehatan, pelayanan medis dasar). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan studi dokumentasi, dan 7

penyajian data dalam bentuk tabel dan gambar (peta). Analisa data untuk standar puskesmas dengan cara menghitung nilai sub total tiap standar dan nilai total tiap puskesmas, sedangkan analisa data untuk penilaian akreditasi dilakukan dengan cara menghitung capaian nilai tiap bab pada masing-masing standar dan capaian nilai akhir dari ke-3 standar. C. Pemaparan Hasil Penelitian dan Pembahasan Singkat Hasil penelitian dan pembahasan singkat dapat diuraikan sebagai berikut : Kesiapan Puskesmas dalam Program JKN Berdasarkan Standar Administrasi dan Manajemen Sebagian besar standar manajemen operasional adalah baik sebanyak 20 Puskesmas (80 %) dari 25 Puskesmas. Dengan demikian, standar ini sudah sesuai dengan standar puskesmas tahun 2013. Kesesuaian tersebut dapat disebabkan oleh sebagian besar puskesmas telah memenuhi parameter pada standar ini. Sementara itu, sebagian besar standar manajemen mutu adalah kurang sebanyak 16 Puskesmas (64 %) dari 25 Puskesmas. Dengan demikian, standar ini belum sesuai dengan standar puskesmas tahun 2013. Ketidak sesuaian tersebut dapat disebabkan oleh sebagian besar puskesmas belum memenuhi parameter pada standar ini. Kesiapan Puskesmas dalam Program JKN Berdasarkan Standar Sumber Daya Sebagian besar standar bangunan adalah cukup dan kurang sebanyak 13 puskesmas (52 %) dari 25 Puskesmas. Di samping itu, sebagian besar standar ketenagaan adalah kurang dan cukup sebanyak 17 puskesmas (68 %) dari 25 Puskesmas. Dengan demikian, kedua standar ini belum sesuai dengan standar puskesmas tahun 2013. Ketidak sesuaian tersebut dapat disebabkan oleh sebagian besar puskesmas belum memenuhi parameter pada standar ini. Sebagian besar standar peralatan adalah baik sebanyak 14 Puskesmas (56 %), sebagian besar standar pelayanan kefarmasian dan obat adalah baik sebanyak 14 Puskesmas (56 %), dan sebagian besar standar keuangan adalah baik dari 25 Puskesmas. Dengan demikian, ketiga standar ini sudah sesuai dengan standar puskesmas tahun 2013. Kesesuaian tersebut dapat disebabkan oleh sebagian besar puskesmas telah memenuhi parameter pada standar ini. 8

Kesiapan Puskesmas dalam Program JKN Berdasarkan Standar Upaya Pelayanan Kesehatan Sebagian besar standar upaya promosi kesehatan adalah cukup dan kurang sebanyak 17 puskesmas (68 %), sebagian besar standar upaya kesehatan lingkungan adalah cukup dan kurang sebanyak 13 puskesmas (52 %), sebagian besar standar upaya perbaikan gizi masyarakat adalah cukup dan kurang sebanyak 14 puskesmas (56 %), sebagian besar standar upaya pencegahan penyakit pada puskesmas di Kabupaten Lumajang adalah cukup dan kurang sebanyak 15 puskesmas (60 %), dan sebagian besar standar upaya laboratorium adalah kurang dan cukup sebanyak 21 puskesmas (84 %) dari 25 Puskesmas. Dengan demikian, kelima standar ini belum sesuai dengan standar puskesmas tahun 2013. Ketidak sesuaian tersebut dapat disebabkan oleh sebagian besar puskesmas belum memenuhi parameter pada standar ini. Sebagian besar standar upaya KIA-KB adalah baik sebanyak 19 Puskesmas (76 %), sebagian besar standar upaya pemberantasan penyakit adalah baik sebanyak 15 Puskesmas (60 %), sebagian besar standar upaya pengobatan adalah baik sebanyak 21 Puskesmas (84 %), sebagian besar standar upaya penanganan kegawatdaruratan adalah baik sebanyak 14 Puskesmas (56 %), dan sebagian besar standar upaya pengobatan gigi dan mulut adalah baik sebanyak 16 Puskesmas (64 %) dari 25 Puskesmas. Dengan demikian, kelima standar ini sudah sesuai dengan standar puskesmas tahun 2013. Kesesuaian tersebut dapat disebabkan oleh sebagian besar puskesmas telah memenuhi parameter pada standar ini. Sebagian besar standar upaya rawat inap adalah baik sebanyak 13 Puskesmas (56,52 %) dari 23 Puskesmas rawat inap dan PONED. Dengan demikian, standar upaya rawat inap di puskesmas Kabupaten Lumajang sudah sesuai dengan standar puskesmas tahun 2013. Kesesuaian tersebut dapat disebabkan oleh sebagian besar puskesmas telah memenuhi parameter pada standar ini. Sebagian besar standar upaya kegawatdaruratan obstetri neonatologi adalah cukup dan kurang sebanyak 4 puskesmas (66,67 %) dari 6 Puskesmas PONED. Dengan demikian, standar upaya kegawatdaruratan obstetri neonatologi di puskesmas Kabupaten Lumajang belum sesuai dengan standar puskesmas tahun 9

2013. Ketidak sesuaian tersebut dapat disebabkan oleh sebagian besar puskesmas belum memenuhi parameter pada standar ini. Pemetaan Kesiapan Puskesmas dalam Program JKN Berdasarkan Standar Puskesmas Kondisi keseluruhan tiap Puskesmas di Kabupaten Lumajang tahun 2013 berdasarkan self assesment dapat dilihat dalam peta di bawah ini. Gambar 1. Peta kesiapan puskesmas berdasarkan standar puskesmas Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar kesiapan puskesmas di Kabupaten Lumajang berdasarkan standar puskesmas dalam program jaminan kesehatan nasional adalah cukup dan kurang sebanyak 19 puskesmas (76 %) dari 25 Puskesmas, dengan rincian yaitu puskesmas dengan nilai cukup sebanyak 17 Puskesmas (68 %), dan puskesmas dengan nilai kurang sebanyak 2 puskesmas (8 %). Sedangkan puskesmas dengan nilai baik sebanyak 6 puskesmas (24 %). Dengan demikian, standar puskesmas belum sesuai dengan standar puskesmas tahun 2013. Ketidak sesuaian tersebut dapat disebabkan oleh sebagian besar puskesmas belum memenuhi parameter pada standar puskesmas. 10

Kesiapan Puskesmas di Kabupaten Lumajang dalam Program JKN Berdasarkan Penilaian Akreditasi Puskesmas Adapun hasil penilaian akreditasi di Puskesmas Jatiroto Kabupaten Lumajang yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Capaian Nilai Akreditasi Puskesmas Jatiroto dan Candipuro Kabupaten Lumajang, 2014. N O BAB PUSKESMAS JATIROTO TOT SKOR SKOR MAKS E.P CAPAI AN TOT SKOR PUSKESMAS CANDIPURO SKOR MAKS E.P CAPAI AN Standar Administrasi dan Manajemen 1 BAB.I Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas 250 590 42,37% 370 590 62,71% (PPP) 2 BAB.II Kepemimpinan dan Manajemen 280 900 31,11% 335 900 37,22% Puskesmas (KMP). 3 BAB.III Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP) 35 320 10,94% 10 320 3,13% Standar Program Puskesmas 4 BAB.IV Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran 150 530 28,30% 55 530 10,38% (PPBS) 5 BAB.V KEPemimpinan dan Manajemen Program 290 1020 28,43% 160 1020 15,69% Puskesmas (KMPP). 6 BAB. VI Sasaran Kinerja dan MDGs. (SKM). 180 460 32,73% 120 460 21,82% Standar Pelayanan Medis Dasar 7 BAB.VII Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien 870 1410 61,70% 620 1410 44,29% (LKPP). 8 BAB.VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis 530 1290 41,09% 385 1290 29,62% (MPLK). 9 BAB.IX Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamantan Pasien 50 580 8,62% 5 580 0,86% (PMPK). SKOR TOTAL & SKOR MAKSIMUM E.P 2635 7100 2060 7100 CAPAIAN Puskesmas 37,11% 29,01% Sumber : Data primer terolah, 2014 11

Capaian nilai total pada standar akreditasi Puskesmas Jatiroto sebesar 37,11 %, dan Candipuro sebesar 29,01 %. Kedua puskesmas tersebut, capaian nilai masingmasing bab I, II, III sebesar < 75 %, capaian nilai masing-masing bab IV, V, VI sebesar < 60 %, dan capaian nilai masing-masing bab VII dan VIII sebesar > 20 % dan IX sebesar < 20 %. Sedangkan penilaian keputusan akreditasi yang terendah adalah Terakreditasi Dasar, dengan kriteria pencapaian nilai Bab I, II, dan III sebesar 75 %, dan Bab IV, V, VI sebesar 60 %, Bab VII, VIII, IX sebesar 20 %. Dengan demikian dari kedua puskesmas tersebut bahwa capaian nilai dari 9 bab hanya bab VII dan VIII yang memenuhi kriteria. Jadi, artinya Puskesmas Jatiroto dan Candipuro belum memenuhi kriteria untuk terakreditasi dasar. Dengan demikian, capaian nilai akreditasi Puskesmas Jatiroto dan Candipuro belum sesuai dengan ketentuan Menteri Kesehatan RI. Ketidak sesuaian tersebut disebabkan oleh sebagian besar standar akreditasi belum memenuhi kriteria. D. Simpulan Akhir Kesimpulannya bahwa kesiapan puskesmas di Kabupaten Lumajang dalam program JKN berdasarkan standar puskesmas yaitu cukup dan kurang, dan belum sesuai standar puskesmas tahun 2013; dan kesiapan puskesmas berdasarkan standar akreditasi puskesmas yaitu belum sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan karena belum memenuhi kriteria untuk terakreditasi dasar E. Kata Kunci Kata Kunci: Kesiapan Puskesmas, standar puskesmas, akreditasi puskesmas, jaminan kesehatan nasional F. Daftar Pustaka 1. Anonim, 2014. BPJS Kedodoran, Puskesmas Kewalahan!. http://kesehatan.kompasiana.com. (16 April 2014) 2. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2013. Standar Puskesmas. Surabaya : Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 3. Indonesia, 2004. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 4. Kementerian Kesehatan, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas. 12

5. Wahyuni, E., 2014. Analisis Pemetaan Puskesmas di Kabupaten Lumajang Berdasarkan Standarisasi Puskesmas Tahun 2013. Laporan Magang. Jember: FKM Universitas Jember 13