BAB I PENDAHULUAN. Menikah adalah salah satu sunnah Rasulullah yang mengandung banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. Aunur Rohim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, UII Pres, Yogyakarta, 2001, hlm. 70 2

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, Jakarta:1992, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

PERANAN BP4 DALAM PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH PADA CALON PENGANTIN DI KUA KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sangat penting dalam realita

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang. Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan sangat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB I PENDAHULUAN. agar hubungan laki-laki dan perempuan mampu menyuburkan ketentraman,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan yang lainnya untuk dapat hidup bersama, atau secara logis

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh segi kehidupan manusia misalnya mudah menimbulkan emosi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkawinan ini menjadi sebuah ikatan antara seorang laki-laki dan seorang

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera, tuntutan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan lembaga sosial bersifat universal, terdapat di semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam setiap perjalanan hidupnya, sudah pasti memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan dengan potensi hidup berpasang-pasangan, di mana

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

I. PENDAHULUAN. bagi pembangunan, sebab penduduk merupakan subjek serta objek pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keselamatan hidup dunia maupun akhirat. Dari keluarga yang. perkawinan yang sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

I. PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu dihadapkan dengan

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak bagi PUS.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang membangun sebuah bangsa. Keluarga mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan. maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Q.s. Yasin: 36).

BAB I PENDAHULUAN. hati. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur an 1

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah SWT yang pada hakikatnya sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berkembang, dimana saat ini Indonesia mengerahkan segala

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan pernikahan merupakan ikatan suci yang berdasarkan nilai-nilai

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah adalah salah satu sunnah Rasulullah yang mengandung banyak sekali manfaat bagi para pelakunya, dengan adanya perkawinan terbentuklah rumah tangga sebagai tempat memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan hidup. Ini adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah swt., sebagai jalan bagi mahluk-nya untuk berkembang biak, dan melestarikan hidupnya. 1 Dan suatu kewajiban bagi seseorang untuk menikah apabila ia sudah mampu untuk melaksanakannya. Setiap pasangan yang telah memasuki pintu gerbang kehidupan berkeluarga melalui perkawinan, tentu bertujuan membentuk sebuah keluarga bahagia, sejahtera lahir dan batin atau keluarga sakinah. Dari keluarga seperti inilah kelak akan terwujud keluarga yang rukun, damai, adil dan makmur, baik secara material maupun spiritual. Tujuan tersebut sebagaimana tersirat dalam firman Allah swt: 1 M.A. Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat : Kajian Fikih Nikah Lengkap,( Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada),2009. H 6. 1

2 Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(ar-rûm (30) :21) Hal senada juga dinyatakan dalam dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Bab 1 Pasal 1 disebutkan bahwa : Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kesadaran akan pentingnya mewujudkan keluarga sakinah merupakan cita-cita utama bagi setiap pasangan suami istri. Guna mewujudkannya, banyak upaya dan cara yang harus ditempuh oleh setiap keluarga. Begitu juga dengan pemerintah yang diberi tugas mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa, sudah semestinya turut berupaya menciptakan keluarga sakinah bagi seluruh warga Indonesia. Jika suami dan istri sama-sama menjalankan tanggung jawabnya masingmasing, maka akan terwujudlah ketentraman dan ketenangan hati sehingga sempurnalah kebahagian hidup berumah tangga. Dengan demikian, tujuan hidup berkeluarga akan terwujud sesuai dengan tuntutan agama, yaitu sakinah, mawaddah warahmah. 2 Dalam rangka membina keluarga bahagia dan sejahtera serta mengembangkan keturunan, islam memberikan pedoman kepada manusia tentang cara-cara berketurunan. 2 Ibid, H.153

3 Salah satu cara untuk mewujudkan keluarga yang sakinah adalah mengikuti program Keluarga Berencana (KB). KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. 3 KB merupakan salah satu upaya pemerintah yang dikoordinir oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kab. Tanah Laut, dengan program untuk membangun keluarga-keluarga bahagia dan sejahtera serta menjadikan keluarga yang berkualitas. 4 KB dapat dipahami juga sebagai suatu program nasional yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa. Pelaksanaan program tersebut salah satunya adalah dengan cara menganjurkan. Setiap keluarga agar mengatur dan merencanakan kelahiran anak, dengan menggunakan alat kontrasepsi modern. Sebab, dengan mengatur kelahiran anak, keluarga biasanya akan lebih mudah menyeimbangkan antara keadaan dan kebutuhan, pendapatan dan pengeluaran. Dan pada akhirnya dapat lebih mudah membentuk sebuah keluarga bahagia dan sejahtera. Bila pertumbuhan penduduk dapat ditekan, maka masalah yang dihadapi tidak seberat menghadapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Seperti yang terkandung di dalam al-qurán surah an-nisá : 9 3 Iyus Yosep. Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana. (online) http://keluargaberencanadalamislam.blogspot.com. Di akses 14-02-2012 4 Mawardi. BPPKB Gelar Rakerda KB dan Pemberdayaan Keluarga. (online) http://kalsel.bkkbn.go.id. Diakses 08-02-2012

4 Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. Ditinjau dari sudut pandang hukum Islam, Al-Qur an dan hadis sebagai pedoman hidup umat Islam, memang tidak memuat dasar hukum ber-kb atau memiliki anak yang secara terang-terangan melarangnya maupun menyuruhnya. Karena itu, masalah KB ini termasuk masalah yang pro dan kontra, sehingga tidak mengherankan jika masalah ini sukar mencapai kesepakatan dikalangan ulama, jika terjadi pro dan kontra tentang hukumnya adalah suatu kewajaran. Tetapi meskipun demikian, kebanyakan ulama muslim sejak dahulu berpendapat bahwa Islam membenarkan KB, dengan catatan ditujukan guna menegakkan kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan. Di antara sekian banyak alasan yang mendorong dilakukannya keluarga berencana, yaitu : 1. Mengkawatirkan terhadap kehidupan atau kesehatan si ibu apabila hamil atau melahirkan anak, setelah dilakukan suatu penelitian dan cheking oleh dokter yang dapat dipercaya. 2. Khawatir akan terjadinya bahaya pada urusan dunia yang kadang-kadang bisa mempersukar beribadah, sehingga menyebabkan orang mau menerima barang

5 yang haram dan mengerjakan yang terlarang, justru untuk kepentingan anakanaknya. 3. Lebih banyak untuk mendapat kesempatan, memperhatikan dan mendidik anak di samping memiliki waktu yang cukup untuk melakukan tugas-tugas sebagai ibu rumah tangga. 4. Suami tidak terlalu direpotkan oleh tuntutan biaya hidup serta biaya pendidikan anak. 5 Ketidakadaan pernyataan pasti dalam al-qurán yang mengutuk KB. Nabi sendiri tidak melarang para pengikutnya untuk melakukan azl. Tetapi yang tidak dapat dibantahkan adalah deklarasinya bahwa ulama memberikan persetujuan terhadap pelaksanaan KB. Meskipun Islam nampaknya telah memberi lampu hijau berkenaan dengan masalah ini, akan tetapi realita yang terjadi dalam masyarakat tidaklah demikian. Hal ini dapat dimaklumi karena masalah KB hanya bersifat pilihan keluarga, sehingga tidak mengherankan jika ada sebagian penduduk yang bersedia melaksanakan dan ada pula yang tidak bersedia melaksanakannya, Suksesnya suatu program dalam hal ini program Keluarga Berencana (KB), tergantung dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi dari masyarakat untuk mensukseskan program tersebut. Sehingga dalam posisi ini peran aktif masyarakat, aparat desa, Puskesmas dan KUA (Kantor urusan Agama) Desa Jorong sangatlah penting bagi kelancaran dan keberhasilan program KB dalam mewujudkan keluarga sakinah di Desa Jorong. hlm.17. 5 BP.4 Propinsi Kalimantan Selatan, Menuju Keluarga Sakinah, (Banjarmasin: t.p, 1997),

6 Jorong adalah suatu Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut, jarak tempuh dari Banjarmasin memakan waktu hampir 2 jam. Penulis merasa tertarik melakukan penelitian masalah peran Keluarga Berencana (KB) di desa Jorong ini dikarenakan kurang mengertinya mereka terhadap program KB dan ketidak pahaman mereka terhadap keluarga sakinah dengan alasan dan argumen mereka. Berbagai hal yang terjadi dan menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan sering mengakibatkan warga masyarakat kurang mampu bersikap terbuka untuk secara jujur menyatakan persepsi dan pandangannya tentang suatu program yang diselenggarakan pemerintah. Karena sering dilandasi oleh persepsi yang kurang positif maka keterlibatan yang ada sering merupakan partisipasi semu, padahal program KB yang sebenarnya bukanlah membatasi kelahiran tetapi mengatur kehamilan, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kepada si istri. Keadaan yang demikian itu bila sering terjadi maka akan berakibat kurang lancarnya kegiatan sesuai dengan rencana sehingga menyulitkan usaha pencapaian tujuan program secara utuh dan mantap. Hambatan juga dirasakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Tanah Laut (Tala) diungkapkan oleh Kepala BPPKB Kabupaten Tanah Laut Hj.Norhayati SH, jika saat ini masih kekurangan tenaga penyuluh ke pedesaan. Kondisi ini membuat sebagian besar program BPPKB tidak berjalan dengan lancar. Kurangnya tenaga penyuluh juga sangat mempengaruhi program

7 KB di pedesaan, pasalnya hingga saat ini masih banyak pasangan suami istri yang enggan mengikuti program KB. 6 6 Mawardi. Op.cit. Diakses 08-02-2012

8 Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dan dengan ini penulis memilih judul Peran Serta Masyarakat Pada Program Keluarga Berencana Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Desa Jorong Kab. Tanah-Laut B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka perlu dipertegas kembali rumusan pokok masalah yang akan diteliti. 1. Bagaimana peran serta masyarakat Desa Jorong pada program Keluarga Berencana dalam mewujudkan keluarga sakinah? 2. Faktor apa yang mempengaruhi masyarakat Desa Jorong mengikuti program Keluarga Berencana? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peran serta Masyarakat desa Jorong pada Keluarga Berencana dalam mewujudkan keluarga sakinah. 2. Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang menyebabkan Masyarakat desa Jorong mengikuti program Keluarga Berencana. D. Signifikasi penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai ; 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif dalam upaya membentuk keluarga sakinah bagi masyarakat.

9 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran terhadaap ilmu pengetahuan, khususnya dalam masalah program Keluarga Berencana (KB) dalam pembentukan keluarga sakinah. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada BPPKB Kabupaten Tanah Laut untuk memaksimalkan peranannya dalam upaya membentuk masyarakat agar bisa ikut berpartisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB). 4. Hasil penelitian ini diharapkan nantinya sebagai bahan informasi ilmiah bagi penelitian selanjutnya. 5. Sebagai bahan pustaka perpustakaan Fakultas Syariah pada khususnya dan perpustakaan IAIN pada umumnya. E. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan terlalu luas, maka penulis memandang perlu untuk memberikan batasan istilah agar para pembaca mengetahui dan memahami maksud dan sasaran yang menjadi pembahasan, yakni sebagai berikut: 1. Peran Serta merupakan keikutsertaan dalam kegiatan Program Keluarga Berencana. 2. Masyarakat di sini adalah satu kesatuan sosial terkecil dalam tali perkawinan yang sah yang terdiri dari suami dan istri. 3. Program Keluarga Berencana atau di singkat KB di sini adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan.

10 4. Keluarga Sakinah yang menjadi batasan penulis adalah keluarga yang termasuk dalam kategori keluarga sakinah II, keluarga Sakinah III dan keluarga sakinah III Plus, sesuai dengan yang termuat di dalam buku petunjuk teknis pembinaan keluarga sakinah yang diterbitkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia tahun 2005. 5. Desa Jorong kabupaten Tanah Laut adalah suatu daerah terbesar dikawasan Tanah Laut dengan Luas 628,00 km².yang didiami oleh sebagian besar masyarakat asli suku banjar, serta perpaduan suku Jawa dan Bugis. F. Kajian Pustaka Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan penulis terdapat hasil penelitian yang ditemukan, yaitu: Skripsi Sri Mustanginah dari UIN Kali Jaga Yogyakarta yang berjudul Peran Keluarga Berencana Dalam Pembentukan Keluarga Sakinah (Studi Terhadap Pelaksanaan Keluarga Berencana Di Desa Prasutan Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2006). Tulisan ini menitik beratkan peran dari program KB yang dilaksanakan oleh BKKBN, juga hasil dari pelaksanaan KB atau perencanaan kelahiran anak bagi keluarga, apakah lebih mampu membentuk kaluarga sakinah, ataukah justru terdapat unsurunsur lain yang lebih mampu mewujudkannya. Dengan demikian penyusunan skripsi ini secara subtantif jelas berbeda. Dimana fokus kajian Penulis adalah melihat dari peran serta masyarakat dalam program KB guna mewujudkan

11 keluarga sakinah dan hanya menyertakan masyarakat yang mengikuti program KB dan mempunyai batasan di kriteria keluarga sakinah. G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah mencari laporan penelitian ini perlu adanya sistematika penulisan. Skripsi ini terbagi dalam empat bab yang tersusun secara sistematis, tiap-tiap bab memuat pembahasan yang berbeda-beda, tetapi merupakan satu-kesatuan yang saling berhubungan, secara sistematika penulisan skripsi ini berisikan bab adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, batasan masalah (definisi operasional) dan sistematika penulisan. BAB II : Berisi tentang landasan teori dan dalam hal ini dibahas tentang tinjauan tentang keluarga berencana dan tinjauan tentang keluarga sakinah. BAB III : Metode penelitian merupakan metode yang dipergunakan untuk menggali data yang diperlukan yang terdiri dari jenis, sifat dan lokasi penelitian, subyek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data serta prosedur penelitian. BAB IV : merupakan bab yang berisikan laporan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, dan data masyarakat yang mengikuti program KB maupun yang tidak mengikuti program Keluarga

12 Berencana, pendidikan, pekerjaan, dan pembahasan hasil penelitian, yang terdiri dari peran serta masyarakat desa Jorong tentang program Keluarga Berencana, sikap masyarakat tantang Keluarga Berencana, faktor yang mempengaruhi pandangan masyarakat tentang program Keluarga Berencana serta pengaruh peran serta masyarakat terhadap program Keluarga Berencana. BAB V : Pada bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran terhadap hasil analisis dan pembahasan, serta saran dari penulis.