Oleh: Hafidz Abdurrahman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Oleh: KH Hafidz Abdurrahman

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :

BAB IV ANALISIS STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEDOFILIA

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Islam memiliki tatanan sosial yang paripurna untuk menjaga seluruh lapisan masyarakat.

BAB V PENUTUP. dalam buku At Tarbiyah al jinsiyyah lil athfal wa al balighin maka dapat. 1. Konsep pendidikan seks dalam islam

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Apakah Kawin Kontrak Itu?

{mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak

Oleh: Hafidz Abdurrahman

BAB I PENDAHULUAN. cara berpakaian, tutur kata, gaya berjalan sampai penampilan fisik. Bahkan

Assalamu alaikum wr. wb.

ISLAM SANGAT MEMPERHATIKAN PENDIDIKAN Drs.H.Dedeng Rasyidin, M.A

ANTARA PRIA DAN WANITA

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

BAB IV ANALISA. dalam jenis paguyuban atau gemeinschaft, tepatnya paguyuban karena solidaritas.

BAB II PENGATURAN TENTANG ZINA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka Penulis berkesimpulan sebagai berikut: Seksual Terhadap Anak dalam Hukum Pidana Indonesia

HOMOSEKSUAL, GAY, DAN LESBIAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN. 1 Oleh: Dr. Faizah Ali Syobromalisi, MA.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Saat ini masyarakat mengalami depresi sosial skala tinggi. Depresi ini lahir karena tidak ada pegangan hidup.

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

No berbangsa, yang salah satunya disebabkan oleh meningkatnya tindakan asusila, pencabulan, prostitusi, dan media pornografi, sehingga diperlu

KOSEP FITRAH DALAM ISLAM Oleh: Saepul Anwar

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB IV KOMPARASI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF MENGENAI SANKSI PROSTITUSI ONLINE. A. Persamaan Sanksi Prostitusi Online Menurut Hukum Positif dan

BAB IV HASIL ANALISIS PERKAWINAN SESAMA JENIS BERDASARKAN HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM. A. Faktor Faktor Penyebab Perkawinan Sesama Jenis

Bab 32 Nasehatnya Imam kepada Wanita dan Pengajarannya kepada Wanita. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (QS. An Nisaa (4) : 34).

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan

E-Book 8. Pendidika Seks Pada Anak Ustadzah Nunung Bintari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Syariat Adalah Amanah

PERBEDAAN TINDAK PIDANA HOMOSEKSUAL DALAM PERUMUSAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) DAN QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM JINAYAT

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam itu menyangkut seluruh aspek kepentingan manusia. Aspekaspek

BAB III PEMAAFAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM KEADAAN MABUK. A. Alasan Obyektif Pemaafan bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan

Harus ada perombakan sistem hukum secara total termasuk pelaksana-pelaksana hukumnya. Sistemnya harus diganti dengan sistem Islam.

Oleh: Hafidz Abdurrahman

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN

HUKUM ISLAM Agama islam bersumber dari Al-Qur an yang memuat wahyu Allah, dan Al Hadist yang memuat sunnah rasulullah. Unsur utama ajaran agama islam


ANAK KITA MASA DEPAN DUNIA DAN AKHIRAT. Nur Rochmah K.

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan

Liberalisme Hakikatnya Mengajak Orang Tak Beragama

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Haramnya incest adalah abadi karena hubungan darah bersifat abadi,

BAHAYA LGBT DAN ANTISIPASINYA OLEH: DUSKI SAMAD. Ketua MUI Kota Padang

PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan yang buruk, yang akan membimbing, dan mengarahkan. jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.

Pendidikan Agama Islam

Munakahat ZULKIFLI, MA

Rokhmat S Labib, Ketua DPP HTI

Kitab Tentang Sumpah (Qosamah), Kelompok Penyamun, Kisas Dan Diyat 1. Qasamah (sumpah)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGAJIAN PENCERAH LAZISMU & MAJELIS TABLIGH PDM SURABAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGIKUTI HAWA NAFSU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dirasah Hadis edisi 11: Menggagas Ukhuwah Nisaiyah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

PANDANGAN ISLAM TENTANG HAK KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI. Oleh: Duski Samad. Ketua MUI Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS TENTANG PENYATUAN PENAHANAN ANAK DENGAN DEWASA MENURUT FIKIH JINAYAH DAN UU NO. 23 TAHUN 2002

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

" Katakanlah : Itu dari (kesalahan) kalian sendiri" [Ali Imran : 165]

ROSYANA ARUM KUSUMA DEWI F

Khutbah Jum'at. Keutamaan Bulan Sya'ban. Bersama Dakwah 1

KODE ETIK MAHASISWA STIKOM DINAMIKA BANGSA

Dirasah Hadis Edisi 8: Hadits-hadits incest dan perkosaan, Pendampingan yang belum tuntas

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PORNOGRAFI

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Rukun wakalah ada tiga: pertama, dua pihak yang berakad yaitu pihak yang mewakilkan (al-mu wakkil ) dan pihak yang mewakili ( alwakîl

Oleh: Hafidz Abdurrahman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

BAB V PENUTUP. dapat dijerat dengan pasal-pasal : (1) Pasal 285 Kitab Undang-undang Hukum

KOMUNIKASI PENDIDIKAN EFEKTIP DALAM KELUARGA. Dedeng Rosyidin. itu anak jangan diganti agama tauhidnya dengan agama tauhid lain.

Peraturan Rektor. Nomor : 01 Tahun Tentang. Peraturan Disiplin Mahasiswa

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Sanksi pemidanaan tindak pidana perzinaan dalam putusan Kasasi dari Pengadilan Tinggi Surabaya dan Pengadilan Negeri Bangkalan

2. Barang siapa bersumpah dengan Laata dan Uzzaa, maka hendaknya dia segera mengucapkan "laa ilaaha illallah"

BAB III ANALISIS. hukum positif dan hukum Islam, dalam bab ini akan dianalisis pandangan dari kedua

Transkripsi:

Oleh: Hafidz Abdurrahman Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan fitrah yang melekat di dalam dirinya. Dengan bekal potensi kehidupan (thaqah hayawiyah), seperti kebutuhan jasmani dan naluri, manusia terdorong untuk melakukan perbuatan. Dalam hal ini, potensi kehidupan manusia sama dengan makhluk hidup yang lain. Namun, karena manusia diberi potensi kemanusiaan ( thaqah insaniyyah ), yang tidak diberikan kepada yang lain, yaitu akal, maka perbuatan manusia memiliki perbedaan dengan makhluk hidup yang lain. Perilaku seks adalah manifestasi dari naluri seksual yang dimiliki oleh makhluk hidup, termasuk manusia. Masing-masing telah diciptakan oleh Allah berpasang-pasangan, pria dengan wanita, atau jantan dengan betina. Tidak hanya itu, masing-masing juga diberi alat dengan pasangannya. Itu alami, dan normal. Di sinilah, bedanya manusia dengan hewan. Hewan, misalnya, secara konvensional akan memenuhi kebutuhan seksualnya dengan lawan jenisnya. Itu pun dengan pasangan alatnya. Namun, tidak dengan manusia. Selain bisa melakukan pemenuhan kebutuhan seksnya dengan cara yang salah (khathi ), seperti berzina, manusia juga bisa melakukan pemenuhan kebutuhan dengan cara menyimpang ( syadz), seperti dengan sesama jenis, sodomi, atau sejenisnya. Perilaku yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh hewan. Mengapa manusia bisa melakukannya, sementara hewan tidak? Karena nafsu dan akalnya. Dengan akalnya, manusia bisa berfantasi yang tidak bisa dilakukan oleh hewan. Hasil fantasi itu mendorongnya untuk melakukan trial and error. Itulah manusia. 1 / 6

Karena itu, perilaku ini sebenarnya bukan saja salah (khatha ), dan menyimpang (syadz), tetapi juga menyalahi fitrah. Fitrah yang Allah tetapkan pada diri manusia. Mencegah Penyimpangan Perilaku Karena penyimpangan perilaku seks ini bukan fitrah, maka penyimpangan ini sebenarnya bisa dicegah dan diatasi. Caranya bagaimana? Maka, bisa dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu secara individu, masyarakat dan negara. Secara individu, masing-masing individu dengan fitrahnya masing-masing, pria atau wanita, jelas mempunyai perbedaan. Sejak dini, masing-masing individu ini harus dididik dan dibiasakan, sesuai dengan kodratnya. Dalam hal ini, selain pribadi, keluarga juga harus memastikan semuanya ini berjalan sebagaimana mestinya. Misalnya, anak laki-laki, harus dibiasakan memakai pakaian, mulai dari baju, celanan hingga sandal atau sepatu, yang memang untuk laki-laki. Tidak boleh anak laki-laki memakai baju, celana hingga sandal atau sepatu perempuan. Begitu juga sebaliknya. 2 / 6

Bahasa tubuh (body language), lisan dan isyarat pun harus dibentuk dan dididik sebagaimana kodratnya. Dengan begitu, gaya bahasa, tutur kata dan perilakunya akan terbentuk sebagaimana kodrat masing-masing. Inilah kesadaran yang harus dimiliki oleh orang tua dan keluarga dalam mendidik anak-anaknya, agar tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Mereka juga harus memastikan, bahwa anaknya tidak tumbuh dan berkembang dengan perkembangan yang menyimpang. Islam juga menetapkan larangan anak laki-laki tidur sekamar dengan anak perempuan. Tempat tidur mereka juga harus dipisahkan, tidak hanya perempuan dengan laki-laki, tetapi perempuan dengan perempuan, anak laki-laki dengan anak laki-laki juga wajib dipisah. Meski sesama anak laki-laki, mereka tidak boleh tidur berdua dalam satu ranjang, atau dua ranjang yang terpisah dalam satu selimut. Demikian juga anak perempuan. Islam juga tidak melarang, anak laki-laki tidur sendiri dalam satu kamar. Jadi, anak laki-laki, setidaknya tidur berdua dalam satu kamar, dengan dua ranjang yang terpisah. Begitu juga dengan anak perempuanya. Semuanya ini untuk mencegah terjadinya penyimpangan perilaku sejak dini. Ini tindakan pribadi dan keluarga. Pada tataran masyarakat, pemikiran, perasaan dan sistem Islam yang diterapkan di tengah masyarakat juga mempunyai andil yang besar dalam mempengaruhi dan membentuk perilaku individu. Demikian juga negara, sebagai entitas yang menerapkan sekumpulan pemahaman (mafahim), standarisasi (maqayis) dan keyakinan (qana at ) yang diterima oleh masyarakat mempunyai andil yang besar. Karena negaralah satu-satunya institusi yang menerapkan, menjaga dan mengemban pemikiran, perasaan dan sistem Islam tadi. 3 / 6

Melalui masyarakat, pencegahan bisa dilakukan, jika tampak ada penyimpangan perilaku melalui amar makruf dan nahi munkar. Melalui negara, pencegahan juga bisa dilakukan, selain melalui aparat hisbah, juga sanksi, khususnya bagi orang lain yang belum melakukan penyimpangan. Sanksi bagi Perilaku yang Menyimpang Sanksi ini bergantung pada jenis penyimpangan perilakunya. Antara lain, bisa diuraikan sebagai berikut: 1- Siapa saja yang berusaha melakukan liwath dengan laki-laki, tetapi tidak tidak terjadi karena ada kendala, yang seandainya kendala itu tidak ada pasti dia melakukan perbuatan bejat tersebut, maka dia dipenjara selama 3 tahun, dicambuk dan diasingkan. Adapun korbannya adalah orang yang berada di bawah kewenangannya, apakah pembantu, pegawai, murid, atau yang lain, jika sama-sama mau melakukan perbuatan bejat tadi tanpa paksaan, maka dia juga dijatuhi hukuman yang sama. 2- Siapa saja yang mendorong, merangsang atau memprovokasi satu orang atau lebih, baik laki-laki maupun perempuan, untuk melakukan tindakan asusila, memfasilitasi, atau membantu melakukannya, maka dia dipenjara selama 2 tahun. 3- Siapa saja yang memfasilitasi orang lain melakukan sodomi, dengan sarana apapun, serta dengan cara apapun, maka dia dipenjara selama 5 tahun dan dicambuk. 4 / 6

4- Siapa saja yang berhubungan badan dengan binatang, maka dipenjara selama 5 tahun, dicambuk dan diasingkan. 5- Siapa saja yang memakai pakaian, atau bertingkah laku yang menyimpang, atau merusak akhlak, jika tidak dicegah, maka akan dipenjara selama 1 tahun. Semuanya ini termasuk dalam kategori ta zir, karena belum sampai pada tindakan liwath (sodomi)-nya itu sendiri. Jika telah sampai pada tindakan sodomi, dengan kata lain, sampai benar-benar dilakukan, maka hukumannya bukan lagi ta zir, tetapi hudud. Karena tindakan ini sanksinya dengan tegas dinyatakan dalam nash hadits. Nabi saw. bersabda: Siapa saja yang kalian temukan melakukan perbuatan kaumnya Nabi Luth, maka bunuhlah pelaku dan yang diajak melakukannya. (H.r. Khamsah, kecuali an-nasa i) Hanya saja, para sahabat berbeda pendapat tentang teknik yang digunakan untuk membunuhnya. Ali bin Abi Thalib menyatakan dibunuh dengan dirajam (H.r. al-baihaqi). Dalam riwayat yang lain, bukan hanya dirajam, tetapi juga dibakar. Sedangkan Ibn Abbas, murid Ali, menyatakan pelakunya dibunuh dengan cara dilempar dari atas bangunan, lalu ditumbuk dengan batu (H.r. al-baihaqi). 5 / 6

Begitulah cara Islam mengatasi masalah penyimpangan tingkah laku ini. Dengan cara seperti ini, maka penyimpangan tersebut bukan saja bisa diatasi, tetapi juga dicegah sejak dini. Karena itu, kasus-kasus seperti sangat langka dalam sejarah Khilafah. Berbeda dengan sistem sekular saat ini. Wallahu a lam.[] 6 / 6