Peningkatan Efek,vitas Perjalanan Dinas: Memahami Semangat Peraturan Perundangan

dokumen-dokumen yang mirip
Anggaran, Penatausahaan SPPD, dan Efisiensi Belanja Daerah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP. Disusun Oleh : BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

1 of 10 21/12/ :40

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

SELINTAS TENTANG PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT/PEGAWAI NEGERI YANG MENGIKUTI DIKLAT

PERJALANAN DINAS DASAR HUKUM UMUM. 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 Tentang Standar Perjalanan Dinas Jabatan

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 97/PMK.05/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan dalam

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PMK Nomor 113/PMK.05/2012)

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI

- 1 - PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR MALUKU. PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 10.a TAHUN 2015

BUPATI LAMONGAN BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DIPERBANYAK OLEH :

TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP WALIKOTA SURABAYA,

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Perj

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 64/PMK.05/2011 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PERJALANAN DINAS A. KETENTUAN UMUM

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2016

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

2015, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 17 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BAB II KERANGKA TEORI. A. Tinjauan Pustaka

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI KERINCI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.05/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERJALANAN DINAS. A. Pendahuluan

2017, No Dinas Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2015

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 97/PMK.05/2010 TENTANG

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2017

DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

PENGGUNAAN AKUN BELANJA PERJALANAN DINAS UNTUK KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA

CATATAN SPI Subtitle

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

Pengujian Dokumen Persyaratan Administrasi Belanja Non Pegawai

Transkripsi:

Peningkatan Efek,vitas Perjalanan Dinas: Memahami Semangat Peraturan Perundangan Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP www.kumoro.staff.ugm.ac.id kumoro@ugm.ac.id Bimtek Perjalanan Dinas Jogja, 24 November 2014

Dari APBN ke APBD Desentralisasi Fiskal telah mengalihkan sebagian sumber dana publik dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah. Apakah ini sudah efekef? 2010 2000

Beberapa Fakta Gg Perjalanan Dinas BPK: pd Semester 1 th 2012 terdapat penyimpangan perjalanan dinas di pusat dan daerah sebanyak 259 kasus (senilai Rp 77 miliar) à FikEf: 86 kasus (Rp 40 miliar); Ganda & melebihi standar: 173 kasus (Rp 36,87 miliar). Dlm sistem akuntansi pemerintahan skrng ini biaya perjalanan dinas Edak masuk mata anggaran sendiri (menyelinap dlm belanja barang) à kontrol lemah. Pemecahan: masukkan perjalanan dinas ke mata anggaran tersendiri, pengembalian biaya Edak menimbulkan efek jera à mark- up perlu delik korupsi (?)

APBD Kabupaten Tana Toraja Th 2014 Uraian Jumlah (jutaan rupiah) % Total Belanja APBD Total Pendapatan 722,887 95.65 Pendapatan Asli Daerah 36,540 4.84 Dana Perimbangan 559,985 74.10 Pajak Daerah 2,398 0.32 Retribusi Daerah 27,641 3.66 Lain-lain Pendapatan 4,806 0.64 Total Belanja 755,737 100.00 Belanja Tidak Langsung 417,573 55.25 Belanja pegawai 392,095 51.88 Hibah 3,569 0.47 Bantuan sosial 2,893 0.38 Bantuan keuangan 11,320 1.50 Belanja tidak terduga 5,500 0.73 Belanja Langsung 338,164 44.75 Belanja pegawai 29,943 3.96 Belanja barang & jasa 117,838 15.59 Belanja modal 190,382 25.19 Pembiayaan Daerah 32,850 4.35 SiLPA 36,545 4.84 Pengeluaran 3,695 0.49 Defisit (32,850) -4.35

APBD 2014 Kab Aceh Barat Daya Uraian Jumlah (jutaan rupiah) % Total Belanja APBD Total Pendapatan 719,997 92.64 6.33 Pendapatan Asli Daerah 49,230 Dana Perimbangan 493,557 63.51 Pajak Daerah 6,871 0.88 Retribusi Daerah 12,800 1.65 Lain-lain Pendapatan 28,559 3.67 Total Belanja 777,191 100.00 Belanja Tidak Langsung 338,578 43.56 Belanja pegawai 309,807 39.86 Hibah 1,480 0.19 Bantuan sosial 11,300 1.45 Bantuan keuangan 13,991 1.80 Belanja tidak terduga 2,000 0.26 Belanja Langsung 438,613 56.44 Belanja pegawai 62,573 8.05 Belanja barang & jasa 191,363 24.62 Belanja modal 184,677 23.76 Pembiayaan Daerah 57,194 7.36 SiLPA 57,194 7.36 Pengeluaran - 0.00 Defisit (57,194) -7.36

Daerah dengan Belanja Pegawai Sangat Besar Tahun 2010 1. Kota Tasikmalaya: 70% 2. Kab Klaten: 70% 3. Kota Bitung: 70% 4. Kota Padangsidempuan: 70% 5. Kab Sragen: 70% 6. Kab Purworejo: 70% 7. Kab Pemalang: 70% 8. Kab Kulonprogo: 71% 9. Kab Bantul: 71% 10. Kab Kuningan: 71% 11. Kota Palu: 71% 12. Kab Simalungun: 72% 13. Kab Agam: 72% 14. Kota Ambon: 73% 15. Kab Karanganyar: 75% 16. Kab Lumajang: 83% Sumber: DJPK Kemkeu, 2011 Fitra, 2011.

Apa Yang Diharapkan dari Pemda? 1. Penajaman prioritas belanja modal pada APBD à pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, infrastruktur). 2. Meningkatkan daya- serap anggaran untuk kepenengan pelayanan dasar. 3. Mendorong perumusan program yg langsung bermanfaat bagi rakyat (subsidi, pemberdayaan, peningkatan kemampuan wirausaha, dsb). 4. Meningkatkan kinerja SKPD di sektor- sektor pelayanan publik.

Peraturan Gg Perjalanan Dinas 1. Permenkeu No.113/PMK.05/2012 Gg Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap 2. Permenkeu No.55/PMK.05/2014 Gg Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap 3. Permendagri No.11/2011 Gg Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan Serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 4. Permendagri No.37/2014 Gg Penyusunan APBD 2015 5. Perdirjen Perbendaharaan No.22/PB/2013 Gg Pedoman Teknis Perjalanan Dinas. 8

Biaya Perjalanan Dinas (Permenkeu No.55/2014) 1. Golongan A, untuk Menteri, Ketua dan Wakil Ketua Lembaga Tinggi Negara, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh/Kepala Perwakilan, dan pejabat negara lainnya yang setara termasuk Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan Pimpinan Lembaga lain yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang- undangan, Anggota Lembaga Tinggi Negara, Pejabat Eselon I, dan pejabat lainnya yang setara; 2. Golongan B, untuk Duta Besar, Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/c ke atas, Pejabat Eselon II, Perwira Tinggi TNI/Polri, utusan khusus Presiden (special envoy), dan pejabat lainnya yang setara; 3. Golongan C, untuk Pegawai Negeri Sipil Golongan III/c sampai dengan Golongan IV/b dan Perwira Menengah TNI/Polri; dan 4. Golongan D, Pegawai Negeri Sipil dan anggota TNI/Polri selain yang dimaksud pada Golongan B dan Golongan C; 9

PMK No.37/2012 (ps.3) Prinsip Perjalanan Dinas 1. Selek,f: hanya untuk kepenengan yang sangat Enggi dan prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan; 2. Ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja Kementerian Negara/Lembaga; 3. Efisiensi penggunaan belanja negara; dan 4. Akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan Perjalanan Dinas dan pembebanan biaya Perjalanan Dinas

Jenis Perjalanan Dinas (PMK 37/2012 ps.5) 1. Pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan; 2. Rapat, seminar, dan sejenisnya; 3. Pengumandahan (Detasering) atau penugasan sementara waktu; 4. Ujian dinas/ujian jabatan; 5. Pemeriksaan kesehatan ke dokter yg ditunjuk kepentingan jabatan 6. Pengobatan karena cedera pada waktu/karena melakukan tugas; 7. Pengobatan pengobatan berdasarkan keputusan Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri; 8. Mengikuti pendidikan setara Diploma/S1/S2/S3; 9. Mengikuti pendidikan dan pelatihan; 10. Menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah Pejabat Negara/Pegawai Negeri yang meninggal dunia dalam melakukan Perjalanan Dinas; atau 11. Menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah Pejabat Negara/Pegawai Negeri yang meninggal dunia dari Tempat Kedudukan yang terakhir ke Kota tempat pemakaman.

Biaya Perjalanan Dinas PMK 37/2012 ps.8 1. Uang harian (makan, transpor lokal, uang saku); 2. Transpor (biaya Eket, retribusi); 3. Penginapan (hotel sesuai Standar Biaya, lumpsum); 4. Uang representasi; 5. Sewa kendaraan dalam Kota; 6. Biaya menjemput/mengantar jenazah.

Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas PMK 37/2012 ps.34 ayat 2 1. Surat Tugas yang sah dari atasan Pelaksana SPD; 2. SPD yang telah ditandatangani oleh PPK dan pejabat di tempat pelaksanaan Perjalanan Dinas atau pihak terkait yang menjadi Tempat Tujuan Perjalanan Dinas; 3. Tiket pesawat, boarding pass, airport tax, retribusi, dan buke pembayaran moda transportasi lainnya; 4. Daear Pengeluaran Riil sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX dari PMK; 5. BukE pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam Kota berupa kuitansi atau buke pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang bergerak di bidang jasa penyewaan kendaraan; 6. BukE pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya.

Pasal 35 1. PPK melakukan Perhitungan Rampung seluruh buke pengeluaran biaya Perjalanan Dinas dan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran. 2. PPK berwenang untuk menilai kesesuaian dan kewajaran atas biaya- biaya yang tercantum dalam daear pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34. 3. PPK mengesahkan buk, pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan kepada Bendahara Pengeluaran sebagai pertanggungjawaban UP atau buke pengesahan Surat Permintaan Membayar/Surat Permintaan Pencairan Dana (SPM/ SP2D) LS Perjalanan Dinas.

Pasal 36 Pihak- pihak yang melakukan pemalsuan dokumen, menaikkan dari harga sebenarnya (mark up), dan/atau Perjalanan Dinas rangkap (dua kali atau lebih) dalam pertanggungjawaban Perjalanan Dinas yang berakibat kerugian yang diderita oleh negara, bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh Endakan yang dilakukan.

Permendagri No. 37/2012 Ttg Penyusunan APBD 2013 Lampiran (buer 15) Dalam rangka memenuhi kaidah- kaidah pengelolaan keuangan daerah, pemerintah daerah secara bertahap meningkatkan akuntabilitas penggunaan belanja perjalanan dinas melalui penerapan penganggaran dan pelaksanaan perjalanan dinas berdasarkan prinsip kebutuhan nyata (at cost) sekurang- kurangnya untuk pertanggung- jawaban biaya transport dan menghindari adanya penganggaran yang bersifat paket. Standar satuan harga perjalanan dinas ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

Biaya Perjalanan Dinas (Permendagri No.37/2014) 1. Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan biaya riil. Komponen sewa kendaraan hanya diberikan untuk Gubernur/Wakil Gubernur, BupaE/Wakil BupaE, Walikota/Wakil Walikota dan Pimpinan DPRD Provinsi; 2. Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil; 3. Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil; Dalam hal pelaksana perjalanan dinas Edak menggunakan fasilitas hotel atau tempat penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan diberikan biaya penginapan sebesar 30% (Ega puluh persen) dari tarif hotel di kota tempat tujuan sesuai dengan Engkatan pelaksana perjalanan dinas dan dibayarkan secara lumpsum. 4. Uang harian dan uang representasi dibayarkan secara lumpsum.

Tujuan Perjalanan Dinas ke LN (Ps 2. ayat 2 Permendagri No.11/2011) 1. Kerjasama Pemda dg pihak LN 2. Pendidikan dan pelaehan 3. Studi banding 4. Seminar/lokakarya/konferensi 5. Promosi potensi daerah 6. Kunjungan persahabatan/kebudayaan 7. Pertemuan internasional 8. Penandatanganan perjanjian internasional.

Tujuan Perjalanan Dinas ke LN (Ps 2. ayat 2 Permendagri No.11/2011) 1. Kerjasama Pemda dg pihak LN 2. Pendidikan dan pelaehan 3. Studi banding 4. Seminar/lokakarya/konferensi 5. Promosi potensi daerah 6. Kunjungan persahabatan/kebudayaan 7. Pertemuan internasional 8. Penandatanganan perjanjian internasional.

Ketentuan Gg Perjalanan Dinas ke LN Ayat 3: Perjalanan dinas ke LN dilakukan dg sangat selekef untuk kepenengan yg sangat Enggi dan prioritas untuk peningkatan hubungan kerjasama LN. Ayat 4: Perjalanan dinas ke LN jika tugas di DN Edak ada yg mendesak. Ayat 6: Hasil- hasil perjalanan dinas ke LN secara konkrit dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kinerja Pemda dan kepenengan daerah.

Dokumen Administrasi Perjalanan Dinas ke LN 1. Surat izin pemerintah 2. Paspor dinas (service passport) 3. Exit permit 4. Visa 5. Kerangka Acuan Kerja (KAK) 6. Surat undangan. 21

Permohonan Perjalanan Dinas ke LN a. Nama & jabatan b. NIP bagi pegawai negeri sipil c. Tujuan kegiatan d. Manfaat e. Kota / Negara yang dituju f. Agenda g. Waktu pelaksanaan h. Sumber pembiayaan. 22

Jalur Permohonan Melalui sekwan, romb. DPRD mengajukan permohonan perjalanan dinas ke LN Bupati mengajukan permohonan kepada Sekjen Kemdagri melalui Gubernur Permohonan diterima Mendagri paling lambat 14 hari sebelum keberangkatan Menteri menyetujui/ menolak permohonan dimaksud Mendagri menandatangani rekomendasi perjalanan dinas ke LN

Rombongan Perjalanan ke LN Ps. 14 (1): Perjalanan dinas ke LN yg dilakukan secara berombongan dilakukan paling banyak 5 (lima) orang termasuk pimpinan Ps. 14 (2) bisa lebih dari 5 orang, jika perjalanan untuk maksud: Pendidikan dan pelaehan Perundingan dlm rangka kerjasama dg pihak LN Delegasi kesenian dlm rangka promosi potensi daerah.

Kewajiban Melaporkan Hasil Ps. 18 (1): Pejabat/peg yg telah melakukan perjalanan wajib membuat laporan tertulis hasil perjalanan ke LN Ps. 18 (3): Laporan ditujukan kepada Mendagri Ps. 18 (4): Laporan disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah selesai melakukan perjalanan dinas.

Evaluasi Perjalanan Dinas ke LN v Perjalanan dinas hanya dilakukan untuk hal- hal yg mendesak, keeka Edak ada tugas peneng lain di dalam negeri. v Misi perjalanan untuk memperoleh informasi dilakukan hanya jika Edak ada sumber info lain yg tersedia (website, kontak lewat media, tele- conference, tsb). v Perjalanan dinas hendaknya dilakukan benar- benar untuk kepenengan rakyat di daerah (agenda perjalanan akan menentukan kualitas perjalanan tsb). v Pelaporan hasil perjalanan wajib dibuat secara tertulis dan bertanggungjawab. v Manfaat dari perjalanan bagi daerah hendaknya bersifat konkrit dan terbuke secara objekef.

TERIMA KASIH