PENGARUH KARBURASI DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN TERHADAP MICRO STRUKTUR BAJA KARBON

dokumen-dokumen yang mirip
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

PENGARUH TINGKAT KEKERASAN DAN KEDALAMAN DIFUSI KARBON PADA BAJA ST 42 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN :

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

PENGARUH MULTIPLE QUECHING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA ASSAB 760

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

II. TINJAUAN PUSTAKA

07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA

PENGARUH KARBURISASI PADAT DENGAN KATALISATOR CANGKANG KERANG DARAH (CaCO2) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KEASUHAN BAJA St 37

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Sistem Besi-Karbon. Sistem Besi-Karbon 19/03/2015. Sistem Besi-Karbon. Nurun Nayiroh, M.Si. DIAGRAM FASA BESI BESI CARBIDA (Fe Fe 3 C)

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FERIT, PERLIT, SEMENTIT, MARTENSIT, DAN BAINIT

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT

PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

ANALISA PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA AISI 1050 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN MINYAK PELUMAS SAE 40 PADA PROSES QUENCHING DAN TEMPERING TERHADAP KETANGGUHAN BAJA KARBON RENDAH

PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penambahan karbon yang disebut carburizing atau karburasi, dilakukan dengan

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

PENGARUH MULTIPLE QUECHING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA ASSAB 760

Pengaruh Variasi Media Quenching Air, Oli, dan Angin Kompresor Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada Baja AISI 1045

BAB I PENDAHULUAN. pisau egrek masalah yang sering dijumpai yaitu umur yang singkat yang. mengakibatkan cepat patah dan mata pisau yang cepat habis.

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

PENGARUH TYPE PENGERASAN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, KEDALAMAN DIFUSI DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON RENDAH (MILD STEEL) YANG TELAH DIKARBURISASI

Oleh : Hafni. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang. Abstrak

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

MODUL 9 PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING TERHADAP STRUKTURMIKRO BAJA MANGAN HADFIELD AISI 3401 PT SEMEN GRESIK

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

LAPORAN PRESENTASI TENTANG DIAGRAM TTT. Oleh: RICKY RISMAWAN : DADAN SYAEHUDIN :022834

PENGARUH TEMPERING PADA BAJA St 37 YANG MENGALAMI KARBURASI DENGAN BAHAN PADAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

SIDIK GUNRATMONO NIM : D

09: DIAGRAM TTT DAN CCT

Perlakuan panas (Heat Treatment)

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VISKOSITAS OLI SEBAGAI CAIRAN PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIS PADA PROSES QUENCHING BAJA ST 60

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH AKIBAT PENGARUH PROSES PENGARBONAN DARI ARANG KAYU JATI

Studi Komparasi Pengaruh Holding Time. Pada Proses Carburizing Steering Gear

Pengaruh Lama Pemanasan, Pendinginan secara Cepat, dan Tempering 600 o C terhadap Sifat Ketangguhan pada Baja Pegas Daun AISI No.

STUDI PEMBUATAN BESI COR MAMPU TEMPA UNTUK PRODUK SAMBUNGAN PIPA

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

BAB VI TRANSFORMASI FASE PADA LOGAM

UJI KEKERASAN BAJA KONSTRUKSI ST-42 PADA PROSES HEAT TREATMENT

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

ANALISIS SIMULASI UJI IMPAK BAJA KARBON SEDANG (AISI 1045) dan BAJA KARBON TINGGI (AISI D2) HASIL PERLAKUAN PANAS. R. Bagus Suryasa Majanasastra 1)

STUDI PENINGKATAN SIFAT MEKANIS SPROKET IMITASI SUPRA 125 DENGAN SISTIM PACK KARBURISING

Di susun oleh: Rusdi Ainul Yakin : Tedy Haryadi : DIAGRAM FASA

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas

LOGAM DAN PADUAN LOGAM

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140

Transkripsi:

PENGARUH KARBURASI DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN TERHADAP MICRO STRUKTUR BAJA KARBON Muhammad Zuchry M.* * Abstract Heat treatment is a process of heating and cooling of metals in the solid state to change the physical properties of the metal. In the metal that has undergone heat treatment process generally experience changes in the structure due to phase changes in metals in the form of grain size, crystal shape, crystal size, crystal defects, presipitan and content of certain chemical elements. The presence of carbon steel microstructure peruahan to show a material characteristic that can determine its properties, microstructure can be known if the structure is viewed under a microscope metallurgy. The microstructure is known as: ferrite, ferlit, sementik (iron carbide) and austenite with certain variations depending on the level of heat treatment experienced. Keyword: Carburizing, Media Cooling, Microstructure, Test Metalography 1. Pendahuluan Dalam dunia industri sering kali dibutuhkan bhan yang keras, tahan aus tetapi baja keras yang diperoleh dengan proses pengerasan tembus (Trought hardening) akan mengalami penurunan sifat keuletan atau ketangguhannya. Dalam banyak hal seringkali keuletan atau ketangguhan ini juga diperlukan disamping sifat tahan ausnya. Untuk hal tersebut diperlukan pengerasan pada permukaan yang merupakan salah satu cara untuk memperoleh bagian permukaan (kulit) yang keras, tahan aus dan pada bagian dalam (inti) yang ulet dan tangguh. Pada pengerasan permukaan (face hardening) juga akan menyebabkan lapisan permukaan menjadi kuat dan pada lapisan permukaan terjadi tegangan sisa. Hal ini menjadikan benda kerja menjadi tahan terhadap batas kelelahan naik (Wachid Sucherman ; 1987). Kekerasan pada proses pengerasan dipengaruhi oleh komposisi kadar karbon yang dikandung baja sebelum dikeraskan, proses pengerasan, jenis dan bahan pendingin yang digunakan pada proses pengerasan. Bahan uji yang digunakan adalah baja karbon rendah (ST 37) yang ditemui dipasar bebas, baja ini adalah baja karbon rendah dengan kadar karbon ± 0,16 % sehingga tidak bisa dikeraskan secara langsung kecuali dengan penambahan karbon Salah satu cara untuk mendapatkan permukaan yang keras adalah dengan cara carburizing yaitu benda keja dimasukkan kedalam kotk baja berisi bahan carburizing dengan menyisakan ruang ± 50 mm. Setelah ditutup, dipanaskan perlahan lahan hingga mencapai suhu carburizing (850-1000) 0 C dan ditahan pada suhu tersebut selama beberapa jam. Pada kegiatan ini dipilih baja karbon ST 37 untuk mengetahui pengaruh variasi suhu carburizing dan bahan pendingin (air, oli, udara, air laut) pada proses carburizing terhadap strukturmikro baja tersebut. Baja ST 37 adalah baja yang diproduksi untuk bagian bagian mesin, sehingga baja ini perlu mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik yaitu keras, tahan aus, ulet dan tangguh dengan melalui erlakuan panas. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Struktur Mikro Baja Karbon Jika baja karbon dilihat dibawah mikroskop metallurgy, maka strukturmikro dapat dikenali sebagai pelit, ferrit, sementit (karbida * Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

besi), austenit atau bainit dengan beberapa variasi tergantung dari perlakuannya Sementit atau karbida besi merupakan struktur terkeras pada diagram karbon dengan kandungan karbon 6,67 % C. dalam diagram karbon telihat bahwa karbida besi (Fe 3 C) berada pada bagian sebelah kanan diagram. Baja yang mengalami perlakuan panas akan mengalami allotropic yang berlainan. Modifikasi yang dimaksud adalah: Austenit atau Besi Austenit adalah merupakan larutan pada sela antarakrbon dan besi dengan struktur FCC, dan mampu melarutkan maksimum 2 % karbon secara intersitas pada temperature 1129 o C dalam bentuk larutan padat, austenit bersifat liat dan lunak Ferrit Ferrit adalahbesi dengan struktur BBC yang mamapu melarutkan 0,008 % C pada temperature 723 o C Ferrit membentuk larutan padat intersiti dengan karbon pada luasan yang sempit dengan struktur yang paling luas Perlit Perlit merupakan campuran eutektoit dengan kandungan 0,8 % karbon yang tampak tersusun berlapis-lapis secara bergantian dari ferrit dan sementit. Oleh karena itu perlit mempunyai sifat antara ferrit dan sementit yaitu cukup kuat dan tahan terhadap korosi. Perlit terbentuk pada suhu 723 o C, dimana pada saat pendinginan 0,8 % karbon akan menghasilkan 100 % perlit pada komposisi eutectoid. Bila laju pendinginan lambat maka karbon dapat berdifusi lama sehinga terbentuk perlit kasar, sedangkan bila laju pendinginan dipercepat maka akan terbentuk perlit halus Sementit atau karbida besi Sementit adalah senyawa kimia antara besi dengan karbon dengan kandungan karbon sebanyak 6,67 % karbida besi (Fe 3 C) menyatakan bahwa tiga atom besi terikat oleh salah satu atom karbon yang menjadi sebuah karbida besi. Sementit memberikan kekerasan yang tinggi pada baja Martensit Struktur martensit terbentuk karena adanya pemanasan kemudian didinginkan dngan cepat (Quenching) yang terbentuk dibawah temperature eutectoid tetapi masih dibawah temperature tuang, karena austenit tidak stabil pada pendinginan diatas, sehingga terjadi secara serentak strukturnya berubah menjadi kubus pusat rung tetragonal (BBC). Pada keadaan ini tidak terjadi difusi melainkan pengerasan sebab semua atom karbon tetap tertinggal dalam lapisan padat karena strukturnya tidak berbentuk kubus maka karbon terperangkap sehingga sulit terjadi slip sehingga dalam hal ini martensit mempunyai sifat keras, rapuh, dan mempunyai kekuatan tarik yang tinggi. Sifat martensit yang tidak stabil harus ditemper untuk menghilangkan tegangan dalam agar diperoleh sifat yang lebih liat dan kuat 2.2 Proses Carburizing Proses Carburizing dikenal dengan proses pengerasan permukaan (Suface hardening). Proses ini digunakan pada elemen mesin yang diinginkan permukaannya yang keras tetapi bagian inti tetap liat, misalnya pada roda gigi, poros yang berputar sehingga keausan elemen tersebut dapat dikurangi. Proses carburizing dilakukan dengan memanaskan baja disekitar temperature transformasi austenit antara (816 983) o C tergantung kadar karbon C material dapat dilihat pada diagram fasa baja karbon didalam lingkungan yang kaya akan kadar karbon. Bahan sbaai sumber karbon diantaranya arang, coal (briket batu bara), cyanide, sodium carbonate, atau barium carbonate, hydrocarbon methane dan propane. Ada 2(dua) cara proses Carburizing: a. Carburizing dengan media padat Komponen yang dimasukkan dalam kotak baja yang berisi bahan carburizing yaitu bahan kaya akan karbon seperti Dufferi, tempurung kelapa atau arang yang ditambah katalisator kurang lebih 40 % yang dimaksudkan untuk mempercepat karbon dalam reaksi kimia. Setelah ditutup rapi dipanaskan secara perlahan-lahan hingga mencapai suhu (900-950) o C dan ditahan lebih dari 6 jam sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki. b. Carburizing dengan media cair Carburizing ini dilakukan dengan memanaskan komponen kurng lebih 900 o C selama 3 jam atau lebih pada satu dapur khusus yang mengandung gas hydrocarbon methane atau propane, sehingga pada permukaan komponen akan tersimpan atom karbon. Carburizing ini banyak digunakan karena mempunyai kelebihan yaitu permukaan komponen tetap bersih,hasil yang diproses lebih 76

Pengaruh Karburasi dengan Variasi Media Pendingin terhadap Mikro Struktur Baja Karbon banyak, kandungan karbon pada lapisan permukaan dapat dikontrol. Jika besi dipanaskan dalam lingkungan yang kaya akan karbon maka pada permukaan material terbentuk lapisan yang kaya akan karbon. telah temperature pemanasan tercapai dan ditahan pada temperature tersebut dengan selang waktu tertentu, maka karbon akan berdifusi sampai kedalaman tertentu sesuai dengan kedalaman pengarbonan yang dikehendaki. 3. Metode Penelitian Kegiatan penelitian ini dibagi beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pengerjaan, tahap pengujian dan tahap analisa. Pada tahap pengerjaan benda kerja, dilakukan proses karburasi dengan media cocas (briket batubara) pada temperatur 900 o C dan 950 o C dengan pemberian waktu tahan selama 3 jam dalam tungku kemudian didinginkan dengan air, oli udara dan air laut. Langkah selanjutnya ialah proses uji methallography. 4.2 Spesimen dengan pendinginan udara pendinginan udara menghasilkan kandungan ferit dengan perlit, baik pada proses carburizing 900oC maupun 950oC. Ferit yang merupakan larutan padat sel-sel kubus dan mempunyai sifat-sifat liat dan lunak terlihat lebih halus dibandingkan pada specimen normal. Perlit juga terliht tersusun dalam bentuk lapisan-lapisan halus dan mempunyai sifat kuat dan cukup keras dari ferit. Dibandingkan dengan bahan yang mengalami pendinginan dengan media lain maka specimen ini paling lunak diantara media pendinginan yang lain tetapi lebih keras dari specimen normal. Kekuatan tarik yang terjadi seiring dengan waktu tahan yang diberikan. Ini juga terjadi karena pendinginan yang lambat dibandingkan dengan pendinginan yang lain (Oli, air laut, dan air. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Spesimen normal Spesimen ini tidak mengalami proses carburizing dan pendinginan dimana digunakan untuk membandingkan struktur yang terbentuk dengan specimen yang mengalami proses carburizing dan pendinginan. Pada specimen ini terlihat adanya ferit yang halus dan agak terang, sedang perlit terlihat agak gelap dan kasar. Spesimen yang tidak mengalami proses carburizing dan pendinginan ini paling lunak jika dibandingkan dengan spesimen yang.lain. Gambar 1. Mikrostruktur Spesimen normal Gambar 2. Mikrostruktur Spesimen dengan pendinginan udara 4.3 Spesimen dengan pendinginan oli Sama dengan specimen pendinginan udara pada specimen dengan dengan pendinginan oli juga masih menghasilkan kandungan ferit dengan perlit, baik pada pemanasan 900oC maupun 950oC. Pada Ferit yang merupakan larutan padat dari atom-atom pada karbon murni dan mempunyai sel-sel kubus dalam pada temperature 910oC dan mempunyai sifat-sifat liat dan lunak. Perlit merupakan senyawa eutectoid yang sebenarnya tersusun dari fasa sementit dan ferit yang tersusun dalam bentuk lapisan-lapisan halus dan mempunyai sifat kuat dan cukup keras. Dibandingkan dengan bahan yang mengalami pendinginan dengan media udara dan specimen normal maka specimen dengan pendinginan oli lebih keras. Ini terjadi karena media pendingin oli lebih cepat dibandingkan dengan pendinginan udara MEKTEK TAHUN XIII NO. 2, MEI 2011 77

Gambar 3. Mikrostruktur Spesimen dengan pendinginan oli 4.4 Spesimen dengan pendinginan air pendinginan air menghasilkan kandungan ferit, perlit dan martensit pada pemanasan 900oC maupun 950oC.Ferit yang merupakan larutan padat sel-sel kubus dalam pada temperature 910oC dan mempunyai sifat-sifat liat dan lunak. Perlit yang tersusun dalam bentuk lapisan-lapisan halus dan mempunyai sifat kuat dan cukup keras, pada pendinginan cepat butiran ferit dan perlit menjadi lebih halus, martensit juga terjadi sehingga austenit bertransformasi menjadi martensit. Hal ini yang menyebabkan martensit mempunyai sifat keras, rapuh dan kekuatan tariknya lebih tinggi dari perlit Dibandingkan dengan bahan yang mengalami pendinginan dengan media lain maka specimen ini lebih keras diantara media pendinginan udara, oli dan air laut Ini terjadi karena pendinginan yang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan pendinginan udara,oli dan.air. Gambar 4. Mikrostruktur Spesimen dengan pendinginan oli 4.5 Spesimen dengan pendinginan air laut pendinginan air laut menghasilkan kandungan ferit, perlit dan martensit pada pemanasan 900oC maupun 950oC. Ferit yang merupakan larutan padat sel-sel kubus dalam pada temperature 910oC dan mempunyai sifat-sifat liat dan lunak. Perlit yang tersusun dalam bentuk lapisan-lapisan halus dan mempunyai sifat kuat dan cukup keras, sedangkan martensit terjadi karena pendinginan yang cepat sehingga austenit bertransformasi menjadi martensit. Hal ini yang menyebabkan martensit mempunyai sifat keras, rapuh dan kekuatan tariknya lebih tinggi dari perlit Dibandingkan dengan bahan yang mengalami pendinginan dengan media lain maka specimen ini lebih keras diantara media pendinginan udara dan oli Ini terjadi karena pendinginan yang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan pendinginan udara dan oli. Gambar 5. Mikrostruktur Spesimen dengan pendinginan air laut 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Waktu penahanan (holding time) juga akan memberikan pengaruh pada perubahanan struktur mikro baja, dimana semakin lama waktu penahanan yang diberikan maka terjadi perubahan struktur mikro baik fasa, ukuran maupun banyaknya butir, disamping itu pada proses carburizing dengan pemberian variasi media pendingin juga berpengaruh pada struktur mikro dari baja, dari uji metalograpy yang dilakukan.terjadi perubahan struktur mikro baik itu fasa yang terjadi maupun ukuran dan banyaknyaserta sifatsifatnya 78

Pengaruh Karburasi dengan Variasi Media Pendingin terhadap Mikro Struktur Baja Karbon 5.2 Saran Sebagai bahan pembanding sebaiknya dilakukan pengujian menggunakan variasi media carburasi Pengujian dapat menggunakan ketebalan spesimen yang bevariasi dan waktu penahanan yang lebih variatif 6. Daftar Pustaka Anwar Alamsyah, 1993, Pengembangan Teknik Perlakuan Panas pada Baja yang berwawasan Lingkungan, PT. Tira Austenit Graha Bakti Praja Dieter,George E, 1986, Mechanical Metallurgy, Mc Graw Hill Book Company Printers Ltd. George Krauss, 1990, Steel Heat Treatment and Processing Principles, ABM International Lawrence H. Van Vlack, 1992, Ilmu dan Teknologi Bahan, Edisi kelima, Erlangga, Jakarta Politeknik Manufaktur Bandung, Pengetahuan Bahan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bandung Suhartono, H. Agus, 1994, Pengaruh Karburasi Terhadap Ketahanan Lelah Baja Karbon Medium dengan Takik V, majallah BPPT, No LIX, Jakarta Tata Sudria, MS, Prof, 1988, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradya Paramita, Jakarta MEKTEK TAHUN XIII NO. 2, MEI 2011 79