HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT ABIYOSO YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALNUTRISI PADA LANSIA DI POSYANDU KAWURI SEJAHTERA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

Analisis Hubungan Status Gizi Lansia Di Puskesmas Limboto Barat

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

HUBUNGAN KONSUMSI KOPI DAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa persentase proporsi penduduk berusia 60 tahun ke atas akan. mengalami peningkatan dari 7,56% pada tahun 2010 menjadi 15,77%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

SKRIPSI HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN KUALITAS TIDUR LANSIA. di Posyandu Lestari Lansia Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAKANAN DAN STATUS KESADARAN GIZI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEWON I, BANTUL

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

PERBEDAAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

ABSTRAK HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

Stikes Muhammadiyah Gombong

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ABSTRAK

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Keywords: Anemia, Social Economy

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT ABIYOSO YOGYAKARTA Nurika Ismayanti, Solikhah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Abstract Background: Elderly Group is included into nutritional susceptible group because of specific feature causing this group easily affected by malnutrition. Age increasing in someone causes a low metabolism velocity. It can be solved by giving nutritional need adequate for elderly. Thus, paying attention to consumption pattern is an important thing to keep their nutritional status. Aside from giving a good nutrition, physical activity is also a thing that should be paid attention to in elderly. The aims of this research are for consumption pattern, physical activity, nutritional status, and relation between consumption pattern and physical activity with nutritional status in elderly in Panti Sosial Trena Werdha (PTSW) Unit Abiyoso Yogyakarta, at year 2011. Methods: Cross sectional was chosen as the design of this research. Population in this research was all elderly in PTSW Unit Abiyoso Yogyakarta. Sample taken in this research was population that filled inclusion criteria established by the researcher, so that sample obtained 53 people. Instrument research used was direct measure and questionnaire interview, and analyze used was Chi square. Results: Based on bi-variety test, there is no significant relation between consumption pattern and nutritional status, seen from RP=0,811 with Confident Interval 0,479<RP<1,372. And there is no significant relation between physical activity and nutritional status, seen from RP= 1,005 with Confident Interval 0,638<RP<1,585. Conclusion: There is no significant relation between consumption patterns and physical activity with nutritional status in elderly in Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta, at year 2011. Keywords: consumption patterns, physical activity, nutritional status 1. PENDAHULUAN Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia. 1 Hal ini mungkin terjadi akibat adanya perubahan pola makan dan gaya hidup penduduk Indonesia disamping perubahan struktur penduduk Indonesia. Perubahan struktur penduduk Indonesia ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk usia produktif dan lansia serta menurunnya proporsi penduduk balita. 2 Hubungan Antara Pola Konsumsi dan Aktivitas Fisik (Nurika Ismayanti)

ISSN : 1978-0575 Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. 3 Pencapaian pembangunan manusia yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 2003, IPM Indonesia masih rendah yaitu berada pada peringkat 112 dari 174 negara, lebih rendah dari negara-negara tetangga. Rendahnya IPM ini dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan status kesehatan penduduk. 4 Kelompok rentan gizi adalah kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, bila suatu masyarakat terkena kekurangan penyediaan makanan, dan lansia masuk ke dalam salah satu kelompok rentan gizi. Faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang salah satunya adalah diet. Bertambahnya usia seseorang, menyebabkan kecepatan metabolisme tubuh cenderung turun. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memberikan kebutuhan gizi yang adekuat untuk lansia. Asupan makanan yang tidak seimbang juga dapat menyebabkan konsumsi yang berlebihan yang berhubungan dengan perubahan dalam gaya hidup yang akan berpengaruh terhadap munculnya berbagai penyakit tidak menular pada lansia. 5 Selain pemberian nutrisi yang baik, aktivitas fisik juga merupakan hal yang perlu diperhatikan pada lansia. Olahraga teratur dan istirahat yang cukup dapat memperlambat penuaan jantung dan pembuluh darah serta menurunkan risiko penyakit jantung koroner. 6 Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan. Apabila permasalahan tersebut tidak diantisipasi dari sekarang, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa proses pembangunan akan mengalami berbagai hambatan. Hal tersebut menyebabkan permasalahan lanjut usia harus menjadi perhatian kita semua, baik pemerintah, lembaga masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. 1 Hasil observasi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 16 dan 21 Maret 2011 pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta, diketahui bahwa pola konsumsi lansia di Panti ini sudah bisa dikategorikan baik karena frekuensi makan mereka sudah tiga kali sehari dan melakukan aktivitas fisik seperti senam setiap hari. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan tersebut, peneliti ingin mencoba melakukan penelitian mengenai hubungan antara pola konsumsi dan aktivitas fisik dengan status gizi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta Tahun 2011. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Dipilih rancangan ini karena setiap subyek hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran variabel dilaksanakan pada saat itu juga. Penelitian Cross Sectional relatif mudah dilaksanakan karena ekonomis dari segi waktu, membutuhkan biaya yang tidak terlalu besar, dan hasilnya dapat diperoleh dengan cepat. Rancangan dari desain cross sectional adalah sebagai berikut : 7 KES MAS Vol. 6, No. 3, September 2012 : 144-211

KES MAS ISSN : 1978-0575 Populasi Sampel E + D + E + D - E D + E D - Keterangan: E + = Terpapar/tidak baik D + = Tidak baik E - = Tidak terpapar/ baik D - = Baik Gambar 1. Rancangan Desain Cross Sectional A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta yang berjumlah 120 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. 1) Kriteria inklusi yaitu: a) Bersedia menjadi responden. b) Berada di tempat saat penelitian berlangsung. c) Tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Abiyoso Yogyakarta. 2) Kriteria eksklusi, yaitu tidak bisa berkomunikasi dengan baik karena menderita gangguan psikologis. Besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus : 2 ( p. q) C x 2 n d 2 ( p. q) 1 C x 2 d N Hubungan Antara Pola Konsumsi dan Aktivitas Fisik (Nurika Ismayanti)

Keterangan: n = Jumlah sampel N = Besar populasi (120 Lansia) C = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan peneliti 95% d = Tingkat presisi yang dipakai 10% p = Proporsi (P = 0,5) q = (1-p) 2 ( p. q) C x 2 n d 2 ( p. q) 1 C x 2 d N 2 (0,5.0,5) 1,96 x 2 0,1 n 2 (0,5..,5) 1 1,96 x 2 0,1 120 n 53,04 53 ISSN : 1978-0575 Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 53 orang lansia. B. Analisis Data Penelitian 1) Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan variabel penelitian dengan tabel distribusi. Hasil pengolahan data akan disajikan dalam bentuk distribusi dan persentase dari tiap variabel. 2) Analisis Bivariat (tabulasi silang) Analisis bivariat (tabulasi silang) dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Output berupa Prevalen Rasio (PR) dan P value. Nilai P value merupakan peluang untuk mendapatkan hasil yang diperoleh bila hipotesis diterima. Analisis bivariat dilakukan pada masing-masing variabel untuk mengetahui hubungan yang diteliti dengan status gizi. Ada tidaknya perbedaan atau kemaknaan secara statistik ditunjukkan dari hasil perhitungan tabel silang 2x2, dan uji statistik yang digunakan adalah chi square. Tingkat kepercayaan yang digunakan 95 % dan P value < 0,05, artinya Hipotesis akan bermakna jika P < 0,05 dan atau confidence interval tidak mencakup angka satu. Analisis data menggunakan komputerisasi. KES MAS Vol. 6, No. 3, September 2012 : 144-211

KES MAS ISSN : 1978-0575 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta merupakan panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar. Lanjut usia diharapkan agar dapat hidup secara baik dan terawat dalam kehidupan masyarakat baik yang berada di dalam panti maupun yang berada di luar panti. PSTW Unit Abiyoso ini memiliki luas 9.720 m 2, jumlah lansia yang tinggal di PSTW ini berjumlah 120 orang, dan rata-rata lansia yang tinggal di panti ini sudah tidak mempunyai keluarga lagi. Program pelayanan di PSTW Unit Abiyoso ini, terdiri dari program pelayanan rutin (reguler), program pelayanan subsidi silang, program day care service, program home care, program trauma service, dan program tetirah (tinggal sementara). 2. Gambaran Sampel Penelitian a. Jenis Kelamin Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di PSTW Unit Abiyoso, Yogyakarta Tahun 2011 Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 15 28,3 Perempuan 38 71,7 Total 53 100,0 Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil penelitian di PSTW Unit Abiyoso dari 53 responden yang diteliti karakteristik responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dijadikan sampel yaitu 38 responden (71,7%), sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 15 responden (28,3%). Hubungan Antara Pola Konsumsi dan Aktivitas Fisik (Nurika Ismayanti)

b. Pola Konsumsi ISSN : 1978-0575 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi dalam 2x24 Jam di PSTW Unit Abiyoso, Yogyakarta Tahun 2011 Tingkat Konsumsi Energi Jumlah Persentase (%) Tidak baik 15 28,3 Baik 38 71,7 Total 53 100,0 Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil penelitian di PSTW Unit Abiyoso dari 53 responden yang diteliti, sebanyak 15 responden (28,3%) memiliki tingkat konsumsi untuk energi yang tidak baik, sedangkan 38 responden (71,7%) memiliki tingkat konsumsi energi dengan kategori baik. c. Aktivitas Fisik Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik di PSTW Unit Abiyoso, Yogyakarta Tahun 2011 Aktivitas Fisik Jumlah Persentase (%) Tidak berolahraga 16 30,2 Berolahraga 37 69,8 Total 53 100,0 Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil penelitian di PSTW Unit Abiyoso dari 53 responden yang diteliti, sebanyak 16 responden (30,2%) dengan kategori tidak berolahraga, sedangkan yang berolahraga ada sebanyak 37 responden (69,8%). d. Status Gizi Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi di PSTW Unit Abiyoso, Yogyakarta Tahun 2011 Status Gizi Jumlah Persentase (%) Tidak baik 33 62,3 Baik 20 37,7 Total 53 100,0 KES MAS Vol. 6, No. 3, September 2012 : 144-211

KES MAS ISSN : 1978-0575 Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil penelitian di PSTW Unit Abiyoso dari 53 responden yang diteliti, sebanyak 33 responden (62,3%) memiliki status gizi yang tidak baik, sedangkan yang memiliki status gizi yang baik ada 20 responden (37,7%). 3. Analisis Hubungan Antar Variabel (Bivariat) a. Hubungan Antara Pola Konsumsi dengan Status Gizi Tabel 5. Hubungan Antara Pola Konsumsi dengan Status Gizi pada Lansia di PSTW Unit Abiyoso, Yogyakarta Tahun 2011 Status Gizi Total Pola Konsumsi Tidak baik Baik N % N % N % Tidak baik 8 24,2 7 35,0 15 28,3 Baik 25 75,8 13 65,0 38 71,7 Total 33 100,0 20 100,0 53 100,0 P value 0,399 RP (95% CI) 0,811 (0,479-1,372) Hasil uji statistik diperoleh nilai RP = 0,811 dengan Confident Interval 0,479<RP<1,372 yang mencakup angka satu dengan P value = 0,399. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara pola konsumsi dengan status gizi. Hasil RP = 0,811 menunjukkan bahwa orang yang pola konsumsinya tidak baik memiliki peluang untuk mengalami status gizi yang tidak baik 0,811 kali dari pada orang yang pola konsumsinya baik dan secara statistik tidak bermakna. Hubungan Antara Pola Konsumsi dan Aktivitas Fisik (Nurika Ismayanti)

b. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Status Gizi ISSN : 1978-0575 Tabel 6. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Lansia di PSTW Unit Abiyoso, Yogyakarta Tahun 2011 Aktivitas Fisik Tidak berolahraga Tidak baik Status Gizi Baik Total N % N % N % 10 30,3 6 30,0 16 30,2 Berolahraga 23 69,7 14 70,0 37 69,8 Total 33 100,0 20 100,0 53 100,0 P value 0,981 RP (95%CI) 1,005 (0,638-1,585) Hasil uji statistik diperoleh nilai RP = 1,005 dengan Confident Interval 0,638<RP<1,585 yang mencakup angka satu dengan P value = 0,981. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi. Hasil RP = 1,005 menunjukkan bahwa orang yang tidak berolahraga memiliki peluang untuk mengalami status gizi yang tidak baik 1,005 kali dari pada orang yang berolahraga dan secara statistik tidak bermakna. B. Pembahasan 1) Pola Konsumsi Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta Tahun 2011 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PSTW Unit Abiyoso Yogyakarta, pada 53 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang ditetapkan oleh peneliti, diperoleh data responden yang memiliki pola konsumsi tidak baik sebanyak 15 responden (28,3%), sedangkan responden yang memiliki pola konsumsi yang baik sebanyak 38 responden (71,7%). Hasil tersebut kemungkinan dapat disebabkan oleh kemunduran kondisi fisik pada lansia. Kemunduran kondisi fisik, misalnya gigi menjadi ompong, pemasangan gigi palsu yang tidak baik, tangan gemetar (buyutan) dan kelainan fungsi fisik yang lain, maka sering para lansia menjadi sulit mengunyah atau menyuapi dirinya sendiri, akibatnya makanan yang dikonsumsi tidak cukup jumlahnya. 8 Pola konsumsi yang tidak baik dapat menyebabkan timbulnya masalah dalam kesehatan. Masalah kesehatan yang terjadi dapat berupa kurang gizi. KES MAS Vol. 6, No. 3, September 2012 : 144-211

KES MAS ISSN : 1978-0575 2) Aktivitas Fisik Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta Tahun 2011 Hasil penelitian aktivitas fisik (olahraga) yang dilakukan pada responden memperlihatkan bahwa ada 16 responden (30,2%) merupakan responden dengan kategori tidak berolahraga, sedangkan 27 responden (69,8%) dengan kategori berolahraga. Aktifitas fisik sangat erat kaitannya dengan kebugaran jasmani. Responden dengan kategori aktivitas fisik yang tidak baik, semuanya berasal dari responden yang menderita rasa sakit pada kaki (ngilu) yang menyebabkan mereka susah untuk berjalan bahkan berolahraga. Responden tersebut dapat dikatakan memiliki kebugaran yang tidak baik, karena kebugaran yang baik berarti bahwa seseorang mempunyai cukup tenaga untuk melakukan kegiatan-kegiatan rutin tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Aktivitas fisik atau kebugaran yang tidak baik juga dapat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, keturunan, makanan, kebiasaan merokok, dan latihan. 9 Tingkat kebugaran jasmani meningkat sampai umur 30 tahun dan setelah usia 30 tahun akan terjadi penurunan tingkat kebugaran secara perlahan. Umumnya pria memiliki tingkat kebugaran jasmani yang melebihi kaum wanita. 3) Status Gizi Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta Tahun 2011 Status gizi lansia yang ada di PSTW Unit Abiyoso Yogyakarta, menunjukkan bahwa responden dengan status gizi tidak baik ada sebanyak 33 responden (62,3%), sedangkan 20 responden (37,7%) memiliki status gizi yang baik. Status gizi yang tidak baik dapat terjadi karena ketidakseimbangan gizi. Ketidakseimbangan gizi yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan, menyebabkan lansia kurang gizi atau menjadi kegemukan. 10 Pada lansia yang kurang gizi masalahnya adalah kemampuan indera rasa lidah yang menurun, juga menurunnya kemampuan tubuh mencerna makanan. Pengaruh lingkungan ikut menyebabkan konsumsi makan menjadi rendah, sehingga tidak mencukupi kebutuhan. Demikian sebaliknya, lansia yang kegemukan disebabkan oleh konsumsi yang relatif tetap sedangkan kebutuhan menurun. Penurunan kebutuhan ini disebabkan oleh metabolisme dan aktivitas yang juga ikut menurun. 4) Hubungan Antara Pola Konsumsi dengan Status Gizi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta Tahun 2011 Hasil analisis bivariat antara pola konsumsi yang dilihat dari tingkat konsumsi energi dengan status gizi pada lansia pada Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 15 responden yang memiliki pola konsumsi yang tidak baik dengan status gizi yang tidak baik dengan status gizi yang tidak baik ada sebanyak 8 responden (24,2%), dan 7 responden (35,0%) memiliki pola konsumsi yang tidak baik dengan status gizi yang baik. Hubungan Antara Pola Konsumsi dan Aktivitas Fisik (Nurika Ismayanti)

ISSN : 1978-0575 Hasil analisis bivariat juga menunjukkan bahwa dari 38 responden yang memiliki pola konsumsi yang baik dengan status gizi yang tidak baik ada sebanyak 25 responden (75,8%), sedangkan 13 responden (65,0%) menunjukkan pola konsumsi yang baik dengan status gizi yang baik, dengan nilai P value = 0,399 dengan RP = 0,811. Artinya, lansia yang pola konsumsinya tidak baik atau tingkat konsumsi energinya <80% memiliki peluang untuk mengalami status gizi yang tidak baik 0,811 kali atau 81,1% dari pada lansia yang pola konsumsinya baik dan secara statistik tidak ada hubungan. Pola konsumsi pada lansia di PSTW Unit Abiyoso Yogyakarta dinyatakan tidak berhubungan secara statistik dengan status gizi. Hasil penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan umum fungsi pancaindera pada lansia, khususnya penurunan indera perasa dan hilangnya zat gizi pada makanan yang disebabkan karena kesalahan dalam pengolahan dan pemasakan bahan makanan tersebut. Proses pengolahan dan pemasakan bahan makanan banyak berpengaruh terhadap zat gizi bahan makanan tersebut, terutama vitamin dan mineral. 11 Tingkat kehilangan zat gizi dipengaruhi berbagai faktor, seperti: pemasakan, pencucian, pengilingan, kontak dengan udara dan sebagainya. Hasil penelitian lain menunjukkan hasil pengukuran tingkat konsumsi energi dengan metode recall 24 jam tidak berhubungan, nilai signifikansi= 0,192 dan Confident Interval = 0,411-1,196. 12 Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian lain yang menunjukkan ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi (p=0,00). 13 5) Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta Tahun 2011 Hasil analisis bivariat antara aktivitas fisik dengan status gizi pada lansia pada Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 16 responden yang tidak berolahraga dengan status gizi yang tidak baik ada sebanyak 10 responden (30,3%), dan 6 responden (30,0%) tidak berolahraga dengan status gizi yang baik. Hasil analisis bivariat juga menunjukkan bahwa dari 37 responden yang berolahraga dengan status gizi yang tidak baik ada sebanyak 23 responden (69,7%), sedangkan 14 responden (70,0%) menunjukkan status gizi yang baik, dengan nilai P value = 0,981 dengan RP = 1,005. Artinya, lansia yang tidak berolahraga memiliki peluang untuk mengalami status gizi yang tidak baik 1,005 kali atau 100,5% dari pada orang yang berolahraga dan secara statistik tidak ada hubungan. Aktivitas fisik pada lansia di PSTW Unit Abiyoso Yogyakarta dinyatakan tidak berhubungan secara statistik dengan status gizi. Hal ini kemungkinan disebabkan tidak seimbangnya antara jumlah energi yang dikonsumsi dari makanan dengan aktivitas fisik (olahraga) yang dilakukan. Aktivitas fisik yang dilakukan manusia memerlukan energi dan zat-zat gizi. 9 Kebutuhan energi dan zat-zat gizi tersebut sebanding dengan kadar aktivitas fisik yang dilakukan. Perbedaan jenis dan bentuk latihan/olahraga yang dilakukan akan berpengaruh pada komposisi zat makanan yang harus diterima. KES MAS Vol. 6, No. 3, September 2012 : 144-211

KES MAS ISSN : 1978-0575 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan status gizi pada anak kost dengan nilai signifikan = 0,429 dengan α = 0,05 serta Confident Interval = 0,318-11,048. 12 Hasil penelitian yang sama yang dilakukan oleh peneliti lain menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna (P>0,05) nilai signifikan 0,533 antara pola aktivitas fisik dengan status gizi pada model. 14 4. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Pola konsumsi lansia di PSTW Unit Abiyoso Yogyakarta Tahun 2011, sebagian besar memiliki tingkat konsumsi energi dengan kategori baik. 2) Aktivitas fisik lansia di PSTW Unit Abiyoso Yogyakarta Tahun 2011, sebagian besar memiliki aktivitas fisik dengan kategori berolahraga. 3) Status gizi lansia di PSTW Unit Abiyoso Yogyakarta Tahun 2011, sebagian besar memiliki status gizi dengan kategori yang tidak baik. 4) Pola konsumsi dengan status gizi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta Tahun 2011. 5) Aktivitas fisik dengan status gizi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Abiyoso Yogyakarta Tahun 2011. B. Saran 1) Bagi Panti Sosial Tresna Werdha Unit Abiyoso Yogyakarta Hendaknya pihak PSTW Unit Abiyoso Yogyakarta memberikan penyuluhan tentang gizi kepada para staf panti, agar mereka lebih memperhatikan kecukupan gizi bagi lansia yang ada di panti tersebut. Pihak pengurus panti sebaiknya melakukan monitoring menyeluruh terhadap lansia terutama dalam pembagian makanan yang dikonsumsi per lansia agar pembagiannya merata. 2) Bagi Peneliti Lain Perlu adanya penelitian lanjutan yang serupa dengan variabel penelitian yang lebih lengkap (pendidikan, umur, jenis kelamin dan lain-lain) dan menggunakan metode penilaian gizi selain metode food recall 24 jam. Hubungan Antara Pola Konsumsi dan Aktivitas Fisik (Nurika Ismayanti)

DAFTAR PUSTAKA ISSN : 1978-0575 1. Anonim, Penduduk Lanjut Usia, www.menegpp.go.id, diakses pada tanggal 20 Maret 2011, Yogyakarta. 2011 2. Hadi, H., Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2005 3. Atmarita, Fallah, T.S., Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Makalah Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta. 2004 4. Azwar, A., Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan Di Masa Datang, Makalah Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 2004 5. Atmarita, Nutrition Problem In Indonesia, Article, Directorate of Community Nutrition, Jakarta. 2005 6. Marliyati, S.A., Kustiyah, L., Madanijah, S., Kesehatan dan Gizi Di Usia Emas, http:// iirc.ipb.ac.id, diakses pada tanggal 1 April 2011, Yogyakarta. 2008 7. Murti, B., Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 2003 8. Winarno, F.G., Pangan Gizi, Teknologi, dan Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 1993 9. Afriwardi, Ilmu Kedokteran Olahraga, EGC, Jakarta. 2011 10. Waryana, Gizi Reproduksi, Pustaka Rihama. Yogyakarta. 2010 11. Supariasa, I D.N., Bakri, B., Fajar, I., Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta. 2002 12. Fitriani, V., 2010, Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Gizi, Pola Konsumsi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Pada Anak Kost Di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta, Skripsi, Sarjana, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. 2010 KES MAS Vol. 6, No. 3, September 2012 : 144-211