HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

kepatuhan dan menjalankan self care individu lanjut usia dengan Diabetes Melitus selama menjalani terapi hipoglikemi oral dan insulin?.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN KLIEN DIABETES MILITUS DALAM MENJALANKAN PROGRAM TERAPI DM

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia (Krisnantuni, 2008). Diabetes melitus merupakan

AFAF NOVEL AININ ( S

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi klinis gangguan metabolisme

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RSUD dr.soediran MANGUN SUMARSO

PENDAHULUAN. *Korepondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun Oleh : Rina Ambarwati J.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENJALANI HEMODIALISA PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).


BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

DUKUNGAN KELUARGA MENINGKATKAN KEPATUHAN DIET PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut ADA (American Diabetes Association) Tahun 2010, diabetes

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN.

Anis Prabowo, Weni Hastuti. Program Studi Diploma III Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan PKU Muhammadiya Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relative insentivitas sel

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRESS TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO I KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

Transkripsi:

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU H. Khairir Rizani 1, Suroto 2, Akhmad Rizani 3 ABSTRAK Diabetes Melitus adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan intoleren glukosa. Penyakit ini dapat dikelola dengan menyesuaikan perencanaan makanan, kegiatan jasmani dan pengobatan yang sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia dan perlunya diadakan pendekatan individual bagi edukasi diabetes, yang dikenal dengan Pentalogi Terapi DM meliputi: Diet/pengaturan makan, latihan fisik, penyuluhan kesehatan masyarakat, obat hipoglikemi dan cangkok pangkreas. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeratif kronik yang dapat dikendalikan dan keberhasilan pengobatan salah satunya adalah ketaatan dalam pola makan. Ketaatan penderita DM dalam pola makan perlu dukungan dari berbagai pihak, diantaranya adalah dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan ketaatan pola makan penderita DM. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sei Besar Banjarbaru. Teknik sampling yang dipergunakan adalah accidental sampling.. Analisis data dengan menggunakan spearman Rank dengan taraf signifikasi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p = 0,003 < α = 0,05, maka ho ditolak, jadi ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan ketaatan pola makan penderita DM di wilayah kerja Puskesmas Sei Besar Banjarbaru. Diharapkan bagi penderita untuk senantiasa meningkatkan ketaatan dalam program pengobatan dan pengelolaan diit (pola makan) sehingga glukosa darah bisa terkontrol dan dapat dipertahankan dalam batas yang normal Kata Kunci : Dukungan Keluarga dan Ketaatan Pola Makan PENDAHULUAN Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan intoleren glukos / kadar gula darah atau hiperglikemia. Penyakit DM dapat disebabkan oleh tidak adekuatnya produksi insulin karena penurunan fungsi pada sel - sel beta pankreas yang dikenal dengan DM tipe 1 atau tidak efektifnya kerja insulin di jaringan yang dikenal dengan DM 2. DM tipe 1 sering disebut Juvenile Diabetes atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dengan jumlah penderita 5 10% dari seluruh penderita DM dan biasanya terjadi pada anak-anak dan usia muda. DM tipe 2 disebut juga Adult Diabetes atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Jumlah penderita ini mencapai 90 95 % dari seluruh penderita DM. (Sastroamidjojo dkk, 2000). Penyakit ini dapat dikelola dengan menyesuaikan perencanaan makanan, kegiatan jasmani dan pengobatan yang sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia dan perlunya diadakan pendekatan individual bagi edukasi diabetes, yang dikenal dengan Pentalogi Terapi DM meliputi: Diet/pengaturan makan, latihan fisik, penyuluhan kesehatan masyarakat, obat hipoglikemi dan cangkok pangkreas Kepatuhan berobat merupakan harapan dari setiap penderita DM. Berarti setiap penderita DM sanggup melaksanakan instruksi instruksi ataupun anjuran

dokternya agar penyakit DM nya dapat dikontrol dengan baik (Haznam,1986). Pada umumnya penderita DM patuh berobat kepada dokter selama ia masih menderita gejala / yang subyektif dan mengganggu hidup rutinnya sehari-hari. Begitu ia bebas dari keluhan keluhan tersebut maka kepatuhannya untuk berobat berkurang. Ketidakpatuhan ini sebagai masalah medis yang sangat berat, Taylor [ 1991]. La Greca & Stone [ 1985] menyatakan bahwa mentaati rekomendasi pengobatan yang dianjurkan dokter merupakan masalah yang sangat penting. Tingkat ketidakpatuhan terbukti cukup tinggi dalam populasi medis yang kronis. Salah satu komponen yang cukup penting adalah penatalaksanaan diet, yang diarahkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah agar tetap terkontrol dan dipertahankan mendekati normal, mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal, memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal, menangani atau menghindari komplikasi akut pasien dan meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal 1. Arsana (2011) menyebutkan bahwa kontrol glikemik pasien sangat dipengaruhi oleh kepatuhan pasien terhadap anjuran diet meliputi, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi dan ketidakpatuhan merupakan salah satu hambatan untuk tercapainya tujuan pengobatan dan juga akan mengakibatkan pasien memerlukan pemeriksaan atau pengobatan yang sebenarnya tidak diperlukan 2. Hal ini memerlukan perhatian dan penanganan serius dari tenaga kesehatan termasuk perawat untuk menurunkan angka kejadian DM yang salah satunya adalah dengan patuh dalam melaksanakan program diet 3. Kepatuhan diit dalam perencanaan makan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara seperti pendidikan, akomodasi, perubahan model terapi, modifikasi faktor lingkungan dan sosial, serta meningkatkan interaksi profesional tenaga kesehatan dengan pasien. Modifikasi faktor lingkungan dapat dibangun melalui dukungan sosial dari keluarga. Dukungan ini dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan pasien terhadap program pengobatan yang akan dijalankan 4. Pasien diabetes menunjukkan kesulitan untuk mengatur sendiri perilaku diet mereka (Lin et al., 2008). Penyuluhan mengenai perencanaan makan (meal planning) telah diperoleh, namun lebih dari 50% pasien tidak melaksanakannya 5. Materi penyuluhan ini meliputi pengaturan diet yang ditekankan pada 3 J : jenis, jadwal dan jumlah diet yang diberikan kepada pasien DM. Disamping itu materi penyuluhan difocuskan pada aktifitas fisik secara teratur dan penggunaan obat anti diabetik secara realistis. Ketiga hal ini merupakan kunci pokok keberhasilan program terapi DM. Untuk mendukung keberhasilan pengobatan penderita DM dalam hal ini ketaatan dalam pola makan, perlu adanya dukungan social salah satunya adalah dukungan dari keluarga penderita DM itu sendiri. Dari uraian diatas, maka perlu diadakan penelitian guna mengetahui hubungan faktor dukungan keluarga dengan ketaatan pola makan penderita DM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan ketaatan pola makan penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Sei Besar Banjarbaru. METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan desain corelational, Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sei Besar Banjarbaru. Teknik sampling yang dipergunakan adalah accidental sampling

Instrumen penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan tertutup yang menggali data tentang dukungan keluarga dan kepatuhan pola makan penderita Diabetes Melitusi. Cara pengisian jawaban dalam daftar pertanyaan tersebut yaitu dengan cara memberikan cek list pada pilihan jawaban yang tersedia. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank dengan bantuan program Komputer, untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan ketaatan pola makan penderita Diabetes Melitus. Taraf signifikansi hasil uji adalah.α = 0,05. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Distribusi umur responden No. Umur Jumlah (%) 1. 25 45 tahun 7 17,1 2. 46 65 tahun 24 58,5 3. Diatas 65 tahun 10 24,4 Tabel 1 menunjukkan kelompok usia 46 65 tahun mempunyai persentase terbanyak Tabel 2 Distribusi lamanya responden menderita DM No. Lama Menderita DM Jumlah (%) 1. Kurang dari 1 tahun 10 24,4 2. 1 5 tahun 18 43,9 3. Lebih dari 5 tahun 13 31,7 Tabel 2 menunjukkan responden yang menderita DM 1 5 tahun mempunyai persentase terbanyak Tabel 3 Distribusi dukungan keluarga No. Dukungan Keluarga Jumlah (%) 1. Baik 19 46,3 2. Tidak Baik 22 53,7 Tabel 3 menunjukkan dukungan keluarga pada responden hampir setengahnya berkategori baik Tabel 4. Distribusi ketaatan pola makan responden No. Ketaatan Pola Makan Jumlah (%) 1. Taat 23 56,1 2. Tidak Taat 18 43,9 Tabel 4 menunjukkan responden yang taat dalam pola makan mempunyai persentase yang lebih banyak. Tabel 5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Ketaatan Pola Makan Dukungan Keluarga Total Baik Tidak Baik Ketaatan Pola Makan Total Taat Tidak Taat 13 6 19 68.4% 31.6% 100.0% 10 12 22 45.5% 54.5% 100.0% 23 18 41 56.1% 43.9% 100.0% Tabel 5 menunjukkan bahwa semakin baik dukungan keluarga maka semakin taat pola makan penderita DM dan sebaliknya. Hasil uji Spearman s rho didapat nilai p = 0,003 lebih kecil dari nilai α = 0,05 yang berarti ada hubungan antara dukungan keluarga dengan ketaatan pola makan penderita DM PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan bermakna antara dukungan keluarga dengan ketaatan pola makan penderita Diabetes Mellitus yang ditunjukkan dengan hasil uji Spearman s rho didapat nilai p = 0,003 lebih kecil dari nilai α = 0,05, dan pada tabel 4.11 yang menunjukkan bahwa semakin baik dukungan keluarga maka semakin taat pola makan penderita Diabetes Mellitus dan sebaliknya Hasil di atas sesuai dengan pernyataan Feuer Stein et al (1998) dalam Niven (2002) bahwaada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien termasuk kepatuhan dalam melaksanakan program diet pada pasien DM yaitu: 1)

pemahaman tentang instruksi, 2) kualitas interaksi, 3) sikap dan kepribadian pasien dan 4) dukungan sosial keluarga 4. Hasil penelitian ini semakin menguatkan pendapat bahwa dukungan Sosial Keluarga merupakan salah satu faktor yang memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepatuhan pasien dalam melaksanakan program diet. Dengan demikian dukungan sosial keluarga tidak dapat diabaikan begitu saja, karena dukungan sosial keluarga merupakan salah satu dari faktor yang memiliki kontribusi yang cukup berarti dan sebagai faktor penguat yang mempengaruhi kepatuhan pasien DM. Mengingat DM merupakan penyakit kronis yang dapat hilang timbul atau dapat kambuh kapan saja jika pasien tidak mengikuti program yang telah ditetapkan oleh petugas kesehatan. Serta pengobatannyapun tidak cukup 1-2 bulan saja tetapi butuh waktu yang lama dan penderita dalam hal ini pasien tidak bisa melakukannya sendiri. Efek dari dukungan sosial yang berasal dari keluarga terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, keadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Di samping itu pengaruh positif dukungan social keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress (Friedman, 1998 dalam Anggina 2010) 3. Dukungan sosial keluarga sangat penting dalam meningkatkan dan menyemangati jika efek samping menjadi parah. Dukungan sosial dari keluarga berupa dukungan emosional diharapkan dapat membantu mengurangi ansietas yang disebabakan oleh komplikasi penyakit diabetes, mengingat diabetes merupakan penyakit yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi penyakit yang berbahaya serta mengancam jiwa pasien yang menderita penyakit ini. Sehingga anggota keluarga bisa dikatakan sebagai keluarga pendukung. Berkaitan dengan hal itu, maka perlu upaya untuk meningkatkan dukungan social keluarga yang positif lagi baik itu dukungan emosional, instrumental, informasional ataupun penilaian (appraisal) kepada pasien antara lain dengan mengikutsertakan keluarga dalam setiap program pengobatan, pada program penyuluhan dan pemantauan kadar glukosa darah 3. KESIMPULAN 1. Dukungan keluarga pada responden hampir setengahnya berkategori baik yaitu sebanyak 46,3 %. 2. Responden yang taat dalam pola makan mempunyai persentase yang lebih banyak yaitu 56,1 %. 3. Ada hubungan yang positif dan bermakna antara dukungan keluarga dengan ketaatan pola makan penderita Diabetes Mellitus yang ditunjukkan dengan hasil uji Spearman s rho didapat nilai p = 0,003 lebih kecil dari nilai α = 0,05 SARAN 1. Bagi Puskesmas, dalam memberikan pelayanan kesehatan, petugas diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki metode, media ataupun cara penyampaian informasi yang akan diberikan kepada pasien khususnya tentang gambaran seberapa besar manfaat dukungan sosial keluarga terhadap kepatuhan pasien dalam melaksanakan program diet, sehingga petugas dapat mempertimbangkan keterlibatan keluarga dalam melaksanakan program penatalaksanaan pengobatan, meningkatkan keterlibatan keluarga pasien Diabetes Mellitus dalam setiap program pengobatan dan perawatan.

2. Bagi Keluarga, dalam menunjang ketaatan pasien dalam melaksanakan program diet (pola makan), agar keluarga ikut serta mendorong klien tetap patuh untuk menjaga dietnya sehingga nilai glukosa darahnya dapat tetap dipertahankan dan terkontrol dengan baik. 3. Bagi Pasien, untuk senantiasa meningkatkan ketaatan dalam program pengobatan dan pengelolaan diit (pola makan) sehingga glukosa darah bisa terkontrol dan dapat dipertahankan dalam batas yang normal. DAFTAR PUSTAKA 1. Almatsier, A, 2004, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramdia Pustaka Utama, Jakarta 2. Arsana, P.M., Sutjiati, E., Lestari, D.P. 2011. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Di Poli Gizi RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Majalah Kesehatan FKUB. 3. Anggina, Ali dan Pandit (2010) Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga dengan kepatuhan pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan Program Diet di Poli Penyakit Dalam RSUD Cibabat Cimahi, Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, ISSN 2086 3098. 4. Niven N, (2002), Psikologi Kesehatan, Rhineka Cipta, Jakarta 5. Waspadji, S, (2007), Penatalaksanaan DM terpadu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.