PRASARANA KOTA DI JALAN KOLONEL ATMO PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian

KONSEP THE CITY OF PEDESTRIAN. Supriyanto. Dosen Tetap Prodi Teknik Arsitektur FT UNRIKA Batam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG


KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya. kepemilikan kendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN TUGAS AKHIR I - 1. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Persyaratan Teknis jalan

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perkotaan yang manusiawi merupakan lingkungan perkotaan yang ramah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB 5 KESIMPULAN STUDI DAN ARAHAN REKOMENDASI

PETUNJUK TERTIB PEMANFAATAN JALAN NO. 004/T/BNKT/1990

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

PEDOMAN. Perencanaan Trotoar. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 1-27

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

ANALISA PENGARUH AKTIVITAS KAMPUS DAN SEKOLAHAN TERHADAP KAPASITAS SERTA TINGKAT PELAYANAN JALAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada

6.1 Peruntukkan Kawasan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan.

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DAERAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnal Kalibrasi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melewati suatu ruas jalan berhenti dalam waktu yang singkat maupun lama. Kemacetan

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SURVEY TC (Traffic Counting) PEJALAN KAKI

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3.1 Karakteristik Pusat Perbelanjaan Paris Van Java

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

5. Konsep Urban Design Guidelines yang Memperhatikan Kebutuhan Pejalan Kaki Usia Kanak-Kanak dan Usia Lanjut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luar datang ke Yogyakarta untuk sekedar berwisata maupun menetap untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dan pembahasan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu menuju daerah lainnya. Dalam ketentuan yang diberlakukan dalam UU 22 tahun

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II KERANGKA TEORITIS. NO.: 011/T/Bt/1995 Jalur Pejalan Kaki yang terdiri dari :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PRASARANA KOTA DI JALAN KOLONEL ATMO PALEMBANG Sisca Novia Angrini Universitas Muhammadiyah Palembang Jl. Jend. Ahmad Yani No.13, Seberang Ulu I, Palembang email: siscaangrini@gmail.com Abstrak Jalan Kolonel Atmo termasuk salah satu jalan utama dalam kota Palembang. Selain jalan tersebut terletak di pusat kota, pada jalan tersebut pula terdapat kawasan komersial terbesar di kota Palembang. Sebagai jalan utama dan pusat komersial, tentu saja banyak permasalahan muncul di sepanjang koridor jalan, baik itu dari sisi aktivitas pengguna jalan, pemilik bangunan di sepanjang jalan, juga fasilitas-fasilitas prasarana jalan. Kemunculan PKL juga menambah permasalahan pada koridor ini. Jalan kolonel atmo dengan lebar 15 meter tidak cukup menampung laju pergerakan lalu lintas. Hal ini menyebabkan kemacetan dan sirkulasi kendaraan tidak lancar terutama pada jam-jam sibuk. Pemanfaatan bahu jalan sebagai tempat parkir membuat badan jalan menjadi sempit dan menghambat laju kendaraan. Signage lalu lintas terkadang tertutupi oleh signages komersil sehingga membuat bingung pengendara dan pengguna jalan yang lainnya. Dengan kondisi saat ini perlu adanya penataan kawasan jalan kolonel atmo. Baik prasarana jalan maupun kebijakan pemerintah yang mengatur jalur sirkulasi kendaraan dan parkir. PKL sebaiknya di alokasi atau di sediakan tempat yang dapat digunakan untuk berjualan di sepanjang jalan sekaligus mengandung nilai estetika. Dengan penanganan baik dari pemerintah dengan peraturan-peraturan yang berlaku juga kesadaran masyarakat sangat penting untuk menjaga stabilitas kawasan ini agar kegiatan perdagangan tetap berjalan dengan lancar. Kata Kunci: Prasarana Jalan Kolonel Atmo, prasarana kota. PENDAHULUAN Kota Palembang terkenal sebagai kota industri dan perdagangan. Sebagai kota besar, palembang juga mengalami permasalahan di kotanya sama halnya seperti kota-kota besar umumnya. Kurang baiknya penataan kota adalah masalah utama kota palembang yang bisa berdampak luas. Salah satu masalahnya adalah di bidang sosial seperti maraknya pengemis jalanan, PKL yang sulit di tertibkan, sampai arus lalu lintas yang semerawut di beberapa tempat. Hal ini dikarenakan pengelolaan kota yang kurang tepat akibatnya ketika desakan penduduk dan aktivitas ekonomi menuntut kota di kembangkan semakin pesat, berbagai permasalahan pun muncul. Di pusat kota di kawasan sepanjang koridor jalan kolonel atmo merupakan pusat perdagangan. Konsentrasi perdagangan yang di tempatkan di daerah ini menyebabkan semakin banyaknya kegiatan kegiatan yang muncul. Kegiatan baru ini tidak di sertai dengan perluasan lahan atau penertiban sarana maupun prasarana. Sehingga kawasan ini seolah dibiarkan berkembang dengan sendirinya tanpa terkendali. Perkembangan kawasan yang terus meningkat menyebabkan banyaknya aktivitas yang tidak dapat di tampung. Aktivitas seperti berjualan, parkir, berjalan kaki, sirkulasi kendaraan pun terlihat semakin semerawut. Selain itu terjadi juga konflik kepentingan antara sesama pemakai jalan. Skema. Alur Permasalahan 18

KAJIAN PUSTAKA Lokasi Kawasan Kajian Gambar. Peta Kota Palembang dan Koridor Jalan Kol. Atmo Jalan kolonel atmo terletak di pusat kota palembang, jalan ini banyak menampung segala aktifitas yang berkembang di kawasan ini, mulai dari aktivitas transportasi, perdagangan pada tempat resmi hingga pedagang kaki lima. Gambar. Peta Kota Palembang dan Koridor Jalan Kol. Atmo PRASARANA JALAN Menurut UU no 42 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jalan adalah Jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta kemudahan bagi pemakai jalan, jalan wajib dilengkapi dengan: a. Rambu-rambu; b. Marka jalan; c. Alat pemberi isyarat lalu lintas; d. Alat pengendali dan alat pengaman pemakai jalan; e. Alat pengawasan dan pengamanan jalan f. Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan dan di luar jalan. FASILITAS PENDUKUNG JALAN Jalan membuthkan fasilitas untukng mendukung dan memaksimalkan fungsinya sebagai jalur transportasi, Fasilitas pendukung meliputi : - Fasilitas pejalan kaki; - Parkir pada badan jalan; - Halte; - Tempat istirahat; - Penerangan jalan. FUNGSI JALAN Jalan memiliki fungsi-fungsi antara lain : 1. Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan; 2. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa; 3. Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah. BAGIAN-BAGIAN JALAN Sebuah koridor jalan memiliki bagian bagian yang memiliki fungsinya masingmasing antara lain : 1. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya; 2. Ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan; 3. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. 19

AKTIVITAS PENDUKUNG JALAN Jalan Kolonel Atmo merupakan jalan yang terletak tepat di pusat Kota Palembang dan merupakan kawasan perdagangan. Perkembangan ekonomi yang terjadi pada kawasan ini menyebabkan juga perkembangan aktivitas seperti perdagangan dan transportasi. Aktivitas yang ada pada jalan tersebut antara lain adalah : a. Perdagangan Sebagai pusat perdagangan dan jasa, kawasan ini terus tumbuh seiring dengan perkembangan ekonomi. b. Transportasi Jalur transportasi terus tumbuh bersamaan akan kebutuhan masyarakat. Untuk mencapai kawasan ini menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Kendaraan angkutan yang mengirim dan membawa barang ke tokotoko di sepanjang kawasan ini c. Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara Fasilitas Parkir Untuk Umum Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa: 1. Taman parker; 2. Gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum dilakukan dengan memperhatikan : 1. Rencana umum tata ruang daerah; 2. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas; 3. Kelestarian lingkungan; 4. Kemudahan bagi pengguna jasa. d. PKL jasa untuk dijual ditempat umum, terutama di pinggir jalan dan trotoar. Dari hasil penelitian oleh Soedjana (1981) secara spesifik yang dimaksud dengan PKL adalah seke-lompok orang yang menawarkan barang dan jasa untuk dijual di atas trotoar atau di tepi/di pinggir jalan, di sekitar pusat perbelanjaan/pertokoan, pasar, pusat rekreasi/ hiburan, pusat perkantoran dan pusat pendidikan, baik secara menetap atau setengah mene-tap, berstatus tidak resmi atau setengah resmi dan dilakukan baik pagi, siang, sore maupun malam hari. Gambar. PKL yang terdapat pada koridor jalan Kol Atmo FAKTA DAN ANALISA Jalan Kolonel Atmo Jalan ini membentang dari Simpang Cinde sampai Simpang Gaya Baru (sekarang Target), panjang jalan ini ± 920 m dengan lebar ± 15 m, sepanjang jalan ini dipergunakan 1 jalur dari Cinde ke arah Gaya Baru, jalan ini juga merupakan pusat perdagangan kota Palembang, sepanjang jalan ini banyak sekali pertokoan seperti pertokoan keramik, elektronik, logam, garmen, dll. Dijalan ini ada toko Buku Gramedia, Hotel Lembang, beberapa Gereja, Sekolah, Bank, Puskesmas dll. Panjang Jalan : ± 920 meter Lebar Jalan : ± 15 meter Kajian Aktivitas Pedagang Kaki Lima Menurut McGee dan Yeung (1977), PKL mempunyai pengertian yang sama dengan hawkers, yang didefinisikan sebagai orang-orang yang menawarkan barang dan 20

yang memudahkan konsumen untuk membeli segala kebutuhan mereka hanya dengan sekali jalan. Jalan ini juga terkadang dilewati oleh mobil barang yang mengangkut barang ke toko-toko. Gambar. Koridor Jalan Kol Atmo FASILITAS JALAN : Panjang Jalan : ± 920 meter Lebar Jalan : ± 15 meter Jalan Kolonel atmo adalah jalan yang terletak pada pusat perdagangan. Pusat perdagangan yang semakin berkembang membuat semakin padatnya pengguna jalan kolonel atmo karena tidak di imbangi dengan perluasan kawasan perdagangan tersebut. Gambar Potongan Jalan Kolonel Atmo Gambar : Foto Lokasi Jalan Kol. Atmo Parkir Kendaraan Jalan kolonel atmo hanyalah jalan satu arah, dengan jarak antara bahu jalan dan teras bangunan sangat dekat. Hal ini menyebabkan digunakannya bahu jalan sebagai tempat parkir. Banyaknya pertokoan yang bermunculan disini membuat parkir kendaraan menjadi tidak mencukupi untuk menampung kendaraan-kendaraan tersebut terutama pada jam-jam sibuk. Sirkulasi Kendaraan Pribadi dan Kendaraan Umum Dengan lebar jalan lebih kurang 15 meter membuat jalur sirkulasi jalan ini semakin padat. Kendaraan yang melalui jalan ini adalah kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, angkutan kota, becak Jalan ini juga banyak di lalu oleh pejalan kaki karena kawasan ini dipenuhi oleh pertokoan 21

dan pejalan kaki. Walaupun kondisinya sangat tidak maksimal untuk memenuhi fungsinya. Gambar : Parkir Kendaraan yang ada di Jalan Kolonel Atmo FASILITAS YANG ADA PADA JALAN KOL. ATMO Trotoar Disepanjang jalan kolonel atmo tidak dijumpai trotoar. Satu satunya jalur pejalan kaki adalah teras-teras toko disepanjang jalan ini. Hal ini sangat membahayakan pejalan kaki karena harus terus waspada terhadap kendaraan yang melintas dan membuat ketidaknyamanan bagi pejalan kaki tersebut. Gambar : Memperlihatkan tidak adanya Trotoar di Jl. Kol Atmo Signage Layaknya pusat perdagangan, bangunanbangunan di sepanjang koridor jalan kolonel atmo juga mengekspresikan diri dengan memasang signage pada bagian luar bangunan. Signage berfungsi sebagai media promosi, bentuk signage pada koridor ini sangat beragam. Fungsinya adalah untuk memenangkan persaingan pasar. Keberagaman signage pada kawasan ini tidak diiringi dengan estetika visualnya. Tata letak dan dimensi signage menunjukkan kesemerawutan yang sama dengan sirkulasi jalannya. Letak signage juga lebih dominan dari pada rambu lalu lintas yang sangat penting keberadaannya sebagai pemandu jalan. Gambar : Memperlihatkan tidak adanya Trotoar di Jl. Kol Atmo Taman Di seoanjang jalan kolonel atmo terdapat tanaman sebagai penyejuk. Penyeimbang antara aktivitas lalu lintas yang padat dengan keasrian lingkungan. Tanaman yang terdapat disepanjang koridor jalan ini tidaklah luas. Tanaman hanya di letakkan pada pot pot permanen di sepanjang bahu jalan yang di gunakan sebagai tempat parkir. Tanaman ini juga di fungsikan sebagai peneduh kendaraan 22

Gambar : Signage Komersil di Jl. Kol Atmo Gambar : Salah satu tiang listrik di Jl. Kol Atmo Gambar : Signage Petunjuk di Jl. Kol Atmo Drainase Jalan kolonel atmo merupakan salah satu titik banjir yang ada di kota palembang. Hal ini dikarenakan drainase yang buruk. Salah satunya yang di sebabkan oleh letak drainase yang kurang tepat. tersumbatnya saluran karena sampah. Street Furniture Menurut undang-undang tentang jalan, jalan seharusnya memenuhi syarat-syarat antara laun adalah street furniture. Street furnitur yang ada di sepanjang koridor ini adalah : - Lampu Jalan - Tempat Sampah - Pot Tanaman Gambar : Tempat Sampah dan Pot Bunga di Jl. Kol Atmo Sumber : Penulis 23 Gambar : Saluran Drainase di Jl. Kol Atmo PKL Pedagang Kaki Lima pada kawasan ini kebanyakan menempati sisi-sisi jalan yang di gunakan untuk tempat parkir kendaraan. Sebagian dari mereka menempati teras-teras toko yang di gunakan untuk jalur pejalan kaki. Karena kahadiran PKL ini sirkulasi jalan menjadi tidak lancar. Begitu pun kenyamanan pejalan kaki menjadi terganggu. Keadaan yang padat pada koridor jalan kolonel atmo karena meningkatnya aktivitas perdagangan

menjadi semakin buruk karena kehadiran para PKL tersebut. Gambar : PKL di Jl. Kol Atmo SIMPULAN DAN SARAN Kondisi Jalan Kolonel Atmo Jalan kolonel atmo dengan lebar 15 meter tidak cukup menampung laju pergerakan lalu lintas. Hal ini menyebabkan kemacetan dan sirkulasi kendaraan tidak lancar terutama pada jam-jam sibuk. Pemanfaatan bahu jalan sebagai tempat parkir membuat badan jalan menjadi sempit dan menghambat laju kendaraan. Signage lalu lintas terkadang tertutupi oleh signages komersil sehingga membuat bingung pengendara dan pengguna jalan yang lainnya. Aktivitas Perdagangan dan PKL Aktivitas yang terus tumbuh pada koridor ini membuat pertokoan pun banyak muncul. Keadaan ini memicu kebutuhan yang lebih besar akan tempat untuk melakukan aktivitas. Kurangnya lahan untuk aktivitas perdagangan terkadang membuat para pedagang ini menggunakan lahan umum umtuk berdagang, misalnya saja PKL. Para PKL ini menempati sepanjang teras pertokoan yang sekaligus digunakan juga untuk jalur pejalan kaki. Sehingga arus pejalan kaki menjadi terganggu akibat keberadaan pedagang ini. Selain terasteras toko pedagang ini juga menempati lorong-lorong antar bangunan yang tentu saja dapat menyumbat jalur sirkulasi. Keadaan demikian sangat dibutuhkan peran pemerintah setempat untuk terus mengatur dan memantau keberadaan para pedangang dan PKL. Selain merelokasi atau menyediakan tempat khusus untuk para pedagang ini. Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi kendaraan yang tidak lancar sebagian disebabkan oleh ulah PKL yg berjualan di bahu jalan. Penanganannya sama yaitu memerlukan regulasi pemerintah utnuk mentertibkannya. Sirkulasi kendaraan yang satu arah seharusnya mempermudah surkulasi namun hal ini tidak terjadi karena jalan yang semakin sempit disebabkan aktivitas pedagang becak, pejalan kaki. Kendaraan yang melalui jalan ini sebaiknya hanya kendaraan bermotor saja. Karena becak terkadang membuat macet karena bacah bisa bergerak ke segala arah, misalnya saja berjalan melawan arus jalan. Becak juga terkadang tidak mematuhi aturan lalu lintas. Selain becak, tentu saja penertiban PKL perlu dilakukan untuk tetap menjaga sirkulasi tetap lancar. Mobil barang yang mengangkut barang ke toko-toko juag sebaiknya beroperasi pada malam hari. Parkir Parkir kendaraan yang terdapat pada sisi jalan sebaiknya di berlakukan tarif yang mahal untuk mengurangi pengunjung kawasan ini membawa kendaraan pribadi dan menggunakan transportasi umum. Kendaraan pemilik toko juga sebaiknya jangan di parkirkan seharian di depan toko tetapi hanya pagi dan sore hari saat berlangsung aktivitas perdagangan. PKL PKL adalah yang paling banyak menjadi masalah terutama di kota-kota besar dan pusat perdagangan. PKL pasti tumbuh subur di tempat seperti ini. Kondisi ini menggangu 24

jalur pedestrian dan jalur kendaraan, karena PKL menempati tempat-tempat yang tidak diperbolehkan dan mengganggu aktivitas lain. REKOMENDASI Dengan kondisi saat ini perlu adanya penataan kawasan jalan kolonel atmo. Baik prasarana jalan maupun kebijakan pemerintah yang mengatur jalur sirkulasi kendaraan dan parkir. PKL sebaiknya di alokasi atau di sediakan tempat yang dapat digunakan untuk berjualan di sepanjang jalan sekaligus mengandung nilai estetika. Dengan penanganan baik dari pemerintah dengan peraturan-peraturan yang berlaku juga kesadaran masyarakat sangat penting untuk menjaga stabilitas kawasan ini agar kegiatan perdagangan tetap berjalan dengan lancar. Karena, berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan bahwa koridor jalan tersebut tidak dapat menampung segala aktifitas yang berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Hakim, Rustam, 2006, Rancangan Visual Landsekap Jalan, Bumi Aksara, Jakarta Iskandar, Hikmat, Standar Jalan Yang Berwawasan Keselamatan Transportasi Darat, Puslitbang Jalan dan Jembatan, Bandung Puslitbang Jalan dan Jembatan,2006, Perencanaan lalu lintas suntuk geometrik dan pekerasan jalan, Makalah disajikan dalam Workshop Kerusakan Jalan di Puslitbang Jalan dan Jembatan Agustus 2006, Bandung. Shirvani, Hamid, 1984, The Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold Company, New York. Zahnd, Markus, 1999, Perancangan Kota Secara Terpadu, Kanisius, Yogyakarta UU Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan UU Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 25