DAMPAK KEBISINGAN AKIBAT PEMBANGUNAN JALAN LAYANG

dokumen-dokumen yang mirip
MITIGASI DAMPAK KEBISINGAN AKIBAT PEMBANGUNAN JALAN LAYANG PASUPATI PADA KAWASAN SENSITIF (R.S Hasan Sadikin Bandung)

Dampak kebisingan akibat pembangunan jalan layang

PEDOMAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Mitigasi dampak kebisingan akibat lalu lintas jalan. Konstruksi dan Bangunan. Pd T B

Prakata. Pt-T B

Pengaruh Penerapan Zona Selamat Sekolah Terhadap Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Sekolah Kota Padang

BAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN

DESAIN JENDELA UNTUK MENAHAN KEBISINGAN PADA RUMAH TINGGAL

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

Pengendalian Bising. Oleh Gede H. Cahyana

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya

PETUNJUK TERTIB PEMANFAATAN JALAN NO. 004/T/BNKT/1990

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini pemerintah DKI Jakarta mencoba mengeluarkan salah satu solusi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap. bila dibandingkan dengan makhluk lain adalah akal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

SPESIFIKASI UMUM DAFTAR ISI DIVISI I UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebisingan. Kebisingan dapat dibagi tiga macam kebisingan.

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL LINGKAR LUAR JAKARTA (JORR) RUAS PENJARINGAN KEBON JERUK (W1)

PENGARUH PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI KAWASAN SEKOLAH (Studi Kasus SD PURUS dan SMP 31 ANDALAS)

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

ASPEK GEOTEKNIK PADA PEMBANGUNAN PERKERASAN JALAN

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI SDN NUSA INDAH 1 BATI BATI NOISE LEVEL MODEL FLOW DUE TO TRAFFIC AT SDN NUSA INDAH 1-BATI BATI

Perhitungan Kebisingan pada Rumah Sakit dan Sekolah Akibat Arus Lalu Lintas di Jalan L.L. R.E. Martadinata Kota Bandung

BAB 3 METODOLOGI. sehingga akan menghasilkan biaya konstruksi dan perawatan perkerasan lentur.

DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS

Jenis-jenis Perkerasan

Tgl Wawancara: KUESIONER TINJAUAN HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DAN KELUHAN SUBJEKTIF (NON AUDITORY) PADA OPERATOR SPBU DKI JAKARTA TAHUN 2009

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Digunakan untuk kendaraan bermotor. Digunakan untuk publik. Dibiayai oleh badan publik

PEDOMAN. Prediksi kebisingan akibat lalu lintas DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan.

METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN

PEDOMAN PERENCANAAN FASILITAS PENGENDALI KECEPATAN LALU LINTAS

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

DAFTAR PENETAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan

Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan ekonomi pada kota kota besar di Indonesia telah

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT.

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG.

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN

Modifikasi Struktur pada Proyek Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta Menggunakan Value Engineering

HALAMAN PERNYATAAN DAFTAR GAMBAR. 1.7 Latar Beiakang Permasalahan 1

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor

Lampiran A...15 Bibliografi...16

Revisi SNI T C. Daftar isi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

TUGAS PERENCANAAN JALAN REL

Heru Indra Siregar NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin berkembang pesat memacu peningkatan

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENAMPANG MELINTANG JALAN

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

URAIAN. Tenaga Oh Tukang 90, Oh Kepala Tukang 110, Oh Pekerja 75, Oh Mandor 120,000.

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

PENJELASAN PENGISIAN DAFTAR ISIAN ( FORMULIR )

4. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI

ATENUASI BISING LINGKUNGAN DAN BUKAAN PADA RUANG KELAS SEKOLAH DASAR BERVENTILASI ALAMI DI TEPI JALAN RAYA. Oleh :

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan

BAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api

TATA CARA PERENCANAAN PEMISAH NO. 014/T/BNKT/1990

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) DAN VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENYEBERANG JALAN DALAM MENGGUNAKANNYA

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

DAMPAK KEBISINGAN AKIBAT PEMBANGUNAN JALAN LAYANG Keberadaan jalan layang dapat menimbulkan beberapa dampak diantaranya penurunan kualitas lingkungan yaitu tingginya tingkat kebisingan yang mengurangi kenyamanan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Misalnya jalan layang Pasteur - Suropati (Pasupati), setelah dioperasikan diperkirakan mengalami penurunan kualitas lingkungan yang dirasakan oleh Rumah Sakit Umum Dr. Hasan Sadikin Bandung. Komponen lingkungan yang berdampak negatif dan mengganggu pada kawasan RSU Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah tingkat kebisingan. Hal ini dirasakan karena kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan jalan dan kebutuhan akan tingkat kenyamanan yang semakin tinggi, maka dampak yang diakibatkan oleh transportasi khususnya kebisingan kendaraan bermotor harus ditekan serendah mungkin. Mitigasi dampak kebisingan dapat dilakukan pada tiga titik penanganan yaitu pada sumber, pada jalur rambat, dan pada titik penerima dampak kebisingan. Alternatif mitigasi dapat dipilih dari salah satu bentuk 3 (tiga) penanganan diatas, atau merupakan gabungan dari dua penanganan atau bahkan ketiganya, hal ini tergantung dari kesepakatan atau konsensus stakeholder yang terkait. Realisasi mitigasi dampak kebisingan ini juga sangat bergantung kepada besaran tingkat kebisingan yang akan direduksi dan pendanaan yang tersedia. Mitigasi Dampak Kebisingan Penanganan Kebisingan pada Sumber Penanganan kebisingan pada sumber bising dapat dilakukan melalui beberapa hal, antara lain : 1) Pengaturan Lalu Lintas.

Pengaturan lalu lintas dimaksudkan untuk mengurangi volume lalu lintas kendaraan yang lewat. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan rekayasa lalu lintas, pembangunan jalan lingkar untuk mengurangi beban jaringan jalan perkotaan, dan lain - lain. Pengaturan lalu lintas yang baik dapat mengurangi tingkat kebisingan antara 2 sampai 5 db(a). 2) Pembatasan Kendaraan Berat. Kendaraan berat memberikan pengaruh yang besar terhadap tingkat kebisingan akibat lalu lintas jalan. Dengan melakukan pembatasan jenis kendaraan berat dapat mengurangi dampak kebisingan. Pembatasan kendaraan berat sebesar 10% dapat menurunkan tingkat kebisingan hingga 3,5 db(a). 3) Pengaturan Kecepatan. Pengaturan kecepatan lalu lintas pada rentang kecepatan 30 sampai 60 km/jam dapat mengurangi tingkat kebisingan 1 hingga 5 db(a). 4) Perbaikan Kelandaian Jalan. Kelandaian jalan berpengaruh langsung terhadap tingkat kebisingan. Pengurangan kelandaian setiap 1% dapat mengurangi tingkat kebisingan sebesar 0,3 db(a). 5) Pemilihan Jenis Perkerasan Jalan. Pada kecepatan di atas 80 km/jam, penggantian perkerasan aspal beton padat (berbutir tidak seragam) dengan perkerasan aspal terbuka (berbutir seragam) dapat mengurangi tingkat kebisingan lalu lintas sampai 4 db(a). Koreksi tingkat kebisingan akibat penggunaan berbagai jenis perkerasan yang lain secara relatif terhadap lapis perkerasan aspal beton padat adalah sebagaimana tercantum pada Tabel 1.

Table 1. Koreksi tingkat kebisingan perkerasan jalan dibandingkan dengan perkerasan aspal padat Jenis lapis perkerasan Koreksi tingkat kebisingan db(a) Burda/burtu (Chip seal) + 4,0 Beton semen Portland 0 s/d + 3,0 Overlay camp aspal dingin + 2,0 Beton semen portland agregat diekspose - 0,5 s/d + 3,0 Perkerasan aspal mastic batu - 3,5 s/d - 2,0 Perkerasan aspal beton terbuka (berbutir 4,5 s/d 0 seragam) Sumber: OECD, 1995 Penanganan kebisingan pada jalur perambatan 1) Penanganan kebisingan pada jalur perambatan suara umumnya dilakukan dengan pemasangan Bangunan Peredam Bising (BPB). Bangunan Peredam Bising dapat berupa penghalang alami ( natural barrier) dan penghalang buatan (artificial barrier). Penghalang alami biasanya menggunakan berbagai kombinasi tanaman dengan gundukan ( berm) tanah, sedangkan penghalang buatan dapat dibuat dari berbagai bahan, seperti tembok, kaca, kayu, aluminium, dan bahan lainnya. Untuk mencapai kinerja yang memadai, bahan yang digunakan sebagai penghalang sebaiknya memiliki rasio berat-luas minimum 20 kg/m 2 ; 2) BPB umumnya memiliki karakteristik secara teknis sebagai berikut (OECD-1995): a. dapat menurunkan tingkat kebisingan antara 10 sampai 15 db(a); b. mampu mencapai pengurangan tingkat kebisingan sebesar 5 db(a) apabila cukup tinggi untuk memotong jalur perambatan gelombang suara dari sumber ke penerima;

c. setiap penambahan 1 m ketinggian diatas jalur perambatan gelombang dapat menurunkan tingkat kebisingan sebesar 1,5 db(a) dengan penurunan maksimum secara teoritis sebesar 20 db(a); d. BPB sebaiknya dipasang sepanjang sekitar 4 x jarak dari penerima ke penghalang. 3) Mitigasi kebisingan harus mempertimbangkan faktor - faktor sebagai berikut : a. keselamatan pengguna jalan yang berkaitan dengan jarak pandang dan ketahanan konstruksi terhadap benturan; b. kemudahan pemeliharaan, termasuk bangunan yang ada di sekitarnya, seperti saluran drainase; c. stabilitas konstruksi dan usia layan mencapai 15 s.d. 20 tahun; d. biaya konstruksi yang tergantung pada jenis pondasi yang dibutuhkan dan metoda konstruksi yang digunakan, perban- dingan indikatif dari berbagai upaya mitigasi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan indikatif dari berbagai upaya mitigasi Upaya Efektifitas Perbandingan Biaya Tanggul tanah Beton, Kayu, logam atau pagar penghalang lainnya Jalan bawah tanah (gali dan tutup) Jendela kaca ganda untuk selubung depan Sumber : OECD, 1995 Sama dengan jenis jenis penghalang lainnya seperti kayu atau beton. Baik; membutuhkan tempat lebih keci Sebuah pilihan yang ekstrim bagi lau lintas yang padat sekali; memerlukan ventilasi apabila panjang lebih 300 m Baik namun hanya pada saat jendela tidak dibuka tidak melindungi are-area luar Sangat murah apabila bahan timbunan tersedia dilokasi Biayanya 10-100 kali dari tanggul tanah namun dapat menghemat biaya lahan Biayanya 10-16000 kali dari tanggul tanah Biayanya 5-60 kali sebuah tanggul tanah e. keindahan atau estetika lingkungan di sekitarnya.

Penanganan kebisingan pada titik penerimaan 1. Tingkat kebisingan pada titik penerimaan dapat dikurangi dengan mengubah orientasi bangunan yang semula menghadap sumber kebisingan menjadi menyamping terhadap sumber kebisingan atau membelakangi sumber kebisingan. Perubahan orientasi bangunan dapat mengurangi jarak efektif sumber ke penerima hingga 64% (OECD- 1995). 2. Untuk dapat menerapkan metoda ini, perencana perlu memperhatikan fleksibilitas ruang, akses bangunan, dan keasrian arsitektur bangunan. Apabila lahan yang tersedia mencukupi, ruang yang berdekatan dengan sumber bising dapat dibangun garasi, gudang, atau fasilitas gedung yang sekaligus menjadi penghalang perambatan suara. 3. Penggunaan insulasi ini dilakukan apabila upaya lain untuk mengurangi kebisingan tidak memungkinkan. Metoda ini diterapkan pada daerahdaerah dengan kepadatan tinggi, seperti pusat kota, baik untuk bangunan permukiman maupun bangunan perkantoran. 4. Metoda mitigasi terhadap dampak kebisingan yang berasal dari peningkatan volume lalu lintas di sepanjang jalan eksisting meliputi beberapa pekerjaan antara lain: a. penggantian jendela, misalnya dengan kaca jendela ganda. b. pemasangan dinding peredam; c. pemasangan sistem ventilasi khusus. Efektifitas Efektifitas penggunaan bahan kaca sebagai jendela untuk penghalang kebisingan biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan nilai estetika lingkungan dengan mengupayakan tetap terlihatnya pemandangan di seberang jalan dari sisi yang lain dan sebaliknya. Penerapan penghalang kaca perlu memperhitungkan upaya-upaya perawatan dan pembersihan, karenanya komitmen antara pihak pengelola jalan dengan pengelola lingkungan untuk

pemeliharaan penghalang ini perlu diatur secara jelas. Efektifitas insulasi pada facade bangunan dengan penggantian jendela menggunakan jendela berkaca ganda atau triple dapat mengurangi kebisingan 15 sampai dengan 25 db(a), secara umum (OECD-1995), penggunaan metoda ini dapat diharapkan menghasilkan tingkat kebisingan dalam ruangan 38 ssampai 44 db (A). Tabel 3. Pengurangan perambatan suara pada bagian muka gedung, dengan ketebalan kaca minimal adalah 6 mm. Jenis Bangunan Jendela Pengurangan kebisingan internal Semua jenis Terbuka 10 db(a) Tembok Kaca tunggal (tertutup) 25 db(a) Tembok Kaca dobel (tertutup) 35 db(a) Sumber : OECD, 1995 Sumber : Handayani, Rr. Dini. Mitigasi Dampak Kebisingan Akibat Pembangunan Jalan Layang Pasupati Pada Kawasan Sensitif (R.S Hasan Sadikin Bandung). Puslitbang Jalan dan Jembatan, Jl. A.H. Nasution 264 Bandung. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.48/MENLH/11/1996, Tentang Baku Tingkat Kebisingan Kumpulan Pedoman Teknis Hasil Penelitian dan Pengembangan Bidang Jalan, 1999/2000.