BAB I PENDAHULUAN. para profesional bisnis masa depan. Dari motto tersebut, Universitas Widyatama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dengan menggunakan dua instrumen yaitu data kuesioner

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari termasuk dalam dunia kerja, contohnya mitra kerja yang berasal dari negara

BAB I PENDAHULUAN. bisa menguasai bahasa Inggris dengan baik. Ketrampilan-ketrampilan tersebut

PENGEMBANGAN SILABUS TOEFL LISTENING UNTUK MAHASISWA NON BAHASA INGGRIS DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menambah

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Terhadap Objek Studi Penelitian English First (EF)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diajarkan di universitas khususnya Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

MANUAL PROSEDUR PELAYANAN TES TOEFL ITP

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

Tip and Trik dalam Menghadapi Ujian TOEFL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung. pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. percakapan yang diujikan pada bagian Short Conversations dalam tes listening

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dibutuhkan kemampuan khusus berbahasa Inggris. Test of English as

MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FKIP UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. TOEFL singkatan dari Test of English as a Foreign Language merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang memadai sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam

Klasifikasi Skor Kompetensi Bahasa Inggris untuk Penentuan Jenis dan Jumlah Mata Kuliah Bahasa Inggris (Studi Kasus IT Telkom)

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam melakukan penelitian yaitu di Pusdiklat Kemendagri Regional

PENERAPAN IPTEKS KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS BEKAL UTAMA MASUK DUNIA KERJA. Oleh Amrizal

DEVELOPING A SYLLABUS OF TOEFL READING FOR THE STUDENTS OF NON ENGLISH DEPARTMENT UNIPDU JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel dan memiliki delapan belas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Handbook ini hanya untuk siswa SchoolingMe.com HANDBOOK ESAI LPDP ESAI: RENCANA STUDI

Analisis Independent Study Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Mahasiswa Non-English Department

I. PENDAHULUAN. suatu kebutuhan yang sangat penting untuk saat ini, terlebih lagi bagi para

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. asing yang ditujukan kepada mereka yang bukan native speaker (Rudman 2011).

2015 PENERAPAN BUKU SAKU BILINGUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PAD A MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN D I SMK NEGERI 6 BAND UNG

2. Hasil Penelitian Pemanfaatan Penggunaan Korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB. I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang secara umum dianggap penting

Tips Lolos ELPT. Begini caranya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran

CURRICULUM VITAE. IDENTITAS DIRI Nama :

BAB 1 PENDAHULUAN. metode efektif, dan persiapan yang lebih singkat. E-Learning merupakan salah satu

Analisis Independent Study dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Mahasiswa Non-English Department

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. KORESPONDENSI BAHASA INGGRIS. Silabus

BAB I PENDAHULUAN. Biasanya tes ini memakan waktu sekitar tiga jam dan diselenggarakan dalam 3 bagian, yaitu bagian:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

KURIKULUM OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia menyebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk mempelajari bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Test of English as a Foreign Language disingkat TOEFL adalah ujian kemampuan

Latar Belakang. Purwokerto, 19 Januari /19/2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan sempurna

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Metode dan Teknik Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari yakni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

Purwokerto, 23 Oktober 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru

Pengembangan Tes Uji Kompetensi Bahasa Inggris. Test of English Proficiency, (TOEP)

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

PENGEMBANGAN DAN KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP)

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013

Evaluasi DUDI terhadap Lulusan ITB 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. (Computer Based Decision Support System) saat ini berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

[ englishforall.id ] 1

sama dengan program studi lain, yaitu merujuk kepada Norma dan Tolok Ukur Undana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB II. LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN TINGKAT KERAJINAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

BAGIAN I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Devi Lamria Hasibuan, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Desain Sistem TOEFL Prediction Untuk Membantu Persiapan Tes TOEFL

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

SASARAN MUTU PROGRAM STUDI SISTIM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah, kebijakan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Widyatama memiliki sebuah motto yaitu friendly campus for future business pro atau yang bisa diartikan sebagai kampus yang bersahabat bagi para profesional bisnis masa depan. Dari motto tersebut, Universitas Widyatama memiliki kewajiban untuk memfasilitasi mahasiswa agar mahasiswa mampu menjadi pribadi yang profesional di dalam dunia bisnis. Seperti yang dijelaskan dalam buku profil Universitas Widyatama, hal tersebut dapat diwujudkan dengan proses pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi dengan nuansa bisnis. Hal ini berarti seluruh program studi diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang dapat menjawab kebutuhan dunia bisnis dan menjadikan para lulusan menjadi para pelaku bisnis yang profesional dengan menggunakan metode perkuliahan bernuansa bisnis. Kemampuan bahasa Inggris merupakan salah satu hal yang penting di Universitas Widyatama dan menjadi sasaran yang harus dimiliki oleh lulusan Universitas Widyatama. Hal tersebut terbukti dengan adanya syarat memiliki nilai TOEFL (Test of English as a Foreign Language) minimal 450 sebagai salah satu syarat sidang bagi calon lulusan Universitas Widyatama. Sebagai salah satu cara untuk menghasilkan lulusan Universitas Widyatama yang mampu memenuhi kebutuhan dunia kerja dan mampu berkomunikasi dalam dunia kerja internasional, Universitas Widyatama membentuk pusat studi yang dapat menunjang proses pembelajaran bahasa Inggris mahasiswa yaitu Self Access Centre (SAC). Self Access Centre (SAC) memiliki program tes simulasi TOEIC setiap satu semester yang bertujuan untuk

memperkenalkan TOEIC dan mengukur kemampuan dan tingkat kesiapan mahasiswamahasiswi Universitas Widyatama dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris di dunia kerja pada umumnya dan khususnya di dunia bisnis internasional. Hal tersebut sesuai dengan motto Universitas Widyatama yang menggambarkan mahasiswa Universitas Widyatama sebagai calon profesional bisnis di masa depan. Sifat TOEIC di Universitas Widyatama terhadap TOEFL yang merupakan tes wajib bagi setiap calon lulusan mahasiswa Universitas Widyatama adalah sebagai pelengkap karena walaupun terdapat kesamaan dalam bentuk tes namun kedua tes tersebut memiliki perbedaan masing-masing yang bisa saling melengkapi sehingga membantu para mahasiswa untuk mampu berkomunikasi dalam dunia kerja internasional. Test of English for International Communication (TOEIC) merupakan tes keahlian berbahasa Inggris di dunia kerja atau dunia bisnis internasional. TOEIC mengukur kemampuan mendengarkan (listening) dan membaca (reading). Dalam perkembangannya, TOEIC juga mengukur kemampuan berbicara (speaking) dan menulis (writing). Educational Testing Service (ETS) dalam salah satu artikel di www.ets.org di tahun 2010 menyatakan bahwa di tahun 2010, tes TOEIC digunakan oleh 10.000 perusahaan, institusi, maupun organisasi sebagai salah satu alat ukur dalam menyeleksi pegawai untuk penempatan kerja, promosi jabatan, dan mengetahui kemampuan mahasiswa dan pekerja dalam menggunakan Bahasa Inggris. SAC telah menyelenggarakan empat kali tes simulasi TOEIC pada bulan November 2009, April 2010, November 2010, dan Maret 2011 yang diikuti sekitar 130 hingga 135 peserta tes tiap periodenya. Peserta tes merupakan mahasiswamahasiswi Universitas Widyatama dari semua fakultas kecuali fakultas desain dan ada pula mahasiswa non-bahasa Inggris dari beberapa Universitas lain seperti Universitas Padjadjaran dan Universitas Pendidikan Indonesia. Sebelum tes, diadakan workshop

TOEIC yang di dalamnya berisi pengenalan mengenai TOEIC dan strategi menghadapi soal tes. Dari kuesioner yang dibagikan pada tes simulasi TOEIC bulan November 2010 dan Maret 2011, peserta tes yang mengisi kuesioner sebagian besar beranggapan bahwa tingkat kesulitan keseluruhan materi tes simulasi TOEIC berada pada tingkat sedang. Khusus pada tingkat kesulitan materi tes simulasi TOEIC listening comprehension, peserta tes juga sebagian besar memberikan nilai sedang. Berdasarkan data kuesioner tersebut penulis mendapatkan gambaran mengenai persepsi peserta tes terhadap tingkat kesulitan. Sedangkan, berdasarkan data hasil tes TOEIC yang telah diolah, penulis mendapatkan gambaran mengenai kemampuan Bahasa Inggris peserta tes yang sebagian besar merupakan mahasiswa. Pada data hasil tes, penulis menemukan bahwa pada bagian listening comprehension, jenis soal berkategori sedang paling banyak ditemukan pada bagian Short Conversations. Sebagaimana halnya penulis juga menemukan bahwa persepsi peserta tes yang sebagian besar mengatakan bahwa tingkat kesulitan soal listening comprehension itu berada pada tingkat sedang. Hal tersebut yang membuat penulis memilih hasil data pada bagian Short Conversation untuk diteliti. Berdasarkan gambaran-gambaran tersebut, penulis tertarik untuk menganalisa data hasil tes simulasi TOEIC menjadi sebuah penelitian yang berjudul Problematika Short Conversations dalam Tes Simulasi TOEIC yang Dihadapi oleh Peserta Tes: Satu Studi Kasus pada Tes Simulasi TOEIC Periode November 2010 dan Maret 2011 di Universitas Widyatama. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Adakah kaitan persepsi peserta tes mengenai tingkat kesulitan tes dengan hasil tes? 2. Soal dengan unsur percakapan apa yang diujikan pada bagian Short Conversations dalam tes simulasi TOEIC listening comprehension yang tergolong kategori sukar, sedang, dan mudah? 3. Kata-kata apa saja yang menjadi petunjuk tekstual (textual clues) yang digunakan peserta tes dalam memilih jawabannya? 1.3 Batasan Masalah Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Problematika Short Conversations dalam Tes Simulasi TOEIC yang Dihadapi oleh Peserta Tes: Satu Studi Kasus pada Tes Simulasi TOEIC Periode November 2010 dan Maret 2011 di Universitas Widyatama, maka data penelitian berasal dari hasil tes simulasi TOEIC di Universitas Widyatama. Data hasil tes diambil dari data hasil tes Short Conversations periode November 2010 dan Maret 2011 di Universitas Widyatama. Penulis menggabungkan dua periode tes tidak dengan tujuan membandingkan antara periode yang satu dengan yang lain namun karena dua periode tersebut menggunakan jenis soal yang sama. Masalah yang diteliti yaitu dibatasi pada hasil tes simulasi TOEIC pada bagian Short Conversations dalam tes listening comprehension yang diselenggarakan oleh SAC pada 2 periode tes dengan jenis soal yang sama. Penulis hanya memilih salah satu bagian dalam TOEIC listening comprehension yaitu Short Conversations untuk diteliti agar pembahasan lebih mendalam. Pada data hasil tes bagian listening comprehension, penulis menemukan bahwa jenis soal berkategori sedang paling banyak ditemukan pada bagian Short Conversations. Sebagaimana halnya penulis juga menemukan bahwa persepsi peserta tes yang sebagian besar mengatakan bahwa tingkat kesulitan soal listening comprehension itu berada pada

tingkat sedang. Hal-hal tersebut yang membuat penulis memilih hasil data pada bagian Short Conversation untuk diteliti. Selain data hasil tes simulasi, penulis juga mengambil data kuesioner tentang persepsi tingkat kesulitan tes simulasi TOEIC periode November 2010 dan Maret 2011. Masalah yang diteliti dari data kuesioner tersebut dibatasi pada persepsi peserta tes mengenai tingkat kesulitan keseluruhan materi tes simulasi TOEIC pada umumnya, khususnya pada tingkat kesulitan materi tes simulasi TOEIC listening comprehension dan kaitannya dengan hasil tes simulasi. Data kuesioner dan data hasil tes yang dianalisa akan menunjukkan bagaimana peserta tes dapat menggunakan petunjuk tekstual (textual clues) untuk dapat memahami percakapan. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui adanya kaitan persepsi peserta tes mengenai tingkat kesulitan tes dengan hasil tes. 2. Untuk mengidentifikasi unsur percakapan yang diujikan pada bagian Short Conversations dalam tes listening comprehension yang tergolong kategori sukar, sedang, dan mudah bagi peserta tes. 3. Untuk mengetahui kata-kata apa saja yang menjadi petunjuk tekstual (textual clues) yang digunakan peserta tes dalam memilih jawabannya. Berdasarkan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta tes agar dapat mengantisipasi jawaban soal, khususnya pada bagian Short Conversations dalam tes listening comprehension. Peserta tes diharapkan dapat mengantisipasi jawaban soal dengan cara memahami unsur percakapan yang diujikan pada bagian Short

Conversations dan strategi khusus yang harus digunakan. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan dalam pengembangan materi pelatihan TOEIC dan juga bermanfaat untuk Self Access Centre (SAC) sebagai penyelenggara workshop dan tes simulasi, diharapkan penelitian ini menjadi bahan masukan dalam pengembangan materi workshop. 1.5 Objek dan Metode Penelitian Objek penelitian skripsi ini adalah menganalisa kaitan hasil tes simulasi TOEIC dengan persepsi peserta tes mengenai tingkat kesulitan keseluruhan materi tes simulasi TOEIC pada umumnya dan khususnya pada tingkat kesulitan materi tes simulasi TOEIC listening comprehension. Fokus penelitian ini adalah pada bagian Short Conversations dalam tes listening comprehension periode November 2010 dan Maret 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2005: 250), analisis deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Arikunto (2002: 10) juga menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang terdiri dari banyak bentuk, baik survey maupun eksperimen. Pada penelitian ini, survey dilakukan dengan menggunakan data hasil tes dan juga kuesioner yang dihitung

dengan menggunakan rumus-rumus untuk mendapatkan jumlah angka dan persentase dari responden yang memilih tiap kolom pilihan jawaban kuesioner sehingga didapat gambaran mengenai tingkat kesulitan keseluruhan materi tes simulasi TOEIC pada umumnya dan khususnya pada tingkat kesulitan materi tes simulasi TOEIC listening comprehension. Jadi, secara sederhana metode deskriptif kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada dengan menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Sesuai dengan yang dijelaskan Arikunto (2002: 12) Dari analisis dan tampilan data tersebut peneliti membuat interpretasi dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari gejala atau fenomena yang menjadi objek penelitian. Dalam pengumpulan sumber data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua instrumen yaitu data kuesioner tentang persepsi tingkat kesulitan tes simulasi TOEIC dan data hasil tes simulasi TOEIC pada bulan November 2010 dan Maret 2011 dengan jenis soal yang sama. Peserta tes merupakan mahasiswa-mahasiswi Universitas Widyatama dari semua fakultas kecuali fakultas desain dan mahasiswa non-bahasa Inggris dari beberapa Universitas lain seperti Universitas Padjadjaran dan Universitas Pendidikan Indonesia. Data kuesioner pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui kaitan persepsi peserta tes dengan hasil tes. Pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian mengenai tes TOEIC, bagian mengenai pelaksanaan TOEIC workshop yang diselenggarakan oleh SAC, dan saran untuk pelaksanaan TOEIC workshop tersebut. Penulis hanya mengambil data dari pertanyaan 1 dan 2 dari 11 pertanyaan yang ada pada bagian pertama yaitu bagian mengenai tes TOEIC. Data kuesioner yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah mengenai tingkat kesulitan keseluruhan materi

ujian TOEIC dan tingkat kesulitan materi tes listening comprehension. Kuesioner yang menjadi salah satu instrumen pengumpulan data pada penelitian ini jika dipandang dari cara menjawabnya maka termasuk ke dalam jenis kuesioner tertutup. Menurut Arikunto (2002: 129) jenis kuesioner tertutup berarti sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Jika dipandang dari bentuknya maka kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk rating-scale-check list. Menurut Arikunto (2002: 129) kuesioner dengan bentuk rating-scale-check list adalah kuesioner dengan sebuah pernyataan berbentuk tanda check (centang) pada kolomkolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Pernyataan responden dalam kuesioner tersebut dihitung menggunakan rumus-rumus sehingga penulis mendapatkan jumlah angka dan persentase dari responden yang memilih tiap kolom pilihan jawaban. Sehingga dari data kuesioner, penulis mendapatkan gambaran mengenai persepsi peserta tes tentang tingkat kesulitan tes simulasi TOEIC pada umumnya dan khususnya pada bagian listening comprehension. Instrumen kedua yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah data hasil tes simulasi TOEIC pada bagian Short Conversations dalam tes listening comprehension periode November 2010 dan Maret 2011. Data hasil tes pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui jenis soal yang yang tergolong easy (mudah), medium (sedang), dan difficult (sukar) dan mengetahui kaitan hasil tes dengan kuesioner. Pada data penelitian mengenai data hasil tes, penulis menggunakan dua periode data hasil tes. Penulis menggunakan dua periode tes tidak dengan tujuan membandingkan antara periode yang satu dengan yang lain namun karena dua periode tersebut menggunakan jenis soal yang sama. Pada data hasil tes, penulis menemukan bahwa pada bagian listening comprehension, jenis soal berkategori sedang paling banyak ditemukan pada bagian Short Conversations. Sebagaimana halnya penulis juga

menemukan bahwa persepsi peserta tes yang sebagian besar mengatakan bahwa tingkat kesulitan soal listening comprehension itu berada pada tingkat sedang. Hal tersebut yang membuat penulis memilih hasil data pada bagian Short Conversations dalam tes listening comprehension sebagai objek penelitian. Dari data hasil tes, penulis menentukan jumlah peserta yang menjawab benar dan yang menjawab salah, mengidentifikasikan dan mendeskripsikan unsur percakapan yang diujikan pada bagian Short Conversations dalam tes listening comprehension, menganalisa jenis soal yang tergolong easy (mudah), medium (sedang), dan difficult (sukar) bagi peserta tes, menganalisa pilihan jawaban yang salah yang menjadi pengecoh bagi peserta tes, mendeskripsikan unsur-unsur yang menjadi pengecoh (distractors) bagi peserta tes dalam menjawab soal, dan menganalisa kata-kata yang menjadi petunjuk tekstual (textual clues) yang digunakan peserta tes sehingga membuat peserta tes memilih jawaban yang salah. Teori yang menjadi landasan untuk menganalisa kasus yang berkaitan dengan Short Conversations adalah teori mengenai Difficulty Index (Indeks Kesukaran) oleh Arikunto (1997) yang digunakan untuk menganalisa hasil tes dan untuk mengetahui jenis soal yang tergolong kategori easy (mudah), medium (sedang), dan difficult (sukar) bagi peserta tes, teori Ellipsis oleh Cutting (2002) yang digunakan untuk menganalisa unsur percakapan Ellipsis dengan unsur pengecoh Statement within Question, teori Repetition oleh Cutting (2002) dan pembagiannya oleh Paltridge (2000) yang digunakan untuk menganalisa unsur percakapan Repetition dengan unsur pengecoh Repetition, teori maksim percakapan Grice yang dikutip dari Rees (1992) dan teori pelanggaran maksim relasi (Violating the Relation) oleh Grice yang dikutip dari Cutting (2003) yang digunakan untuk menganalisa unsur percakapan Violating the Relation dengan unsur pengecoh Words Used Out of Context, teori Homonymy oleh Saeed (1997) yang digunakan untuk menganalisa unsur percakapan Homonymy

dengan unsur pengecoh Similar Sounds, dan teori Member-collection oleh Saeed (1997) yang digunakan untuk menganalisa unsur percakapan Member-collection dengan unsur pengecoh Wrong Word Association. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini dimulai dengan Bab I. Dalam bab ini penulis membahas pendahuluan yang mencakup latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, objek dan metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi ini. Dalam Bab II, penulis membahas tentang kajian pustaka yang berisi tentang landasan teori yang dipakai, dalam hal ini termasuk di dalamnya teori mengenai Difficulty Index (Indeks Kesukaran) oleh Arikunto (1997) yang digunakan untuk menganalisa hasil tes dan untuk mengetahui jenis soal yang tergolong kategori easy (mudah), medium (sedang), dan difficult (sukar) bagi peserta tes, teori Ellipsis oleh Cutting (2002) yang digunakan untuk menganalisa unsur percakapan Ellipsis dengan unsur pengecoh Statement within Question, teori Repetition oleh Cutting (2002) dan pembagiannya oleh Paltridge (2000) yang digunakan untuk menganalisa unsur percakapan Repetition dengan unsur pengecoh Repetition, teori maksim percakapan Grice yang dikutip dari Rees (1992) dan teori pelanggaran maksim relasi (Violating the Relation) oleh Grice yang dikutip dari Cutting (2003) yang digunakan untuk menganalisa unsur percakapan Violating the Relation dengan unsur pengecoh Words Used Out of Context, teori Homonymy oleh Saeed (1997) yang digunakan untuk menganalisa unsur percakapan Homonymy dengan unsur pengecoh Similar Sounds, dan teori Member-collection oleh Saeed (1997) yang digunakan untuk menganalisa

unsur percakapan Member-collection dengan unsur pengecoh Wrong Word Association. Dalam Bab III, penulis menganalisa kaitan persepsi peserta pada hasil kuesioner dengan hasil tes. Penulis juga menganalisa hasil tes simulasi TOEIC bagian Short Conversations dalam tes listening comprehension pada 2 periode tes simulasi TOEIC di bulan November 2010 dan Maret 2011 di Universitas Widyatama dengan jenis soal yang sama, mengidentifikasi dan mendeskripsikan unsur percakapan yang diujikan pada bagian Short Conversations dalam tes listening comprehension, menganalisa jenis soal yang tergolong easy (mudah), medium (sedang), dan difficult (sukar) bagi peserta tes, menganalisa pilihan jawaban yang salah yang menjadi pengecoh (distractors) bagi peserta tes, mendeskripsikan unsur-unsur yang menjadi pengecoh (distractors) bagi peserta tes dalam menjawab soal, dan menganalisa katakata yang menjadi petunjuk tekstual (textual clues) yang digunakan peserta tes dalam memilih jawaban. Hasil analisa yang diuraikan pada Bab III dilanjutkan pada penarikan simpulan dan saran yang dikaji pada Bab IV.