ب س م االله الر ح من الر ح ي م

dokumen-dokumen yang mirip
ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL Nomor: 42/DSN-MUI/V/2004 Tentang SYARI AH CHARGE CARD بطاقة الا ي تمان والحسم الا جل ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 57/DSN-MUI/V/2007 Tentang LETTER OF CREDIT (L/C) DENGAN AKAD KAFALAH BIL UJRAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 58/DSN-MUI/V/2007 Tentang HAWALAH BIL UJRAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

المضارع الماضي الا مر

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Konversi Akad Murabahah

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT DI PT. PRUDENTIAL

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 74/DSN-MUI/I/2009 Tentang PENJAMINAN SYARIAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

DAFTAR PUSTAKA. Al-Bugha, Musthafa Dib Buku Pintar Transaksi Syariah. Jakarta: PT. Mizan Publika.

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

BAB IV ANALISA UPAH PELACURAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

PENETAPAN PRODUK HALAL

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. c. QS. Yusuf [12]: 72: 7 89' : ;<2)=>3 Penyeru-penyeru itu berseru: Kami

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

Bacaan Tahlil Lengkap

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG YANG DIALIHKAN SYARIAH KCP DIPONEGORO SURABAYA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

NIKAH MUT AH. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

PERAYAAN NATAL BERSAMA

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Transkripsi:

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta 10320 Telp. (021) 392 4667 Fax: (021) 391 8917 FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL Nomor: 74/DSN-MUI/I/2009 Tentang PENJAMINAN SYARIAH ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang : a. bahwa masyarakat memerlukan penjaminan dalam berbagai macam transaksi; b. bahwa penjaminan berdasarkan prinsip Syariah belum ada fatwanya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) memandang perlu menetapkan fatwa tentang Penjaminan Syariah. Mengingat : 1. Firman Allah SWT, antara lain: a. QS. al-ma idah [5]: 1: ي ا ا ي ه ا ا لذ ي ن ا م ن و ا ا و فو ا ب ا لع ق ود ا ح لت ل ك م ب ه يم ة الا ن ع ام ا لا م ا ي ت لى ع لي كم غي ر م ح لي الص ي د و ا نت م ح ر م ا ن ال له ي ح كم م ا ي ر ي د. Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-nya. b. QS.Yusuf [12]: 72: قا لو ا ن فق د ص و اع ا لم ل ك و ل م ن ج اء ب ه ح م ل ب ع ي ر و ا ن ا ب ه ز ع ي م. Penyeru-penyeru itu berseru: Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.

74 Penjaminan Syariah 2 c. QS. al-ma idah [5]: 2:...و ت ع او ن و ا ع لى ا لبر و الت قو ى و لا ت ع او ن و ا ع لى الا ثم و ا لع د و ان و ات قو ا ال له ا ن ال له ش د يد ا لع قاب. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. d. QS. al-qashash [28]: 26: قا لت ا ح د اه م ا ي ا ا ب ت اس ت ا ج ر ه ا ن خ ي ر م ن اس ت ا ج ر ت ا ل قو ي الا م ي ن. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang paling baik yang engkau pekerjakan (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. e. QS. al-nisa [4]: 29: ي ا ا ي ه ا ا لذ ي ن ا م ن و ا لا ت ا ك لو ا ا م و ا ل كم ب ي ن كم ب ا لب اط ل ا لا ا ن ت ك و ن ت ج ار ة ع ن ت ر اض م ن كم و لا ت قت لو ا ا ن فس ك م ا ن ال له كا ن ب كم ر ح ي ما. Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. f. QS. al-baqarah [2]: 282: ي ا ي ه ا ا لذ ي ن ا م ن و ا ا ذا ت د اي ن ت م ب د ي ن ا لى ا ج ل م س م ى فا كت ب و ه... Hai orang yang beriman! Jika kamu bermu'amalah tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis. g. QS. al-baqarah [2]: 280: و ا ن كا ن كن ت م ت ع لم و ن. ذ و ع س ر ة فن ظ ر ة ا لى م ي س ر ة و ا ن ت ص د قو ا خ ي ر ل كم ا ن Dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan

74 Penjaminan Syariah 3 menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. 2. Hadis Nabi s.a.w.; antara lain: a. Hadis Nabi riwayat al-tirmidzi dari Amr bin Auf al- Muzani, Nabi s.a.w. bersabda: الص لح ج اي ز ب ي ن ا لم س ل م ين ا لا ص لح ا ح ر م ح لا لا ا و ا ح ل ح ر ام ا و ا لم س ل م و ن ع لى ش ر وط ه م ا لا ش ر طا ح ر م ح لا لا ا و ا ح ل ح ر ام ا. Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. b. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah, al-daraquthni, dan yang lain, dari Abu Sa id al-khudri, Nabi s.a.w. bersabda: لاض ر ر و لاض ر ار. Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri maupun orang lain. c. Hadis Nabi riwayat Al-Bukhari dari Salamah bin al- Akwa : ا ن الن ب ي ص لى االله ع لي ه و ا ل ه و س لم ا ت ي ب ج ن از ة ل ي ص لي ع لي ه ا ف قا ل: ه ل ع لي ه م ن د ي ن قا لو ا: ا خ ر ى ف قا ل: ه ل ع لي ه م ن د ي ن قا لو ا: لا فص لى ع لي ه ثم ا ت ي ب ج ن از ة ن ع م قا ل: ص لو ا ع لى ص اح ب كم قا ل ا ب و قت اد ة: ع لي د ي ن ه ي ا ر س و ل االله فص لى ع لي ه. Telah dihadapkan kepada Rasulullah s.a.w. jenazah seorang laki-laki untuk disalatkan. Rasulullah bertanya, Apakah ia mempunyai hutang? Sahabat menjawab, Tidak. Maka, beliau mensalatkannya. Kemudian dihadap-kan lagi jenazah lain, Rasulullah pun bertanya, Apakah ia mempunyai hutang? Mereka menjawab, Ya. Rasulullah berkata, Salatkanlah temanmu itu (beliau sendiri tidak mau mensalatkannya-red). Abu Qatadah berkata, Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah. Maka Rasulullah pun menshalatkan jenazah tersebut. d. Hadis Nabi riwayat Abu Daud, Tirmizi dan Ibn Hibban dari Abu Umamah al-bahili, Anas bin Malik, dan Abdullah bin Abbas, Nabi s.a.w. bersabda:

74 Penjaminan Syariah 4 الز ع ي م غار م. Za im (penjamin) adalah gharim (orang yang menang-gung utang). e. Hadis Nabi riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata: كن ا ن كر ي الا ر ض ب م ا ع لى الس و اق ي م ن الز ر ع و م ا س ع د ب ا لم اء م ن ه ا فن ه ان ا ر س و ل االله ص لى االله ع لي ه و ا ل ه و س لم ع ن ذل ك و ا م ر ن ا ا ن ن كر ي ه ا ب ذه ب ا و ف ض ة. Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran) hasil pertanian (tanaman) yang tumbuh di ujung kali dan di tanah yang teraliri air kali tersebut; maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak. f. Hadis Nabi riwayat al-baihaqi dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda:...و م ن اس ت ا ج ر ا ج ي ر ا ف لي ع ل م ه ا ج ر ه. Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya. g. Hadis Nabi riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w. bersabda: م ن ن ف س ع ن م و م ن كر ب ة م ن كر ب الد ن ي ا ن فس ال له ع ن ه كر ب ة م ن كر ب ي و م ا لق ي ام ة و م ن ي س ر ع لى م ع س ر ي س ر ال له ع لي ه ف ى الد ن ي ا و الا خ ر ة و م ن س ت ر م س ل م ا س ت ر ه ال له ف ى الد ن ي ا و الا خ ر ة و ال له ف ى ع و ن ا لع ب د م ا كا ن ا لع ب د ف ى ع و ن ا خ ي ه... Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-nya selama ia (suka) menolong saudaranya h. Hadis Nabi riwayat Jama ah, (Al-Bukhari, Muslim, Al- Tirmizi, Al-Nasa i, Abu Daud, Ibn Majah, Ahmad, Malik, dan Ad-Darami dari Abu Hurairah), Nabi s.a.w. bersabda: م ط ل ا لغ ن ي ظ لم Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman

74 Penjaminan Syariah 5 i. Hadis Nabi riwayat Al-Nasa i, Abu Daud, Ibn Majah, dan Ahmad dari Syuraid bin Suwaid, Nabi s.a.w. bersabda: لي ا لو اج د ي ح ل ع ر ض ه و ع قو ب ت ه Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga diri dan memberikan sanksi kepadanya. j. Hadis Nabi riwayat Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda: ا ن خ ي ر كم ا ح س ن كم قض اء. Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling baik dalam pembayaran utangnya. 3. Kaidah Fiqh; antara lain: a. Kaidah: الا ص ل ف ي ا لم ع ام لات الا ب اح ة ا لا ا ن ي د ل د ل ي ل ع لى ت ح ر ي م ه ا. Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. b. Kaidah: Kesulitan dapat menarik kemudahan. ا لم ش ق ة ت ج ل ب الت ي س ي ر. c. Kaidah: ا لح اج ة قد ت ن ز ل م ن ز ل ة الض ر و ر ة. Keperluan dapat menduduki posisi darurat. d. Kaidah: ال ثاب ت ب ا لع ر ف كال ثاب ت ب الش ر ع. Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara (selama tidak bertentangan dengan syari at). e. Kaidah: د ر ء ا لم فاس د م قد م ع لى ج لب ا لم ص ال ح Menghindarkan kerusakan (kerugian) harus didahulukan (diprioritaskan) atas mendatangkan kemaslahatan.

74 Penjaminan Syariah 6 Memperhatikan : 1. Pendapat fuqaha ; antara lain: a. Imam al-dimyathi dalam kitab I anah al-thalibin, jilid III, hal. 77-78: ) لا ب م ا س ي ج ب كد ي ن قر ض ) س ي قع... و ذل ك ك ا ن قا ل: ا قر ض ه ذا م ا ي ة و ا ن ا ض ام ن ه ا ف لا ي ص ح ض م ان ه لا ن ه غي ر ثاب ت. و قد ت قد م ل لش ار ح ف ي فص ل ا ل قر ض ذ ك ر هذ ه ا لم س ا لة و ا ن ه ي كو ن ض ام ن ا : ف ي ه ا. و ع ب ار ت ه ه ن اك : و لو قا ل ا قر ض ه ذا م ا ي ة... ض ام ن ف ا قر ض ه ا لم ا ي ة ا و ب ع ض ه ا كا ن ض ام ن ا ع لى الا و ج ه. و ا ن ا له ا في كو ن م ا ه ن ا م ن ع د م ص ح ة الض م ان م ن اف ي ا ل م ا م ر ع ن ه م ن ا ن الا و ج ه الض م ا ن. (Tidak sah akad penjaminan [dhaman] terhadap sesuatu [hak] yang akan terjadi [muncul], seperti piutang dari akad qardh) yang akan dilakukan. Misalnya ia berkata: Berilah orang ini utang sebanyak seratus dan aku menjaminnya. Penjaminan tersebut tidak sah, karena piutang orang itu belum terjadi (muncul). Dalam pasal tentang qardh, pensyarah telah menuturkan masalah ini --penjaminan terhadap suatu hak (piutang) yang belum terjadi -- dan menyatakan bahwa ia sah menjadi penjamin. Redaksi dalam pasal tersebut adalah sebagai berikut: Seandainya seseorang berkata, Berilah orang ini utang sebanyak seratus dan aku menjaminnya. Kemudian orang yang diajak bicara memberikan utang kepada orang dimaksud sebanyak seratus atau sebagiannya, maka orang (yang memerintahkan) tersebut adalah penjamin menurut pendapat yang paling kuat (awjah). Dengan demikian, pernyataan pensyarah di sini (dalam pasal tentang dhaman) yang menyatakan dhaman (terhadap suatu hak yang akan muncul [terjadi]) itu tidak sah bertentangan dengan pernyataannya sendiri dalam pasal tentang qardh di atas yang menegaskan bahwa yang paling kuat (awjah) adalah (sah sebagai) dhaman. b. Khatib Syarbaini dalam kitab Mughni al-muhtaj, jilid III, hal. 202: (و ي ش ت ر ط ف ى ا لم ض م و ن ) و ه و الد ي ن ) كو ن ه ) ح ق ا ( ثاب ت ا) ح ا ل ا لع قد ف لا ي ص ح ض م ا ن م ا لم ي ج ب (و ص ح ح ا ل قد ي م ض م ا ن

74 Penjaminan Syariah 7 م ا س ي ج ب ) ت د ع و ا لي ه. ك ثم ن م ا س ي ب ي ع ه ا و م ا س ي قر ض ه لا ن ا لح اج ة قد (Hal yang dijamin) yaitu piutang (disyaratkan harus berupa hak yang telah terjadi) pada saat akad. Oleh karena itu, tidak sah menjamin piutang yang belum terjadi (Qaul qadim --Imam al-syafi i-- menyatakan sah penjaminan terhadap piutang yang akan terjadi), seperti harga barang yang akan dijual atau sesuatu yang akan diutangkan. Hal itu karena hajat -- kebutuhan orang-- terkadang mendorong adanya penjaminan tersebut. c. Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh al-sunnah, jilid 4, hal. 221-222 : و ا ل ك فا ل ة ب ا لم ال ه ي ا لت ى ي لت ز م ف ي ه ا ا ل كف ي ل ا لت ز ام ا م ال ي ا. Kafalah (jaminan) harta yaitu kafil (penjamin) berkewajib-an memberikan jaminan dalam bentuk harta. d. Mushthafa Abdullah al-hamsyari sebagaimana dikutip oleh Syaikh Athiyah Shaqr, dalam kitab Ahsan al-kalam fi al-fatawa wa al-ahkam, jilid 5, hal. 542-543: ا ن الا ع ت م اد ات ا لم س ت ن د ي ة ا لت ي ي ت ع ه د ف ي ه ا ا لب ن ك ل لم ص د ر ب د ف ع ا لم س ت ح قات له ع لى ا لم س ت و ر د ج اي ز ة و الا ج ر ا لذ ي ي و خ ذ ف ي م قاب ل ه ا ج اي ز. و خ ر ج ا لج و از ع لى ا ن طب ي ع ة ه ذا الت ع ام ل ت د و ر ب ي ن ا لو كا لة و ا لح و ا لة و الض م ان. و ك ذل ك ا لح و ا ل ة ب ا ج ر. و ا لو كا ل ة ب ا ج ر لا ح ر م ة ف ي ه ا و الض م ا ن ب ا ج ر خ ر ج ه ع لى ثم ن ا لج ا ه ا لذ ي ق ي ل ف ي ه ب ا لح ر م ة و ب ا لك ر اه ة و قا ل ب ج و از ه الش اف ع ي ة كم ا خ ر ج ه ع لى ال ج ع ا لة ا لت ي ا ج از ه ا الش اف ع ي ة ا ي ض ا. و ت ح د ث ع ن خ طاب ات الض م ان و ا ن و اع ه ا و ه ي ا لت ي ي ت ع ه د ف ي ه ا ا لب ن ك ب م كت و ب ي ر س له --ب ن اء ع لى ط لب ع م ي ل ه -- ا لع م ي ل ي ض م ن ف ي ه ت ن ف ي ذ ا لع م ي ل لا لت ز ام ات ه و قا ل ا ن ه ا ا لى د اي ن ج اي ز ة. و خ ر ج ذل ك ع لى ا ن ه ا و كا ل ة ا و ك فا ل ة و ه م ا ج اي ز ت ان و ا لع م و ل ة ع لي ه م ا لا ح ر م ة ف ي ه ا. و اع ت م د ف ي د ر اس ت ه ع لى ا لم ر اج ع و ا لم ص اد ر الا قت ص اد ي ة و ع لى كت ب ا لف قه ف ي ا لم ذ اه ب ا لم خ ت ل ف ة. Letter of Credit (L/C) yang berisi ketetapan bahwa bank berjanji kepada eksportir untuk membayar hak-

74 Penjaminan Syariah 8 haknya (eksportir) atas importir adalah boleh. Upah yang diterima oleh bank sebagai imbalan atas penerbitan L/C adalah boleh. Hukum boleh ini oleh Muhsthafa al-hamsyari didasarkan pada karakteristik muamalah L/C tersebut yang berkisar pada akad wakalah, hawalah dan dhaman (kafalah). Wakalah dengan imbalan (fee) tidak haram; demikian juga (tidak haram) hawalah dengan imbalan. Adapun dhaman (kafalah) dengan imbalan oleh Musthafa al-hamsyari disandarkan pada imbalan atas jasa jah (dignity, kewibawaan) yang menurut mazhab Syafi i, hukumnya boleh (jawaz) walaupun menurut beberapa pendapat yang lain hukumnya haram atau makruh. Musthafa al-hamsyari juga menyandarkan dhaman (kafalah) dengan imbalan pada ju alah yang dibolehkan oleh madzhab Syafi i. Mushthafa Abdullah al-hamsyari juga berpendapat tentang bank garansi dan berbagai jenisnya. Bank garansi adalah dokumen yang diberikan oleh bank -- atas permohonan nasabahnya-- yang berisi jaminan bank bahwa bank akan memenuhi kewajibankewajiban nasabahnya terhadap rekanan nasabah. Musthafa menyatakan bahwa bank garansi hukumnya boleh. Bank garansi tersebut oleh Musthafa disejajarkan dengan wakalah atau kafalah; dan kedua akad ini hukumnya boleh. Demikian juga pengambilan imbalan (fee) atas kedua akad itu tidak diharamkan. 2. Fatwa-fatwa DSN-MUI : a. Fatwa DSN No.11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah b. Fatwa DSN No.17/DSN-MUI/IX/2000 tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran c. Fatwa DSN No.19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Qardh; d. Fatwa DSN No.43/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Ta widh Menetapkan Pertama MEMUTUSKAN : FATWA TENTANG PENJAMINAN SYARIAH : Ketentuan Umum Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan: a. Penjaminan Syariah adalah penjaminan antara para pihak berdasarkan prinsip Syariah sebagaimana diatur dalam fatwa ini. b. Imbal Jasa Kafalah adalah fee atas penggunaan fasilitas penjaminan untuk penjaminan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah (kafalah bil ujrah).

74 Penjaminan Syariah 9 Kedua Ketiga c. Ta widh adalah ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pihak penerima jaminan akibat keterlambatan pihak terjamin dalam membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo. d. Denda keterlambatan (late charge) adalah denda akibat keterlambatan pembayaran kewajiban yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial. : Hukum Penjaminan syariah dibolehkan, dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam fatwa ini. : Ketentuan Akad Akad yang dapat digunakan dalam Penjaminan Syariah adalah Kafalah bil ujrah dengan ketentuan : a. Obyek yang dijamin dapat seluruh atau sebagian dari : i. kewajiban bayar (dayn) yang timbul dari transaksi syariah; ii. hal lain yang dapat dijamin berdasarkan prinsip Syariah. b. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad). c. Besaran fee harus ditetapkan dalam akad berdasarkan kesepakatan. d. Kafalah bil ujrah bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak. Keempat : Ketentuan dan Batasan (Dhawabith wa Hudud) Penjaminan Syariah a. Penjaminan Syariah tidak boleh digunakan untuk menjamin transaksi dan obyek yang tidak sesuai dengan syariah. b. Pihak terjamin harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada waktunya. c. Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah. d. Dalam hal penjaminan dilakukan oleh bank syariah, maka bank dapat meminta jaminan secara keseluruhan, sebagian, atau menggunakan wa ad line facility. e. Dalam hal penjaminan dilakukan oleh perusahaan asuransi syariah, maka pembayaran klaim penjaminan tidak boleh diambil dari dana tabarru karena bukan kegiatan asuransi syariah. f. Dalam hal terjadi pembayaran klaim penjaminan, maka pihak penjamin berhak menagih kepada pihak terjamin sebesar pembayaran klaim atau melepaskan haknya.

74 Penjaminan Syariah 10 g. Tidak boleh memperjualbelikan hak tagih yang timbul dari poin f. h. Penjaminan pada pembiayaan atau akad yang berbasis bagi hasil hanya boleh dilakukan pada nilai pokok (ra sul maal). i. Penjaminan syariah boleh dilakukan oleh bank syariah, asuransi syariah, lembaga penjaminan syariah, dan LKS lainnya. j. Penjaminan dapat dilakukan -antara lain- atas: kemampuan bayar, kemampuan penyelesaian kualitas dan kuantitas obyek pembiayaan atau pekerjaan. Kelima Keenam : Ketentuan Ta widh dan Denda a. Ta widh Pihak terjamin dapat dikenakan ta widh, sebagaimana diatur dalam fatwa DSN-MUI No. 43/DSN- MUI/VIII/2004 tentang Ganti Rugi (Ta widh). b. Ta zir Pihak terjamin dapat dikenakan ta zir, sebagaimana diatur dalam fatwa DSN-MUI No. 43/DSN- MUI/VIII/2004 tentang Ganti Rugi (Ta widh). : Ketentuan Penutup 1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan prinsip syari ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal :18 Muharram 1430 H 15 Januari 2009 M DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, DR. K.H. M. A. SAHAL MAHFUDH DRS. H. M. ICHWAN SAM