IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07º44'04" 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia (BAPPEDA Bantul, 2015). Adapun Peta wilayah Kabupaten Bantul, dapat dilihat dalam gambar 3. Sumber : BPN, 2015 Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Bantul 34
35 B. Tinggi Tempat Berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut ketinggian tempat atau elevasi dapat ditentukan, dimana permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0 meter. Ketinggian tempat Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas dan hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya secara spasial ditunjukkan pada Peta Ketinggian Tempat. Kelas ketinggian tempat yang memiliki Kabupaten Bantul penyebaran paling luas adalah elevasi antara 25 100 meter (27.709 hektar atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi <7 meter dpl ) seluas 3.228 hektar (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan Sanden, dan Kecamatan Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan dengan Samudera Indonesia. Untuk wilayah yang mempunyai elevasi di atas 100 meter dpl terdapat di sebagian Kecamatan Dlingo,Imogiri, Piyungan, dan Pajangan. Ketinggian wilayah per kecamatan di Kabupaten Bantul Kecamatan Srandakan dan Sanden merupakan daerah terendah di antara kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Bantul, yaitu berkisar dari 0 sampai 25 meter dari permukaan laut, mencakup areal seluas 4.161 hektar (8,2% dari seluruh luas kabupaten) (BAPPEDA Bantul, 2015).
36 C. Jenis Tanah Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Rendzina, Alluvial, Grumosol, Latosol, Mediteran, Regosol, dan Litosol. Jenis tanah Regosol merupakan jenis tanah yang dominan di wilayah Kabupaten Bantul. Jenis tanah ini tersebar pada Kecamatan Kasihan, Sewon, Banguntapan, Jetis, Bantul, dan Bambanglipuro. Tanah Regosol adalah tanah yang berasal dari material gunung berapi, bertekstur (mempunyai butiran) kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal dan memiliki tingkat kesuburan rendah. Tanah Litosol berasal dari batuan induk batugamping, batupasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan, dan Pandak. Tanah Mediteran berasal dari batugamping karang, batugamping berlapis, dan batupasir, tersebar di Kecamatan Dlingo dan sedikit di Sedayu. Tanah Latosol berasal dari batuan induk breksi, tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Piyungan, dan Pleret. Tanah Grumosol berasal dari batuan induk batugamping berlapis, napal, dan tuff, terdapat di Kecamatan Sedayu, Pajangan, Kasihan, Pandak, Sanden, Bambanglipuro, dan Srandakan (BAPPEDA Bantul, 2015) D. Penggunaan Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Bantul. Penggunaan lahan diklasifikasikan menjadi kampung/permukiman, sarana sosial kebudayaan, hutan dan air permukaan (BAPPEDA Bantul,2015).
37 Selain itu pada tahun 2009 juga telah terjadi alih fungsi lahan, dari tanah pertanian menjadi permukiman atau menjadi tempat usaha, hal tersebut berdasarkan analisis ijin pengeringan selama tahun 2008. Dengan adanya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi non pertanian harus medapat perhatian yang khusus, karena dimungkinkan akan adanya penyusutan dalam hal hasil pertanian (BAPPEDA Bantul,2015). Adapun jenis penggunaan lahan Kabupaten Bantul meliputi pemukiman, sawah, tegalan kebun campur, huta, tanah tandus dan tambak. Pada tahun 2009-2013 dapat dilihat jenis penggunaan lahan dalam Tabel 2. Tabel 1. Penggunaan Tanah di Kabupaten Bantul No Penggunaan Luas lahan (hektar) tanah 2009 2010 2011 2012 2013 1 Pemukiman 3.810,73 3.844,39 3.874,46 3.796,75 3.828,07 2 16.046,22 15.994,20 15.942,34 16.062,70 16.033,63 3 Tegalan 6.637,39 6.633,41 6.633,41 6.635,26 6.633,84 4 Kebun 16.602,46 16.602,46 16.602,46 16.602,08 16.597,40 campur 5 Hutan 1.385,00 1.385,00 1.385,00 1.385,00 1.385,00 6 Tanah 543,00 543,00 543,00 543,00 543,00 tandus 7 Tambak 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 8 Lain-lain 5.630,21 5.652,54 5.674,34 5.630,21 5.634,07 Jumlah 50.685,00 50,685,00 50,685,00 50.685,00 50,685,00 Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul (2015) Berdasarkan Tabel 2, luas lahan sawah mengalami penurunan dan sebaliknya luas pemukiman mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data konversi pada tahun 2012 ke tahun 2013, penggunaan lahan pertanian ke non pertanian meningkat, terlihat lahan pemukiman mengalami peningkatan sebesar 31,32 hektar, sedangkan luas lahan sawah dan tegalan mengalami
38 pergeseran sebesar 30,49 hektar. Pergeseran luas sawah dan tegalan yang terjadi dikarenakan alih fungsi penggunaan ke non pertanian, dengan luas penggunaan yang besar untuk peruntukan pemukiman. Kondisi pengurangan lahan sawah maupun tegalan yang terjadi pada akhirnya akan merugikan petani dan seluruh masyarakat pada umumnya. Adapun jenis penggunaan lahan 17 Kecamatan Kabupaten Bantul meliputi pemukiman, sawah, tegalan kebun campur, hutan, tanah tandus dan tambak. Pada tahun 2010-2014 dapat dilihat jenis penggunaan lahan dalam Tabel 3. Tabel 2. Penggunaan Di Kabupaten Bantul 2010 Kecamatan Pertanian Jumlah Srandakan 451 124 1.257 1.832 Sanden 966 195 1.155 2.316 Kretek 899 517 1.261 2.677 Pundong 850 469 1.049 2.368 Bambanglipuro 1.179 391 699 2.269 Pandak 935 786 709 2.430 Bantul 1.109 6 1.081 2.196 Jetis 1.151 199 1.097 2.447 Imogiri 1.060 2.163 2226 5.449 Dlingo 751 3.417 1.419 5.587 Pleret 779 902 616 2.297 Piyungan 1.206 970 1.078 3.254 Banguntapan 1.172 51 1.681 2.848 Sewon 1.242 1.98 1.276 2.716 Kasihan 606 1.55 2.477 3.238 Pajangan 245 1.183 1.897 3.325 Sedayu 920 1.902 6.114 3.436 Jumlah total 15.465 13.628 21.592 50.685 Sumber : BPS Kab. Bantul, 2011
39 Berdasarkan Tabel 3, luas lahan sawah yang tertinggi di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Sewon, Piyungan, Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri. sawah Kecamatan Kasihan sekitar 606 hektar. bukan pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.681 hektar sedangkan Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.477 hektar. Luas sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian lebih tinggi. Tabel 3. Tabel 4. Penggunaan di Kabupaten Bantul 2011 Kecamatan Pertanian Jumlah Srandakan 451 124 1.257 1.832 Sanden 966 195 1.155 2.316 Kretek 899 517 1.261 2.677 Pundong 849 469 1.050 2.368 Bambanglipuro 1.179 391 699 2.269 Pandak 935 789 709 2.430 Bantul 1.024 3 1.169 2.196 Jetis 1.151 197 1.099 2.447 Imogiri 1.098 2.152 2.199 5.449 Dlingo 751 3.417 1.419 5.587 Pleret 779 902 616 2.297 Piyungan 1.206 969 1.079 3.254 Banguntapan 1.160 62 1.626 2.848 Sewon 1.242 30 1.444 2.716 Kasihan 598 155 2.485 3.238 Pajangan 245 1.183 1.897 3.325 Sedayu 920 1.890 626 3.436 Jumlah total 15.453 13.442 21.790 50.685 Sumber : BPS Kab. Bantul 2012
40 Berdasarkan Tabel 4, luas lahan sawah yang tertinggi di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Sewon, Piyungan, Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri. sawah Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar 12 hektar sedangkan Kasihan berkurang sekitar 8 hektar. bukan pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.626 hektar sedangkan Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.485 hektar. Luas sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian lebih tinggi Tabel 4. Penggunaan Di Kabupaten Bantul 2012 Kecamatan Pertanian Jumlah Srandakan 451 124 1.257 1.832 Sanden 966 195 1.155 2.316 Kretek 898 518 1.261 2.677 Pundong 849 469 1.050 2.368 Bambanglipuro 1.179 391 699 2.269 Bantul 1.051 677 468 2.196 Jetis 1.151 197 1.099 2.447 Imogiri 1.098 2.152 2.199 5.449 Dlingo 751 3.417 1.419 5.587 Pleret 778 902 617 2.297 Piyungan 1.206 968 1.080 3.254 Banguntapan 1.159 62 1.637 2.848 Sewon 1.267 30 1.419 2.716 Kasihan 592 155 2.491 3.238 Pajangan 245 1.183 1.897 3.325 Sedayu 917 1.902 617 3.436 Jumlah total 15.482 14.129 21.074 50.685 Sumber : BPS Kab. Bantul, 2013
41 Berdasarkan Tabel 5, luas lahan sawah yang tertinggi di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Sewon, Piyungan, Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri. sawah Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar satu hektar sedangkan Kasihan berkurang sekitar 6 hektar. bukan pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.637 hektar sedangkan Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.491 hektar. Luas sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian lebih tinggi. Tabel 5. Penggunaan Di Kabupaten Bantul 2013 Kecamatan Pertanian Jumlah Srandakan 451 124 1.257 1.832 Pundong 849 469 1.050 2.368 Bambanglipuro 1.179 391 699 2.269 Bantul 1.051 677 468 2.196 Jetis 1.151 197 1.099 2.447 Imogiri 1.098 2.147 2.204 5.449 Dlingo 751 3.417 1.419 5.587 Pleret 778 902 617 2.297 Piyungan 1.206 968 1.080 3.254 Banguntapan 1.157 62 1.637 2.848 Sewon 1.267 30 1.419 2.716 Kasihan 583 155 2.500 3.238 Pajangan 245 1.183 1.897 3.325 Sedayu 917 1.902 617 3.436 Jumlah total 15.417 14.125 21.089 50.685 Sumber : BPS Kab. Bantul, 2014
42 Berdasarkan Tabel 6, luas lahan sawah yang tertinggi di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Sewon, Piyungan, Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri. sawah Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar dua hektar sedangkan Kasihan berkurang sekitar 9 hektar. bukan pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.637 hektar sedangkan Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.500 hektar. Luas sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian lebih tinggi Tabel 6. Penggunaan di Kabupaten Bantul 2014 Kecamatan Pertanian Jumlah Srandakan 463 124 1.245 1.832 Pundong 807 468 1.093 2.368 Bambanglipuro 1.129 394 746 2.269 Bantul 1.003 7 1.186 2.196 Jetis 1.127 197 1.123 2.447 Imogiri 1.108 2.147 2.194 5.449 Dlingo 903 3.971 713 5.587 Pleret 694 583 1.020 2.297 Piyungan 1.209 968 1.077 3.254 Banguntapan 1.156 33 1.817 2.848 Sewon 1.177 33 1.506 2.716 Kasihan 563 155 2.520 3.238 Pajangan 273 1.183 1.869 3.325 Sedayu 904 1.904 628 3.436 Jumlah total 15.191 13.639 21.855 50.685 Sumber : BPS Kab. Bantul, 2015
43 Berdasarkan Tabel 7, luas lahan sawah yang tertinggi di Kabupaten Bantul adalah Kecamatan Sewon, Piyungan, Bambanglipuro, Banguntapan, Jetis dan Imogiri. sawah Kecamatan Banguntapan berkurang sekitar satu hektar sedangkan Kasihan berkurang sekitar dua hektar. bukan pertanian pada Kecamatan Banguntapan sekitar 1.869 hektar sedangkan Kecamatan Kasihan mempunyai luas lebih besar yaitu 2.520 hektar. Luas sawah Kecamatan Kasihan dan Banguntapan tidak sebanding dengan luas lahan bukan pertanian, luas sawah lebih kecil daripada luas lahan bukan pertanian. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Banguntapan dan Kasihan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian lebih tinggi E. Kecamatan Kasihan 1. Letak Geografis Kecamatan Kasihan terdiri dari 4 desa yaitu Bangunjiwo, Ngestiharjo, Tamantirto dan Tirtonirmolo, dengan jumlah dusun 53. Koordinator Kasihan District Figurs 2013 (2013) menyatakan secara geografis Posisi Kantor Desa di Kecamatan Kasihan terletak pada (i) Desa Bangunjiwo: 110 18 14 Bujur Timur dan 7 50 22 Lintang Selatan (ii) Desa Tirtonirmolo: 110 20 43 Bujur Timur dan 7 49 43 Lintang Selatan (iii) Desa Tamantirto: 110 19 35 Bujur Timur dan 7 49 30 Lintang Selatan (iv) Desa Ngestiharjo: 110 20 47 Bujur Timur dan 7 48 02 Lintang Selatan. Kecamatan Kasihan terletak pada
44 110 20 40 Bujur Timur dan 7 48 42 Lintang Selatan. Luas kecamatan ini 3.238 hektar, yakni 6,39% dari luas keseluruhan Kabupaten Bantul. Luas masing-masing desa di Kecamatan Kasihan yakni (i) Desa Bangunjiwo: 1.543 hektar (ii) Desa Tirtonirmolo: 513 hektar (iii) Desa Tamantirto: 672 hektar (iv) Desa Ngestiharjo: 510 hektar. 2. Iklim, Topografi dan Tanah Kecamatan Kasihan merupakan kecamatan dengan jarak terdekat ke Ibukota provinsi, memiliki suhu maksimal 34 o C dan suhu minimum 22 o C. Luas wilayah menurut ketinggian dari permukaan laut 2.608 hektar masuk ke dalam rentang 25 100 mdpl dan 630 hektar 100 500 mdpl. Pemerintah Kabupaten Bantul (2015) mengatakan Kecamatan Kasihan berada di dataran rendah, bentangan wilayah di Kecamatan Kasihan 80% berupa daerah yang datar sampai berombak dan 20% berupa daerah yang berombak sampai berbukit. Kemudian luas wilayah berdasarkan kemiringan tanah atau lereng 2.668 hektar termasuk ke dalam 0-2% dan 8 hektar 15-25%. Kecamatan Kasihan merupakan salah satu bagian dari 16 Kecamatan lainnya di Kabupaten Bantul. BAPPEDA Bantul (2015) menyatakan Kabupaten Bantul merupakan daerah yang subur, baik karena jenis lapisan tanahnya, pengairannya, kedataran wilayahnya maupun karena letaknya yang ada di penghujung Selatan tempat sungai-sungai bermuara dan menumpuk lumpur vulkanik beserta endapan-endapan humus dari daerah Utara. Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Rendzina, Alluvial, Grumusol,
45 Latosol, Mediteran, Regosol, dan Litosol. Tanah jenis Litosol berasal dari batuan induk gamping, batu pasir dan breksi atau konglomerat, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan, dan Pandak. Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Bantul secara umum terdiri dari tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan endapan. Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Bantul dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate). Pada musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan Barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di Tenggara. Kecamatan Kasihan dilalui oleh dua sungai yakni (1) Sungai Winongo dengan panjang 18,75 km dan (2) Sungai Bedog dengan panjang 9,50 km (BPS Kabupaten Bantul, 2015). 3. Kependudukan Jumlah penduduk di Kecamatan Kasihan berdasarkan data BAPPEDA Bantul (2015) sebanyak 98.365 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 30.403 KK (Kepala Keluarga). 4. Luas Penggunaan Penggunaan lahan di Kecamatan Kasihan pada tahun 2014 meliputi luas desa, luas lahan sawah, luas lahan bukan sawah dan luas lahan non pertanian, dapat dilihat pada Tabel 8 (Kasihan, 2015)
46 Tabel 7.Luas Penggunaan Kasihan Luas Kecamatan Tahun Desa Kasihan 2011 3.238 598 88 2.544 2012 3.238 592 155 2.491 2013 3.238 583 155 2.500 2014 3.238 563 155 2.520 Sumber : Kecamatan Kasihan 2015 Berdasarkan Tabel 8 diatas luas lahan non pertanian lebih tinggi daripada luas lahan sawah, sedangkan luas lahan bukan sawah lebih rendah dari luas lahan sawah. Luas lahan sawah di Kecamatan Kasihan yang terkonversi pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 berkisar antara 6 sampai 9 hektar, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak dua hektar. Konversi sawah yang tertinggi di Kecamatan Kasihan yaitu pada tahun 2013 Luas Luas Bukan Luas Non Pertanian 5. Peta penggunaan Tanah Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan lahan yang ada di Kecamatan Kasihan. penggunaan lahan diklasifikasikan menjadi perumahan padat, perumahan jarang, kampung padat, kampung jarang, kebun campuran, sawah irigasi, tegalan dan tanah kosong yang dijelaskan berdasarkan warna pada Peta penggunaan tanah kecamatan Kasihan dapat dilihat pada Gambar 4.
47 Sumber : BPN, 2015 Gambar 2. Peta penggunaan tanah Berdasarkan Gambar 4, warna merah muda (kampung padat) mendominasi Kecamatan Kasihan, sedangkan untuk luas lahan sawah (warna hijau) hanya terlihat di beberapa zona. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa konversi lahan sawah untuk pemukiman sering terjadi di Kecamatan Kasihan. 1. Letak Geografis F. Kecamatan Banguntapan Wilayah Kecamatan Bambanglipuro berbatasan dengan :Utara : Kecamatan Depok, Sleman, Timur : Kecamatan Piyungan, Selatan : Kecamatan Pleret dan Barat : Kecamatan Sewon. Kecamatan
48 Banguntapan berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatannya berada pada ketinggian 100 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 15 Km. Kecamatan Banguntapan beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Banguntapan adalah 37 0 C dengan suhu terendah 24 0 C. Bentangan wilayah di Kecamatan Banguntapan 100% berupa daerah yang datar sampai berombak. 2. Kependudukan Kecamatan Banguntapan dihuni oleh 17.147 KK. Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Banguntapan adalah 76.513 0rang dengan jumlah penduduk laki-laki 37.752 orang dan penduduk perempuan 38.761 orang. 3. Luas Penggunaan Penggunaan lahan di Kecamatan Banguntapan pada tahun 2014 meliputi luas desa, luas lahan sawah, luas lahan bukan sawah dan luas lahan non pertanian, dapat dilihat pada Tabel 9 (Banguntapan, 2015) Tabel 8. Luas Penggunaan Banguntapan Kecamatan Banguntapan Luas Luas Bukan Luas Non Pertanian Luas Tahun Desa 2011 2.848 1.160 59,93 1.615 2012 2.848 1.159 59,93 1.615 2013 2.848 1.157 59,93 1.629 2014 2.848 1.156 33 1.817 Sumber : Kecamatan Banguntapan 2015
49 Berdasarkan Tabel 9 diatas luas lahan non pertanian lebih tinggi daripada luas lahan sawah, sedangkan luas lahan bukan sawah lebih rendah dari luas lahan sawah. Luas lahan sawah di Kecamatan Banguntapan yang terkonversi pada tahun 2011 mengalami peningkatan konversi sekitar 12 hektar sedangkan pada tahun 2012 hingga 2013 konversi sawah berkisar antara 1-2 hektar. Konversi sawah yang tertinggi di Kecamatan Banguntapan yaitu pada tahun 2011. 4. Peta Penggunaan Tanah Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan sebaran pemanfaatan lahan yang ada di Kecamatan Banguntapan. penggunaan lahan diklasifikasikan menjadi perumahan padat, perumahan jarang, kampung padat, kampung jarang, kebun campuran, sawah irigasi, tegalan dan tanah kosong yang dijelaskan berdasarkan warna pada Peta penggunaan tanah kecamatan Kasihan dapat dilihat pada Gambar 5.
50 Sumber : BPN, 2015 Gambar 3. Peta Penggunaan Tanah Berdasarkan Gambar 5, warna merah muda (kampung padat) mendominasi Kecamatan Banguntapan, yang Desanya berdekatan dengan perkotaan sedangkan untuk luas lahan sawah (warna hijau) terlihat di beberapa desa yang tidak berbatasan dengan perkotaan secara langsung. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa konversi lahan sawah untuk pemukiman sering terjadi di Kecamatan Banguntapan yang berbatasan langsung dengan perkotaan.