PROSES PELATIHAN ANGKLUNG PADA KEGIATAN EKTRAKULIKULER DI SMPN 3 BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri 1 Padalarang di Jl.U.Suryadi

BAB I PENDAHULUAN. Angklung adalah salah satu alat musik yang tumbuh dan berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada masa indonesia di tahun lalu. saat ini mayoritas penikmat musik

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan musik, umumnya yang terbayangkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tanaman Bambu merupakan salah satu media penciptaan karya seni dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal yang paling menonjol dari perkembangan IT saat ini adalah aplikasi pada platform

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh kolonial Belanda sejak tahun Mereka membuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai hal, diantaranya adalah untuk pembuatan rumah serta isinya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Alat musik merupakan suatu instrumen yang dibuat, dimodifikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Surapati No.92 Bandung. Rumah Angklung Bandung adalah tempat pembuatan

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

2015 PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Efektifitas Angklung Sebagai Alat Musik Kolosal untuk Pembelajaran Seni Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan kesenian berkembang dengan variasi dan kemasan menarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Generasi Penerus Perisai Budaya Bangsa Minggu, 20 Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian peserta didik, yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan yaitu implementasi, proses tersebut memerlukan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. membuat tradisi sering kali tercabut dari akar budayanya,sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya sebagai media hiburan saja melainkan sebagai media komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

EKSTRAKULIKULER REOG DALAM MENUMBUHKAN KECINTAAN KESENIAN REOG PADA SISWA DI PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang

4. Apakah Anda tertarik dalam bermain alat musik musik?

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SMPN 1 SRENGAT BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Pembelajaran Rampak Bedug Pada Ekstrakurikuler Di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Nuraeni S, 2014 Analisis garap pupuh pangkur dalam audio CD Pupuh Raehan karya Yus Wiradiredja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PEMBELAJARAN MUSIK KINTUNG BERBASIS KREATIVITAS PADA PESERTA DIDIK DI DAPUR THEATER KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Budaya sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

Transkripsi:

PROSES PELATIHAN ANGKLUNG PADA KEGIATAN EKTRAKULIKULER DI SMPN 3 BANDUNG Skripsi Diajukanuntukmemenuhi salah satu Syarat mengikuti ujian akhir sidang sarjana (S1) Seni Musik Oleh : ANGGA P.SYARIEF RANGKUTI 076040024 Dosen Pembimbing I : R. Yeni D. Cahyani S.S. M.Pd Dosen Pembimbing II : Drs. Dheni Harmaen M.Sn PROGRAM STUDI SENI MUSIK FAKULTAS ILMU SENI DAN SASTRA UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2016

Abstrak Penelitian ini diberi judul PROSES PELATIHAN ANGKLUNG PADA KEGIATAN EKTRAKULIKULER DI SMP NEGERI 3 BANDUNG. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengatahui proses pelatihan angklung di dalam kegiatan ektrakulikuler di sekolah. Dalam hal ini Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, metode wawancara, danmetode dokumentasi. Dari data yang dihasilkan kemudian dilakukan analisis data berupa pembahasan dan kesimpulan yang dicatat secara deskriptif. Penelitian proses pelatihan angklung ini dilakukan beberapa kali observasi pada proses latihan angklung. Dimana pada saat dilakukan observasi, ditemukan bahwa pelatih angklung menggunakan metode drill untuk menyampaikan materi kepada siswa dan diaplikasikan melalui kegiatan latihan dengan cara mempraktekkan materi tersebut secara berulang-ulang, hingga membuat siswa menjadi terampil dan mampu menguasai materi tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa siswa dapat merespon dengan baik materi yang diberikan oleh pelatih angklung, selain itu juga siswa lebih antusias dalam mengekspresikan kemampuannya memainkan angklung dalam sebuah lagu. Dari hal-hal tersebut peneliti menganggap bahwa musik sudah tepat digunakan sebagai media siswa dalam belajar dan metode drill sudah tepat digunakan sebagai metode pendukung pada proses pelatihan angklung di SMP Negri 3 bandung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Angklung merupakan musik tradisional dari Jawa Barat yang cukup berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan. Bunyi yang dihasilkan merupakan hasil dari benturan badan tabung bambu sehingga menghasilkan suara yang bergetar. Jika angklung dimainkan oleh satu orang, maka keterpaduan bunyi yang dihasilkan akan sedikit, tetapi bila dimainkan oleh berapa orang maka keterpaduan bunyi angklung yang sahut menyahut akan terdengar lebih indah. Oleh sebab itu angklung memiliki aspek yang sangat tinggi, bukan sekedar bermain musik saja, tetapi proses bermain angklunglah yang sangat penting. Dalam bermain angklung terkandung nilai-nilai: gotong royong, disiplin, kreativitas, konsenterasi dan tanggung jawab. Dulu angklung kurang diminati oleh para anak muda yang cenderung tertarik pada musik musik populer. Tapi berkat bapak Daeng Sutigna, angklung dapat memainkan lagu-lagu tradisional, lagu nasional maupun lagu populer. Daeng Sutigna adalah tokoh angklung modern dari tanah sunda yang berhasil mengubah angklung pentatonis (da-mi-na-ti-la-da) menjadi angklung diatonis (do-re-mi-fa-sol-la-si). Jenis angklung diatonis merupakan perkembangan dari jenis angklung sebelumnya, yaitu; angklung Buncis, angklung Baduy, angklung Badeng dan Kanekes. Pada saat ini angklung sudah dipelajari di sekolah- sekolah karena angklung itu sendiri menjadi bagian dari alat pendidikan. Sebagaimana ditetapkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 23 Agustus 1963, No. 082/1963 dibawah ini:

1. Menetapkan angklung sebagai alat pendidikan musik dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 2. Menugaskan Direktur Jenderal Kebudayaan untuk mengusahakan agar angklung dapat ditetapkan sebagai alat pendidikan musik tidak hanya dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Angklung pun di akui oleh UNESCO, yang ditetapkan tanggal 6 November 2010 sebagai warisan budaya dunia. Hal ini tentunya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dan bisa menarik minat generasi muda untuk belajar dan memainkan angklung di berbagai institusi, baik di dalam dan luar negeri. Kondisi tersebut akan membentuk lingkungan kondusif yang bisa mendukung pembangunan karakter bangsa dan pengembangan kreativitas berbagai komunitas angklung. Semua upaya ini akan mendorong pelestarian dan promosi warisan budaya angklung. Musik angklung terus berkembang menjadi media untuk mengembangkan kreativitas bagi siswa di sekolah tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi, baik sebagai bagian dari proses belajar maupun sebagai kegiatan ekstrakulikuler. SMP Negeri 3 Bandung yang beralamat di Jalan Rd. Dewi Sartika no 96 Bandung mempunyai segudang prestasi angklung dan meraih jaman keemasannya. Secara historis angklung di SMP Negeri 3 Bandung sudah ada sejak tahun 2005, hal yang menarik dari penelitian ini karena siswa SMP Negeri 3 Bandung adalah sekolah negeri dan hampir rata-rata berasal dari kalangan ekonomi menengah kebawah tetapi tetap berprestasi dalam bidang kesenian terutama ekstrakurikuler angklung. Sekolah pun sangat mendukung kegiatan pelatihan ekstrakurikuler angklung sehingga bila ada lomba ataupun acara-acara, pelatihan ekstrakurikuler angklung SMP Negeri 3 Bandung selalu di ikut sertakan, oleh karena itu kegiatan pelatihan ekstrakurikuler angklung lebih diperhatikan. Kegiatan ekstrakurikuler angklung di SMP Negeri 3 Bandung merupakan salah satu cara untuk melestarikan kebudayaan bangsa agar tidak punah. Melalui proses regenerasi yang dilakukan, akan menambah motivasi siswa dalam melestarikan kesenian tradisional serta menumbuhkan rasa kecintaan dan kepedulian

siswa terhadap budaya bangsa. Namun demikian, pelatihan yang dilakukan tidak berarti untuk mencetak siswa menjadi seniman, tetapi lebih kepada pemberian pengenalan dan pengalaman saja. Melalui kegiatan pelatihan ekstrakurikuler angklung, wawasan mereka menjadi bertambah. Ternyata angklung itu tidak hanya digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional tetapi bisa juga memainkan lagu yang mereka sukai seperti musik pop, dangdut, rock, bahkan angklung bisa di kolaborasikan dengan alat musik modern misalnya ditambah alat musik kontra bass dan keyboard. Dengan pemilihan materi yang tepat dalam proses pelatihan angklung, siswa pun semakin bersemangat untuk berlatih angklung. Berdasarkan paparan di atas peneliti ingin melakukan penelitian lebih jauh tentang proses pelatihan angklung di SMP Negeri 3 Bandung. Sehingga penulis kerucutkan penelitian ini dalam judul Proses Pelatihan Angklung pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 3 Bandung. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pelatihan angklung pada kegiatan ektrakulikuler di SMPN 3 Bandung? 2. Metode apa yang digunakan dalam prosees pelatihan angklung pada kegiatan ektrakulikuler di SMPN 3 Bandung?

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu bisa menjawab permasalahan penelitian yang ada pada penelitian, yaitu: 1. Tujuan umum Peneliti ingin mengetahui dan mendeskripsikan proses pelatihan angklung pada kegiatan ektrakulikuler di SMPN 3 Bandung 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memaparkan dan memberikan gambaran secara rinci tentang beberapa masalah yang berkaitan dalam penelitian, di antaranya adalah : mengetahui proses tahapan pelatihan angklung dalam kegiatan ektrakulikuler di SMPN 3 Bandung dan kemudian untuk mengetahui metode pada pelatihan angklung dalam kegiatan ektrakulikuler di SMPN 3 Bandung. 1.4. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini juga memliki manfaat teoritis seperti menambah wawasan/khasanah tentang proses pelatihan angklung pada kegiatan ektrakulikuler, dan dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. Tidak hanya mafaat teoritis penelitian ini memiliki manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya Kepada pengajar dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, dan manfaat bagi institusi, sebagai sumbangsih dan referensi tambahan tentang pelatihan angklung pada kegiatan ektrakulikuler.. 1.5. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai apa yang peneliti tulis dalam laporan ini, maka penulis akan memberikan sistematika penulisan laporan penelitian sebagai berikut, terbagi menjadi lima bab yang masing-masing bab tersebut saling berhubungan satu sama lain, antara lain sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Bab ini mencakup tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Berisi informasi dan teori-teori para ahli dalam bidang yang akan dikaji serta penelitian dahulu dalam kajian yang sama. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan lebih rinci mengenai metodologi penelitaian dan semua prosedur penelitian yang akan dibahas seperti wawancara, observasi, dokumentasi. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang penulis lakukan di lembaga tersebut, mulai dari pembelajaran musik, pengumpulan data hingga hasil yang diperoleh dari observasi, wawancara, maupun dokumentasi. Dalam hal ini penulis membandingkan dengan Bab II mengenai landasan teori dalam penelitian yang akan dikaji. BAB V PENUTUP Dalam bab ini adalah akhir dari penyajian rangkuman atas hasil analisis dan pembahasan, dan terbagi menjadi dua bagian, yaitu kesimpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang menjadi pertimbangan lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA Berupa sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel dan bahanbahan penerbitan lainnya. LAMPIRAN Berupa data dan dokumentasi yang didapatkan pada saat penelitian.