BAB 1 PENDAHULUAN. media pada umumnya merupakan sebuah media komunikasi massa dengan. seperti yang dikatakan oleh Vivian (2002, 2),

dokumen-dokumen yang mirip
Dasar- dasar Jurnalistik TV

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong. media elektronik (televisi dan radio), serta media online.

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya dapat dilihat sepintas, juga sangat mempengaruhi cara-cara penyampaian

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB 1. Pendahuluan. Media massa adalah sebuah media yang sangat penting pada jaman ini, karena

Jurnalistik Televisi. Materi Kuliah. Oleh: I Made Denny Chrisna P., S.Sn., M.Sn. Materi Disampakan pada Perkuliahan hari Kamis 10 Oktober 2013.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi, baik berupa berita maupun hiburan masyarakat. Pers di

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB I PENDAHULUAN. media melalui perbedaan kemasan dan sifat siarannya. dirasakan oleh audiencennya. Menurut Marshall Mc Luhan, Media televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

Dasar- dasar Jurnalistik TV

BAB I PENDAHULUAN. Dari awal terciptanya manusia, yang dilahirkan dengan sebutan human social

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya The Wireless Telegraph Company yang didirikan oleh seorang

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB I PENDAHULUAN. program berita dan hiburan. Televisi menjadi media massa elektronik pilihan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup komunikasi merupakan hal yang esensial, oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB 1 PENDAHULUAN. topik secara mendalam dan menguak berbagai kecurangan yang terjadi di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dimulai dari yang paling sederhana (komunikasi antar pribadi) hingga yang

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews

BAB IV ANALISIS DATA. eksistensinya ditengah industri penyiaran televisi. Wawancara pun dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. adalah dunia penyiaran atau dalam hal ini dunia pertelevisian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 10FIKOM STAND UP DAN SIARAN LANGSUNG. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

BAB I PENDAHULUAN. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media pada umumnya merupakan sebuah media komunikasi massa dengan menyebarkan informasi kepada khalayak. Seseorang bisa saja mendapatkan segala macam informasi bahkan mendapat pengalaman baru dari media massa seperti yang dikatakan oleh Vivian (2002, 2), Through mass media we learn almost everything we know about the world beyond our immediate environs. What would you know about Kosovo or pokemon or the SuperBowl if it were not for newspaper, television, and other mass media? Media televisipun memiliki fungsi untuk menyebarkan pesan atau informasi kepada khalayak dengan menggunakan suara, gambar dan tulisan. Semua media massa baik radio, majalah dan televisi memiliki tiga fungsi dasar, fungsi yang pertama adalah menyediakan dan memberikan informasi yang berdasarkan pada fakta yang telah dihimpun oleh para pencari berita (fungsi informatif) kemudian media juga berfungsi sebagai sarana pendidikan, yang berarti media harus menyediakan acara berupa acara yang mendidik dan menambah pengetahuan bagi para penontonnya yang terdiri dari berbagai

kalangan, dimulai dari anak anak hingga dewasa, yang berpendidikan tinggi dan yang kurang berpendidikan, dll (fungsi edukatif). Yang terakhir adalah media televisi juga harus memberikan dan menjadi media hiburan (fungsi entertainment). Semakin pesatnya pertumbuhan industri televisi di Indonesia, terutama lahirnya banyak stasiun televisi komunitas berbasis streaming, menjanjikan banyak harapan. Kehadiran televisi berbasis streaming menambah variasi atau pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, hiburan, dan pendidikan. Televisi streaming bisa menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam mengetahui isu isu ataupun informasi yang dibutuhkan. Selain itu keberadaan televisi streaming dapat mengembangkan potensi dalam perkembangan teknologi informasi senhingga menjadi lebih maju dan meningkatnya kualitas teknologi masyarakat. Kekuatan stasiun televisi streaming terletak pada kemudahan mengakses dilihat dari perkembangan teknologi internet yang saat ini banyak digunakan untuk mencari informasi. Untuk itu televisi streaming ditunjuk untuk menciptakan, memproduksi dan mengemas program program yang benar benar menarik dan menghibur serta dapat mencari perhatian masyarakat. Mulai program berita, musik, dan hiburan, pendidikan, program kebudayaan hingga potensi ekonomi dalam masyarakat. Pada tahun 2008 Universitas Bina Nusantara mulai melirik media elektronik televisi, berawal dari satu ruangan yang tidak begitu besar yang awalnya adalah kelas belajar, hanya beranggotakan tidak lebih dari 10 orang ynag merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara jurusan Marketing

Communication, masih menngunakan handycam milik anggota pribadi, Universitas Bina Nusantara mulai membangun sebuah stasiun televisi yang diberi nama Binus TV. Binus TV merupakan salah satu televisi komunitas kampus yang berbasis streaming. Program acara yang ditawarkan Binus TV salah satumya adalah program news Jurnal 19. Program Jurnal 19 itu adalah program berita satu satunya yang ada di Binus TV yang tayang setiap hari Senin sampai Jumat, jam 19.00 WIB. Program Jurnal 19 menayangkan berita berita atau informasi informasi baik dari event event Binus maupun di luar Binus. Jurnal 19 juga bekerja sama dengan VOA, sehinnga berita yang ditayangkan bervariatif tidak hanya seputar binus saja. Program news merupakan sajian berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita dan disiarkan melalui media secara periodik. Dalam suatu program berita, reporter merupakan salah satu peran terpenting dalam program Jurnal 19. Reporter adalah orang yang betugas mencari berita. Tugas reporter memang setelah mencari berita, juga harus menulis berita tersebut. Reporter dikhususkan hanya umtuk menulis berita yang mereka liput saja. Reporter harus menguasai bahasan pembuatan berita secara mendetail. Biasanya reporter mengawali dengan mendeskripsikan apa yang diliput, mewawancarai narasumber terkait, mencari informasi tambahan seputar apa yang diliput, kemudian di rangkai dalam bentuk karangan. Keberhasilan redaksi pemberitaan berita sebuah stasiun televisi banyak bergantung kepada tim liputan beritanya. Sebab stasiun televisi tidak hanya

menunggu berita yang datang tetapi harus mengejar berita, dan karenanya dibutuhkan seorang reporter. Tetapi selain berita stasiun televisi membutuhkan gambar, dan untuk itu diperlukan seorang juru kamera (camera person). Sebab keunggulan televisi dibandingkan media massa lainnya adalah bahwa khalayak bisa melihat peristiwa yang terjadi, karena berita yang dibacakan didampingi adanya gambar. Bagi televisi gambar adalah segalanya, dan tidak ada yang lebih buruk bagi seorang reporter televisi jika ia datang ke kantor tanpa membawa gambar yang bisa menunjang berita yang akan ditulisnya. Terlebih bila stasiun televisi lain justru memiliki gambar tersebut. Kredibilitas stasiun televisi akan turun drastis bahkan hanya dalam satu malam, bila tim liputannya gagal mendapatkan gambar dari suatu peristiwa penting. Terlebih bila kegagalan itu terjadi karena pada saat itu tidak ada juru kamera yang siap. Koordinasi antara reporter dan juru kamera terkadang menjadi masalah dalam suatu liputan. Misalnya si reporter sudah siap berangkat namun juru kamera belum ada, atau sebaliknya. Keberhasilan bagian pemberitaan stasiun televisi banyak bergantung kepada reporter dan juru kamera yang ada di lapangan serta korlip di ruang redaksi yang mengarahkan mereka. Namun kemampuan produser dan eksekutif produser dalam menyusun acara juga tak kalah penting. Struktur organisasi bagian pemberitaan televisi biasanya terdiri dari sejumlash jabatan, seperti direktur pemberitaan (news director), eksekutif produser, produser, koordinator liputan (korlip), reporter, juru kamera, driver, dan lain lain.

Namun efektifitas peliputan berita redaksi pemberitaan sebuah stasiun televisi sebagian besar bergantung kepada mereka yang bekerja di lapangan tim liputan yang terdiri dari para reporter dan juru kamera. Ujung tombak dari suatu program berita stasiun televisi adalah tim liputan berita. Kerjasama yang baik antara reporter dan juru kamera dalam sebuah tim liputan akan menentukan kualitas berita yang dihasilkan atau disampaikan kepada khalayak. Reporter dan juru kamera harus bekerja sama sebagai satu tim kerja. Redaksi pemberitaan stasiun televisi membutuhkan wartawan atau reporter televisi untuk program beritanya. Profesi sebagai reporter atau wartawan televisi tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang berjiwa lemah. Sebab profesi ini membutuhkan stamina yang baik dan motivasi kerja yang tinggi. Seorang reporter televisi harus memiliki kegigihan dalam mengejar berita, cepat dan sigap dalam bekerja, mau bekerja keras, bersedia tetap bekerja dan masuk kantor pada hari libur, dan siap berangkat setiap saat dan kapanpun dibutuhkan ke lokasi liputan. Jadi profesi ini tidak cocok bagi orang-orang yang bermental pegawai kantoran dengan jadwal kerja teratur; masuk kantor pukul 8 pagi dan pulang pukul 5 sore. Seorang wartawan/reporter televisi bekerja secara cepat dalam hal mengumpulkan informasi, menentukan lead sekaligus angle berita, kemudian menulis berita dan melaporkannya baik secara langsung (live) ataupun direkam dalam bentuk paket berita yang akan disiarkan kemudian. Perkembangan teknologi yang cepat dalam pengiriman gambar dan suara (electronic newsgathering techniques) mengharuskan wartawan televisi untuk bekerja lebih cepat

pula. Ia harus segera berangkat ke lokasi liputan, mengumpulkan informasi di lapangan, menentukan angle dan lead berita, kemudian melaporkannya baik secara langsung di depan kamera, maupun kepada redaksi pemberitaan untuk kemudian bisa dibuat menjadi sebuah paket berita televisi. Dalam hal ini seorang reporter yang memiliki ingatan yang kuat dan bisa langsung tampil secara live dengan berbicara secara lancar dan teratur di depan kamera meski tanpa persiapan yang cukup, mendapat kredit poin tersendiri. Seorang reporter televisi terkadang harus meliput berita-berita kriminal atau bencana dan harus mengunjungi lokasi musibah atau tempat terjadinya tindak kejahatan. Lokasi berita kriminal seperti ini terkadang dipenuhi mayat yang hancur atau berserakan dengan ceceran darah ada di mana-mana. Dalam hal ini reporter televisi harus memiliki emosi dan kondisi psikis yang stabil agar ia bisa menghadapi kondisi lapangan yang seperti itu untuk kemudian melaporkannya. Seorang reporter televisi tidak boleh bersikap emosional dan mudah terbawa perasaan karena menyaksikan situasi di mana ia berada saat itu. Seorang reporter televisi dituntut untuk tetap objektif dan berpikir jernih apapun situasi yang tengah dihadapinya. Wartawan televisi terkadang ditempatkan di suatu pos tertentu untuk liputannya. Misalnya di kantor polisi, pemda setempat, pengadilan, dll. Wartawan ada pula yang ditugaskan untuk khusu meliput berita-berita yang terkait dengan bidang kesehatan, ekonomi, olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi, dll. Semuanya merupakan liputan dari peristiwa yang langsung jadi (on-the-spot news coverage). Namun beberapa wartawan ada yang ditugaskan

melakukan investigative reporting yang biasanya membutuhkan waktu beberapa hari atau minggu untuk mengumpulkan indormasi tergantung dari topik yang dibahas. Tugas penyelidikan semacam ini terkadang dapat menimbulkan bahaya. Stasiun televisi juga terkadang mengirimkan wartawannya untuk meliput kawasan yang bergolak, misalnya perang atau kerusuhan sosial. Wartawan terkadang harus menghadapi bahaya ketika melakukan laporan langsung di wilayah yang tidak aman. Dalam hal ini wartawan harus belajar bagaimana untuk bermanuver melewati berbagai situasi yang sulit untuk menemukan informasi yang berharga. Wartawan televisi seperti juga wartawan radio adalah wartawan penyiaran (broadcast reporter). Mark W. Hall dalam bukunya Broadcast Journalism menyebutkan bahwa wartawan penyiaran adalah:... a newsperson who works for a radio or television. Jadi wartawan penyiaran adalah seseorang yang bekerja untuk stasiun radio atau televisi, termasuk para reporter televisi, yang membuat suatu karya jurnalistik yang akan disiarkan melalui media radio atau televisi. Sebagai wartawan penyiaran khususnya televisi, ia harus membekali dirinya dengan pengalaman dan pengetahuan yang luas melalui latihan-latihan peliputan yang intensif (mendalam) dan juga mengetahui benar (paham) mengenai sifat- sifat media penyiaran dalam hal ini televisi. Selain harus kreatif, dalam arti mengetahui benar peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai jurnalistik, seorang reporter televisi harus memahami ilmu jurnalistik. Wartawan televisi yang baik adalah seseorang yang juga mampu

menjadi penyaji berita yang baik. Dalam hal ini ia tidak saja dituntut untuk dapat menulis berita dengan baik dan benar, tapi ia juga dapat menyampaikan berita dengan ucapan kata-kata yang baik di depan kamera, lengkap dengan mimik dan ekspresi yang menunjang (memiliki body languange). Dalam hal ini seorang reporter televisi dituntut juga untuk dapat menjadi seorang penyiar (news caster). Meski seorang reporter dan juru kamera harus bisa bekerja sama sebagai satu tim kerja, namun pada akhirnya reporterlah yang bertanggung jawab atas hasil liputan yang dilakukan; sebauh paket berita akhir. Oleh karena itu reporter harus mengarahkan juru kamera agar mendapatkan semua gambar (shots dan sequences) yang dibutuhkan untuk mengilustrasikan berita yang akan disajikan. Pada sebagian besar peliputan berita, reporter adalah juga seorang produser dan sutradara yang memiliki tugas ganda, yaitu : 1. Memastikan bahwa juru kamera mendapatkan semua news shot (gambar berita) yang ia butuhkan untuk penyampaian laporan berita. 2. Mengumpulkan informasi faktual selengkap-lengkapnya sebagai bahan untuk menulis berita (voice over). Seiring dengan kemajuan teknologi belakangan ini, beberapa stasiun televisi telah menjajaki jurnalisme foto di mana reporter merekam gambarnya sendiri artinya seorang reporter juga mampu mengoperasikan kamera dan melakukan pengambilan gambar secara baik dan benar. Stasiun televisi di negara maju bahkan telah menerapkan konsep video journalist (VJ), dimana reporter juga bertindak sebagai juru kamera yang mampu merekam gambarnya sendiri,

bahkan mengedit sendiri materi beritanya hingga siap tayang. Dengan demikian reporter bertindak sebagai juru kamera dan editor. 1.2 Ruang Lingkup Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalm latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam perumusan ini adalah: Bagaimana analisa tugas reporter dalam program Jurnal 19 di Binus TV? 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam skripsi ini, antara lain: a. Untuk mengetahui peran reporter dalam program Jurnal 19. 1.3.2 Manfaat Manfaat penelitian dapat dilihat dari 2 sudut pandang, secara akademis dan secara praktis. a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan bagi mahasiswa dan mahasiswi Bina Nusantara University, Jurusan Marketing Communication dengan perminatan Brodcasting.

b. Manfaat Praktis Memberikan suatu pengembangan ilmu dalam dunia broadcasting tetanng bagaimana peran reporter dalam program berita Jurnal 19 di Binus TV. 1.4 Metodologi Penelitian Metodelogi penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodelogi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan yang mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisi dengan pendekatan induktif. Proses dan makna lebih di tonjolkan dalam penelitian kualitatif. Dalam sebuah penelitian, analisis data dilakukan atas statemen (statement) atau pernyataan yang dikemukakan oleh para informan. Hal ini dilakukan dengan cara, peneliti membaca transkip wawancara yang ada dan mendeskripsikan seluruh pengalaman yang ditemukan di lapangan.

Dalam penulisan skripsi ini jenis data yang diperoleh berdasarkan: 1. Data premier yaitu penelitian yang memperoleh data secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) yaitu dengan melakukan wawancara di Binus TV. 2. Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh penelitian secara tidak langsung (tidak melalui media perantara), yang diperoleh dan dicatat oleh Binus TV. Pada umumnya data sekunder berupa catatan atau laporan historis yang tersusun secara arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan data yang tidak dipublikasikan oleh Binus TV. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan, dicatat, dan disimpan oleh Binus TV. Teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini: 3. Penelitian kepustakaan Peneliti mendapatkan data melalui bahan bahan pustaka seperti, buku yang berisi teori dan pendapat yang memperkuat penelitian. 4. Penelitian lapangan Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan secara observasi langsung pada Binus TV. Wawancara juga dilakukan guna untuk memperoleh keterangan dengan cara

berkomunikasi langsung dengan manajer Binus TV, produser Binus TV, serta direktur Binus TV. 1.4.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan dalam penelitian kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Wawancara mendalam Adalah alat re-checking atau pembuktian terhadap keterangan atau informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Wawancara yang dilakukan mendalam bertujuan untuk menggali informasi secara luas terhadap penelitian, dengan cara melakukan tanya jawab non formal dan secara langsung kepada informan. 2. Observasi Partisipan Suata kegiatan berupa pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh periset untuk mengetahui kegiatan dari objek yang diamati. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan, yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana peneliti terlibat secara langsung dalam observasi.

1.5 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Pada bab pendahuluan ini diuraikan penjelasan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, yang berkaitan dengan tema penelitian mengenai ANALISA TUGAS REPORTER PROGRAM JURNAL 19 DI BINUS TV. Bab II Kerangka Teoritis Menjelaskan teori apa saja yang digunakan dalam melakukan penelitian. Tentunya teori yang digunakan harus bersifat terkait dan relevan sesuai permasalah yang ada. Bab III Inti Penelitian Dalama bab ini penulis akan menerangkan mengenai metode penelitian apa yang digunakan dan memberikan penjelasannya. Bab ini juga berisi organisasi yang dibahas dan bagian bagiannya. Memberikan penjelasan juga mengenai jenis metode yang lebih jelas untuk digunakan. Bab IV Analisis dan Pembahasan Menguraikan kata kata yang telah diperoleh dalam penelitian terhdap orang oang yang di wawancarai, kemudian data tersebut dituangkan ke dalam bentuk tulisan dan penjelasan.

Bab V Simpulan dan Saran Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan seehingga peneliti ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi peneliti dan juga pembaca.