BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan merupakan penjelasan tahapan-tahapan yang akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang diperoleh dari studi

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna

BAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Malang Wedding Center adalah

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Taman Wisata Budaya dan Seni Madura. Hal ini merupakan rincian dari langkahlangkah

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dan pengumpulan data dari masyarakat dan sumber-sumber dari beberapa artikel.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ini sebelumnya dilakukan analisis-analisis terhadap aspek-aspek

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni dan

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode survei, yaitu

BAB III METODE PERANCANGAN. terjadi saat ini disertai dengan literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. dibutuhkan salah satu metode yang dapat memudahkan perancangan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUS SEKOLAH di Sidoarjo BAB III. Metodelogi Perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. yang ada pada daerah Malang selatan sehingga muncul ide untuk merancang

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metoda perancangan dalam Pengembangan Tempat Pelelangan Ikan dan

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang

BAB III METODE PERANCANGAN. literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang dihadapi. Analisa data dapat

BAB 3 METODE PERANCANGAN. dalam studi Arsitektur, yang dilakukan secara runtun mulai dari munculnya ide

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei obyek-obyek studi

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB III METODE PERANCANGAN. ide/gagasan sampai dengan perumusan konsep perancangan.

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. diharapkan perancangan pada objek Gedung Bisnis Multimedia Malang mampu memenuhi

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB III METODE PERANCANGAN. Lokasi perancangan objek bertempat di Jl. Mastrip, tepatnya kaki Gunung

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang dipergunakan dalam merancang Perpustakaan Islam di

BAB III METODE PERANCANGAN. meliputi pengumpulan data, analisis, sintesis konsep,

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. cukup dan dapat di olah kembali sehingga menjadi uraian yang lebih terperinci.

BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

Transkripsi:

BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan merupakan penjelasan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam proses merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang diperoleh dari studi literature maupun studi lapangan, sehingga dari proses tersebut dapat memberikan suatu gambaran yang sifatnya mendukung objek perancangan. Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Sekolah Tinggi Fotografi Malang ini secara umum akan dijelaskan pada beberapa tahap berikut ini: 1. Pencarian ide/gagasan Tahapan pencarian ide /gagasan yang digunakan dalam proses perancangan Sekolah Tinggi Fotografi Malang ini adalah sebagai berikut : a. Pencarian ide/gagasan yang didapat dari sebuah pemikiran tentang keinginan dalam mengkaji sebuah objek bangunan yang bersifat edukatif. b. Adanya sebuah ayat yang menjadi dasar objek perancangan dan tema dekonstruksi. c. Pematangan ide rancangan melalui penelusuran informasi dan data-data arsitektural maupun non-arsitektural, dari berbagai literatur dan media sebagai bahan perbandingan dalam pemecahan masalah. 45

d. Dari pengembangan proses ide atau gagasan rancangan yang telah diperoleh, kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis pada metode penelitian ini. 2. Pengolahan Data dan Pengamatan Pengumpulan dan pengolahan data, baik dari data primer maupun sekunder sangat berguna dalam proses perancangan objek studi. Data primer dapat berasal dari pengamatan dan wawancara secara langsung dengan orangorang yang berkaitan di dalamnya. Data sekunder diperoleh tanpa pengamatan langsung, tetapi menunjang proses kajian yang berkaitan dengan objek studi. Pengumpulan data kondisi eksisting dilakukan dengan analisa unsur-unsur yang ada di tapak, serta kaitanya dengan kondisi lingkungan masyarakat sekitar, sehingga timbul permasalahan yang lebih spesifik. Pada tahap evaluasi dilakukan berdasarkan informasi kondisi tapak, potensi tapak, daya dukung tapak terhadap lingkungan sekitar. 3.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data terdiri dari dua sumber yaitu primer dan sekunder. Metode yang digunakan dijelaskan sebagai berikut, yaitu: 3.2.1 Data Primer Data primer merupakan data yang diperoteh melalui proses pengambilan data secara langsung pada lokasi, dengan cara: 46

1. Survey Lapangan Survey Lapangan dimaksudkan dengan tujuan untuk mengetahui : a. Ukuran dan Tata Wilayah Berupa data tentang luasan tapak, jatur utilitas, tata wilayah dan garis sepadan, KDB, KLB serta luas area parkir yang dibutuhkan di luar tapak. Data ini digunakan untuk menentukan batas-batas bangunan yang akan dirancang dan disesuaikan dengan peraturan tata bangunan. Perletakan bangunan yang sesuai dengan fungsinya yang disesuaikan dengan tata Kota. Sedangkan dari KDB, KLB dan garis sepadan, ditentukan luasan bangunan yang akan dibangun. b. Uraian Hukum Berupa kepemilikan lahan dan peraturan PEMDA setempat tentang polapola pendirian bangunan. Digunakan untuk menetukan batasan rancangan. Misalnya tentang jarak garis pinggir bangunan terhadap as jalan, tampilan bangunan agar tetap senada dengan lingkungan sekitar dan sealan dengan program pemerintah tentang view umum Kota Malang. c. Keutamaan Fisik Alamiah Berupa kontur, pola drainase permukiman, penutup permukaan, macam vegetasi. Data ini nantinya digunakan untuk menentukan cut dan fill pada tapak, penentuarn titik acuan bangunan dan menyesuaikan rancangan dengan kondisi tapak. 47

d. Keistimewaan Buatan Meliputi bangunan-bangunan sekitarnya, pagar-pagar, lapangan, pelataran, daerah servis, bahu jalan, tiang listrik dan saluran kebakaran. Data ini digunakan untuk menentukan perencanaan. e. Sirkulasi Berupa sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan baik umum maupun pribadi. Digunakan untuk menentukan pola pencapaian yang terbaik ke bangunan. f. Utilitas Berupa saluran listrik, gas, tetephon, air dan saluran buangan untuk menentuka panel utama menuju keseluruhan bangunan. Dilakukan analisa berdasarkan pencapian utama saluran ke tapak. g. View Berupa view ke tapak meliputi, view dari luar ke tapak, view dari tapak ke luar dan berbagi posisi tapak. h. Noise Merupakan data-data tentang sumber kebisingan.yang sangat erat dengan sirkulasi dan letak permukiman. Data ini digunakan untuk membagi zona-zona tapak. 48

i. Iklim Berupa data suhu, kelembaban nisbi, angin, kondisi langit, cuaca dan arah pergerakan matahari. Data ini digunakan untuk menentukan bukaan pada bangunan yang berkaitan dengan sisitem pencahayaan dan penghawaan. j. Manusia dan budaya Berupa data penduduk sekitarnya, meliputi : jumlah penduduk, pola kehidupan penduduk sehari-hari dan tingkat sosial serta intelektual masyarakatnya. Data ini digunakan dalam sistem perancanagan agar bangunan yang ada dapat tetap senada dengan lingkungan sekitamya, ataupun bangunan yang ada dapat memanfaatkan kondisi masyarakat sekitar baik pengadaan bangunan, maupun pengoperasian bangunan. Data-data tersebuat dianalisa berdasarkan potensi, permasalahan, dan tuntutan tapak proyek. Dari hasil interview akan didapat konsep tapak. 2. Wawancara Wawancara dilakukan guna mendapatkan data-data yang lebih spesifik, misalkan mengenai kebutuhan ruang, fasilitas bangunan, aktivitas pemakai, serta persepsi dan opini tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan objek studi. Tujuan Wawancara dalam seminar ini adalah untuk mentransformasikan ide-ide baru kedalam rancangan, sehingga memperjelas data-data yang akan digunakan dalam analisa. 49

3. Dokumentasi Mendokumentasikan hal-hal yang diperlukan dalam proses perancangan. 3.2.2 Data Sekunder Data skunder yaitu data atau informasi yang tidak berkaitan secara langsung dengan obyek rancangan, tetapi mendukung program rancangan. Adapun data sekunder didapatkan dengan cara sebagai berikut: 1. Studi Pustaka Data ini diperoleh dari studi literatur baik dari teori, pendapat ahli, serta peraturan dan kebijakan pemerintah yang akan menjadi acuan perencanaan sehingga dapat memperdalam analisis. Data yang diperoleh dari penetusuran literatur bersumber dari data internet, buku, majalah, brosur/pamflet, film dokumenter, dan kebijakan pernerintah. Data-data tersebut yaitu sebagai berikut. a. Data atau literatur tentang lokasi tapak terpilih yaitu Kota Malang. Data ini setanjutnya dignakan untuk menganatisis tapak. b. Literatur tentang angel (sudut pandang) dan teori arsitektur yang berkaitan dengan Dekonstruksi, yang akan diterapkan dalam konsep rancangan. c. Literatur tentang Sekolah Tinggi pengertian, fasilitas dan ruang-ruang yang dibutuhkan. Data ini digunakan untuk menganatisis ruang. d. Literatur mengenai tema rancangan dekonstruksi. 50

e. Data arsitektur tentang Sekolah Tinggi Fotografi serta batasan dalam perancangan yang berhubungan dengan konsep rancangan dan PERDA (peraturan daerah). 2. Studi Banding Dilakukan untuk mendapatkan data mengenai bangunan sejenis yang pernah ada atau padanan/bangunan yang serupa. Adapun objek komparasi tersebut adalah sebagai betikut: Denver Art Museum; Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. 3.3 Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data pada pembahasan ini menggunakan metode analisa dan sintesa. Dalam proses analisis dan sintesis, dilakukan pendekatanpendekatan yang merupakan suatu tahapan kegiatan. Yaitu terdiri dari rangkaian dan telaah terhadap kondisi rencana kawasan Soekarno-Hatta. Metode yang digunakan dalam proses analisis-sintesis dalam kajian ini akan dijelaskan sebagai berikut. A. Analisis Proses analisis terdiri atas dua bagian, yaitu analisis kawasan dan tapak yang berada di Seoekarno-Hatta dan analisis obyek rancangan. Kedua analisis tersebut dilakukan dengan pendekatan programatik rancangan, yaitu dengan cara menggunakan teori-teori perancangan arsitektur yang berkaitan dengan Perancangan Sekolah Tinggi Fotografi. Pendekatan pertama yangdigunakan adalah melalui kajian literatur tentang Perancangan Sekolah Tinggi Fotografi. Bila 51

dalam objek perancangan tersebut tidak mendapatkan solusi barulah menggunakan literatur lain yang berhubungan dengan tema dan konsep rancangan. 1. Analisis Kawasan Dan Tapak Analisis makro meliputi analisis tata ruang tapak dan analisis kondisi tapak.analisis tapak dimulai dari mengidentifikasi tapak perancangan yang tertetak di kawasan Soekarno-Hatta. Analisis tapak juga melingkupi program tapak yang terkait dengan fungsi dan fasititas yang akan diakomodir pada tapak terhadap perencanaan bangunan. Analisis ini meliputi anatisis aksesibilitas, pengaruh iklim dan kebisingan, view, orientasi, zoning tapak dan analisis-analisis lain dari data yang telah didapatkan pada survey lapangan di kawasan Soekarno-Hatta. 2. Analisis Obyek a. Analisis Fungsi b. Metode anatisis fungsi yaitu, kegiatan penentuan ruang yang mempertimbangkan fungsi dan tuntunan aktifitas. Proses ini meliputi analisis pelaku dan aktivitas, ruang, persyaratan ruang, besaran ruang dan analisis organisasi ruang. c. Analisis Pelaku dan Aktivitas d. Berupa analisis aktivitas kegiatan yang dilakukan pengguna selama berada di Sekolah Tinggi Fotografi dengan segala aktivitasnya. Pada analisis 52

aktivitas ini tentunya akan menghasilkan suatu gambaran kegiatan dari yang terjadi di objek rancangan. e. Analisis Pola Hubungan Antar Ruang Asiailisis pola hubungan antar ruang, berfungsi sebagai pembentuk karakter dari suatu bangunan dan memberi kontribusi kepada konsep rancangan serta pergerakan bangunan Sekolah Tinggi terhadap tapak. Analisis pola hubungan antar ruang, juga akan membentuk suatu jalur sirkulasi baik interior maupun eksterior bangunan. f. Anatisis Persyaratan Obyek Rancangan g. Analisis ini disajikan dalam bentuk tabel yang berisi tentang persyaratan ruang yang berkaitan dengan nilai-nilai hasil kajian terhadap dekonstruksi. Pendekatan persyaratan yang disajikan antara lain: karakteristik ruang, ornamentasi, penghawaan, pencahayaan, akustik dan view. B. Sintesis Proses sintesis merupakan hasil penggabungan beberapa alternatif dan analisis yang menghasilkan formulasi berupa konsep rancangan. Sintesis tersebut meliputi: Konsep dasar, kawasan, tapak, ruang, Konsep bentuk struktur, interpretasi dekonstruksi terhadap arsitektur dan konsep lainya yang mendukung obyek Perancangan Sekolah Tinggi Fotografi Malang. 53

Bagan 3.1 Metode Perancangan Sekolah Tinggi Fotografi Malang Fakta 1. Minat masyarat yang besar kepada fotografi namun sebatas hobi 2. Malang sebagai kota pendidikan 3. Malang dikelilingi daerah dengan panorama yang indah dan kekayaan budayanya 4. Belum adanya sekolah tinggi fotografi di Malang Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang sekolah tinggi fotografi yang dapat mewadahi kegiatan fotografi? 2. Bagaimana merancang sekolah tinggi fotografi yang menerapkan konsep dekonstruksi? Tujuan 1. Merancang sekolah tinggi fotografi yang dapat mewahi kegiatan fotografi 2. Merancang sekolah tinggi fotografi yang menerapkan konsep dekonstruksi Batasan Masalah 1. Batasan Lokasi ; Objek perancangan Sekolah Tinggi Fotografi ini berlokasi di Jalan Soekarno Hatta Malang. 2. Batasan Objek Rancangan ; Objek perancangan Sekolah Tinggi Fotografi mewadahi kegiatan belajar mengajar yang didalamnya terdiri dari pengajar (dosen), mahasiswa, pengawai atministrasi. Dari setiap pengguna memiliki aktifitas yang berbeda beda untuk itu ruang dan fasilitas yang diperlukan juga berbeda. 3. Batasan Tema ; Tema yang akan diterapkan pada perancangan Sekolah Tinggi Fotografi Malang ini adalah Dekonstruksi. Tema ini akan mengambil salah satu Pengumpulan Data Data Primer :observasi dan dokumentasi; Data Skunder :studi banding dan studi literatur. Analisis Kelayakan, Tapak, Fungsi, Aktrivitas, Pengguna, Ruang, Struktur Sintesis/Konsep Perancangan 54