PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi.

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

METODOLOGI PENELITIAN

PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION DAN WEIGHT-ELIMINATION

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG

Architecture Net, Simple Neural Net

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember Jalan Kalimantan No. 37 Jember, *

METODOLOGI PENELITIAN

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jaringan Syaraf Tiruan

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

Kenyo Puspito Rini 1), Ir. Usman Effendi, MS. 2), Dhita Morita Ikasari, STP, MP. 2)

Presentasi Tugas Akhir

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

JARINGAN SYARAF TIRUAN

SIMULASI DAN PREDIKSI JUMLAH PENJUALAN AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (Study Kasus: PDAM TIRTA KEPRI) Ilham Aryudha Perdana

ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

UNNES Journal of Mathematics

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PERAMALAN BEBAN JANGKA PENDEK PADA HARI LIBUR DI BALI MENGGUNAKAN METODE GENERALIZED REGRESSION NEURAL NETWORK (GRNN)

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

2.1. Dasar Teori Bandwidth Regression

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

PERAMALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAK AN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE KOHONEN ABSTRAK

Optimasi Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Mengunakan Particle Swarm Optimization

BAB 2 LANDASAN TEORI

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 1, April 2011 ISSN:

Transkripsi:

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) Apriliyah, Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas Brawaya, Malang ABSTRAK Perkiraan atau prediksi dilakukan untuk memperkirakan perilaku data berdasarkan analisis dan pengolahan data historis (data time series). Banyak metode perkiraan yang telah dikembangkan untuk mendapatkan hasil perkiraan yang optimal. Jaringan syaraf tiruan (JST) adalah salah satu metode yang saat ini dikembangkan untuk mendapatkan hasil perkiraan yang mendekati dengan data sebenarnya. Dalam makalah ini dipaparkan implementasi jaringan syaraf tiruan resilient backpropagation (Rprop) untuk memprediksi penjualan beban listrik. Data yang digunakan dalam perkiraan adalah jumlah pelanggan, biaya beban, biaya pemakaian dan biaya kelebihan pemakaian dari unit Blimbing, Dinoyo, Kota dan Kebon Agung periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2007. Hasil prediksi atau persentase rata-rata error antara data prediksi dengan data sebenarnya adalah 0.297% untuk unit Blimbing, 1.743% untuk unit Dinoyo, 0.597% untuk unit Kota dan 0.388% untuk unit Kebon Agung. Kata kunci : jaringan syaraf tiruan, resilient backpropagation, prediksi SALE ELECTRICS LOAD FORECASTING USING ARTIFICIAL NEURAL NETWORK RESILIENT BACKPROPAGATION ABSTRACT Forecasting is conducted to estimate data behavior based on historical data analysis and processing (time series data). Many estimation methods were developed to optimize the result. Artificial Neural Network (ANN) is one of the methods which are developed to get result of estimate near to the actual data. The research implemented artificial neural network Resilient Back propagation to predict sale of electrics burden. Used data for estimating are amount of consumer, burden expenses, and usage expenses, excess of usage expenses from Unit of Blimbing, Dinoyo, Kota and Kebon Agung in January 2003 December 2007. Training and testing ANN is conducted with modifying the number of neurons in the hidden layer and update value. Mean Square Error (MSE) for each unit is 0.00002832 for unit of Blimbing, 0.000197 for unit of Dinoyo, 0.00001836 for unit of Kota and 0.00000875 for unit of Kebon Agung. Difference of MSE because of used data for input is differing and weight ANN is obtained at random. Prediction result or percentage of error rates between predicted data and actual data is 0.297% for unit of Blimbing, 1.743% for unit of Dinoyo, 0.597% for unit of Kota and 0.388% for unit of Kebon Agung. Keywords: Artificial Neural Network, resilient back propagation, Forecasting 1. PENDAHULUAN Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan pengembangan pengoperasian daya listrik dan melakukan perencanaan dalam meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan listrik. Perkiraan atau prediksi penjualan beban listrik dapat membantu PLN membuat keputusan dan membuat rencana pengembangan pengoperasian daya listrik. Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah salah satu teknik yang digunakan untuk melakukan perkiraan. Dalam makalah ini akan dibahas salah satu algoritma yang digunakan untuk melakukan prediksi (forecasting) penjualan beban listrik yaitu algoritma resilient backpropagation (Rprop). 1

1.1 Konsep Dasar Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan (JST) adalah suatu model yang mencoba meniru struktur dan cara kerja jaringan syaraf pada otak manusia. Otak manusia berisi berjuta-juta sel syaraf (neurons) yang bertugas untuk memproses informasi. Masing-masing neuron terhubung dengan neuron lain membentuk hubungan yang disebut synapsis (hubungan). Struktur JST terdiri dari neuron, bobot dan fungsi aktivasi. Neuron merupakan bagian penerima informasi dan meneruskan hasil olahan informasi. Kekuatan informasi yang masuk ke neuron ditandai dengan adanya bobot. Fungsi aktivasi adalah fungsi yang digunakan untuk menentukan besarnya output. Model neuron dapat dilihat pada Gambar 1. JST dirancang agar memiliki kemampuan seperti otak manusia. Kemampuan otak manusia yaitu mampu memproses informasi, mengingat informasi, melakukan perhitungan. Beberapa permasalahan yang sering diselesaikan dengan JST adalah prediksi, klasifikasi, optimasi dan pengenalan pola. Berdasarkan kemampuan yang dimiliki, JST dapat digunakan untuk pembelajaran dan menggunakan hasil pembelajaran untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan. Gambar 1 Model neuron Sejumlah sinyal masukan yaitu X1, X2,..., Xm dikalikan dengan masing-masing bobot yang bersesuaian yaitu Wk1, Wk2,..., Wkm. Dilakukan penjumlahan dari seluruh hasil perkalian menghasilkan nilai keluaran (Vk). Nilai Vk diaktifkan dengan suatu fungsi aktivasi (φ (.)) untuk menentukan sinyal output (Yk ). 1.2 Fungsi Aktivasi JST Fungsi aktivasi adalah fungsi yang digunakan untuk menentukan keluaran pada neuron. Fungsi aktivasi yang digunakan dalam JST sangat banyak. Fungsi aktivasi yang digunakan untuk mempercepat pembelajaran adalah fungsi tangen hiperbolik (Gambar 2). Fungsi ditunjukkan oleh Persamaan 1 dan fungsi turunan ditunjukkan oleh Persamaan 2. 2 f (x) = 1.1439334/ cosh (0.6666667x ) (2) (1) 2

1.3 Pembelajaran JST Gambar 2 Fungsi f(x) = 1.7159 Tanh (2/3 x) Pembelajaran JST merupakan proses pencarian konfigurasi bobot-bobot dalam tiap layer. Selama proses pembelajaran, terjadi perubahan pada bobot-bobot tiap synapsis. Berdasarkan pembelajarannya [4], JST dibagi menjadi: 1. Supervised Pada sistem pembelajaran ini, jaringan diberi masukan tertentu dan keluarannya (target) ditentukan. Target akan dibandingkan dengan output jaringan. Perbedaan antara target dan output disebut error. Apabila jaringan menghasilkan error yang masih besar, maka perlu dilakukan pembelajaran lagi sampai didapatkan error yang cukup kecil. Beberapa metodepembelajaran supervised antara lain single layer perceptron, multi layer perceptron dan backpropagation. 2. Unsupervised Sistem pembelajaran unsupervised tidak memerlukan target keluaran sehingga jaringan akan mengatur sendiri keluarannya. Metode pembelajaran unsupervised antara lain metode kohonen, hopfield, Radial Basis Function dan lain sebagainya. 1.4 Algoritma Backpropagation Algoritma Backpropagation merupakan algoritma pembelajaran yang terawasi dengan banyak lapisan (multilayer). Pada pembelajaran terawasi, terdapat target yang akan dibandingkan dengan keluaran jaringan. Ketika jaringan diberi sinyal masukan, sinyal ini akan menuju ke unitunit pada lapisan tersembunyi kemudian diteruskan ke unit-unit pada lapisan keluaran. Apabila keluaran jaringan tidak sama dengan target, akan dilakukan langkah mundur pada lapisan tersembunyi diteruskan ke lapisan masukan (input). Pelatihan sebuah jaringan backpropagation terdiri dari tiga langkah yaitu pelatihan pola, input secara feedforward, backpropagation dari kumpulan kesalahan dan penyesuaian bobot (Kristanto, 2004). Pelatihan dilakukan berulang-ulang dan berhenti jika telah mencapai batas iterasi maksimum yang ditentukan dan nilai error kurang dari Mean Square Error (MSE). Ketepatan algoritma backpropagation ditentukan dengan Mean Square Error (MSE). Semakin kecil nilai MSE maka dapat dianggap bahwa arsitektur jaringan semakin baik, demikian pula sebaliknya. MSE dihitung dengan Persamaan 3. (3) 3

1.5 Algoritma Resilient Backpropagation (Rprop) Algoritma Rprop merupakan hasil pengembangan algoritma backpropagation. Perubahan bobot pada backpropagation dipengaruhi oleh learning rate (laju pembelajaran) dan tergantung dari kemiringan kurva error ( ). Semakin kecil learning rate (laju pembelajaran), proses W pembelajaran semakin lama. Sedangkan semakin besar learning rate, nilai bobot akan jauh dari bobot minimum. Untuk mengatasi hal tersebut, dikembangkan algoritma baru yang disebut Rprop. Algoritma ini menggunakan tanda (positif atau negatif) dari gradient untuk menunjukkan arah penyesuaian bobot. Sedangkan ukuran perubahan bobot ditentukan dengan nilai penyesuaian ( 0 ) [7]. Nilai penyesuaian mempunyai batas bawah (Δ min ) dan batas atas (Δ max ). Beberapa penelitian menggunakan Δ min = 10-6 dan Δ max = 50. Parameter Rprop yang lain adalah factor penurun (η-) dan faktor penaik (η+) atau dapat dikatakan sebagai laju pembelajaran seperti pada backpropagation. Nilai laju pembelajaran yang sering digunakan adalah 1.2 untuk nilai η+ dan 0.5 untuk nilai η-. Aturan nilai penyesuaian[4]: Dimana: η- : learning rate penurun (faktor penurun) η+ : learning rate penaik (faktor penaik) 0< η-<1< η+ t : kemiringan kurva error tehadap bobot (gradient) pada iterasi saat ini. t 1 : kemiringan kurva error tehadap bobot (gradient) pada iterasi sebelumnya. Aturan penyesuaian bobot: (4) (5) Algoritma Rprop: 1. Inisialisasi penyesuaian awal ( t ) 0 0 Gradient awal ( t 1) 0 2. Lakukan langkah-langkah berikut sampai bobot konvergen a. Hitung gradient (t) b. Untuk semua bobot, hitung nilai penyesuaian 4

1. Jika (t) * ( t 1) 0 maka ( t) min( ( t 1) *, max ) (6) 2. Jika (t) * ( t 1) 0 maka ( t) max( ( t 1) *, min ) (7) c. Hitung perubahan bobot 1. Jika (t) > = 0 maka w( t 1) w( t) ( t) (8) 3. selesai 2. Jika (t) < 0 maka w( t 1) w( t) ( t) (9) 1.6 Perkiraan Penjualan Beban Listrik Mengunakan JST Rprop Perkiraan penjualan beban listrik dengan menggunakan metode JST memerlukan input berupa data jumlah pelanggan, biaya beban, biaya pemakaian dan biaya kelebihan pemakaian. Sebagai output (keluaran) adalah tagihan listrik untuk bulan berikutnya. Arsitektur jaringan syaraf yang digunakan adalah 4 unit neuron pada lapisan input, 1 unit neuron pada lapisan output. Jumlah unit neuron pada lapisan hidden sebanyak n unit, ditentukan dengan melakukan modifikasi untuk mendapatkan arsitektur jaringan yang sesuai untuk melakukan perkiraan. Arsitektur JST perkiraan penjualan beban listrik dapat dilihat pada Gambar 3. Lapisan tersembunyi Jumlah pelangan Biaya Beban tagihan Biaya pemakaian Biaya kelebihan pemakaian... Gambar 3. Arsitektur JST perkiraan penjualan beban listrik 5

2. METODE Tahapan dalam perkiraan penjualan beban listrik adalah: 1. Menentukan sumber data Dalam penelitian ini data diambil dari PT PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Timur APJ Malang. Data yang diperoleh adalah data yang berasal dari laporan penjualan tenaga listrik oleh Unit Pelayanan (UP) Blimbing, UP Dinoyo, UP Kota dan UP Kebon Agung. Data terdiri dari jumlah pelanggan, biaya beban, biaya pemakaian, biaya kelebihan pemakaian kvarh dan tagihan. Data dari masing-masing UP dalam skala bulan dimulai dari bulan Januari 2003 sampai dengan bulan Desember 2007. 2. Penentuan pola pelatihan Pola pelatihannya adalah jumlah pelanggan (x1), biaya beban (x2), biaya pemakaian (x3) dan biaya kelebihan pemakaian kvarh (x4) pada tiap UP dengan targetnya (t) adalah tagihan listrik. 3. Pelatihan JST Rprop Data yang dipakai pada pelatihan ini sebesar 90 % dari data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dari Januari 2003 sampai dengan Desember 2006. Jaringan terdiri dari satu lapisan input dengan empat neuron, satu lapisan hidden (tujuh sampai sepuluh neuron) dan satu lapisan output dengan satu neuron. Data dilatihkan ke jaringan hingga error minimum, jika kesalahan mencapai nilai minimum maka bobot akan disimpan dalam data penyimpanan (dataset). 4. Pengujian Data yang dipakai untuk pengujian adalah 10% dari seluruh data yaitu data tahun 2007 (Januari sampai Desember). Perkiraan dilakukan pada masing-masing UP yaitu UP Blimbing, UP Dinoyo, UP Kota dan UP Kebon Agung. 5. Evaluasi Pada langkah ini untuk mengevaluasi berapa nilai penyesuaian yang terbaik sehingga didapatkan kesalahan minimum. Evaluasi dilakukan dengan mencobakan beberapa nilai penyesuaian yaitu mulai 0.01 sampai 0.9. Serta memodifikasi jumlah neuron pada lapisan hidden yaitu tujuh sampai sepuluh. Sedangkan nilai faktor penaik (η+) dan faktor penurun (η-) tetap yaitu masing-masing diset 1.2 dan 0.5. Uji coba dilakukan dengan mengubah jumlah neuron pada lapisan tersembunyi dan menggunakan nilai penyesuaian yang berbeda-beda. Uji coba dilakukan pada tiap-tiap unit sebanyak lima kali uji coba dan dari lima kali percobaan diambil nilai rata-ratanya. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Keberhasilan JST Rprop diukur dengan Mean Square Error(MSE). Semakin kecil nilai MSE, maka kinerja JST semakin bagus. Tabel 1 adalah tabel MSE terkecil tiap unit setelah dilakukan uji coba sebanyak lima kali. Tabel 1. MSE Terkecil Unit MSE pelatihan MSE pengujian Banyaknya hidden neuron Nilai Penyesuaian Blimbing 0,00001432 0,00057371 9 0,09 Dinoyo 0,00019442 0,0014768 9 0,09 Kota 0,00001793 0,00016896 8 0,03 Kebon Agung 0,00000947 0,00062405 9 0,01 Dari Tabel 1, didapatkan arsitektur JST Rprop. Untuk unit Blimbing, Dinoyo dan Kebon Agung adalah 4-9-1. Hal ini berarti terdapat 4 neuron pada input layer, 9 neuron pada hidden layer dan 1 neuron pada output layer. Sedangkan untuk unit Kota adalah adalah 4-8-1. Nilai penyesuaian 6

yang digunakan juga berbeda-beda dan nilai ini diperoleh dengan melakukan uji coba terhadap beberapa nilai penyesuaian yaitu 0.01, 0.03, 0.05, 0.07, 0.09, 0.1. Berdasarkan penelitian, nilai ini sudah dapat mewakili untuk melakukan pelatihan. Setelah didapatkan arsitektur, JST dapat digunakan untuk melakukan perkiraan. Berdasarkan Gambar 4 yaitu perbandingan antara nilai data sebenarnya dengan data keluaran JST, dapat dilihat bahwa data hasil prediksi dapat mengikuti pola meskipun masih terdapat selisih (error). Nilai persentase error, dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa persentase error yang dihasilkan oleh tiap-tiap unit sangat kecil. Hal ini menunjukkan bahwa JST Rprop telah dapat digunakan untuk melakukan perkiraan. Gambar 4. Perbandingan data real dengan data hasil keluaran JST Tabel 2. Persentase error tiap unit Unit % error Blimbing 0,297 Dinoyo 1,743 Kota 0,597 Kebon Agung 0,399 4. KESIMPULAN 1. Dari hasil uji coba 48 pola data pelatihan dengan jumlah neuron pada lapisan tersembunyi yang bervariasi, didapatkan arsitektur JST Rprop yang berbeda-beda. Dari Tabel 1, didapatkan arsitektur JST Rprop untuk unit Blimbing dan unit Dinoyo yaitu 4-9-1 (4 neuron lapisan input, 9 neuron lapisan tersembunyi dan 1 neuron lapisan output), unit Kota adalah 4-8-1 sedangkan untuk unit Kebon Agung adalah 4-7-1. Perbedaan arsitektur JST pada tiap-tiap unit karena bobot awal pelatihan diperoleh secara acak. 2. Setelah dilakukan pelatihan dengan 5000 iterasi (perulangan), didapatkan nilai MSE yang berbeda-beda. Nilai MSE yang berbeda-beda karena setiap kali pelatihan, bobot awal diperoleh secara acak. Dengan mengujicobakan beberapa nilai penyesuaian (0.01, 0.03, 0.05, 0.07, 0.09 dan 0.1), menghasilkan nilai MSE yang berbeda-beda dan dari tiap-tiap unit diambil nilai MSE terkecil sehingga didapatkan nilai penyesuaian untuk unit Blimbing dan unit Dinoyo adalah 0.09, untuk unit Kota adalah 0.03 dan 0.01 untuk unit Kebon Agung. 7

3. Hasil perkiraan (prediksi) penjualan beban listrik dinyatakan dengan persentase rata-rata error atau selisih antara data sebenarnya dan data prediksi. Persentase rata-rata error 0.297% untuk unit Blimbing, 1.743% untuk unit Dinoyo, 0.597% untuk unit Kota dan 0.388% untuk unit Kebon Agung. Hal ini menunjukkan bahwa JST Rprop mampu melakukan perkiraan mendekati data yang sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA [1] Akobir, Shahidi. 2007. Mathematical apparatus of the RProp learning algorithm. http://www.basegroup.ru/neural/rprop.en.htm. Tanggal Akses : 5 November 2007. [2] Anonymous. 2004. Penggolongan Pelangan dan Tarif Harga Jual. http://www.indo.net.id/pln/htdocs/pengol.htm. Tanggal Akses: 23 September 2007. [3] Kristanto, Andri. 2004. Jaringan Syaraf Tiruan (Konsep Dasar, Algoritma dan Aplikasi).Gaya Media. Yogyakarta. [4] Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu.Yogyakarta. [5] Lecun, Yann dan Klaus Robert Muller. 1998. Efficient Backprop. IEEE volume 86 No 11. [7] Riedmiller, M. and Braun, H. 1992. RPROP : A fast adaptive learning algorithm. In Proceedings of the 1992 International Symposium on Computer and Information Sciences, Antalya, Turkey, pp.279-285. [8] Subiyanto. 2005. Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan sebagai Metode Alternatif Prakiraan Beban Jangka Pendek. www.elektroindonesia.com/elelktro/ener29.html. Tanggal Akses:13 Agustus 2007. 8