HUTAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI LINGKUNGAN BAGI DUNIA PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN A.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

SMP NEGERI 3 MENGGALA

I PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Sebaran Flora dan Fauna Indonesia dan Dunia

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PENGEMBANGAN PARIWISATA HUTAN PAYAU CILACAP SEBAGAI PRODUK WISATA UNGGULAN DI JAWA TENGAH

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR K Prodi Geografi FKIP UNS

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ( Pertemuan ke-6 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB III ISU STRATEGIS

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

VIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sedang digalakkan oleh pemerintah dan merupakan andalan

19 Oktober Ema Umilia

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

TINJAUAN PUSTAKA. Penjelasan Umum, Manfaat dan Fungsi Hutan. kesinambungan kehidupan manusia dan makhluk lainnya (Pamulardi,1994).

BAB I PENDAHULUAN. pada pulau. Berbagai fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya dari

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera. Lampung memiliki banyak keindahan, baik seni budaya maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

BAB II DESKRIPSI TEMPAT WISATA Sejarah Taman Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk. lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL.

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioregion

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

PENGANTAR GEOGRAFI Oleh: Djunijanto, S.Pd

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NGARGOYOSO SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM BERDASARKAN POTENSI DAN PRIORITAS PENGEMBANGANNYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Perancangan Hutan Pinus Batealit sebagai kawasan Wisata Alam Edukasi di Jepara

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Sebaran Flora dan Fauna Indonesia dan Dunia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

Transkripsi:

HUTAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI LINGKUNGAN BAGI DUNIA PENDIDIKAN Makalah ini disusun untuk memenuhi Ujian Kompetensi Dasar II Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Oleh : Bhian Rangga J.R NIM K 5410012 Pendidikan Geografi Jurusan P. IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i DAFTAR ISI.. BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah. 1 B. Perumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penulisan... 2 BAB II PEMBAHASAN... 3 A. Hutan Dan Manfaatnya 3 B. Pengertian Geografi Lingkungan.... 4 C. Hutan Sebagai Media Pembelajaran 4 D. Penerapan Pembelajaran Geografi Lingkungan.. 5 BAB III PENUTUP.... 8 A. Simpulan..... 8 B. Saran / Kritik.. 8 DAFTAR PUSTAKA.. 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia terletak di antara 940 05 BT-1410 01 BT dan 60 08 LU-110 05 LS. Hutan tropik yang terdapat di Indonesia merupakan terluas ketiga di dunia serta memiliki keanekaragaman ekosistem yang tinggi, mulai dari hutan hujan dataran tinggi sampai dengan hutan rawa yang terdapat di dataran rendah. Hutan rawa air tawar dan rawa gambut yang luas dapat dijumpai di Kalimantan, Sumatera, dan Irian Jaya. Kalimantan memiliki hutan kerangas terluas di Asia Tenggara, sedangkan Sulamesi memiliki hutan tanah ultrabasa terluas di dunia. Hutan pegunungan bawah dan atas, juga padang rumput alpin terdapat di puncah-puncak gunung tertinggi di Jawa, Irian, dan Sumatera. Keanekaragaman tumbuhan yang terdapat pada hutan di Indonesia sangat tinggi. Hutan tropis Indonesia memiliki bunga besar yang langka yaitu Rafflesia yang dapat dijumpai di Kalimantan, Sumatera, dan Jawa. Selain itu, terdapat 5000 spesies bunga anggrek yang merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, diperkirakan setengahnya terdapat di Irian Jaya dan 2000 spesies di Kalimantan. Pembelajaran lingkungan hidup dimulai sejak anak anak hingga orang dewasa. Hal ini merupakan hal strategis yang seyogianya dilaksanakan. Bagaimana pun besarnya potensi sumberdaya alam khususnya sumberdaya alam hutan dalam menunjang kehidupan manusia, nampaknya tidak akan dapat termanfaatkan dengan baik dan optimal secara berkelanjutan, jika tidak memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan sumberdaya itu sendiri. Untuk itu komitmen dan tanggung jawab tersebut harus dibentuk pada diri manusia. Berdasarkan uraian tersebut, maka disusunlah makalah yang berjudul Hutan Sebagai Media Pembelajaran Geografi Lingkungan Bagi Dunia Pendidikan.

B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan bagi dunia pendidikan? 2. Apa saja kendala dan solusi yang tepat dalam hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan bagi dunia pendidikan? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan bagi dunia pendidikan. 2. Untuk mengetahui kendala dan solusi yang tepat dalam hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan bagi dunia pendidikan.

BAB II PEMBAHASAN A. Hutan Dan Manfaatnya Hutan merupakan sebuah areal luas yang ditumbuhi beraneka ragam pepohonan. Dilihat dari jenis pohonnya, hutan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Hutan Homogen ialah hutan yang ditumbuhi oleh satu jenis pohon/tanaman, misal: hutan jati, hutan pinus, hutan cemara dll. 2. Hutan Heterogen ialah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon/tanaman. Dilihat dari arealnya, hutan dapat dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut: 1. Hutan lindung ialah hutan yang berfungsi melindungi tanah dari erosi, banjir dan tanah longsor. 2. Hutan produksi ialah hutan yang berfungsi untuk menghasilkan berbagai produk industri dan bahan perlengkapan masyarakat, seperti kayu lapis, mebel, bahan bangunan dan kerajinan tangan. 3. Hutan wisata ialah hutan yang ditujukan khusus untuk menarik para wisatawan domestik (dalam negeri) maupun wisatawan mancanegara. 4. Hutan suaka alam ialah hutan yang berfungsi memelihara dan melindungi flora (tumbuhan) dan fauna (hewan). 5. Hutan Mangrove ialah hutan bakau di tepi pantai yang berfungsi untuk menghindari daratan dari abrasi. Hasil hutan yang dapat dimanfaatkan oleh kita yaitu: kayu (jati, pinus, cemara, cendana), damar, rotan, bambu dll. Erosi ialah pengkisan tanah yang disebabkan oleh air hujan. Reboisasi ialah penanaman/penghijauan kembali hutan yang telah gundul.

B. Pengertian Geografi Lingkungan Bertahun-tahun manusia telah berusaha untuk mengenali lingkungan di permukaan bumi. Pengenalan itu diawali dengan mengunjungi tempat-tempat secara langsung di muka bumi, dan berikutnya menggunakan peralatan dan teknologi yang makin maju. Sejalan dengan pengenalan itu pemikiran manusia tentang lingkungan terus berkembang. Pengertian geografi juga mengalami perubahan dan perkembangan. Pengertian geografi bukan sekedar tulisan tentang bumi, tetapi telah menjadi ilmu pengetahuan tersendiri disamping bidang ilmu pengetahuan lainnya. Geografi telah berkembang dari bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan penduduknya menjadi bidang ilmu pengetahuan yan memiliki obyek studi, metode, prinsip, dan konsepkonsep sendiri sehingga mendapat tempat ditengah-tengah ilmu lainnya. Keberadaan geografi lingkungan tak terlepas dari masalah lingkungan, khsususnya hubungan antara pertumbuhan penduduk, konsumsi sumberdaya, dan peningkatan intensitas masalah akibat ekploitasi sumberdaya yang berlebihan. Geografi lingkungan dapat memberikan kombinasi yang kuat perangkat konseptual untuk memahami masalah lingkungan yang kompleks. Geografi lingkungan cenderung pada geografi manusia atau intergrasi geografi manusia dan fisik dalam memahami perubahan lingkungan global. Geografi lingkungan menggunakan pendekatan holistik. Geografi lingkungan melibatkan beberapa aspek hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan. Untuk memahami masalah-masalah lingkungan tidak mungkin tanpa pemahaman proses ekonomi, budaya, demografi yang mengarah pada konsumsi sumberdaya yang meningkat dan generasi yang merosot. C. Hutan Sebagai Media Pembelajaran Perlu diketahui bahwa hutan memiliki berbagai macam manfaat bagi kehidupan. Dengan adanya manfaat tersebut, hutan dapat dijadikan sebagai tempat / sebagai media pembelajaran. Dikatakan sebagai media pembelajaran sebab dengan mempelajari karakteristik hutan, maka seseorang akan mengenali lingkungan hidup di sekitarnya. Dengan mengenali lingkungan

hidup di sekitarnya, seseorang akan merasa ikut andil dan peduli akan kelestarian lingkungannya. Hal ini sejalan dengan penerapan dan pengaplikasian geografi lingkungan yakni mengutamakan aspek hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan / alam. D. Penerapan Pembelajaran Geografi Lingkungan Sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk mengolah dan mengatur permukaan bumi sesuai dengan keinginannya, manusia memiliki kecenderungan untuk mendominasi bumi baik dilihat dari sudut tata ruang, fungsional maupun struktural. Kerusakan alam yang terjadi pada dasarnya lebih dititikberatkan pada tingkah laku manusia itu sendiri. Perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan menjadi perhatian yang serius. Oleh karena itu, bentuk pembelajaran yang terlalu berorientasi kepada penguasaan materi pelajaran, nampaknya kurang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dilihat dari hasil maupun proses belajar. Dilihat dari hasil belajar misalnya, ternyata tingkat penguasaan materi pelajaran sangat memprihatinkan, baik dalam skala nasional, regional apalagi skala internasional. Sementara itu, dilihat dari proses belajar ternyata peserta didik kita pun masih jauh ketinggalan oleh bangsa-bangsa lain yang dapat dilihat dari kemampuan dan keterampilan mereka dalam memecahkan masalah. Kemampuan penguasaan materi pembelajaran bukanlah sebagai tujuan, akan tetapi hanya sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu yang diharapkan. Hal tersebut didasarkan kepada perubahan paradigma berpikir tentang hakekat dan isi kurikulum, dari apa yang harus dipelajari peserta didik (what to learn) menjadi bagaimana peserta didik belajar (how to learn). Paradigma ini mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi. Dengan memiliki kompetensi semacam itu, peserta didik diharapkan mampu untuk menghadapi dan mengatasi segala macam akibat dari adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan yang terdekat sampai yang terjauh (lokal, nasional, regional dan

internasional). Penerapan pembelajaran geografi lingkungan hidup di sekolah sekolah baik SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi muatan kompetensi yang terkait pengembangan kepribadian memperoleh porsi lebih besar dibandingkan dua kategori kompetensi lainnya. Pada jenjang Sekolah Dasar ( SD ) pengenalan dasar- dasar akan lingkungan mulai diterapkan. Selanjutnya, pada jenjang pendidikan SMP, peserta didik mulai dikenalkan geografi lingkungan meskipun hanya teori teori saja. Pada jenjang SMA difokuskan pada bagaimana konsep-konsep dasar dan permasalahan lingkungan hidup. Sedangkan pada jenjang perguruan tinggi, geografi lingkungan dikembangkan metode pembelajaran dengan menekankan pada aktivitas untuk mencari pemahaman akan obyek, menganalisis dan merekonstruksi, sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam diri peserta didik. Pembelajaran ini bukan hanya dimaksudkan mentransfer atau memberikan informasi, namun lebih bersifat menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat berpikir membentuk pengetahuan. Sehingga diharapkan dengan adanya geografi lingkungan membentuk karakter peserta didik agar mencintai dan menjaga lingkungan di sekitarnya. Salah satu pembelajaran geografi lingkungan dengan studi ke lapangan yaitu pengenalan hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan. Adapun kendala hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan bagi dunia pendidikan adalah sebagai berikut : 1. Terbatasnya waktu untuk studi lapangan. Biasanya untuk mengadakan studi lapangan memerlukan waktu yang luang, mengingat di sekolah sekolah bahkan di perguruan tinggi aktivitas kegiatan belajar mengajar sampai sore hari bahkan malam hari. 2. Minimnya sarana dan prasarana fasilitas edukasi di hutan, sehingga orang khususnya anak anak merasa bosan dengan pemandangan hutan yang hanya disuguhkan pohon dan semak belukar saja. 3. Rusaknya sebagian bentang lahan di hutan, sehingga ada anggapan orang akan malas melihat hutan yang rusak sebagai sarana edukasi.

Adapun solusi tepat untuk mengatasi kendala dalam pengenalan hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan bagi dunia pendidikan adalah sebagai berikut : 1. Perlu adanya waktu khusus atau waktu luang studi ke lapangan untuk pengenalan hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan bagi dunia pendidikan, baik tingkat SD sampai perguruan tinggi. 2. Perlu adanya konservasi hutan lebih lanjut. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan hutan sebagai wisata edukasi atau wisata pendidikan. Program wisata edukasi dirancang khusus untuk menstimulasi anak agar lebih peduli akan lingkungan dan disajikan dengan cara yang sangat menyenangkan, sehingga tanpa terasa anak anak belajar mengenal lingkungan sambil bermain. Contoh kegiatan wisata edukasi antara lain : flying fox di hutan, praktek bercocok tanam, praktek perbanyakan vegetatif seperti menyambung (grafting), stek, cangkok dan lainnya, berkeliling di hutan dengan melihat berbagai flora & fauna dan lain lain. Di samping itu pembuatan hutan sebagai kawasan rekreasi juga harus memperhatikan aspek lingkungan. Sehingga dengan adanya kawasan hutan yang asri membuat orang baik anak anak hingga orang dewasa menjadi betah untuk mencintai akan lingkungannya salah satunya dengan mencintai hutan. 3. Perlu adanya kesadaran penanaman kembali hutan hutan yang gundul Mulai sejak anak anak hingga orang dewasa bahkan instansi instansi pemerintah dan insansi instansi yang terkait digalakkan program penghijauan hutan, minimal setiap peserta didik diwajibkan untuk menanam pohon. 4. Selain itu perlu adanya publikasi kepada masyarakat bahwa hutan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan hidup baik di sekolah sekolah, maupun forum forum ilmiah, bahkan penyuluhan kepada masyarakat secara langsung oleh pemerintah maupun pihak pihak yang terkait.

BAB III PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hutan merupakan sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Oleh karena peran masyarakat dalam menjaga dan memanfaatka hutan sangat diperlukan. Salah satu cara untuk menjaga hutan adalah dengan mengenalkan hutan kepada anak - anak hingga orang dewasa. Hutan dapat dijadikan media pembelajaran khususnya geografi lingkungan. Hal ini sejalan dengan pengaplikasian ilmu geografi lingkungan, sehingga diharapkan dengan adanya geografi lingkungan membentuk karakter peserta didik agar mencintai dan menjaga lingkungan di sekitarnya salah satunya dengan media hutan. 2. Adapun kendala hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan bagi pendidikan adalah : terbatasnya waktu untuk studi lapangan, minimnya sarana dan prasarana fasilitas edukasi di hutan,rusaknya sebagian bentang lahan di hutan. Sedangkan solusi tepat untuk mengatasi kendala dalam pengenalan hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan bagi pendidikan adalah : perlu adanya waktu khusus atau waktu luang studi ke lapangan untuk pengenalan hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan bagi dunia pendidikan, perlu adanya konservasi hutan lebih lanjut, perlu adanya kesadaran penanaman kembali hutan, perlu adanya publikasi kepada masyarakat bahwa hutan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan hidup baik di sekolah sekolah, maupun forum forum ilmiah. B. Saran / Kritik Dengan uraian kesimpulan tersebut di atas, penulis mencoba memberanikan diri untuk memberikan saran maupun kritik kepada pihak

pihak yang terkait tentang hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan bagi dunia pendidikan antara lain : 1. Bagi pemerintah Hendaknya pemerintah mendukung adanya gerakan menanam pohon yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini sejalan dengan kesadaran masyarakat akan cinta terhadap lingkungan. 2. Bagi instansi instansi sekolah maupun perguruan tinggi Hendaknya instansi instansi pendidikan mensosialisasikan hutan sebagai media pembelajaran, khususnya geografi lingkungan. Salah satu cara untuk mensosialisasikan hal tersebut adalah mengenalkan peseerta didik akan keindahan dan manfaat hutan bagi kehidupan. Terlebih jika pembelajaran geografi lingkungan, peserta didik diterjunkan langsung melalui observasi lapangan dalam hal ini observasi ke obyek hutan yang ada di wilayah Indonesia. Hal ini memudahkan peseta didik dalam mengenali hutan pada pengaplikasian geografi lingkungan. Sehingga dengan kegiatan observasi langsung ke lapangan, diharapkan peserta didik mampu dan membentuk karakter peserta didik yang memiliki rasa untuk mencintai lingkungan. Hal tersebut sejalan dengan pengaplikasian geografi lingkungan dalam kehidupan sehari - hari. 3. Bagi masyarakat dan pihak pihak lain Hendaknya masyarakat mendukung kegiatan instansi pemerintah maupun instansi pendidikan dalam mensosialisasikan hutan sebagai media pembelajaran geografi lngkungan bagi pendidikan. Bagi pihak swasta dapat melakukan perannya dalam mendukung kegiatan hutan sebagai media pembelajaran geografi lingkungan. Salah satunya dengan memanfatkan hutan sebagai wisata edukasi. Tentu saja pembuatan wisata edukasi hutan harus memperhatikan aspek lingkungan. Sehingga dengan adanya wisata edukasi hutan diharapkan dapat memberikan pembelajaran kepada peserta didik maupun masyarakat akan kesadaran utuk mencintai lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA Hasan, Zaini, Salladin. 1996. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademis. Wardiyatmoko, K. 2006. Geografi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga http://www.pembelajaran-sofyanto.blogspot.com/2010/10/penerapanpembelajaran-lingkungan-hidup.html. ( Diunduh hari Sabtu, 27 November 2010 jam 18.35 WIB ) http://www.kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/328-wisataedukasi-pendidikan-godong-ijo.html ( Diunduh hari Sabtu, 27 November 2010 jam 18.40 WIB ) http://www.wangsajaya.wordpress.com/2010/01/26/geografi-lingkungan-dalamruang-lingkup-geografi/ ( Diunduh hari Senin, 29 November 2010 jam 10.30 WIB ) http://www.wikipedia.org/sumber_daya_alam.htm ( Diunduh hari Senin, 29 November 2010 jam 10.50 WIB )