PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DATA PERATURAN KEPALA DIVISIHUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI PERSONEL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PEDOMAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

2016, No Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indo

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/KEPMEN-KP/SJ/2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYADAPAN PADA PUSAT PEMANTAUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.21, 2010 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Informasi Publik. Keterbukaan.

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) TENTANG TATA CARA PELAYANAN INFORMASI

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 313, 2012

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Penerimaan Negara

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Neg

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 19/PERMEN-KP/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2014 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI BADAN SAR NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

MEMUTUSKAN: : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 17 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

c. bahwa agar pelaksanaan hal sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN PELAKSANAAN TUGAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-RESTRO TNG KOTA-

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK Nomor: SOP /HM 04/HHK

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembara

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

No Bahwa secara umum ruang lingkup dalam pengaturan Pengklasifikasian Informasi Publik yaitu mengenai: 1. ketentuan umum; 2. asas dan tujuan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya

2012, No.74 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLI

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

2 Geospasial tentang Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik di Badan Informasi Geospasial; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

2011, No Menetapkan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 3. Peraturan Menteri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA DIVISI HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011

PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012

2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 194 TAHUN 2012

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) TENTANG TATACARA PELAYANAN INFORMASI

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI Menimbang : a. Bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai salah satu lembaga pemerintah yang akan melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik telah siap dalam memberikan pelayanan informasi publik. Dengan menyiapkan personil Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dan sarana pendukung lainnya serta bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, peyediaan dan atau pelayanan informasi. b. Bahwa Divisi Humas Polri merupakan penjuru pencitraan bagi organisasi Polri, salah satu tugasnya melaksanakan Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PID), untuk tu memerlukan informasi dari satuan kerja

di tingkat Mabes Polri maupun satuan kewilayahan yang akan dikumpulkan dan diolah menjadi data sehingga dapat disajikan kepada pemohon/publik yang membutuhkan informasi. c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan peraturan Kepala Divisi Humas Polri tentang pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168) 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846) 3. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 Tentang Susunan Organinsasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia. 4. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi Pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia.

MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KEPALA DIVISI HUMAS POLRI TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud : 1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam memlhara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. 2. Divisi Hubungan Masyarakat Polri yang selanjutnya disingkat Divhumas Polri adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan bidang hubungan masyarakat pada tingkat Mabes Polri yang berada di bawah Kapolri. 3. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca serta disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.

4. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelengara dan penyelengaraan badan Publik lainya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. 5. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah Pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan Informasi di badan Publik, selanjutnya disebut Pejabat PID. 6. Pengumpulan data dan dokumen informasi adalah kegiatan mencari dan mendapatkan suatu informasi baik berupa data maupun dokumen yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab Polri. 7. Pengolahan informasi adalah kegiatan mengklasifikasikan data disertai evaluasi dan verifikasi informasi terhadap data maupun informasi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab Polri. Pasal 2 Tujuan dari peraturan pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi ini adalah : a. Untuk memudahkan bagi setiap Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi baik pada satuan kerja di lingkungan Mabes Polri maupun satuan kewilayahan dalam pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi. b. Sebagai pedoman pelaksanaan tugas guna mendapatkan persamaan persepsi, kesatuan tindak dan keseragaman dalam pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi.

Pasal 3 Prinsip-prinsip dalam peraturan ini meliputi : a. Transparansi yaitu dalam pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi publik harus dilaksanakan secara jelas dan terbuka. b. Akuntabel yaitu setiap kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi harus dapat dipetanggungjawabkan. c. Porposionalitas yaitu setiap kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi harus mempertimbangkan serta memperhatikan antara hak dan kewajiban. d. Profesional yaitu dalam pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi publik harus dilakukan secara tepat dan benar sesuai aturan dan mekanisme. e. Kerahasiaan yaitu dalam pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi publik harus melaksanakan kerahasiaan data yang diatur sesuai dengan Undang-Undang. Pasal 4 Ruang lingkup peraturan ini meliputi : a. Sumber dan jenis informasi. b. Mekanisme pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi. c. Persiapan pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi. d. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi. e. Pelaksanaan pendokumentasian informasi/pengarsipan. f. Pelaporan hasil pengumpulan dan pengolahan informasi.

BAB II TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 4 huruf a, sumber dan jenis informasi : a. Sumber informasi : 1) Semua informasi dan data yang bersumber dari Satuan kerja di lingkungan Mabes Polri. 2) Semua informasi dan data yang bersumber dari satuan kerja kewilayahan. b. Jenis informasi : 1) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala. a) Rencana kerja satuan Polri tahunan. b) Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (lakip). c) Data statistik gangguan Kamtibmas setiap 3 (tiga) bulanan, 6 (enam) bulanan, dan tahunan. d) Seleksi penerimaan calon anggota Polri meliputi Akademi Kepolisian (Akpol), Perwira Polisi Sumber Sarjana (PPSS), dan Brigadir Polisi. e) Seleksi penerimaan calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Polri.

2) Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta. a) Unjuk rasa yang berpotensi anarkis. b) Kerusuhan massa c) Bencana alam yang berdampak luas. d) Peristiwa yang meresahkan masyarakat. e) Kecelakaan moda transportasi yang menarik perhatian masyarakat. f) Ancaman/peledakan bom. 3) Informasi yang wajib tersedia setiap saat. a) Peraturan kepolisian. b) Kesepakatan bersama. c) Prosedur pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB), dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). d) Prosedur pelayanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). e) Prosedur pemberitaan penyampaian pendapat di muka umum. f) Prosedur pelayanan perizinan senjata api dan bahan peledak. g) Prosedur pelayanan penerbitan dokumen orang asing. h) Prosedur pelayanan pemberian bantuan kepolisian yang meliputi pengawalan, pengamanan dan pelaporan gangguan kamtibmas. i) Pengadaan barang dan jasa di lingkungan Polri.

4) Informasi yang dikecualikan. a) Yang menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindakan pidana. (1) Identitas saksi, barang bukti dan tersangka. (2) Modus operandi tindak pidana. (3) Motif dilakukan tindak pidana. (4) Jaringan pelaku tindak pidana. (5) Turunan berita acara pemeriksaan tersangka (hanya dapat diberikan kepada tersangka dan penasehat hukumnya untuk kepentingan pembelaan). (6) Isi berkas perkara. (7) Taktis dan teknis penyelidikan dan penyidikan. b) Mengungkap identitas informan, pelapor, saksi dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak pidana. (1) Seseorang sebagai informan dalam pembinaan penyelidik dan/atau penyidik yang diketahui oleh atasan penyidik. (2) Pelapor, saksi dan korban wajib dilindungi baik perlindungan keamanan maupun hukum. c) Mengungkap data inteliejen kriminal dan keamanan serta rencana yang berhubungan dengan pencegahan dan penanganan segala bentuk kejahatan transnasional. (1) sistem operasional intelijen kriminal dan keamanan. (2) Rencana kegiatan operasional intelejen kriminal dan keamanan. (3) Sasaran operasi intelejen kriminal dan keamanan. (4) Data dan dokumen intelejen kriminal dan keamanan.

d) Informasi yang membahayakan keselamatan dan kehidupan penyidik atau keluarganya. (1) Identitas penyelidik dan/atau penyidik beserta keluarganya dalam melakukan penyidikan tindak pidana yang bersifat khusus, sesuai dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Identitas penyelidik dan/atau penyidik beserta keluarganya sebagaimana dimaksud huruf a, keselamatan wajib dijamin oleh kesatuannya. (3) Identitas informan. e) Informasi meliputi segala bentuk peralatan yang digunakan untuk melakukan penyelidikan dan/atau penyidikan tindak pidana. 5) Data dan dokumen informasi yang dikecualikan yang menjadi tanggung jawab satuan kerja agar dikumpulkan dan disimpan pada masing-masing satker serta dapat menjadi informasi yang terbuka apabila diperlukan. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 4 huruf b, mekanisme pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi : a. Melakukan identifikasi dan inventarisasi informasi. b. Memasukan data dan dokumen informasi sesuai klasifikasi informasi. c. Mengolah data dan dokumen informasi dalam rangka update data informasi. d. Melakukan verifikasi data dan dokumen informasi guna disajikan untuk pelayanan informasi.

Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 4 huruf c, persiapan pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi : a. Persiapan pengumpulan data dan dokumen informasi : 1) Petugas pengumpul data dan dokumen informasi mempersiapkan data dan dokumen informasi. 2) Petugas pengumpul data dan dokumen informasi melaksanakan registrasi terhadap data dan dokumen informasi kedalam buku register informasi dan/atau data base komputer. 3) Petugas pengumpul data dan dokumen informasi melakukan identifikasi terhadap data dan dokumen informasi. 4) Petugas pengumpul data dan dokumen informasi mengkompulir dan menyusun serta mengumpulkan data dan dokumentasi ke dalam data base komputer atau manual (arsip dokumen). b. Persiapan pengolahan data dan dokumen informasi : 1) Petugas pengolah data dan dokumen informasi mempersiapkan data dan dokumen informasi. 2) Petugas pengolah data dan dokumen informasi melaksanakan identifikasi terhadap data dan dokumen informasi sesuai klasifikasi jenis informasi. 3) Petugas pengolah data dan dokumen informasi melakukan verifikasi terhadap data dan dokumen informasi sesuai jenis informasi. Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 4 huruf d, pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi :

a. Petugas pengumpul dan pengolah informasi melakukan identifikasi dan inventarisasi informasi serta mencatat ke dalam buku register dan/atau data base komputer. b. Petugas pengumpul dan pengolah informasi melakukan pengelompokan data dan dokumen informasi mengelompokan informasi dan data ke dalam file dokumen sesuai satuan kerja ke dalam buku register dan/atau data base komputer. c. Petugas pengumpul dan pengolah informasi memasukan data dan dokumen informasi sesuai klasifikasi informasi ke dalam buku register dan/atau data base komputer. d. Petugas pengumpul dan pengolah informasi mengolah data dan dokumen informasi dalam rangka update data informasi (pemutakhiran data) ke dalam buku register dan/atau data base komputer. e. Petugas pengumpul dan pengolah informasi melakukan verifikasi data dan dokumen informasi guna disajikan untuk pelayanan informasi ke dalam buku register dan/atau data base komputer. Pasal 9 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 4 huruf e, pelaksanaan pendokumentasian informasi/pengarsipan : a. Petugas pengumpul dan pengolah informasi melaksanakan penyimpanan data dan dokumen informasi ke dalam arsip dokumen dan/atau data base komputer berdasarkan klasifikasi informasi. b. Petugas pengumpul dan pengolah informasi melaksanakan filling data dan dokumen informasi berdasarkan jenis, waktu dan kesatuan informasi yang diperoleh.

Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 4 huruf f, pelaporan hasil pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi : a. Petugas pengumpul dan pengolah data dan dokumen informasi melaporkan hasil pengumpulan dan pengolahan informasi kepada Pejabat PID. b. Petugas pengumpul dan pengolah data dan dokumen informasi mengevaluasi data dan dokumen informasi secara rutin dan berkala sesuai dengan kebutuhan. Pasal 11 Pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi dilakukan pada jam kerja dilaksanakan pukul 08.00 sampai dengan selesai, pada hari libur disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan situasi. Dalam pelaksanaan analisa dan verifikasi terhadap data dan dokumen informasi dilakukan dengan cara pengecekan kepada sumber informasi serta kelalaian tugas dalam pengumpulan data dan dokumentasi informasi diperlakukan Peraturan Kapolri Tentang Disiplin Anggota Polri. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Kadivhumas Polri tentang pengumpulan dan pengolahan data dan dokumen informasi ini berlaku untuk dipedomani bagi para pengemban fungsi kehumasan pusat dan kewilayahan serta Pejabat PID Satker dalam

pengumpulan dan pengolahan serta dijabarkan oleh satuan kewilayahan melalui peraturan Kapolda. Pasal 13 Peraturan Kadivhumas Polri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal Februari 2011 KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI, Drs. ANTON BACHRUL ALAM, SH, MH INSPEKTUR JENDERAL POLISI Disahkan di Jakarta Pada tanggal 2011 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Drs. TIMUR PRADOPO JENDERAL POLISI REGISTRASI SETUM POLRI NOMOR... TAHUN...