BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN DEVIDEN. 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang

KEBIJAKAN DEVIDEN. Kebijakan deviden yang optimal menyeimbangkan kedua hal tersebut dan memaksimalkan harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)

Dividen dan Pembelian Kembali Saham. Rita Tri Yusnita, SE., MM.

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Devidend Payout Ratio. being made better off financially (Prasanna Chandra;1997 dalam Azhagaiah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

TEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY)

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 3, NO 2, Edisi Juni 2011

Muniya Alteza

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tipe dan Cara Pembayaran Dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

KEBIJAKAN DIVIDEN materi 5

Kebijakan Dividen 1 BAB 11 KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KEBIJAKAN DIVIDEN. 4. Stock Repurchase, Stock Split dan Stock Dividend. 1. Pengertian Kebijakan Dividen 2. Teori Dividen 3. Bentuk Kebijakan Dividen

BAB VI KEBIJAKAN DIVIDEN

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

HUB DIVIDEND POLICY & INTERNAL FINANCING Pengertian internal financing disini adalah dalam artian yang luas, yaitu kebutuhan dana yang diperoleh dari

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam penelitian ini, maka peneliti mencoba untuk mereview kembali penelitianpenelitian

BAB IV KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 9 Kebijakan Dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

umum lebih menyukai dividen daripada capital gain. Berarti pula bahwa terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Lukas Setia Atmaja (2010:110) menyebutkan ada lima

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kas maupun dalam bentuk lainnya. Dividen merupakan konsekuensi yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIVIDEN POLICY. Laba Sebelum Pajak. Laba Setelah Pajak. Pajak. Deviden. Laba yg tersedia bagi Pemegang Saham Biasa. Laba Setelah.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pribadi atau publik. Sebagai contoh, perusahaan perseroan adalah perusahaan

STRUKTUR MODAL. Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

Deviden Perusahaan Kontroversi Devidend Dana yang bisa dibagikan sebagai devidend Stabilitas Devidend Pembayaran Devidend

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 7, NO.1, FEB 2010 ISSN PENENTUAN KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) DALAM PRAKTIK PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND CUT. Santosa Tri Prabawa STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik menyebabkan

Handout Manajemen Keuangan Lanjutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Surat Edaran BI No.13/24/DPNP tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentu saja mengharapkan return atau keuntungan yang akan diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB II KAJIAN TEORI. dividen non kas (Mahmud M Hanafi, 2014:361). Dividen kas (cash dividend)

BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibagikan perusahaan dapat berupa tunai (cash dividend) yaitu kepada setiapp

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FINANCIAL MANAGEMENT KEPUTUSAN PENDANAAN & KEBIJAKAN DEVIDEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang

Transkripsi:

BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN A. Pendahuluan Dividen merupakan salah satu keputusan penting untuk memaksimumkan nilai perusahaan disamping keputusan investasi dan struktur modal (keputusan pemenuhan dana). Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (Earning After Tax) perusahaan yaitu : 1. Dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen. 2. Diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Biasanya sebagian EAT (Earning After Tax) dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali, olehkarena itu manajemen harus membuat kebijakan (dividen policy) tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba ditahan yang akhirnya mengurangi sumber dana intern yang akan mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar sumber dana intern dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. 101

Persentase dividen yang dibagi dari EAT disebut Dividend Payout Ratio (DPR). DPR = Dividen yang dibagi EAT Prosentasi laba ditahan dari EAT adalah 1 DPR B. Teori Kebijakan Deviden Berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen antara lain : 1. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller : Modigliani dan Miller (MM) berpendapat, nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari asset perusahaan. Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti : a. Pasar modal sempurna dimana para investor rasional. b. Tida ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru. c. Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan. d. Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu. 102

Beberapa ahli menentang pendapatan MM tentang dividen tidak relevan dengan menunjukkan adanya biaya emisi saham baru yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Modal sendiri dapat berasal dari laba ditahan dan menerbitkan saham biasa baru. Jika modal sendiri berasal dari laba ditahan, biaya modal sendiri sebesar Ks (Biaya modal sendiri dari laba ditahan). Tapi bila berasal dari saham biasa baru, biaya modal sendiri adalah Ke (biaya modal sendiri dari saham biasa baru). Jika ada pajak maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains (kenaikan harga saham) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih suka menerima capital gains dari pada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui. 2. Teori The Bird in The Hand Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika Dividend Payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks) adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. Ks adalah keuntungan dari dividen (dividend yield) ditambah keuntungan dari capital gains (capital gains yield). 103

3. Teori Perbedaan Pajak Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa. 4. Teori Signaling Hypothesis Terdapat bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya pernurunan deviden pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik diveden masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau keanikan dividen yang dibawah keanaikan normal (biasanya) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diveden waktu mendatang. Seperti teori dividen yang lain, teori Signaling Hypotesis ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata 104

disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkan karena efek sinyal dan preferensi terhadap dividen. 5. Teori Clientele Effect Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu Dividend payout Ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Jika ada perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanut usia dikenai pajak lebih ringan) maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebalinya kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah cenderung menyukai dividen yang besar. Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari Clientele ini ada. Tapi menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih baik dari dividen kecil, demikian s ebaliknya. Efek Clientele ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka. C. Kebijakan Deviden dalam Praktik Pada praktiknya perusahaan cenderung memberikan dividen dengan jumlah yang relatif stabil atau meningkat secara teratur. Kebijakan ini kemungkinan besar disebabkan oleh asumsi bahwa: 1. Investor cenderung lebih menyukai dividen yang yang stabil. 105

2. Investor melihat keanaikan dividen sebagai suatu tanda baik bahwa perusahaan memiliki prospek baik, demikian sebaliknya. Hal ini membuat perusahaan lebih senang mengambil jalan aman yaitu tidak menurunkan pembayaran dividen. Menjaga kestabilan dividen tidak berarti menjaga Dividend Payout Ratio tetap stabil karena jumlah nominal dividen juga tergantung pada penghasilan bersih perusahaan (EAT). Jika DPR dijaga kestabilannya, misalnya ditetapkan sebesar 50% dari waktu ke waktu, tetapi EAT berfluktuasi, maka pembayaran dividen juga akan berfluktuasi. Pada umumnya perusahaan akan menaikkan dividen hingga suatu tingkatan dimana mereka yakin dapat mempertahankannya diveden masa mendatang. Artinya jika terjadi kondisi yang terburuk sekalipun, perusahaan masih dapat mempertahankan pembayaran dividennya. Pada prakteknya ada perusahaan yang menggunakan model residual dividend dimana dividen ditentukan dengan cara : 1. Mempertimbangkan kesempat investasi perusahaan ; 2. Mempertimbangkan target struktur modal perusahaan untuk menentukan besarnya modal sendiri yang dibutuhkan untuk investasi. 3. Memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan akan modal sendiri tersebut semaksimal mungkin 4. Membayar dividen hanya jika ada sisa laba. Dengan demikian, besarnya dividen bersifat fluktuatif. Model Residual Dividend ini berkembang karena perusahaan lebih senang menggunakan laba ditahan dari pada menerbitkan saham baru untuk memenuhi kebutuhan modal sendiri, alasannya : 1) Menerbitkan saham menimbulkan biaya emisi saham (flotation cost), dan 106

2) Menurut teori signaling hypothesis penerbitan saham baru sering salah artikan oleh investor bahwa perusahaan kesulitan keuangan sehingga menyebabkan penurunan harga saham. Model Residual dividend menyebabkan dividen bervariasi jika kesempatan investasi perusahaan juga bervariasi (fluktuasi), Jika kita percaya pada teori signaling hypothesis, maka model ini sebaiknya tidak diguanakn secara kaku untuk menetapkan besarnya dividen secara year to year basis. Model ini lebih banyak digunakan sebagai penuntun untuk menetapkan sasaran payout ratio jangka panjang yang memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan akan modal sendiri dengan laba ditahan. D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Beberapa faktor lain yang mempengaruhi manajemen dalam menentukan kebijakan dividen, antara lain: 1. Kas atau likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang memiliki laba ditahan yang cukup tetapi manajemen memutuskan untuk menginvestasikan kedalam aktiva riil maka perusahaan tidak membayar dividen dalam bentuk kas. 2. Kebutuhan pembayaran utang perusahaan. Adanya batasan dalam perjanjian pinjaman kepada kreditur. Misalnya pembayaran dividen hanya dapat dilakukan setelah laba yang tersedia bagi pemegang saham dikurangi dengan angsuran pinjaman atau apabila modal kerja mencapai tingkat tertentu. 3. Tingkat ekspansi yang tinggi memerlukan dana yang besar sehingga laba yang diperoleh lebih baik ditahan. 4. Aksesibilitas perusahaan di pasar modal berpengaruh terhadap kebijakan dividen, yaitu dipengaruhi oleh usia dan skala perusahaan. 107

5. Pembatasan dari saham Preferen, tidak ada pembayaran dividen untuk saham biasa jika dividen saham preferan belum dibayar. 6. Kebutuhan dana untuk Investasi, perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan pada proyek proyek yang menguntungkan. Sumber dana baru yang merupakan modal sendiri (equity) dapat berupa penjualan sham baru dan laba ditahan. Manajemen cenderung memanfaatkan laba ditahan karena penjualan saham baru menimbulkan biaya peluncuran saham (flotation cost). E. Stock Repurchase, Stock Dividend dan Stock Split 1. Stock Repuchase Sebagai alternatif terhadap pemberian dividen berupa uang tunai (cash dividen), perusahaan dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham dengan cara membeli kembali saham perusahaan (repuchasing stock). Harga stock repurchase pada ekuilibrium dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: P* = ( S x Pc ) ( S n ) dimana: P* : harga stock repurchase equilibrium S : jumlah saham beredar sebelum stock repurchase Pc : harga saham saat ini sebelum stock repurchase N : jumlah lembar saham yang akan dibeli kembali oleh perusahaan. 108

Keuntungan stock repuchase bagi pemegang saham : a. Stock repuchase sering di pandang sebagai tanda positif bagi investor karena pada umumnya stock repuchase dilakukan jika perusahaan merasa bahwa saham undervalued. b. Stock repuchase mengurangi jumlah saham yang beredar dipasar. Setelah stock repuchase ada kemungkinan harga saham naik. Kerugian bagi pemegang saham : a. Perusahaan membeli kembali saham dengan harga yang terlalu tinggi sehingga merugikan pemegang saham yang tidak menjual kembali sahamnya. b. Keuntungan stock repuchase dalam bentuk capital gains, padahal sebagian investor menyukai dividen. Keuntungan bagi perusahaan : a. Menghindari kenaikan dividen. Jika dividen naik terlalu tinggi dikhawatirkan di masa mendatang perusahaan terpaksa membagi dividen yang lebih kecil (pada masa sulit atau banyak kebutuhan dana investasi) yang dapat memberi petanda negatif. Stoc repuchase merupakan alternatif yang baik untuk mendistribusikan penhasilan yang diatas normal (extraordinary earnings) kepada pemegang saham. b. Dapat digunakan sebagai strategi untuk mengacaukan usaha pengambil-alihan perusahaan (yang biasanya dilakukan dengan cara membeli saham sebanyakbanyaknya hingga mencapai jumlah saham mayoritas) stock repuchase dapat menggalkan usaha ini. 109

c. Mengubah struktur modal perusahaan. Misalnya, perusahaan ingin meningkatkan rasio hutang dengan cara menggunakan hutang baru untuk membeli kembali saham yang beredar. d. Saham yang ditarik kembali dapat dijual kembali ke pasar jika perusahaan membutuhkan tambahan dana. Kerugian bagi perusahaan adalah : a. Dapat merusak image perusahaan karena sebagian investor merasa bahwa stock repuchase merupakan indikator bahwa manajemen perusahaan tidak mempunyai proyek-proyek baru yang baik. Namun demikian, jika perusahaan benar-benar tidak memiliki kesempatan investasi yug baik, ia memang sebaiknya mendistribusikan dana kembali kepada pemegang saham. Tidak banyak bukti empiris yang mendukung alasan ini. b. Setelah stock repuchase, pasar mungkin merasa bahwa risiko perusahaan meningkat sehingga dapat menurunkan harga saham. Jika harus memilih antara stock repuchase dan pembayaran dividen tunai, pada pasar yang sempurna (dimana tidak ada pajak, biaya komisi untuk jual beli saham dan efek sinyal dari pemberian dividen, investor akan indifferent terhadap ke 2 pilihan. Pada pasar yang tidak sempurna, investor mungkin akan memiliki preferensi terhadap salah satu dari ke 2 alternatif tersebut. Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk membeli kembali saham : 1. Saham dapat dibeli pada pasar terbuka (open market ) 110

2. Perusahaan membuat penawaran formal untuk membeli saham perusahaan dalam jumlah tertentu dan harga tertentu (pendekatan tender offer) 3. Perusahaan membeli sejumlah sahamnya kembali dari satu atau beberapa pemegang saham besar (pendekatan negotiated basis) 2. Stock Split dan Stock Dividend Stock split adalah tindakan perusahaan memecah saham yang beredar menjadi bagian yang lebih kecil. Stock dividend adalah tindakan perusahaan memberikan saham baru sebagai pembayaran dividen. Bagi pemegang saham stock split tidak membuat mereka bertambah kekayaannya karena kenaikan jumlah saham diimbangi dengan penurunan nilai saham. Stock dividend juga tidak menambah kekayaan pemegang saham. Jika tidak ada keuntungan secara ekonomis mengapa perusahaan melakukan stock split dan stock dividend : a. Stock split dilakukan untuk menjaga agar harga saham tetap berada pada optimal price range. Harga saham yang tinggi akan menyulitkan investor untuk membeli saham tersebut sehingga dapat menurunkan permintaan. b. Stock dividend digunakan perusahaan yang ingin menghemat kas atau perusahaan dalam kesulitan keuangan. Masalah yang muncul jika perusahaan tidak membagi dividen tunai investor bisa salah persepsi terhadap emiten. Akibatnya harga saham bisa turun, sehingga untuk menghindari efek negatif ini perusahaan dapat membagi stock dividen sebagai pengganti dividen kas. 111

Perbedaan antara antara stock splits dan stock dividen adalah: a. Stock split merupakan pemecahan nilai saham ke dalam nilai nominal yang lebih kecil sehingga jumlah lembar saham yang beredah bertambah. b. Stock dividen merupakan pemindahbukuan dari rekening laba ditahan ke dalam rekening modal saham. Persamaan antara antara stock splits dan stock dividen a. Keduanya mengakibatkan jumlah lembar saham yang beredar bertambah b. Tidak terdapat pendistribusian kas dalam kedua bentuk tersebut c. Tidak terjadi perubahan pada total modal sendiri hanya komposisinya yang berubah. 112