PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN PERAWATAN BAYI BBLR DI RUMAH DI RSKIA KOTA BANDUNG Rita Magdalena br. Tarigan 1,Restuning Widiasih 1,Ermiati 1

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN IBU PADA PENATALAKSANAAN BBLR DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN BAYI DENGAN BBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT III TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2008

LEMBAR KUESIONER PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN ASUHAN PEMATANGSIANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

GAMBARAN PERAWATAN METODE KANGGURU PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI KELURAHAN LILIBA TAHUN Ni Luh Made Diah Putri A.

Volume 4 / Nomor 2 / November 2017 ISSN : TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak. Abstract

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh FENNY NIM

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah hingga saat ini masih

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI BBLR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

ANALISA PENGETAHUAN IBU NIFAS TERHADAP TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR THE ANALYSIS OF OF POSTPARTUM MOTHER TO KNOWLEDGE THE DANGER SIGNS OF NEW BORN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.18 No.1 Tahun 2018

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PASCA MELAHIRKAN TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RSUD UJUNGBERUNG BANDUNG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

CONTENT VALIDITY INDEX PERILAKU IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE) SELAMA KEHAMILAN DI KLINIK SALLY KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2010

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Hidayah, et al., Gambaran Ibu Nifas Tentang...

*Armi

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

DANIA PURTIANINGSIH DESCRIPTION. Subject : Pendidikan Kesehatan, Memandikan Bayi, Nifas, Ibu Nifas.

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah tumbuh kembang merupkan masalah yang masih perlu

Tingkat Motivasi Ibu Tentang Perawatan Metode Kanguru

METODE PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA PADA BAYI DI RUANG BAYI RSUD. ULIN BANJARMASIN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

NEONATUS BERESIKO TINGGI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU BALITA DIARE DENGAN PENGGUNAAN ORALIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAJAG BANYUWANGI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURUU DENGAN KESTABILAN TANDA VITAL PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT AN NISA TANGERANG 2014

Nurse Study Program School of Allied Health Science of Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan December, 2016 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

ABSTRAK. Moch Erwin Jaya Sanjaya, Pembimbing: Evi Yuniawati, dr, MKM.

PENGARUH PENGGUNAAN GURITA TERHADAP FREKUENSI GUMOH PADA BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo

FAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

Sri Lestari Dwi Astuti, Asrining Surasmi Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA BAYI NY.S DI BANGSAL DAHLIA RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN Oleh

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB 3 METODE STUDI KASUS

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

PENGARUH PENERAPAN METODE KANGURU TERHADAP PENINGKATAN SUHU BAYI BARU LAHIR (Di BPS. Kasih Ibu Ny. Soenarlin Jatirogo Tuban)

Listyawardhani et al, Hubungan Antara Pengetahuan Ibu tentang Hipotermi...

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Nurse Study Program School of Allied Health Science of Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Nophember, 2016 ABSTRACT

PENELITIAN. MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PRIMIPARA Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis, Ponorogo. Oleh: NIA TRI HIDAYANA NIM:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

ABSTRAK. Pembimbing II : Meilinah Hidayat, Dr., dr., M.Kes.

Diah Eko Martini ...ABSTRAK...

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG MANFAAT BUAH MENGKUDU UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

Transkripsi:

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN PERAWATAN BAYI BBLR DI RUMAH DI RSKIA KOTA BANDUNG 1,Restuning Widiasih 1,Ermiati 1 1 Fakultas IlmuKeperawatanUniversitasPadjadjaran, Bandung, Jawa Barat ABSTRAK BBLR merupakan salah satu penyebab kematian bayi. Upaya pemerintah dalam mengurangi angka kematian akibat BBLR diantaranya melalui penemuan kasus sedini mungkin dan penatalaksanaan perawatan bayi BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan perawatan bayi BBLR di rumah. Jenis penelitian adalah metode deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian adalah ibu yang mengontrol bayinya di RSKIA Kota Bandung berjumlah 45 orang dengan accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mempertahankan suhu dan kehangatan (75,56%) memiliki pengetahuan kurang, memberikan ASI (42,22%) memiliki pengetahuan cukup dan mencegah infeksi (44,45%) memiliki pengetahuan kurang. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan penyuluhan mengenai penatalaksanaan perawatan bayi BBLR di rumah. Kata kunci : Ibu, Pengetahuan, Perawatan bayi BBLR di rumah ABSTRACT Low Birth Weight infant is one of infant mortality causes. Government s efforts to reduce mortality from low birth weight such as through early case detection and management of low birth weight infant. This research purposes to determine the description of maternal knowledge about the management of Low Birth Weight infant at home. This type of research conducted is descriptive quantitative research. Sampling was the mother who controlled her baby in RSKIA Kota Bandung, totaled 45 respondents with accidental sampling. The results of this research indicate that maintained the temperature and warmth (75.56%) has a less knowledge, the benefits of breastfeeding (42.22%) has a sufficient knowledge and preventing infection (44.45%) has a less knowledge. It can be used as an ingredient evaluation to enchance counseling about the management of low birth weight infant at home. Keywords: Knowledge, Mom, The management of Low Birth Weight infant at home, 1

PENDAHULUAN Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Penyebab terjadinya bayi BBLR secara umum bersifat multifaktorial. Namun, penyebab terbanyak yang mempengaruhi adalah kelahiran prematur (Proverawati & Sulistyorini, 2010). Bayi BBLR akan mengalami resiko terjadi permasalahan pada sistem tubuh, gangguan pernafasan, gangguan nutrisi dan juga mudah terkena infeksi karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Sehingga bayi BBLR sangat membutuhkan perhatian khusus dan perawatan intensif di rumah sakit di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) untuk membantu mengembangkan fungsi optimum bayi. Bila fungsi organ-organ tubuhnya baik dan tidak terdapat gangguan seperti pernapasan dan bayi dapat menghisap dengan baik maka bayi dapat dibawa pulang dan dirawat oleh keluarga. Bayi BBLR yang dapat dipulangkan dari rumah sakit jika telah memenuhi kriteria yaitu kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak ada apnea atau infeksi, bayi minum dengan baik, berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya 15 g/kg/hari) untuk sekurang-kurangnya tiga hari berturut-turut, ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk melakukan follow-up (Depkes RI, 2008). Keluarga khususnya ibu memiliki peran penting dalam merawat dan mengasuh bayinya dengan baik. Bang, et al (2005) menyatakan bahwa perawatan ibu 2

pada bayi BBLR sangat berdampak pada kualitas dan pertahanan hidup BBLR dan bila ibu tidak melakukan perawatan dengan baik maka akan berdampak pada angka kejadian infeksi malnutrisi dan kematian pada bayi BBLR. Hasil penelitian ini juga didukung oleh pernyataan Surasmi (2003) yang menyatakan bahwa respon ibu terhadap permasalahan bayi BBLR sangat mempengaruhi keputusan ibu untuk melakukan perawatan terhadap bayinya dan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan BBLR, masih banyak para ibu yang belum bisa merawat bayinya dengan baik, sehingga banyak bayi BBLR yang tidak terselamatkan disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan bayi BBLR. Penatalaksanaan bayi BBLR perlu di dukung dengan pengetahuan yang baik, dari pengetahuan ini akan menunjang terhadap pemberian penatalaksanaan yang berkualitas dan aman terhadap bayi BBLR. Dalam hal ini, penatalaksanaan perawatan pada bayi yang dilakukan oleh seorang ibu meliputi mempertahankan suhu dan kehangatan bayi BBLR di rumah, memberikan ASI kepada bayi BBLR di rumah dan mencegah terjadinya infeksi bayi BBLR (Girsang, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan November - Januari 2012 yang diperoleh melalui wawancara dan observasi kepada perawat di ruang perinatologi bahwa terdapat 11 inkubator dan tersedia pakaian khusus setiap kali keluarga akan menjenguk bayi. Selain itu, dilakukan juga wawancara dan observasi kepada responden sebanyak 9 ibu dengan bayi BBLR yang telah diizinkan pulang, 7 3

ibu mengatakan tidak mengetahui bagaimana merawat bayi BBLR di rumah padahal telah diberitahukan oleh perawat. Berbeda halnya dengan 2 ibu lainnya yang mengetahui perawatan bayi BBLR secara singkat dari perawat. Selain itu dilakukan wawancara kepada 11 ibu yang melakukan perawatan bayi BBLR di rumah. Lima bayi mereka mengalami hipotermi karena mereka merawat bayinya sama seperti bayi normal yaitu mulai dimandikan dan kurang memperhatikan kehangatan bayi. Dua mengalami aspirasi, dua bayi lainnya mengalami penurunan berat badan selama di rawat di rumah, hal itu terjadi karena ASI ibu tidak keluar sehingga diberikan susu formula, tetapi bayi tersebut menjadi tidak suka minum dan dua bayi dalam kondisi baik. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan perawatan bayi BBLR di rumah di RSKIA Kota Bandung. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang perawatan bayi BBLR di rumah. Subvariabel dalam penelitian ini meliputi mempertahankan suhu dan kehangatan bayi BBLR di rumah, memberikan ASI kepada bayi BBLR di rumah, mencegah terjadinya infeksi bayi BBLR 4

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi BBLR yang ada di RSKIA kota Bandung. Berdasarkan data didapatkan bahwa terdapat 160 bayi dengan berat badan lahir rendah pada bulan Januari Maret 2012 dengan jumlah rata rata setiap bulannya adalah 53 bayi BBLR. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR yang telah merawat bayi BBLR di rumah dan kembali mengontrol bayinya di RSKIA Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah accidental sampling. Accidental sampling dalam penelitian iniadalah mengambil sampel berdasarkan waktu yang telah ditentukan peneliti sebelumnya yaitu selama tiga minggu. Jumlah sampel yang dilakukan secara accidental sampling pada penelitian ini sejumlah 45 orang responden pada bulan Mei Juni 2012. Data didapatkan peneliti dari pengisian kuesioner pada responden yaitu ibu yang memiliki bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram yang telah melakukan perawatan di rumah dan kembali memeriksakan bayinya ke RSKIA Kota Bandung. Peneliti bertemu langsung dengan responden yang berada di poliklinik pada saat penelitian. Pengumpulan data dilakukan setiap hari senin sampai sabtu di poliklinik RSKIA Kota Bandung. Untuk mengukur pengetahuan dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dengan pertanyaan tertutup dimana responden memilih jawaban yang sudah disediakan dalam bentuk pilihan ganda (a, b, c dan d). Dalam pengisian 5

kuesioner pada penelitian ini responden hanya mencantumkan tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang telah disediakan. Banyaknya pertanyaan tersebut berjumlah 36 pertanyaan. Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Kuesioner tentang pengetahuan terdiri dari 3 aspek pengetahuan ibu yang memiliki bayi BBLR yaitu mempertahankan suhu dan kehangatan bayi terdapat 14 pertanyaan, memberikan ASI kepada bayi BBLR terdapat 8 pertanyaan, dan mencegah terjadinya infeksi pada bayi BBLR terdapat 14 pertanyaan. Uji coba instrumen dilakukan dengan uji content kepada dosen pakar kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas tiap pertanyaan. Uji coba instrumen dilakukan di RSUD Sumedang yang memiliki karakteristik sama dengan RSKIA Kota Bandung dan dilakukan kepada 20 orang ibu yang memiliki bayi BBLR yang telah melakukan perawatan bayi BBLR di rumah dan kembali ke rumah sakit untuk mengontrol bayinya. Setelah pengumpulan data dan seluruh data terkumpul maka dilakukan analisis data untuk mendeskripsikan atau memperoleh gambaran dari hasil penelitian dan menginterpretasikan data yang telah diolah sehingga memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian. Adapun langkah-langkah untuk analisis data atau pengolahan data adalah penyuntingan data, member kode, memasukkan data, pembersihan data dan penganalisisan data. Tahapan penelitian terdiri dari tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan akhir. Etika penelitian terdiri dari inform consent, anonimiti dan confidentiality. 6

Untuk mengukur pengetahuan dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa tes dengan pertanyaan tertutup dimana responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan dalam bentuk pilihan ganda (a, b, c, dan d). Banyaknya pertanyaan berjumlah 36 pertanyaan. Jawaban yang salah diberi nilai 0 dan jawaban benar diberi nilai 1. Hasil dari pengetahuan ibu adalah sebagai berikut: 1) Baik : bila pertanyaan dijawab benar oleh ibu 76% - 100%. 2) Cukup : bila pertanyaan dijawab benar oleh ibu 56% - 75%. 3) Kurang : bila pertanyaan dijawab benar oleh ibu <56%. (Nursalam, 2003). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. PengetahuanIbuTentangPenatalaksanaan Perawatan Bayi BBLR Di Rumah Di RSKIA Kota Bandung Tabel 1. Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Perawatan Bayi BBLR Di Rumah Di RSKIA Kota Bandung (n=45) Subvariabel Pengetahuan 1. Mempertahankan suhu dan kehangatan bayi BBLR 2. Memberikan ASI kepada bayi BBLR 3. Mencegah terjadinya infeksi pada bayi BBLR Baik Cukup Kurang Total f % F % f % f % 2 4,44 9 20,00 34 75,56 45 100 9 20,00 19 42,22 17 37,78 45 100 10 22,22 15 33,33 20 44,45 45 100 7

2. Pengetahuan Ibu Tentang Mempertahankan suhu dan kehangatan bayi BBLR Di Rumah Di RSKIA Kota Bandung Tabel 2. Pengetahuan Ibu Tentang Mempertahankan suhu dan kehangatan bayi BBLR di Rumah di RSKIA Kota Bandung (n=45) No Subvariabel Baik Cukup Kurang f % f % f % 1 Metode kanguru 2 4,45 20 44,44 23 51,11 2 Menjaga lingkungan bayi 9 20 0 0 36 80 3 Memandikan bayi 17 37,78 15 33,33 13 28,89 3. Pengetahuan Ibu Tentang Memberikan ASI kepada bayi BBLR Di Rumah Di RSKIA Kota Bandung Tabel 3. Pengetahuan Ibu Tentang Memberikan ASI kepada bayi BBLR di Rumah di RSKIA Kota Bandung (n=45) No Subvariabel Baik Cukup Kurang f % f % f % 1 Manfaat, posisi, dan cara pemberian ASI 14 31,11 22 48,89 9 20,00 2 Waktu pemberian dan penyimpanan ASI, penimbangan berat badan 4 8,89 26 57,78 15 33,33 4. Pengetahuan Ibu Tentang Mencegah Infeksi bayi BBLR Di Rumah Di RSKIA Kota Bandung Tabel 4. Pengetahuan Ibu Tentang Mencegah terjadinya infeksi bayi BBLR di Rumah di RSKIA Kota Bandung (n=45) No Subvariabel Baik Cukup Kurang f % f % f % 1 Mengangkat bayi 24 53,33 0 0 21 46,67 2 Mengenal tanda infeksi bayi, dan mencegah infeksi 16 35,56 11 24,44 18 40,00 3 Perawatan tali pusat 13 28,89 17 37,78 15 33,33 4 Mengganti pakaian dan popok 12 26,67 0 0,00 33 73,33 5 Pemakaian bedak 24 53,33 0 0,00 21 46,67 8

Pengetahuan mengenai perawatan bayi BBLR pada aspek mempertahankan suhu dan kehangatan bayi BBLR yang mencakup tiga hal yaitu, metode kanguru, menjaga lingkungan bayi, dan memandikan bayi di rumah. Pengetahuan terhadap manfaat metode kanguru akan mengarahkan pemahaman ibu pada pentingnya metode kanguru dalam mempertahankan suhu bayi BBLR. Dapat diasumsikan bahwa, metode kanguru ini adalah perawatan yang penting untuk meningkatkan kesehatan BBLR. Dari hasil penelitian dalam perawatan metode kanguru didapatkan bahwa sebagian besar responden yaitu 23 responden (51,11%) berpengetahuan kurang. Begitu juga dalam hal menjaga lingkungan bayi, hampir seluruh responden yaitu sebanyak 36 responden (80%) berada dalam kategori kurang.bayi BBLR sangat rentan terhadap suhu dingin. Berbeda halnya dalam memandikan bayi, hampir sebagian responden yaitu 17 responden (37,78%) berpengetahuan baik. Pada aspek ini pengetahuan baik dikarenakan memandikan merupakan yang rutinitas sering ibu lakukan. Rutinitas yang sering dilakukan sebelumnya akan membentuk dan menimbulkan kesadaran pada ibu sehingga pada akhirnya ibu akan mudah menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut penelitian Girsang (2009) memandikan bayi BBLR harus dilakukan dengan cepat, segera dikeringkan, lalu memakaikan pakaian dan topi, agar tidak terjadinya hipotermi pada bayi BBLR. Pengetahuan mengenai penatalaksanaan perawatan bayi BBLR pada aspek memberikan ASI kepada bayi BBLR mencakup dua hal yaitu, manfaat ASI, posisi 9

menyusui, cara pemberian ASI dan waktu pemberian, penyimpanan ASI, penimbangan berat badan bayi BBLR. Pada penelitian Girsang (2009) posisi mulut bayi BBLR saat menyusui penting diperhatikan, agar kebutuhan ASI atau nutrisi pada bayi BBLR terpenuhi dan energi yang digunakan bayi untuk menyusui tidak mengganggu kenyamanan bayi sewaktu menyusu. Untuk menyusui dengan benar dibutuhkan pengetahuan dan pendidikan yang baik pula. Hal ini didukung oleh penelitian Dwi (2009) yang berjudul Faktor Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI pada ibu menyusui di Kelurahan Pangkalan Jati Kecamatan Limo Depok. Dari penelitian Dwi (2009) didapatkan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI, dan terdapat juga hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam menyusui. Semakin baik pengetahuan dan pendidikan, semakin terpenuhi nutrisi bayi BBLR. Dari hasil penelitian dalam hal manfaat, posisi dan cara pemberian ASI hampir sebagian responden berada dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (48,89%). Pada aspek pemberian makanan dan minuman meliputi manfaat ASI, cara menyusui, posisi mulut bayi saat menyusui, kebanyakan responden banyak menjawab pertanyaan yang salah terutama pada item bagaimana cara menyusui dan posisi mulut bayi saat menyusui. Dalam hal waktu pemberian, penyimpanan ASI, dan penimbangan berat badan bayi BBLR sebagian besar ibu berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 26 responden (57,78%). Menurut Proverawati & Ismawati (2010), bayi BBLR 10

sebaiknya diberikan ASI dengan porsi kecil tetapi sering. Tujuannya agar bayi dapat memperoleh asupan yang cukup dan aman yaitu 1-2 jam sekali. Dalam penyimpanan ASI, sebagian ibu menjawab minimal 2 bulan penyimpanan ASI di kulkas. Menurut Perinasia (2003) penyimpanan ASI yang di keluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat. ASI dapat disimpan di lemari es dengan suhu (4 o C) selama 24 jam. Dalam hal penimbangan berat badan, sebagian ibu menjawab 3 minggu sekali. Menurut Depkes (2008), penimbangan berat badan pada bayi BBLR harus ditimbang secara rutin setiap hari, dan kenaikan berat badan bayi BBLR minimal 15 gram/kg/hari. Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari, untuk melihat apakah terjadi penambahan atau pengurangan berat badan bayi BBLR. Pengetahuan mengenai perawatan bayi BBLR pada aspek mencegah terjadinya infeksi pada bayi BBLR mencakup 5 hal, diantaranya adalah mengangkat bayi untuk menghindari injuri, mengenal tanda infeksi bayi dan mencegah infeksi, perawatan tali pusat, mengganti pakaian dan popok, pemakaian bedak dan minyak penghangat. Sedangkan dalam hal mengenal tanda infeksi bayi dan mencegah infeksi hampir sebagian responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 18 responden (40,00%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar ibu menjawab hal yang harus dilakukan sebelum menyentuh bayi BBLR adalah mencuci tangan bila kotor. Dalam hal perawatan tali pusat hampir sebagian responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 17 responden (37,78%). Berdasarkan hasil penelitian ini 11

sebagian besar ibu menjawab dalam merawat tali pusat, yang dilakukan ibu adalah membersihkan dengan minyak kelapa dan dikeringkan dengan menggunakan kain. Dalam hal mengganti pakaian dan popok hampir seluruh responden berada dalam kategori kurang 33 responden (73,33%). Menurut Shelov & Hannemann (2005), penggantian popok dilakukan ketika popok basah, mencuci dan mengeringkan bokong bayi setiap kali mengganti popok. Berdasarkan hasil penelitian dalam hal pemakaian bedak sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 24 responden (53,33%). Dapat diasumsikan bahwa, pengalaman ibu positif atau sesuai dengan seharusnya sehingga kemungkinan besar pengetahuan ibu selanjutnya akan baik dalam hal pemakaian bedak pada bayi. Penggunaan minyak penghangat seperti minyak telon dan kayu putih harus hati-hati karena dapat menyebabkan luka bakar dan infeksi pada kulit bayi. Berdasarkan hasil penelitian dalam hal minyak penghangat, sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 24 responden (53,33%). Pengalaman juga akan mewarnai pengetahuan dan pengambilan keputusan seseorang dikemudian hari (Kaplan& Seccuzo2005). Baik atau kurangnya pengetahuan seseorang tentang sesuatu tergantung dari bagaimana pengalaman yang mendasarinya. Dalam hal ini sebagian besar ibu telah berpengetahuan baik. Hal ini dikarenakan sebagian ibu telah mendapatkan pengalaman tentang pemakaian minyak penghangat pada bayi BBLR. 12

KESIMPULAN Pada penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan bayi BBLR di rumah di RSKIA Kota Bandung, didapatkan kesimpulan bahwa pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan perawatan mempertahankan suhu dan kehangatan bayi BBLR berada pada kategori kurang. Dalam penatalaksanaan perawatan memberikan ASI kepada bayi BBLR berada pada kategori cukup. Pengetahuan ibu tentang perawatan mencegah terjadinya infeksi bayi BBLR berada pada kategori kurang. SARAN Saran bagi tenaga profesi keperawatan, diharapkan dapat mengembangkan program yang tepat dan berkelanjutan bagi ibu dalam meningkatkan penatalaksanaan perawatan bayi BBLR di rumah. Bagi pihak RSKIA Kota Bandung, diharapkan dapat meningkatkan kesehatan bayi BBLR melalui discharge planning yang lebih fokus tentang perawatan bayi BBLR di rumah, serta melakukan evaluasi kepada ibu yang telah mendapatkan pendidikan kesehatan, sehingga ibu mengetahui dan mampu melakukan perawatan bayi BBLR yang baik di rumah. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perawatan bayi BBLR di rumah dengan judul hubungan pengetahuan dan perilaku ibu dalam penatalaksanaan perawatan bayi BBLR di rumah. 13

DAFTAR PUSTAKA Bang AT, Bang RA. 2005. Low Birth Weight and Preterm Neonatus: Can they managed at home by mother and a trained village health worker. Journal of Perinatology, S72-S81. Avalaible online at: http://www. Nature.com/jp/journal25/n1s/pdf/7211276a.pdf (diakses 28 januari 2012). Departemen Kesehatan. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan, RI. Dwi. 2009. Faktor Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI pada ibu menyusui di Kelurahan Pangkalan Jati Kecamatan Limo Depok. FK UPN. Skripsi.http: Downloads\Documents\BAB4.pdf (diakses tanggal 01 Juni 2012). Girsang, M. 2009. Pola Perawatan bayi berat lahir rendah di rumah sakit dan di rumah dan hal-hal yang mempengaruhinya. FIK UI. Thesis. Available online at http://digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id= 124600& lokasi=lokal (diakses 02 Januari 2012). Iqbal et al. 2007. Promosi kesehatan : Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Kaplan & Saddaock. 2005. Sinopsis Psikiatri. Jilid 2. Edisi 7. Jakarta : Binarupa Aksara. Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis & Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Perinasia. 2003. Bahan Bacaan: Manajemen Laktasi. Jakarta: Perinasia Proverawati, A. 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta: Nuha Medika. Shelov, P.S & Hannemann, R. E. 2005. Panduan Lengkap: Perawatan Untuk Bayi dan Balita. Jakarta : Arcan. Surasmi. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC. 14