Teknologi Budidaya Kedelai

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUH PERTANIAN ACEH BEKERJA SAMA DENGAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NAD 2009

KEDELAI TEKNOLOGI BUDIDAYA. Bahan tanaman

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Teknologi Produksi Kedelai

Teknologi Budidaya Kedelai

Pedoman Umum. PTT Kedelai

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

(PTT) KEDELAI PETUNJUK TEKNIS

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

Hama Kedelai dan Kacang Hijau

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Teknologi Budidaya Ubi Kayu

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau. Oleh : Rudi Iswanto Titik Sundari Didik Harnowo

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

PENDAHULUAN. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 1

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

TINJAUAN PUSTAKA Permasalahan Hama Kedelai Cara Pengendalian

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

Teknologi Produksi Ubi Jalar

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh

TUMPANSARI JAGUNG DENGAN YUTE

ADAPTASI TIGA VARIETAS UNGGUL KEDELAI DENGAN INOVASI PTT DI LAHAN KERING BUMI NABUNG, LAMPUNG TENGAH

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

RESPON ENAM VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril) ANJURAN TERHADAP SERANGAN LARVA PEMAKAN DAUN KEDELAI SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

TATA CARA PENELITIAN

DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

III. BAHAN DAN METODE

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

I. UMUM II. SYARAT PERTUMBUHAN Sejarah Singkat Sentra Penanaman Jenis Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki

MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK

TEKNOLOGI BUDIDAYA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT

RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT PENDAHULUAN

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

PENGEMBANGAN TANAMAN KACANG HIJAU SEGERA SETELAH PANEN PADA SAWAH DI KOLISIA DAN NANGARASONG KABUPATEN SIKKA NTT

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

PAKET TEKNOLOGI TANAMAN KEDELAI VARIETAS LOKON, WILIS, DAN ORBA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

Transkripsi:

PENDAHULUAN Komoditas kedelai sudah umum dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan tahu, tempe, kecap dan susu kedelai serta pakan ternak. Namun dewasa ini kedelai tidak hanya digunakan sebagai sumber protein, tetapi juga sebagai pangan fungsional yang dapat mencegah timbulnya penyakitpenyakit degeneratif, seperti jantung koroner dan hipertensi. Zat isoflavon yang ada pada kedelai ternyata berfungsi sebagai antioksidan. Dengan beragamnya penggunaan kedelai menjadi pemicu peningkatan kebutuhankomoditas ini. Saat ini harga kedelai di pasar Internasional naik 100%. Kalau di awal 2007 harga kedelai masih 300 dollar AS per ton di akhir tahun 2007 meningkat menjadi 600 dollar per ton. Kenaikan harga kedelai di pasar dunia berdampak langsung terhadap kenaikan harga kedelai di dalam negeri. Pemerintah Indonesia kembali menggalakkan menanam kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Berbagai upaya dilaksanakan pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi kedelai, antara lain melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut, penyediaan varietas unggul memegang peranan penting, di samping penerapan teknologi budidaya lain, sarana produksi, penyuluhan, dan jaminan pasar yang baik. SYARAT TUMBUH Pengembangan kedelai dapat dilakukan di lahan sawah maupun di lahan kering, bergantung kepada iklim dan kebutuhan petani setempat. Tanaman Kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 23-30ºC, kelembaban 60-70%, ph tanah 5,8-7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl. 1

TEKNOLOGI BUDIDAYA Teknologi Budidaya Kedelai Bahan tanaman Berdasarkan warna bijinya dikenal kedelai kuning dan kedelai hitam. Pemeliharaan kedelai hitam umumnya lebih mudah dari pada kedelai kuning. Kedelai kuning membutuhkan tanah yang lebih subur, serta memerlukan pengairan dan pemeliharaan lebih baik dari pada kedelai hitam. Kedelai hitam umumnya hanya digunakan untuk bahan baku kecap, sedangkan kedelai kuning untuk bahan baku tempe dan tahu serta makanan lainnya (tauco dan lain-lain). Gambar 1. Varietas Tanggamus Gambar 2. Varietas Wilis Gambar 3. Varietas Anjasmoro 2

Tabel 1. Beberapa varietas unggul kedelai rakitan Badan Litbang Pertanian. Varietas Umur (hari) Bobot 100 biji (gr) Potensi Hasil (ton/ha) Warna biji Sifat-sifat penting Tahun Wilis 85-90 10,0 3,00 Kuning Adaptasi luas 1983 Burangrang 80-82 17,0 1,2-2,50 Kuning Tahan penyakit karat rendemen susu tinggi 1999 Kaba 85 10,4 3,25 Kuning 2001 Anjasmoro 83 14-15,3 2-2,25 Kuning Tahan karat, tidak mudah pecah Sinabung 88 11,0 2,16 Kuning Agak tahan karat, tidak mudah pecah Ijen 83 11,2 2,15-2,49 Kuning Tahan ulat grayak Tanggamus 88 11,5 2,5 Kuning Agak tahan karat, adaptif lahan masam Lawit 84 10,5 1,90 Kuning Adaptif pada lahan rawa tipe B & C 2001 2001 2003 2001 2001 Cikuray 82-85 11,5 1,70 Hitam 1993 Merapi 85-90 8,8 1,50 Hitam 1999 Mallika 90 9,0 2,40 Hitam 3

Persiapan lahan Teknologi Budidaya Kedelai Pada lahan kering, tanah dibajak 2 kali sedalam 30 cm, sedangkan pada lahan sawah dengan tanaman monokultur, tanah dibersihkan dari jerami, kemudian tanah diolah dua kali. Kemudian dibuat saluran drainase setiap 4 m, sedalam 20-25 cm, lebar 20 cm. Pembuatan saluran drainase dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penggenangan air, karena tanaman kedelai tidak tahan terhadap genangan. Jika keadaan lahan masam, perlu diberi kapur bersamaan dengan pengolahan lahan yang kedua atau paling lambat seminggu sebelum tanam. Pengapuran menggunakan dolomit dilakukan dengan cara menyebar rata dengan dosis 1,5 ton/ha. Jika ditambah pupuk kandang 2,5 ton/ha, maka dosis kapur dapat dikurangi menjadi 750 kg/ha. Penanaman Pilihlah waktu yang tepat, sehingga tidak mengalami kebanjiran atau sebaliknya kekeringan. Penanaman dilakukan dengan tugal, dengan jarak tanam 40 cm x 15 cm atau 40 cm x 20 cm, dua biji per lubang. Semakin subur lahan, sebaiknya jarak tanam semakin lebar. Pemupukan Untuk lahan kering masam, dosis pupuk yang diberikan 75 kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha + 500 kg CaO/ha (setara 1500 kg dolomit). Pupuk urea, SP36 dan KCl diberikan paling lambat saat tanaman berumur 14 hari. Pupuk diberikan dengan cara ditugal atau dilarik 5-7 cm dari tanaman, kemudian ditutup tanah. Sedangkan kapur (dolomit) ditebar sebelum tanam saat pengolahan lahan kedua. Untuk lahan sawah, dosis pupuk 50 kg Urea + 50 kg SP36 + 100 kg KCl/ha. 4

Gambar 4. Cara pemupukan Penyiangan Penyiangan dilakukan pada umur 15 dan 30 hari. Bila rumput masih banyak, maka penyiangan dilakukan lagi pada umur 55 hari. Pengendalian Hama Kedelai. Tanaman kedelai pada musim tanam kedua, umumnya banyak diserang hama, apalagi kalau lokasi tersebut sebelumnya juga ditanami kedelai atau kacang-kacangan lain. Hama yang sering menyerang adalah lalat kacang (Ophiomyia phaseoli), ulat pemakan daun seperti ulat grayak (Spodoptera litura), ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites), dan ulat Heliothis, serta penggulung daun (Lamprosema indicata), pengisap polong (Riptortus linearis, Nezara viridula dan Piezodorus rubrofasciatus), penggerek polong (Etiella zinckenella), penggerek batang (Melanagromyza sojae), kutu kebul (Bemisia sp), dan kutu daun (Aphisglycines) Pengendalian hama-hama tersebut dilakukan secara terpadu (PHT) dengan komponen pengendalian sebagai berikut: 5

Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan kedelai atau bukan kacang-kacangan. Pergiliran kedelai dengan padi, jagung, atau ubijalar, merupakan salah satu cara dalam pengendalian hama kedelai. Tanam seawal mungkin dan serempak dengan beda waktu tanam kurang dari 10 hari dalam satu hamparan/wilayah. Penggunaan varietas berumur genjah agar tanaman tidak terlalu lama menjadi sasaran hama. Penanaman secara tumpangsari atau strip cropping dengan tanaman bukan kedelai atau bukan kacangkacangan. Menghindari penanaman tanaman inang diluar musim tanam, seperti kacang panjang, kacang guda dan kacang hijau. Penanaman varietas tahan hama, seperti varietas Kerinci dan Tidar. Penggunaan mulsa jerami untuk mengurangi serangan hama lalat kacang. Pengumpulan dan pemusnahan kelompok telur, ulat dan serangga hama dewasa secara mekanis/fisik. Penggunaan insektisida secara bijaksana, apabila populasi hama telah mencapai ambang kendali. Kalau kemampuan mengamati hama terbatas, aplikasi insektisida dapat berpedoman pada kondisi tanaman dalam periode kritis, yaitu ketika tanaman berumur 5-7 hari untuk lalat kacang, 16-24 hari untuk hama daun, umur 40-50 hari untuk hama daun dan polong, dan umur 60-60 hari untuk hama polong. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam penggunaan insektisida adalah ketepatan waktu, takaran, dan cara penyemprotannya. 6

1. Lalat bibit ( Ophiomya phaseoli ) PHT hama lalat bibit dilakukan dengan cara pengamatan berkala terhadap populasi lalat bibit pada tanaman kedelai bila ditemukan 1 ekor imago/ 5 (lima) baris atau 1 ekor/ 50 rumpun pada umur 6 10 hari. Dilakukan tindakan pengendalian dengan menggunakan insektisida Spontan. Untuk mengurangi serangan hama tersebut, benih diberi perlakuan insektisida Marshal. 2. Hama Grayak (Spodoptera litura) PHT hama Grayak dilakukan dengan cara pengamatan berkala terhadap populasi grayak. Jika ditemukan serangan 12,5% pada umur kurang dari 20 Hari setelah tanam (HST) pada daun dan kerusakan 20% saat umur lebih dari 20 hari, maka dilakukan pengendalian secara kimia dengan menyemprotkan insektisida Marshal atau insektisida lain yang sejenis, sesuai dengan dosis anjuran. Penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari. Gambar 5. Kel. Larva instar 1 S.litura Gambar 6. Ulat instar 3 atau 4 S.litura. 7

3. Hama penggerek polong (Helicoverpa armigera, Etiella sp). Pengendalian hama penggerek polong dapat dilakukan dengan cara: Tanam serempak dalam kurun 10 hari Pergiliran tanaman Penyemprotan NPV 180 ulat/500 lt/ha Tanaman perangkap jagung umur genjah, sedang dan dalam pada pematang Pelepasan parasitoid Trichogramma Jika sudah mencapai ambang kendali yaitu kerusakan polong 2,5% atau ditemui 2 ekor ulat/rumpun pada umur lebih dari 45 hari, tanaman disemprot insektisida efektif. Gambar 7. Gejala serangan penggerek polong Pengendalian Penyakit Kedelai Ada beberapa penyakit utama yang dominan pada tanaman kedelai, yaitu karat daun (Phakopsora pachyrhizi), hawar batang (Sclerotium rolsii) dan Virus. 8

Penyakit karat daun dapat dikendalikan dengan fungisida mancozeb. Untuk penyakit hawar, perawatan benih dengan fungisida mankozeb (Dithane M 45). Untuk penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dilakukan dengan upaya pencegahan dengan rotasi tanaman, pembakaran tanaman inang, pemberantasan serangga vektor, penggunaan benih sehat dan prmbuangan tanaman sakit. Gambar 8. Gejala penyakit hawar batang PANEN DAN PASCA PANEN Panen. Waktu, cara dan alat panen yang digunakan dalam pemanenan dapat mempengeruhi jumlah dan mutu hasil kedelai. Bila dipanen terlalu awal akan banyak biji muda dan perontokkan biji relatif sulit dilakukan. Sebaliknya, kalau terlambat panen menyebabkan tercecernya (hilangnya) biji di lapang. Untuk itu dianjurkan beberapa hal sebagai berikut : Panen dilakukan apabila semua daun tanaman telah rontok, polong berwarna kuning/coklat dan mengering. 9

Panen dimulai sekitar pukul 09.00 pagi. Pada saat ini air embun sudah hilang. Pangkal batang tanaman dipotong menggunakan sabit bergerigi atau sabit tajam. Hindari pemanenan dengan cara mencabut tanaman, agar tanah/kotoran tidak terbawa. Brangkasan tanaman (hasil panenan) dikumpulkan ditempat yang kering dan diberi alas terpal/plastik. Penanganan pasca panen yang terdiri dan penjemuran brangkasan tanaman, pembijian, pengeringan, pembersihan, dan penyimpanan biji perlu mendapat perhatian yang cukup. Sebab, kegiatan ini mempengaruhi kualitas biji atau benih yang dihasilkan. Kedelai sebagai bahan konsumsi dipetik pada umur 75-100 hari, sedangkan untuk benih umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata. Penjemuran yang terbaik adalah penjemuran brangkasan kedelai diberi alas terpal. Gambar 9. Cara penjemuran brangkasan dan biji kedelai 10

Penyimpanan Penyimpanan biji kedelai untuk konsumsi dilakukan dengan cara sebagai berikut : biji disimpan dalam kantong plastik berukuran 30-40 kg, ketebalan 0,2 mm dan kedap udara. Setelah biji dimasukan ke dalam kantong plastik, bagian atas kantong diikat kuat dengan tali rafia. Kantong-kantong yang telah berisi biji-biji kedelai tersebut, kemudian dimasukan ke dalam karung plastik (seperti karung pupuk), dan bagian atas karung diikat dengan tali rafia. Kemudian disusun rapi ditempat penyimpanan/gudang. Kalau biji akan digunakan untuk benih, cara penyimpanannya adalah : Benih sebaiknya disimpan pada kadar air 8-9% dalam wadah kedap udara, antara lain seperti : kantong plastik dengan ketebalan 0,8 mm, ukuran kantong 10 kg, dan kantong diikat kuat. Kaleng/kotak kayu kedap udara. Kantong kertas semen, dan Kantong aluminium foil. Selanjutnya benih dalam wadah kedap udara tersebut disimpan di tempat/ruangan kering atau berpendingin. 11

ANALISIS USAHATANI Teknologi Budidaya Kedelai Tabel 2. Analisis usahatani kedelai Varietas Anjasmoro di lahan sawah, tahun 2006. Uraian Unit/ha Nilai Rp/ha 1. Penerimaan Rataan hasil (ton/ha) 2,4 Harga kedelai (Rp/kg) 4.000 Nilai produksi (Rp/ha) - 9.600.000 2. Biaya Tenaga Kerja/ha Pengolahan tanah Borong 400.000 Meratakan lahan 4 HOK 60.000 Tanam dan memupuk 18 HOK 270.000 Penyiangan-pembumbunan 20 HOK 300.000 Penyemprotan 8 HOK 120.000 Pengairan 6 HOK 90.000 Panen dan prosesing 30 HOK 450.000 3. Biaya Sarana Produksi/ha Benih kedelai 40 kg 200.000 Pupuk Urea 50 kg 105.000 Pupuk SP36 50 kg 125.000 Pupuk KCl 100 kg 250.000 Pestisida Decis Curacron Antracol Dithane M-45 Furadan Matador 0.8 lt 0.4 lt 0.2 lt 0.8 lt 0.8 lt 0.8 lt 184.000 98.800 15.600 97.600 11.000 197.600 5. Total Biaya (2+3) 2.974.600 6. pendapatan (Gross Margin) 6.625.400 7. BEP yield (kg/ha) 743.600 8. BEP price (Biaya/kg delai 1.239.400 9. Margin/kg 2.760.600 10. R/C ratio 3.23 Keterangan : 1. Gross margin = Penerimaan total biaya 2. BEP yield = total biaya/harga kedelai 3. BEP price = total biaya/rataan hasil 4. margin/kg = gross margin/rataan hasil 5. R/C Ratio = penerimaan/total biaya. 12

6. Harga : benih kedelai Rp. 4.000/kg; Urea Rp.1.500/kg; SP-36 Rp. 2.500/kg; KCl Rp. 2.500/kg; Insektisida cair : Decis Rp. 231.000/lt Dithane- M45 Rp.122.000/lt; Curacron Rp. 247.000/lt; Antracol Rp. 78.000/kg ; upah tenaga kerja Rp. 15.000/HOK (5 jam). Tabel 3. Analisis usahatani kedelai di lahan kering masam tahun 2006. Uraian Var, Anjasmoro Var. Sinabung Unit Rp/ha Unit Rp/ha Biaya tenaga kerja : Pengolahan tanah 150.000 150.000 Perataan tanah 6 HOK 90.000 6 HOK 90.000 Pemberian kapur 4 HOK 60.000 4 HOK 60.000 Pemberian pukan - - - - Tanam 20 HOK 300.000 20 HOK 300.000 Menyulam 1 HOK 15.000 1 HOK 15.000 Memupuk 8 HOK 120.000 8 HOK 120.000 Menyiang 20 HOK 300.000 20HOK 300.000 Panen dan prosesing 24HOK 360.000 24HOK 360.000 Sub-total 1.395.000 1.395.000 Biaya Saprodi : Benih 40 kg 200.000 40 kg 200.000 Pupuk Urea 75 kg 97.500 75 kg 97.500 Pupuk SP-36 100 kg 180.000 100 kg 180.000 Pupuk KCl 100 kg 280.000 100 kg 280.000 Dolomit (kg/ha) 1500 kg 495.000 1500 kg 495.000 Marshal 400 g 60.000 400 g 60.000 Pestisida 590.000 590.000 Pupuk kandang - - - - Sub-total 1.902.500 1.902.500 Total biaya 3.297.000 3.297.000 Penerimaan : Rataan hasil 1.470 kg - 1.540 kg Harga kedelai 4.000/kg - 4.000/kg Nilai produksi - 5.880.000 6.160.000 Pendapatan 2.583.000 2.863.000 R/C 1,78 1,87 13

BAHAN BACAAN Teknologi Budidaya Kedelai Anonimous. 1991. Budidaya dan pengolahan hasil kedelai. Departemen Pertanian. Anonimous. 2007. Pedoman umum produksi benih sumber kedelai. Badan Litbang Pertanian. 29 hal. Anonimous. 2008. Ketersediaan teknologi dalam mendukung peningkatan produksi kedelai menuju swasembada. Siaran Pers. Badan Litbang Pertanian. Jakarta 12 Februari 2008. Amrizal Nazar, Kiswanto, Arfi Irawati, Endriyani, Walyono. 2006. Pengkajian sistem usahatani kedelai di lahan sawah. Laporan Akhir Tahun. BPTP Lampung. Arief, R. Wylis dan D. R. Mustikawati. 2007. Kajian cara penjemuran brangkasan terhadap mutu biji kedelai untuk pangan. Makalah Seminar Ketahanan Pangan Peranan P2BN dan Prima Tani Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Di Jawa Barat. Bandung, 27 November 2007. Erythrina, Minimes Sabki, Dewi Rumbaina, Zulkifli Zaini, Elma Basri, Endriani, Walyono, Tri Kusnanto. 2006. Kajian sistem usahatani kedelai di lahan kering Propinsi Lampung. Laporan Akhir Tahun. BPTP Lampung. Kalshoven, L.G.E. 1981. The pests of crops in Indonesia. Rev. by Dr. P.A. Van der Laan. PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta. p. 336-339. Kurniawan B. 2007. Mallika, Si raja kedelai hitam. Detik Finance. Senin 10/09/2007. Marwoto, E. Wahyuni, K.E. Neering. 1991. Pengelolaan pestisida dalam pengendalian hama kedelai secara terpadu. Monograf Balittan Malang No.7. 14

Marwoto, Suharsono dan Supriyatin. 1999. Hama kedelai dan komponen pengendalian hama terpadu. Monograf Balitkabi No.4. Marwoto dan Suharsono. 2002. Pengendalian hama kedelai berdasarkan pada sistem pengelolaan agroekosistem. Prosiding Seminar Nasional. Inovasi Teknologi Palawija. Badan Litbang Pertanian. hal. 429-440. Mustikawati, D.R. Y. Pujiharti, Agusni dan M. Sabki. 2002. Serangan beberapa hama pada tumpangsari kedelai dengan jagung. Prosiding Seminar Nasional. Inovasi Teknologi Palawija. Badan Litbang Pertanian. hal. 647-653. Mustikawati, D.R. 2004. Serangan ulat Spodoptera sp. dan Heliothis sp. pada tanaman jagung manis yang diberi berbagai dosis pupuk anorganik. BPTP Lampung. Tidak diterbitkan. 7 hal. Rumbaina, D., Amrizal N., Widiyantoro, Marwoto, A. Taufiq, H. Kuntyastuti, D.M.A. Arsyad dan Heryanto. 2004. Pengembangan kedelai melalui PTT di lahan masam. Lokakarya. BPTP Lampung. 30 September 2004. hal 61-72. Supriyatin. 2002. Pemanfaatan jamur entomopatogen untuk mengendalikan hama ulat grayak dan pengisap polong pada kedelai. Prosiding Seminar Nasional. Inovasi Teknologi Palawija. Badan Litbang Pertanian. hal. 168-175. Tengkano, W. dan J. Soejitno. 1993. Hasil-hasil utama penelitian hama tanaman pangan. Pemantapan Penelitian Hama Tanaman Pangan. Risalah Lokakarya. Sukarami, 4-7 Maret. hal. 8-39 15

SUMBER DANA: DIPA BPTP LAMPUNG SKPA BADAN LITBANG PERTANIAN KEGIATAN APRESIASI GAPOKTAN PUAP TAHUN 2008 Oplah : 100 eksemplar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam No.1a, Rajabasa, Bandar Lampung Telp. (0721)781776, Fax.(0721)705273 e-mail: bptp.lampung@telkom.net 16

Seri buku inovasi: TP/02/2008 PENYUSUN Amrizal Nazar Dewi Rumbaina Mustikawati Alvi Yani PENYUNTING DAN REDAKSI PELAKSANA Slameto Kiswanto Zakiah Hermanto DESAIN DAN SETTING Tri Kusnanto ISBN: 978-979-1415-23-1 Teknologi Budidaya KEDELAI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2008 17

KATA PENGANTAR Teknologi Budidaya Kedelai Puji syukur kehadirat Allah SWT, seri buku inovasi teknologi pertanian ini dapat diterbitkan. Buku-buku ini dapat menjadi rujukan bagi para praktisi dan pelaku usaha yang bergerak di bidang pertanian, khususnya para penyuluh lapangan dalam upaya menumbuhkan kegiatan usahatani yang lebih baik. Keseluruhan buku yang disusun pada tahun 2008 berjumlah 19 judul yang mencakup teknologi budidaya padi, jagung, kedelai, ketela pohon, cabai merah, pisang, kambing, itik, sapi potong, ayam buras, kelapa sawit, karet, kakao, kopi, jarak pagar, lada, nilam, jahe, dan panili. Besar harapan kami, semoga buku-buku tersebut bermanfaat dalam rangka mendorong pengembangan agribisnis komoditas pertanian. Ucapan terima kasih kepada tim penyusun dari BPTP Lampung yang telah menginisiasi penerbitan buku ini, penyunting dan redaksi pelaksana, serta pihak-pihak lainnya yang telah berkontribusi dalam penerbitan buku ini. Kritik dan saran penyempurnaan sangat kami harapkan. Bogor, Nopember 2008, Kepala Balai Besar Pengkajian, Dr. Muhrizal Sarwani 18

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI... iii PENDAHULUAN... 1 SYARAT TUMBUH... 1 TEKNOLOGI BUDIDAYA... 2 Bahan Tanaman... 2 Persiapan Lahan... 4 Penanaman... 4 Pemupukan... 4 Penyiangan... 5 Pengendalian Hama Kedelai... 5 Pengendalian Penyakit Kedelai... 8 PANEN DAN PASCA PANEN... 9 Panen... 9 Penyimpanan... 11 ANALISIS USAHATANI... 12 BAHAN BACAAN... 14 19