PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI POLRESTA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
WEWENANG KEPOLISIAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI POLDA BALI

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCABULAN ANAK Oleh Wayan Widi Mandala Putra I Gusti Ngurah Wairocana

UPAYA HUKUM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL OLEH KEPOLISIAN DI POLRESTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

KINERJA KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT GIANYAR

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DAN/ ATAU SAKSI KORBAN TRANSNATIONAL CRIME DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM PIDANA

MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KEJAHATAN KEHUTANAN

IMPLEMENTASI OTOPSI FORENSIK DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipenuhi. Manusia dalam hidupnya dikelilingi berbagai macam bahaya. kepentingannya atau keinginannya tidak tercapai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka tidak tahu tentang batasan umur yang disebut dalam pengertian

PENGEMBALIAN BERKAS PERKARA OLEH PENUNTUT UMUM DALAM PRAPENUNTUTAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 1. perundang-undangan lain yang mengatur ketentuan pidana di luar KUHP

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

PENERAPAN PRINSIP MIRANDA RULE SEBAGAI PENJAMIN HAK TERSANGKA DALAM PRAKTIK PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KEWENANGAN PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

KENDALA JAKSA DALAM PENERAPAN PIDANA TAMBAHAN UANG PENGGANTI PADA PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

PERLUNYA NOTARIS MEMAHAMI PENYIDIK & PENYIDIKAN. Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N. Disampaikan pada Konferda INI Kota Surakarta, Tanggal, 10 Juni 2014

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI PELAPOR

TINJAUAN YURIDIS TERKAIT FAKTOR DAN UPAYA MENANGGULANGI ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI INDONESIA Oleh :

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

SANTUNAN OLEH PELAKU TINDAK PIDANA TERHADAP KORBAN KEJAHATAN DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

KAJIAN NORMATIF TERHADAP DUALISME KEWENANGAN PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN TINDAK PIDANA KORUPSI ANTARA KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN KPK

PERAN POLRI DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PEREDARAN MINYAK GORENG TANPA IZIN EDAR (STUDI KASUS PADA POLDA LAMPUNG) (Jurnal Skripsi) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara Hukum.

PERANAN VISUM ET REPERTUM PADA KASUS PEMBUNUHAN OLEH IBU TERHADAP ANAK (BAYI)

BAB I PENDAHULUAN. kongkrit. Adanya peradilan tersebut akan terjadi proses-proses hukum

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang

I. PENDAHULUAN. dirasakan tidak enak oleh yang dikenai oleh karena itu orang tidak henti hentinya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan kejahatan pada saat ini cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 1988 SERI D NOMOR 2

KEABSAHAN PENETAPAN STATUS TERSANGKA DALAM PROSES PENYELIDIKAN (STUDI KASUS PENISTAAN AGAMA Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tindakan cyber bullying dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk

DISKRESI KEPOLISIAN DALAM PENGHENTIAN PENYIDIKAN DI POLRESTA DENPASAR. Oleh: GEDE DICKA PRASMINDA. I Wayan Tangun Susila. I Wayan Bela Siki Layang

Fungsi Dan Wewenang Polri Dalam Kaitannya Dengan Perlindungan Hak Asasi Manusia. Oleh : Iman Hidayat, SH.MH. Abstrak

PENYITAAN DALAM PERKARA PIDANA DI POLRESTA DENPASAR

PEMECAHAN PERKARA (SPLITSING) DALAM PRA PENUNTUTAN

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

WEWENANG DISKRESI OLEH PENYIDIK Oleh : Pebry Dirgantara I Made Tjatrayasa Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum,Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. kepentingan itu mengakibatkan pertentangan, dalam hal ini yang

PENYIDIKAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA UANG PALSU DI POLRESTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi setiap kejahatan. Hal ini dimaksudkan agar setiap tindakantindakan

PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG

I. PENDAHULUAN. Kebebasan dasar dan hak dasar itu yang dinamakan Hak Asasi Manusia (HAM), yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

LAMPIRAN. 1. Apakah ada penyidik khusus untuk judi online? 5. Sebelum melakukan penangkapan, tindakan apa yang dilakukan oleh penyidik?

PENERAPAN PASAL 303 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA TENTANG PERJUDIAN TERKAIT SABUNG AYAM DI PROVINSI BALI

I. PENDAHULUAN. adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMBANGUNAN HOTEL PADA KAWASAN SEMPADAN JURANG DI KABUPATEN BADUNG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN PELAKSANAAN TUGAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur didalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun bahaya baik berasal dari dalam mupun luar negeri. Negara Indonesia dalam bertingkah laku sehari-hari agar tidak merugikan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

NETWORK BENEFITS FOR BLACKBERRY MESSENGER INVESTAGITIOS THEFT CRIMINAL INVESTIGATIONS IN THE BLACKBERRY.

ALUR PERADILAN PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

PENEGAKAN HUKUM DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERJADINYA PENCEMARAN AIR SUNGAI DI KOTA DENPASAR AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH SABLON

I. PENDAHULUAN. kereta api, maka di butuhkan pula keamanan dan kenyamanan kereta api. Masalah

PERANAN INTEROGASI OLEH PENYIDIK TERHADAP TERSANGKA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN. (Studi pada Polsekta Medan Baru) SKRIPSI

Kata kunci : Penyidikan Tindak Pidana Persetubuhan dan Anak di Bawah Umur

KREDIT MACET PADA KOPERASI SENIMAN SANGGAR KEMBANG BANG BANJAR KEDISAN TEGALLALANG GIANYAR

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

BAB III PENUTUP. bencana terhadap kehidupan perekonomian nasional. Pemberantasan korupsi

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi merupakan salah satu kejahatan yang merusak moral

KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN PIDANA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN PENYU DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dactyloscopy Sebagai Ilmu Bantu Dalam Proses Penyidikan

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kelima, Penyidikan Oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyelidikan dan Penyidikan. Pengertian penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan

I. PENDAHULUAN. dan sejahtera tersebut, perlu secara terus-menerus ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan

KEKHUSUSAN BEBAN PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG ( MONEY LAUNDERING )

BAB V ANALISIS. A. Analisis mengenai Pertimbangan Hakim Yang Mengabulkan Praperadilan Dalam

TUMPANG TINDIH KEWENANGAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI. Oleh : Sulistyo Utomo, SH* *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

Pemeriksaan Sebelum Persidangan

PENGATURAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN

Transkripsi:

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI POLRESTA DENPASAR Penulis: Caroline Andarini Dyah Ayu Puspitasari I Dewa Made Suartha I Ketut Sudjana Hukum Peradilan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Gamling has become a hereditary disease in the history of human, this affects the law enforcement of gambling crime. Based on the background of the prolem, then was appointed the title Proses Penyidikan Tindak Pidana Perjudian di Polresta Denpasar. This paper purposes to determine the implementation of criminal gambling investigations in Polresta, factors inhibiting the investigation, and efforts that have been made by Polresta Denpasar to tackling the crime of gambling in Denpasar. The method of this research is empirical through the case approach and the fact approach. Conclusion, the implementation of criminal gambling investigations in the area of Polresta Denpasar is similar to ordinary criminal investigations, Factors inhibiting the investigation caused by law enforcement pfficers and the public around,then the efforts that have been made by Polresta Denpasar to tackling the crime of gambling in the area of Denpasar is Promotive, preventive, and reprenssive efforts. Key words : the crime of gambling, investigation, factors inhibiting, resolutions effort. ABSTRAK Judi telah menjadi penyakit turun-menurun dalam sejarah peradaban manusia,hal ini mempengaruhi penegakan hukum tindak pidana perjudian. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka diangkatlah judul Proses Penyidikan Tindak Pidana Perjudian di Polresta Denpasar. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penyidikan tindak pidana perjudian di Polresta, faktor-faktor yang menghambat penyidikan dan upaya yang telah dilakukan Polresta Denpasar dalam menanggulangi tindak pidana perjudian di Denpasar. Metode dari penelitian ini bersifat empris melalui pendekatan kasus dan pendekatan fakta. Kesimpulannya, pelaksanaan penyidikan tindak pidana perjudian di Polresta Denpasar sama halnya dengan penyidikan tindak pidana biasa, faktor-faktor yang menghambat penyidikan disebabkan oleh aparat penegak hukum dan masyarakat, sedangkan upaya Polresta Denpasar dalam menanggulangi tindak pidana perjudian di Wilayah Denpasar : Upaya promotif, Upaya preventif dan Upaya represif. Kata kunci : Tindak pidana perjudian, Penyidikan, faktor Penghambat, Upaya Penyelesaian. 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan hidup semakin meningkat, Tidak jarang pula mulai melupakan nilai-nilai positif yang berkembang di tengah masyarakat. Salah satu bentuk pengabaian nilai-nilai positif tersebut adalah tindak pidana perjudian. Kepolisian Negara Republik Indonesia ialah alat Negara penegak hukum yang terutama bertugas memelihara keamanan dalam negeri. Salah satu bentuk tindakan kepolisian dalam memberantas tindak pidana perjudian tersebut adalah Penyidikan. Menurut tata cara hukum acara pidana, penyidikan secara umum dapat kita tinjau sebagai berikut : Penyelidikan, Penyidikan, Penangkapan, Penahanan, dan penuntutan. 1 Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan, penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara tersebut kepada penuntut umum dan dalam waktu 14 hari penuntut umum tidak mengembalikan berkas, maka penyidikan dianggap selesai untuk kemudian diproses sampai kepengadilan. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penyidikan, faktor-faktor penghambat penyidikan, dan upaya penanggulangan tindak pidana perjudian, maka diangkatlah penelitian dengan judul Proses Penyidikan Tindak Pidana Perjudian di Polresta Denpasar. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah empiris, sedangkan ditinjau dari metodenya penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang artinya, suatu penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengumpulan data berupa kata-kata, gambargambar, serta informasi verbal atau normative dan buka dalam bentuk angka. 2 Dengan sifat penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara tepat suatu gejala, peristiwa dan fakta akurat di daerah tertentu. Lokasi penelitian di Polresta Denpasar dengan Kasubnit I Reskrim Bpk Wahyu Setyo Pranoto,SH dan AIPTU Gd Putu Sudarma sebagai informan. 1 Lukman Santoso Az,2014,Buku Pintar Beracara, Jakarta: Flashbooks,hal.84. 2 Soerono Soekamto, 1986, Pengantar peneltian Hukum, Jakarta:Universitas Indonesia, hal.10. 2

2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Proses PenyidikanTindakPidanaPerjudian di Polresta Denpasar Menurut pasal 1 butir 2 KUHAP penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Proses penyidikan tindak pidana perjudian di Polresta Denpasar pada dasarnya sama dengan penyidikan tindak pidana biasa akan tetapi difokuskan pada penangkapan pelaku. Perkara penyidikan laporan polisi No.Pol : LP/61/I/2013/RESTA.Dps, tertanggal 14 Januari 2013 dengan tersangka I MADE KOTA, umurnya 64 thn. Berdasarkan keterangan Penyidik AIPTU Gd Putu Sudarma,untuk kepentingan penyidikan maka diadakan penahanan tertanggal 17 Januari 2013 ditempatkan di Polresta Denpasar selama proses penyidikan. Penggeledahan dan Penyitaan atas barang bukti benda bergerak tersebut dilakukan penyitaan terlebih dahulu sebelum mendapat izin dari ketua Pengadilan Negeri, dikarenakan pada kasus tindak pidana perjudian togel ini tersangka I Made Kota tertangkap tangan di tempat kejadian jln danau Buyan banjat Taman Desa sanur, kecamatan Denpasar selatan, TKP merupakan tempat kediaman tersangka yang sekaligus diadakan penggeledahan oleh penyidik, tindakan penggeledahan telah mendapat persetujuan dari penghuni rumah tersebut. Berdasarkan hasil penyidikan yang telah tertulis sebelumnya dan keterangan saksi oleh Bripka Heru.P, SH serta keterangan tersangka yang telah didengar dan dicatat oleh penyidik maka penyidik memperoleh kesimpulan bahwa tersangka I Made Kota kuat dugaan telah melakukan tindak pidana perjudian yakni judi togel atau kupon putih. Perbuatan tersebut sesuai dengan pelanggaran pasal 303 KUHP pasal 1 ayat (1) jo UU no 7 thn 1974 dengan bunyi diancam dengan pidana paling lama 10 tahun atau denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah. Selanjutnya penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara tersebut kepada penuntut umum.dan dalam waktu 14 hari penuntut umum tidak mengembalikan berkas, maka penyidikan dianggap selesai untuk kemudian diproses sampai kepengadilan sesuai pasal 110 KUHAP tentang Hasil Penyidikan dan 138 KUHAP tentang Pra Penuntutan Jaksa. 3

2.2.2 Faktor-faktor yang Menghambat Penyidikan dan Upaya untuk Menanggulangi Tindak Pidana Perjudian di Polresta Denpasar. 1. Faktor-Faktor penghambat dalam penyidikan Perjudian, yaitu: 3 Faktor penegak hukum, adanya kerjasama antara oknum polisi dengan para penjudi dengan cara oknum polisi diberikan amplop yang berisikan uang sedangkan para penjudi yang telah memberikan amplop berisikan uang akan dibebaskan untuk bermain judi. Faktor sarana atau fasilitas yang kurang memadai, sehingga terjadi kebocoran berita dan keterbatasan barang bukti. Faktor masyarakat yang terkesan cuek dan menganggap kasus perjudian bukan perkara besar sehingga kurangnya kerjasama yang terjalin dengan aparat penegak hukum. Faktor Kebudayaan, judi yang dianggap sebagai warisan turun temurun membawa dampak pada kwantitas kasus perjudian yang semakin marak. 2. Menurut KASUBNIT I RESKRIM Bpk Wahyu Setyo Pranoto,SH polresta Denpasar (wawancara 12 September 2014), langkah atau upaya Polresta Denpasar dalam menanggulangi tindak pidana perjudian di Wilayah Denpasar diwujudkan dalam 3 upaya sebagai berikut: Upaya promotif yaitu upaya yang ditimbulkan akibat judi/perjudian baik di lingkungan keluarga sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Upaya preventif yaitu dengan menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh masyarakat melalui program penyuluhan-penyuluhan baik ditingkat sekolah sekalipun, serta melakukan patrol ke jalan-jalan atau ke tempat-tempat rawan yang sering di jadikan tempat perjudian guna memantau apakah ada tindak kejahatan dalam hal perjudian yang dilakukan masyarakat. Upaya represif yaitu suatu upaya untuk menindak segala bentuk pelanggaran dan kejahatan sesuai dengan peraturan Perundang undangan yang ada. Jadi dapat dikatakan yang menjadi tugas daripada Reskrim adalah mengusut dan menindak setiap pelanggaran. 3 Soerjono Soekanto,1983, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, hal.8. 4

III. KESIMPULAN Berdasarkan pada pembahasan bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Proses penyidikan tindak pidana perjudian di Polresta Denpasar,diawali dengan adanya laporan polisi yang ditindak lanjuti dengan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan untuk mendapatkan alat bukti dan tersangka yang prosesnya sesuai dengan ketentuan pasal 110 dan pasal 138 KUHAP jo pasal 183 dan pasal 184 KUHAP. 2. Faktor-faktor yang menghambat penyidikan dan Upaya untuk menanggulangi tindak pidana perjudian di Polresta Denpasaryaitu : a) Faktor_ faktor yang menghambat penyidikan tindak pidana perjudian di Polresta Denpasar, yakni: faktor penegak hukum, faktor sarana atau fasilitas yang kurang memadai, faktor masyarakat, dan faktor Kebudayaan. b) Langkah atau upaya Polresta Denpasar dalam menanggulangi tindak pidana perjudian di Wilayah Denpasar diwujudkan dalam 3 upaya yaitu upaya promotif, upaya preventif, dan upaya represif. DAFTAR PUSTAKA Buku Lukman Santoso Az, 2014, Buku Pintar Beracara, Jakarta: Flashbooks Soerjono Soekanto,1983,Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1986, Pengantar peneltian Hukum, Jakarta:Universitas Indonesia Peraturan Perundang-undangan UURI No.8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-Undang No.7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian 5