BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap setiap siswa akan berbeda dan bervariasi. Tidak setiap siswa

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA. Veni Septiani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memiliki kecerdasan dan tingkat intelejensi yang berbedabeda.

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

PEMBELAJARAN SEJARAH SASTRA YANG MENYENANGKAN. oleh. Isah Cahyani. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diena San Fauzia, 2013

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat dengan ketrerampilan-keterampilan lainnya.

BAB VI PENUTUP. 1. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Membentuk. a. Strategi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pidato dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah SMA (Sekolah Menengah Atas). menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam

: ISNAINI MARATUS SHOLIHAH NIM K

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas sumber daya

ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI FEB. Manajemen. Modul ke: Fakultas SYAHLAN A.SUME,SE,MM. Program Studi

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa berarti terampil menyimak (mendengarkan), terampil berbicara,

2015 PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris. Pola penyajian laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. akan dianggap tidak cerdas atau bodoh.dalam perkembangan tentang teori

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya perbedaan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa, tentunya akan berimplikasi pada perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Kecerdasan yang berbeda inilah yang akan menyebabkan penanganan terhadap setiap siswa akan berbeda dan bervariasi. Tidak setiap siswa menguasai semua kecerdasan, tetapi mungkin saja seorang siswa memiliki satu kecerdasan bahkan lebih. Sekait dengan kecerdasan yang berbeda pada setiap siswa, dalam kecerdasan intrapersonal, ada kecenderungan yang pasif terhadap salah satu kemampuan, yaitu pada kemampuan berbicara. Berbicara hendaknya menjadi suatu hal yang wajib dikuasai oleh setiap siswa, baik ketika proses pembelajaran di dalam kelas maupun ketika siswa berada di depan umum. Permasalahan yang muncul dari adanya perbedaan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa, yang salah satunya adalah kecerdasan intrapersonal, memiliki implikasi serius pada kemampuan berbicara siswa, yakni siswa cenderung memiliki rasa kurang percaya diri saat mengutarakan pendapat di dalam kelas, padahal sebenarnya siswa tersebut memiliki pendapat yang bagus. Kebiasaan yang dilakukan siswa ketika bergaul dengan cara berkomunikasi inilah, yang nantinya akan mengasah kecerdasan intrapersonalnya serta kemampuan dalam berbicaranya. Seperti yang

2 diungkapkan oleh Gumilar (18/1/13), guru bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 1 Rancaekek, bahwa banyak anak yang pintar, rajin mengerjakan tugas, jika ulangan tidak pernah menyontek, tetapi ketika diminta untuk berbicara atau berpidato di depan kelas, mereka enggan melakukannya. Padahal, saya sangat yakin kalau mereka bisa melisankan apa yang ada di dalam pikiran mereka dengan baik. Pendapat tersebut didasarkan pada fakta di lapangan, tepatnya di kelas, ketika guru sulit meminta mereka (anak-anak introvert) maju ke depan kelas untuk mengungkapkan ide-ide kreatif mereka. Siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal sering disebut juga siswa yang introvert (tertutup). Adapun implikasi dari sifat tertutup ini dapat menjadikan siswa kurang pandai berkomunikasi dengan orang lain. Siswa yang cenderung introvert ini harus dibimbing untuk berani berbicara, misalnya, mengungkapkan sesuatu. Siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal mengintegrasikan sifat-sifat positif seperti teguh pendirian, jujur pada diri sendiri, introsfektif, adil, berpikir panjang, kreatif, futuristik, disiplin, religius, dan hati-hati Yaumi (2012:177). Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang masih belum dikenal di kalangan masyarakat. Padahal, dalam Multiple Intellegences atau yang biasa disebut dengan kecerdasan majemuk yang diusung oleh Dr. Gardner, seorang profesor dalam bidang pendidikan dari Harvard University, mengemukakan sembilan jenis kecerdasan yang berbeda sebagai satu cara untuk mengukur potensi kecerdasan manusia, yaitu kecerdasan linguisticverbal, logis-matematis, visual-spasial, jasmaniah-kinestetik, musikal-

3 berirama, interpersonal, intrapersonal, naturalistik dan eksistensial-spiritual. Ia berpendapat bahwa jika kecerdasan manusia hanya diukur berdasarkan tes IQ terlalu terbatas. Dr. Gardner secara resmi memperkenalkan teori Multiple Intellegences pada tahun 1983 melalui bukunya yang berjudul Frames of Mind yang kemudian direvisi dengan Intelligences Reframed pada tahun 1999 (Yaumi, 2012: iii). Integrasi positif dari kecerdasan intrapersonal ini belum diketahui oleh banyak pihak, seperti orangtua dan guru. Orangtua cenderung menuntut anak-anaknya untuk memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang bagus, padahal belum tentu setiap anak memiliki intelektual yang sama. Namun, bisa saja anak-anaknya memiliki kecerdasan lain seperti kecerdasan intrapersonal atau kecerdasan lainnya. Selain itu, pendidik sendiri yang sehari-harinya berinteraksi dengan siswa, masih belum mengetahui pasti kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak didiknya, sehingga penilaian pun dilakukan hanya pada tataran intelektual, seperti adanya seperangkat tes objektif, pengastaan siswa dengan adanya rangking dan kelas unggulan. Penilaian intelektual itulah yang nantinya dijadikan acuan guru untuk menentukan tingkat kecerdasan intelektual siswanya. Hal ini tergambar ketika penulis masih duduk di bangku sekolah. Berdasarkan kenyataan ini, penulis berusaha untuk menemukan korelasi antara kecerdasan dengan kemampuan. Dalam hal ini teori kecerdasan intrapersonal dihubungkan dengan kemampuan berbicara siswa sehingga

4 orangtua dan guru sekalipun dapat menyadari bahwa anak dan anak didik mereka memilki kecerdasan yang lain, yang perlu mendapat perhatian, yakni salah satunya adalah kecerdasan yang ada dalam diri mereka atau kecerdasan intrapersonal. Kemampuan berbicara seseorang turut menentukan kesuksesan kariernya, baik dalam pembelajaran di sekolah maupun perannya dalam masyarakat. Berbicara merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki siswa sebagai alat komunikasi yang ampuh ketika berinteraksi dengan individu maupun kelompok. Di sisi lain kemampuan berbicara yang buruk dapat menjadi sumber masalah bagi siswa, baik dalam kompetensi dasar yang mengkhususkan berbicara maupun penerapannya pada semua mata pelajaran dan kehidupan sosialnya. Kemampuan berbicara yang baik akan membangun prestasi tersendiri, seperti meningkatkan percaya diri ketika berbicara di depan umum (misalnya di depan kelas, ketika berpidato maupun menyampaikan pendapat dan bertanya) dan ketika berada di lingkungan masyarakat. Sebaliknya, kemampuan berbicara yang kurang baik akan membuat siswa kurang percaya diri ketika dituntut untuk dapat menyampaikan sesuatu. Dengan demikian, dapat diduga ada korelasi antara kecerdasan intrapersonal dengan kemampuan berbicara. Penelitian ini akan dilakukan pada individu dewasa, yaitu siswa sekolah menengah atas. Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada peneliti yang mengaitkan adanya hubungan kecerdasan intrapersonal dengan kemampuan berbicara

5 siswa. Oleh karena itulah, penulis berencana untuk melakukan penelitian dengan judul, Hubungan Kecerdasan Intrapersonal dengan Kemampuan Berbicara Siswa. 1.2 Masalah Dalam bagian ini dijelaskan masalah pokok penelitian yang meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut. 1.2.1 Identifikasi Masalah Inti kajian dalam penelitian ini adalah hubungan kecerdasan intrapersonal dengan kemampuan berbicara siswa. Kecerdasan interpersonal diduga sebagai faktor yang menjadikan siswa menjadi tertutup dengan lingkungannya (introvert) sehingga memungkinkan siswa kesulitan bersosialisasi dengan lingkungannya yang termasuk di dalamnya kemampuan berbicara atau berkomunikasi secara verbal dalam keadaan formal. Adapun identifikasi yang lebih mendalam dapat dijabarkan sebagai berikut. a) Guru cenderung memerhatikan salah satu aspek kecerdasan saja tanpa menyadari kecerdasan lain (kecerdasan majemuk). b) Orangtua menilai anak dari kecerdasan intelektual saja. c) Rasa percaya diri siswa yang masih rendah dalam hal berbicara di depan umum.

6 1.2.2 Batasan Masalah Banyak hal yang dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran yang dianggap dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal siswa, yaitu melakukan tugas mandiri, merefleksi diri, menetapkan tujuan, menunjukkan bentuk aktivitas, mengungkapkan sesuatu, dan membuat identifikasi diri. Penelitian ini dibatasi pada proses pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan berbicara. Aspek yang dikhususkan terkait dengan keterampilan berbicara adalah keterampilan siswa dalam mengungkapkan sesuatu saat proses pembelajaran berlangsung. Aspek keterampilan siswa dalam mengungkapkan sesuatu saat proses pembelajaran, erat kaitannya dengan kemampuan berbicara siswa sehingga, keterampilan mengungkapkan sesuatu layak dikembangkan dalam pembelajaran di kelas bagi siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal agar dapat diarahkan dan dikembangkan ke arah yang lebih baik. Kemampuan berbicara, dapat diukur saat siswa mengungkapkan sesuatu. 1.2.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah kecerdasan intrapersonal siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Rancaekek? 2) Bagaimanakah kemampun berbicara siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Rancaekek? 3) Bagaimanakah hubungan kecerdasan intrapersonal dengan kemampuan berbicara siswa SMA Negeri 1 Rancaekek?

7 1.3 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan kecerdasan intrapersonal siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Rancaekek, 2) mendeskripsikan kemampuan berbicara siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Rancaekek; dan 3) memaparkan hubungan kecerdasan intrapersonal dengan kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Negeri 1 Rancaekek. 1.4 Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Hasil dari penelitian ini dapat mengungkap dan membuktikan teori kecerdasan majemuk, terutama kecerdasan intrapersonal bahwa kecerdasan intrapersonal memiliki hubungan dengan kemampuan berbicara siswa. 2) Hasil dari penelitian ini dapat membuka pikiran dalam mengukur kecerdasan siswa yang dihubungkan dengan keterampilan berbahasa seperti berbicara. Kecerdasan yang dimiliki siswa dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan keterampilan berbahasa yang lainnya, seperti menulis, membaca dan menyimak sehingga guru dapat memperlakukan siswa sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki siswa saat mengajarkan

8 empat keterampilan berbahasa tersebut, serta mengasah lebih tajam kecerdasan yang dimiliki siswa. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Hasil penelitian ini dapat memudahkan guru untuk mengarahkan siswa yang cerdas intrapersonalnya, untuk memilki kemampuan berbicara yang baik dalam pembelajaran bahasa maupun nonbahasa. 2) Siswa dapat memiliki rasa percaya diri ketika berbicara, baik di dalam kelas maupun ketika di depan umum. 3) Hasil dari penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya. 1.5 Anggapan Dasar Pemaparan mengenai anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan produktif yang sangat penting untuk melangsungkan proses berkomunikasi manusia. b. Terampil berbicara dengan bahasa yang tepat, efektif dan lancar akan mempermudah seseorang dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain.

9 1.6 Hipotesis Pada penelitian ini akan dikemukakan hipotesis yang berfungsi untuk jawaban sementara dan pembuktiannya dilakukan melalui penelitian di lapangan. Adapun rumusan hipotesis sebgai berikut: a. Hipotesis penelitian : Terdapat hubungan yang positif dan kuat antara kecerdasan intrapersonal dengan kemampuan berbicara siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Rancaekek pada tahun ajaran 2012/2013. b. Hipotesis statistik Ho : = 0 : Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan intrapersoanal dengan kemampuan berbicara siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Rancaekek Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013. Ho : 0 : Terdapat hubungan antara kecerdasan intrapersoanal dengan kemampuan berbicara siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Rancaekek Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013. 1.7 Definisi Operasional Untuk menghindari adanya salah pengertian tentang konsep-konsep dalam penelitian ini, penulis menguraikan definisi operasional sebagai berikut. a. Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan Intrapersonal memiliki integrasi positif apabila penanganan terhadap kecerdasan ini, seperti kecerdasan batin, kecerdasan yang bersumber pada pemahaman diri secara menyeluruh, guna menghadapi, merencanakan, dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi. Melalui kecerdasan intrapersonal yang telah terintegrasi secara positif inilah siswa

10 akan dapat mengembangkan dan mengasah kemampuannya terutama dalam kemampuan berbicara serta memberi ruang kreativitas untuk siswa mengembangkan ide-idenya. Kecerdasan intrapersonal dapat didefinisikan sebagai kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan intrapersonal merujuk pada kemampuan individu untuk mengenal dan menerima kelebihan dan kelemahan yang ada dalam dirinya. Artinya, orang yang menyadari keberadaan dirinya secara mendalam termasuk perasaan, ide-ide, dan tujuan hidupnya. b. Kemampuan Berbicara Berbicara menjadi salah satu keterampilan berbahasa dalam bahasa Indonesia, terlepas dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar kegiatan pembelajaran. Siswa secara sadar mampu mengontrol emosi untuk dapat meyesuaikan pada ranah mana ia berbicara. Apakah berbicara sebagai suatu cara berkomunikasi atau berbicara sebagai suatu seni dan ilmu. Dengan kemampuan berbicara yang baik, siswa dapat menyampaikan pendapat maupun ide-idenya dengan percaya diri sehingga kesan introvert, tidak akan dinilai negatif lagi. Kemampuan berbicara dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengungkapkan sesuatu baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran, sedangkan definisi kemampuan berbicara dalam penelitian ini adalah kemampuan melisankan suatu hal yang ada di

11 pikiran dengan lancar dan penguasaan materi yang bagus serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. c. Hubungan kecerdasan intrapersonal dengan kemampuan berbicara siswa Dalam KBBI (2008:558) hubungan adalah keterkaitan, sangkut paut antara suatu hal dengan hal lainnya. Dalam penelitian ini, istilah hubungan berarti adanya keterkaitan atau sangkut paut antara variabel X (kecerdasan intrapersonal) dengan variabel Y (kemampuan berbicara). Dimana kedua pembuktian kedua variabel tersebut akan dibuktikan dengan penelitian ini. 1.8 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara berfikir dan berbuat yang harus dipersiapkan dengan baik unutk mencapai suatu tujuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif analitik, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengobservassi dan menganalisis masalah yang terjadi pada masa sekarang. Adapun teknik pengumulan data yang di lakukan yaitu dengan menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.