BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BPPMD) KALIMANTAN TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

Propinsi KALIMANTAN TIMUR. Total Kabupaten/Kota

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS KALIMANTAN TIMUR

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

Lampiran I.64 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UU 47/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN NUNUKAN, KABUPATEN MALINAU, KABUPATEN KUTAI BARAT, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KOTA BONTANG

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Pengembangan dan pembangunan Ketenagalistrikan. Pembangunan PLTMH. Program Inumerasi Energi. Pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA

VISI KALTIM BANGKIT 2013

Perkembangan Ekonomi Makro

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

Presiden Republik Indonesia,

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2013

LUAS TANAM, LUAS PANEN, TINGKAT PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PADI SAWAH KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN Luas Panen (Ha)

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan

SEKAPUR SIRIH. Tenggarong, Agustus 2010 Kepala BPS Kutai Kartanegara. Ir. Gunadi Irianto NIP

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

REALISASI INVESTASI DAN REALISASI PENERBITAN IZIN PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2013

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2018

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

Seuntai Kata. Sendawar, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat. Akhmad Fikri, S.ST

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Profil Kabupaten Aceh Singkil

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAHAN PEMAPARAN DALAM RANGKA MUSRENBANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN OLEH : BUPATI KUTAI KARTANEGARA RITA WIDYASARI, Ph.D

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR. Kata Pengantar

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang. Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

STUDI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Transkripsi:

BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BPPMD) KALIMANTAN TIMUR

KATA PENGANTAR Salah satu informasi dasar yang dibutuhkan untuk meningkatkan dukungan investasi dan akses terhadap sumber dana adalah data spasial (peta) potensi sumber daya daerah, yang memberikan informasi penting tentang distribusi komoditi, luasan wilayah, dan peluang investasi pada suatu daerah. Tersedianya informasi potensi sumber daya daerah untuk pengembangan komoditi unggulan daerah akan sangat membantu upaya peningkatan pendapatan daerah dan sumber pembiayaan secara berkelanjutan. Laporan Penyusunan Peta Potensi dan Peluang Investasi Daeah Kalimantan Timur ini menyajikan informasi mengenai potensi dan peluang investasi di Provinsi Kalimantan Timur. Laporan ini juga secara khsusus menampilkan pula potensi dan peluang investasi per kabupaten. Di samping itu, laporan ini juga didukung dengan peta sebagai visualisasi dari data-data tabulasi yang terdapat di laporan ini. Dengan adanya laporan ini diharapkan para pihak yang berkepentingan dapat memperoleh informasi yang komprehensif mengenai potensi dan peluang investasi di Kalimantan Timur. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini. Samarinda, 3 September 2012 Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur Drs. H. M. Yadi Sabianoor, M.Si NIP. 19550101 198403 1 012 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan dan Saran... 2 1.3 Output Kegitan... 2 1.4 Ruang Lingkup Kegiatan... 2 BAB II PEREKONOMIAN DAN SEKTOR UNGGULAN DI KALIMANTAN TIMUR... 4 2.1 Perekonomian dan Sektor Unggulan di Kalimantan Timur... 4 2.2 Sektor Unggulan di Kalimantan Timur... 6 2.3 Rencana Program Pengembangan Investasi Kalimantan Timur... 17 BAB III PENYEBARAN KOMODITAS UNGGULAN DI KALIMANTAN TIMUR... 20 3.1 Sebaran Komoditas Unggulan Menurut Kabupaten/Kota... 20 3.2 Sebaran Lokasi Food Estate... 46 BAB IV PENUTUP... 48 ii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Neraca Sumberdaya dan Cadangan Batubara Provinsi Kalimantan Timur Hingga Semester I Tahun 2010... 8 Tabel 2.2 Perkembangan Kepariwisataan Kalimantan Timur, 2006-2010... 9 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Sawah menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010... 11 Luas Per Hektar dan Produksi Padi Bukan Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010... 12 Populasi Ternak Akhir Tahun Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota (Ekor) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010... 14 Populasi Unggas Akhir Tahun Menurut Jenis Unggas dan Kabupaten/Kota (Ekor) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010... 15 Produksi Telur dan Susu Menurut Kabupaten/Kota (Ton) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011... 16 Tabel 2.8 Jumlah Pabrik Minyak Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Timur... 17 Tabel 3.1 Bahan Galian di Kabupaten Paser... 22 Tabel 3.2 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Kutai Barat... 24 Tabel 3.3 Sebaran Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Kabupaten Kutai Barat Tahun 2010... 25 Tabel 3.4 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Kutai Kartanegara... 27 Tabel 3.5 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Kutai Timur... 30 Tabel 3.6 Sebaran Luas Areal Tanaman Perkebunan (Ha) di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010... 31 Tabel 3.7 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Berau... 32 iii

Tabel 3.8 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Malinau... 34 Tabel 3.9 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Bulungan... 36 Tabel 3.10 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Nunukan... 37 Tabel 3.11 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Panajam Paser Utara... 38 Tabel 3.12 Sebaran Komoditas Unggulan di Kabupaten PPU... 40 Tabel 3.13 Sebaran Bahan Galian di Kota Balikpapan... 41 Table 3.14 Sebaran Bahan Galian di Kota Samarinda... 42 Tabel 3.15 Sebaran Sektor Perikanan di Kota Tarakan... 44 Tabel 3.16 Luas Indikasi Potensi Lahan oleh Pemprov Kaltim, Hasil Klarifikasi oleh Kabupaten dan Perkembangan Terakhir Luas yang Tersedia untuk Program Rice-Food Estate... 47 iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Ekonomi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 (Persen)... 7 Gambar 2.2 Peta Tentatif Indikasi Pentensial Pengembangan Food Estatedi Kalimantan Timur... 18 v

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan suatu wilayah akan sangat ditentukan oleh perencanaan pembangunan yang terpadu. Perencanaan sangat diperlukan terkait dalam proses pembangunan daerah melibatkan multisektor dan pelaku pembangunan, sehingga harus terjalin kerjasama dan koordinasi diantara semua pihak yang berkepentingan. Pemerintah daerah akan bertanggung jawab secara lebih penuh terhadap kebijakan dasar yang diperlukan bagi pembangunan daerah, khususnya yang menyangkut pembangunan sarana dan prasarana, investasi dan akses terhadap sumber dana, kebijakan lingkungan, pelayanan dasar (pendidikan dan kesehatan) serta pengembangan sumberdaya manusia. Salah satu informasi dasar yang dibutuhkan untuk meningkatkan dukungan investasi dan akses terhadap sumber dana adalah data spasial (peta) potensi sumber daya daerah, yang memberikan informasi penting tentang distribusi komoditi, luasan wilayah, dan peluang investasi pada suatu daerah. Tersedianya informasi potensi sumber daya daerah untuk pengembangan komoditi unggulan daerah akan sangat membantu upaya peningkatan pendapatan daerah dan sumber pembiayaan secara berkelanjutan. Data dan informasi potensi sumber daya daerah untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan dan peningkatan investasi di Kalimantan Timur sangat terbatas dan heterogen, bukan hanya jumlah, skala dan kepentingannya, tetapi juga instansi pembuat peta masih tersebar dan belum terkoordinasi dengan baik. Kegiatan pemetaan cukup mahal sehingga hasil-hasil pemetaan yang sudah ada perlu dimanfaatkan selain melakukan pemetaan daerah-daerah baru secara bertingkat. Oleh karena itu perlu dibangun pangkalan data untuk menampung data dan informasi hasil-hasil pemetaan agar replikasi dan duplikasi hasil-hasil pemetaan dapat dipantau. Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu instansi yang berwenang dalam hal perijinan dan penanaman modal daerah memerlukan suatu dokumen yang berisikan peta potensi dan peluang investasi daerah di 1

Kalimantan Timur guna peningkatan promosi dan kerjasama investasi di Kalimantan Timur. Untuk itu, dilakukan kegiatan penyusunan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur yang memberikan gambaran penyebaran komoditi unggulan di Provinsi Kalimantan Timur. 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan dari penyusunan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur adalah tersedianya informasi potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur. Sasaran dari penyusunan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur antara lain: 1. Tersusunnya peta potensi daerah di Kalimantan Timur 2. Teridentifikasinya peluang investasi daerah di Kalimantan Timur 3. Terinformasikannya hasil potensi dan peluang investasi daerah kepada calon investor 1.3. Output Kegiatan Output dari penyusunan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur adalah sebuah buku, album peta, dan Compact disk (CD) potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur. 1.4. Ruang Lingkup Kegiatan Secara garis besar penyusunan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur dilakukan dengan menggunakan metode survei dan studi literatur pada elemen yang berkompeten. Kegiatan ini mencakup seluruh komoditi unggulan pada seluruh sektor pembangunan yang memiliki peluang investasi di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Kegiatan ini juga sebagai kompilasi data dari berbagai kajian (Pra FS Komoditi unggulan daerah) terdahulu yang telah dilaksanakan oleh BPPMD Provinsi Kalimantan Timur. Data dan informasi dianalisis menggunakan metode gabungan antara analisis Sistem Informasi Geografi (SIG) yang merupakan analisis berbasis spasial dengan inventarisasi potensi dan peluang investasi daerah. Kegiatan akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : 1). Studi Pustaka 2). Pengumpulan data dan pengumpulan peta serta pengumpulan data sekunder. 3). Pengolahan data awal meliputi kompilasi data, koreksi radiometrik dan geometrik citra penginderaan jauh. 2

4). Analisis dilakukan dengan menggunakan SIG yaitu menggabungkan beberapa parameter yang diperlukan dalam kajian ini secara spatial, yang meliputi: pengadaan dan digitasi peta dasar, editing data vektor, pembuatan basis data spatial, integrasi data spatial dan pembuatan indek peta serta legenda peta. 5). Pembuatan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur sebanyak 14 peta berbasis kabupaten dan satu peta berbasis propinsi sehingga output akhir berupa 15 peta potensi dan peluang investasi daerah. 3

II. PEREKONOMIAN DAN SEKTOR UNGGULAN DI KALIMANTAN TIMUR 2.1. Perekonomian Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI) yang disusun oleh Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Tahun 2011 termasuk dalam Koridor Ekonomi Kalimantan dengan Samarinda sebagai pusat ekonomi. Tema Pembangunan Koridor Ekonomi Kalimantan adalah Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional. Kegiatan Ekonomi Utama yang diprioritaskan terdiri atas: minyak dan gas, batubara, kelapa sawit, besi baja, bauksit, dan perkayuan. Selain kegiatan ekonomi utama yang menjadi fokus Koridor Ekonomi Kalimantan, koridor ini juga terdapat beberapa kegiatan yang dinilai mempunyai potensi pengembangan seperti karet, pertanian pangan, peternakan, perikanan dan pariwisata yang difokuskan pada 7 Destinasi Pariwisata Nasional. Kebijakan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menjaga stabilitas ekonomi, menciptakan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Tema pembangunan pada tahun 2012 adalah Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang pro Rakyat, Berkeadilan dan Berkelanjutan. Kegiatan investasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembangunan karena investasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Investasi merupakan kunci dari pertumbuhan ekonomi sebab investasi dapat menciptakan pendapatan dan dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Pertumbuhan ekonomi didorong melalui berbagai upaya, antara lain dengan meningkatkan investasi dan ekspor pada komoditas non migas dan pertambangan, serta mendorong daya saing industri pengolahan. Investasi juga didorong dengan meningkatkan produktivitas dan akses UKM pada sumberdaya produktivitas. 4

Berkaitan dengan investasi, maka diera otonomi daerah ini setiap wilayah harus mampu mengembangkan berbagai sektor yang potensial untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Demikian juga dengan Propinsi Kalimantan Timur harus mencari sumber-sumber pendapatan dari berbagai sektor yang menjadi unggulan terutama yang memberikan dampak terhadap peningkatan PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto). Berbagai sumber yang potensial tersebut, selanjutnya diupayakan untuk dikembangkan melalui peningkatan investasi baik oleh swasta maupun oleh pemerintah daerah itu sendiri. Investasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perekonomian. Dengan adanya investasi yang ditanamkan pada suatu sektor diharapkan bisa berdampak pada peningkatan tenaga kerja, nilai tambah, dan efek multiplier lainnya. Investasi akan masuk ke suatu wilayah jika iklim usaha kondusif tercipta. Iklim usaha yang kondusif dapat tercermin pada pertumbuhan ekonomi daerah, laju pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita. Berikut uraian mengenai kondisi perekonomian Provinsi Kalimantan Timur hingga tahun 2011: Berdasarkan tantangan dan prospek perekonomian daerah, maka arah kebijakan perekonomian daerah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2012 dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Orientasi pembangunan sektoral pada peningkatan produktivitas sektor pertanian dan perluasan produk agroindustri, penguatan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB, pengembangan ekowisata, agrowisata, wisata budaya, peningkatan pemanfaatan energi potensial panas bumi dan air. Prasyarat dalam implementasinya adalah ketersediaan infrastruktur fisik yang memadai, peningkatan pengetahuan dan skill pelaku ekonomi serta penguatan kelembagaan. 2. Dimensi kewilayahan diarahkan membangun perdesaan dalam rangka meningkatkan keterkaitan ekonomi desa dengan kota melalui implementasi model-model pembangunan perdesaan yang relevan dengan karakteristiknya. 3. Mendorong dan memfasilitasi kemitraan antara pengusaha besar-menengah dengan pelaku usaha mikro dan kecil. 4. Meningkatkan efektivitas Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP). 5. Memantapkan infrastruktur wilayah. 6. Memperkuat rantai nilai komoditas unggulan yang berdaya saing tinggi. 5

2.2. Sektor Unggulan di Kalimantan Timur Sektor unggulan adalah suatu sektor yang paling efektif untuk berperan sebagai engine of development (mesin pembangunan) dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan daerah yang berkelanjutan yang mengacu pada kemampuan sektor tersebut untuk mendorong dan menopang pertumbuhan maupun pembangunan seluruh sektor perekonomian (Mudzakir, 2003). Sektor unggulan sebagai sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah tidak hanya mengacu pada lokasi secara geografis saja melainkan merupakan suatu sektor yang menyebar dalam berbagai saluran ekonomi sehingga mampu menggerakkan ekonomi secara keseluruhan. Berdasarkan Sambodo (2002), ciri-ciri sektor yang memiliki keunggulan adalah sebagai berikut: 1. Sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi 2. Sektor tersebut memiliki angka penyebaran tenaga kerja yang relatif besar 3. Sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi baik keterkaitan ke depan ataupun kebelakang 4. Sektor tersebut mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi. Berdasarkan nilai tambah yang tercipta pada masing-masing sektor dan subsektor ekonomi, dapat ditentukan struktur perekonomian suatu wilayah. Struktur ini menunjukkan sektor-sektor unggulan dan sektor-sektor yang kurang berkembang dalam wilayah tersebut. Dalam jangka waktu yang tidak panjang dan dalam kondisi normal, biasanya struktur perekonomian suatu wilayah tidak mengalami pergeseran yang signifikan. 6

Industri Pengolahan; 24.74 Listrik dan Air Bersih; 0.27 Bangunan; 2.79 Perdagangan, Hotel dan Restoran; 8.15 Pertambangan dan Penggalian; 47.88 Pengangkutan dan Komunikasi; 3.75 Keuangan, Persewaan dan J.Perusahaan; 2.32 Jasa-jasa; 4.24 Pertanian; 5.86 Gambar 2.1. Struktur Ekonomi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 (Persen) Struktur ekonomi Kalimantan Timur tahun 2010 dengan migas maupun non migas menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang sangat berperan dalam pembentukan PDRB Kalimantan Timur adalah sektor Pertambangan (47,88 persen), Industri Pengolahan (24,74 persen), Perdagangan, Hotel dan Restoran (8,15 persen), serta sektor Pertanian (5,86 persen). Struktur PDRB non migas didominasi oleh lima sektor yaitu sektor Pertambangan (45,54 persen), sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (13,92 persen), sektor Pertanian (10,01 persen), serta sektor Industri Pengolahan (7,68 persen). Berdasarkan data kontribusi dan laju pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor terhadap PDRB, maka dari masing-masing sektor tersebut terdapat komoditas unggulan di berbagai wilayah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut: 1. Sektor Pertambangan dan Penggalian Provinsi Kalimantan Timur secara geologi memiliki bahan galian tambang yang sangat potensial dan keterdapatannya hampir merata diseluruh wilayah kabupaten/kota. Provinsi Kalimantan Timur terletak pada cekungan sedimen tersier yang terdiri atas: - Cekungan Kutai meliputi daerah Mahakam Hulu dan Hilir - Cekungan Pasir meliputi daerah Pasir - Cekungan Tarakan meliputi daerah Tarakan, Berau, dan Bulungan. Beberapa jenis bahan galian antara lain: batubara, emas, perak, minyak bumi dan gas bumi. 7

a. Batubara Berdasarkan data Laporan Penyusunan Neraca Batubara Kalimantan Timur Tahun 2010, sumberdaya batubara di Provinsi Kalimantan Timur berjumlah 27.263.679.408 ton yang tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota, sebagian telah ditambang oleh perusahaan pemegang IUP, IUPK, dan KUD. Cadangan sebesar 7.854.345.791 ton. Perkiraan sisa cadangan batubara KP eksploitasi di Kalimantan Timur sampai dengan tahun 2010 sebesar 7.733.593.988 ton. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.1. Neraca Sumberdaya dan Cadangan Batubara Provinsi Kalimantan Timur Hingga Semester I Tahun 2010 No Kabupaten/Kota Sumberdaya Cadangan Produksi Sisa cadangan (Ton) (Ton) Thn 2009 (Ton) 1 Samarinda 1.317.732.832 512.125.855 2.276.088 509.849.767 2 Kutai Timur 15.266.737.097 4.128.003.438 54.549.650 4.073.453.788 3 Kutai Kartanegara 3.610.500.305 1.638.070.233 12.912.124 1.625.158.109 4 Berau 2.841.872.899 338.061.891 21.194.411 316.867.480 5 Paser 1.608.104.658 778.378.046 24.714.210 753.663.836 6 Kutai Barat 1.762.784.256 123.538.216 211.375 123.326.841 7 Bulungan 624.378.388 254.903.132 1.783.759 253.119.373 8 Nunukan 90.809.478 23.862.127 2.505.692 21.356.435 9 Malinau 110.655.800 54.550.800 604.494 53.946.306 10 PPU 30.103.695 2.852.053 2.852.053 Total Kaltim 27.263.679.408 7.854.345.791 120.751.803 7.733.593.988 Sumber: Distamben Prov. Kaltim, 2011. Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa batubara menjadi komoditi unggulan di Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser, dan Kota Samarinda. b. Emas dan Perak Beberapa lokasi pendulangan bahan galian emas di Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut: 1. Muara Komam Kecamatan Muara Komam dan Batu Sopang di Kabupaten Paser 2. Sungai Kelian Dalam, Sungai Muyub Kecamatan Long Iram Kabupaten Kutai Barat 3. Sungai Atan, Sungai Len, Buluk Sen Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara 4. Kecamatan Busang Kabupaten Kutai Timur 5. Sungai Kelay Kecamatan Kelay dan Sungai Segah Kecamatan Segah di Kabupaten Berau 8

6. Kecamatan Long Peso Kabupaten Bulungan. c. Bahan Galian industri/bangunan Bahan galian industri/bangunan yang lebih dikenal dengan bahan galian golongan C tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan usaha penambangan bahan galian C dilaksanakan oleh beberapa perusahaan lokal dan sebagian besar digunakan untuk kebutuhan lokal daerah. 2. Sektor Perdagangan, hotel, dan restoran Sektor perdagangan, hotel, dan restoran menjadi sektor penyumbang terbesar kedua terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Timur. Sektor ini berkembang disebabkan oleh banyak faktor, antara semakin tingginya laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kebutuhan hidup, tumbuhkembangnya investasi sehingga menyerap tenaga kerja dari luar daerah dan masuknya para investor, dan semakin dikenalnya Provinsi Kalimantan Timur melalui kesenian dan kebudayaan sehingga menjadi tujuan pariwisata. Tabel 2.2. Perkembangan Kepariwisatawaan Kalimantan Timur, 2006-2010 Indikator 2006 2007 2008 2009 2010 1. Obyek Wisata/Tourist Object 393 393 393 393 401 2.Hotel/Akomodasi/ 352 353 384 392 432 Accomodation a. Bintang/Star Hotel 35 35 36 43 46 b. Non Bintang/Non Star Hotel 317 318 348 349 386 3. Rumah Makan/Restaurant 1.024 1.030 1.076 1.076 1.086 4. Biro Perjalanan Wisata/ 177 255 262 262 294 Tour and Travel 5. Toko Cenderamata/Souvenir 107 115 115 115 116 Shop 6. Pramuwisata/Tour Guide 213 213 213 249 249 (orang/person) 7. Wisatawan/Tourist 801.206 812.746 829.002 1.155.674 1.199.036 (orang/ Person) a. Wisman/Foreign Tourist 19.169 19.764 20.142 23.768 24.410 b. Wisnus/Domestic Tourist 782.037 793.000 808.860 1.131.906 1.174.626 8. Tenaga Kerja/Worker 9.321 9.396 9.581 9.617 10.367 9. Pendapatan/Income: a. Juta US$ 19,17 19,75 20,14 23,77 24,41 b. Milyar Rp. 281,53 285,48 291,19 393,93 416,92 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, 2011. 9

3. Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan dengan sifatnya sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable). Sektor pertanian di Provinsi Kalimantan Timur juga didukung oleh kebijakan pemerintah dengan telah dicanangkannya Food Estate dan KIPI-Maloy. Berikut gambaran kondisi saat ini (existing) beberapa komoditi sektor pertanian unggulan di Provinsi Kalimantan Timur: a. Tanaman Pangan Perkembangan luas panen, produksi padi serta hasil per hektar di Kalimantan Timur pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Secara riil luas panen padi naik dari 146.177 ha pada tahun 2009 menjadi 150.031 ha di tahun 2010 atau naik sebesar 2,64 persen. Sementara hasil per hektarnya 39,25 kwintal per hektar. Daerah Kabupaten/Kota yang memiliki luas panen dan produksi padi (sawah + ladang) terbesar adalah Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu dengan luas panen 43.180 ha dan menghasilkan 48,68 kw/ha sehingga produksi padi yang dicapai sebesar 210.203 ton dalam tahun 2010, ini berarti 35,70 persen produksi padi di Kalimantan Timur dihasilkan oleh Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini terlihat baik pada jenis padi lahan sawah maupun bukan lahan sawah dengan produksi dari total masing masing sebesar 43,10 persen dan 11,37 persen. 10

Tabel 2.3. Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Sawah menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha) Hasil Per Ha (Kw) Produksi (Ton) 1. Paser 6 882 39,56 27 224 2. Kutai Barat 1 172 39,76 4 660 3. Kutai Kartanegara 38 137 51,02 194 581 4. Kutai Timur 3 963 41,19 16 323 5. Berau 5 059 35,52 17 968 6. Malinau 3 011 35,87 10 800 7. Bulungan 9 656 41,11 39 696 8. Nunukan 7 512 45,20 33 955 9. Penajam Paser Utara 15 854 52,79 83 686 10. Tana Tidung 638 39,71 2 533 11. Balikpapan 191 45,55 870 12. Samarinda 4 180 45,03 18 822 13. Tarakan 31 35,88 111 14. Bontang 82 32,00 262 Jumlah 2010 96 368 46,85 451 491 Total 2009 92 383 45,64 421 605 2008 97 754 45,15 441 405 2007 90 247 44,91 405 289 2006 85 117 44,51 378 818 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, 2011. Padi sawah menjadi komoditi unggulan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Bulungan, Nunukan, dan Paser. Sedangkan Padi bukan lahan sawah menjadi komoditi unggulan di Kabupaten Kutai Barat, Bulungan, Berau, Malinau, dan Kutai Kartanegara. Tanaman palawija yang cukup potensial untuk dikembangkan adalah ubi kayu dan jagung. Kabupaten dengan produksi jagung dan ubi kayu tertinggi adalah Kabupaten Kutai Kartanegara. 11

Tabel 2.4. Luas Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Bukan Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 Kabupaten/Kota Luas Panen Hasil Per Ha Produksi (Ha) (Kw) (Ton) 1. Paser 4 745 29,87 14 173 2. Kutai Barat 9 437 28,63 27 018 3. Kutai Kartanegara 5 043 30,98 15 623 4. Kutai Timur 5 352 24,34 13 026 5. Berau 8 330 24,89 20 731 6. Malinau 7 391 21,85 16 149 7. Bulungan 9 582 22,35 21 416 8. Nunukan 1 826 24,89 4 545 9. Penajam Paser Utara 1 709 24,51 4 189 10. Tana Tidung 96 20,24 194 11. Balikpapan 126 20,00 252 12. Samarinda 26 26,29 68 13. Tarakan - - - 14. Bontang - - - Jumlah 2010 53 663 25,60 137 386 Total 2009 53 794 24,90 133 955 2008 59 587 24,27 144 625 2007 65 237 24,87 162 213 2006 65 432 24,81 162 354 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur. b. Tanaman Perkebunan Jenis-jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kalimantan Timur antara lain: karet, kelapa, kopi, lada, cengkeh, coklat, kelapa sawit dan lainnya yang merupakan gabungan dari beberapa tanaman perkebunan. Usaha tanaman perkebunan ini terbagi menjadi perkebunan besar pemerintah, perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat Luas tanaman perkebunan secara keseluruhan di Kalimantan Timur tahun 2010 adalah 831.818 ha dengan produksi sebesar 3.181.398 ton. Porsi terbesar baik untuk luas tanaman maupun produksi ditunjukkan oleh tanaman kelapa sawit yang produksinya mencapai 3.084.707 ton dari luas tanaman 663.553 ha. Produksi perkebunan terbesar kedua adalah karet dan kelapa dengan produksi masing-masing sebesar 54.338 ton dan 27.994 ton dari luas tanaman 78.289 ha dan 29.983 ha Perkebunan besar pemerintah mencatat produksi tanaman kelapa sawit sebesar 259.380 ton dari luas tanaman 17.237 ha. Sedangkan perkebunan besar swasta mencatat produksi kelapa sawit 2.143.775 ton 12

dengan luas sebesar 519.540 ha. Perkebunan rakyat memproduksi tanaman kelapa sawit 651.552 ton. Dari tahun ke tahun luas tanaman sawit selalu mengalami peningkatan, hal ini sejalan dengan program gubernur untuk mencanangkan program sejuta hektar sawit sehingga luas tanaman ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Komoditi kelapa sawit menjadi unggulan di Kabupaten Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Paser, Nunukan, dan Penajam Paser Utara. Karet menjadi unggulan di Kabupaten Kutai Barat, Kuati Kartanegara, Paser, PPU, dan Kutai Timur. Kelapa menjadi Unggulan di Kabupaten Kutai Kartanegara, PPU, Paser, Kutai Barat. Kopi menjadi unggulan di Paser, Kutai Kartanegara, Malinau, Kutai Barat, dan Nunukan. Lada menjadi unggulan di Kutai Kartanegara, Berau, dan PPU. Kakao menjadi unggulan di Nunukan, Kutai Timur, Malinau, Berau, dan Kutai Barat. c. Peternakan Populasi ternak yang terbesar jumlahnya di Kalimantan Timur pada tahun 2010 adalah sapi yaitu sebanyak 108.460 ekor. Jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah ternak yang terdiri dari 7 (tujuh) jenis ternak yaitu sapi, sapi perah, kerbau, kambing, domba, babi dan kuda maka populasi sapi sebanyak 38,21 persen. Populasi ternak unggas sebesar 43.373.607 ekor dari 4 jenis unggas yang dibudidayakan (ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur dan itik) dan yang terbanyak adalah ayam ras pedaging sebesar 36.510.357. Unggas bibit yang masuk khususnya terdiri dari ayam ras pedaging dengan jumlah 888.606 ekor. Produksi daging yang dihasilkan dari ke 4 (empat) jenis unggas tersebut masing-masing ayam kampung 3.463,64 ton, ayam ras pedaging 33.048,95 ton, ayam ras petelur 468,82 ton dan itik 57,31 ton pada tahun 2009. Sementara itu produksi telur yang dihasilkan sebesar 11.165,29 ton dari ayam ras, ayam kampung dan itik. 13

Tabel 2.5. Populasi Ternak Akhir Tahun Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota (Ekor) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 Kabupaten/ Kota Sapi Sapi Perah Kerbau Kambing Domba Babi Kuda 1. Paser 10 334-635 5 875 82 2 370-2. Kutai Barat 7 608-503 4 463-33 084-3.Kutai Kartanegara 20 857-3 351 6 760-3 219-4. Kutai Timur 18 312 2 864 8 196-6 366-5. Berau 10 972-171 5 830-1 968 48 6. Malinau 1 548-89 459-11 946-7. Bulungan 10 365-146 6 891-6 760-8. Nunukan 11 073-7 027 2 636-15 932 40 9. Penajam Paser Utara 8 407 10 619 4 055 69 171-10. Tana Tidung 529-27 138-851 - 11. Balikpapan 1 418-25 2 050 4-26 12. Samarinda 5 525-143 17 075 774 6 321-13. Tarakan 1 216 3 39 781-3 952 11 14. Bontang 296 9 7 88-2 441 6 Jumlah 2010 108 460 24 13 646 65 270 929 95 381 131 Total 2009 101 176-13 401 63 295 930 87 568 124 2008 91 297-11 821 56 045 909 78 590 108 2007 81 746-9 091 61 105 894 71 753 69 2006 73 767-8 811 52 621 983 69 417 85 Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur. Ternak sapi menjadi unggulan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Nunukan, Berau, Paser, dan Bulungan. Kerbau menjadi unggulan di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Nunukan. Kambing menjadi ternak unggulan di Samarinda, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, dan Paser. 14

Tabel 2.6. Populasi Unggas Akhir Tahun Menurut Jenis Unggas dan Kabupaten/Kota (Ekor) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 Kabupaten/Kota Ayam Kampung Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik 1. Paser 1 385 112 2 100 000 31 871 9 012 2. Kutai Barat 231 879 148 000-10 129 3. Kutai Kartanegara 1 266 930 9 675 105 801 321 29 195 4. Kutai Timur 642 150 408 393-21 103 5. Berau 396 341 1 509 575 13 451 37 347 6. Malinau 113 619 196 300-16 028 7. Bulungan 183 140 565 248 5 017 5 226 8. Nunukan 118 063 21 480 16 000 26 070 9. Penajam Paser Utara 251 294 16 250 51 510 16 250 10. Tana Tidung 4 400 5 775-388 11. Balikpapan 34 216 8 761 831 61 996 776 12. Samarinda 394 440 9 378 910 210 000 49 441 13. Tarakan 312 108 1 942 290 37 500 1 498 14. Bontang 77 750 1 781 200-679 Jumlah 2010 5 411 442 36 510 357 1 228 666 223 142 Total 2009 4 353 760 37 603 169 1 370 150 192 959 2008 3 173 445 26 945 910 1 041 819 138 540 2007 3 129 800 23 832 200 947 600 161 000 2006 2 855 530 26 292 200 656 500 172 700 Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur. Ayam kampung menjadi ternak unggas terbesar di Kabupaten Paser, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur. Ayam ras pedaging banyak terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara, Samarinda, Balikpapan, dan Paser. Sedangkan ayam petelur dan produksi telur terbanyak terdapat di Kutai Kartanegara dan Samarinda. 15

Tabel 2.7. Produksi Telur dan Susu Menurut Kabupaten/Kota (Ton) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 T e l u r Kabupaten/Kota Ayam ras Ayam Kampung Itik Susu 1. Paser 639,94 574,93 32,23-2. Kutai Barat - 147,03 53,64-3. Kutai Kartanegara 2 676,51 191,10 133,25-4. Kutai Timur 194,03 194,64 71,02-5. Berau 120,63 173,37 59,45-6. Malinau - 99,32 82,81-7. Bulungan 45,29 83,93 28,67-8. Nunukan 27,69 71,80 107,28-9. Penajam Paser Utara 442,17 103,28 88,05-10. Tana Tidung - 2,59 1,70-11. Balikpapan 330,64 34,36 3,70-12. Samarinda 3 223,33 259,72 72,66-13. Tarakan 540,57 187,72 10,19-14. Bontang - 52,44 3,61 - Jumlah 2009 8 240,50 2 176,24 748,26 - Total 2008 7 495,52 2 153,30 599,34-2007 9 307,00 1 172,87 576,26-2006 5 565,00 1 884,57 1 034,34-2005 5 518,81 2 372,22 1 540,95 - Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur. e. Perikanan Produksi perikanan tangkap meningkat 30,01 persen yaitu dari 237383,6 ton di tahun 2009 menjadi 308.621,6 ton di tahun 2010. Kabupaten dengan produksi perikanan yang cukup tinggi adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, Paser, Berau, dan Bontang. 4. Sektor Industri Pengolahan Industri pengolahan yang banyak terdapat di Kalimantan Timur adalah industri makanan, minuman dan tembakau dan industri kayu dan barang-barang dari kayu, termasuk perabot rumah tangga. Industri pengolahan yang juga cukup berperan dalam perekonomian Kalimantan Timur adalah pabrik minyak kelapa sawit yang tersebar diberbagai kabupaten yang berjumlah 40 unit hingga tahun 2012. 16

Tabel 2.8. Jumlah pabrik minyak kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Timur No Kabupaten Jumlah (Unit) 1 Paser 7 2 Penajam Paser Utara 1 3 Kutai Barat 1 4 Kutai Timur 15 5 Kutai Kartanegara 8 6 Berau 3 7 Nunukan 5 Total 40 Sumber: Dinas Perkebunan Prov.Kaltim, 2012 dalam INDAGKOP Kaltim, 2012. 2.3. Rencana Program Pengembangan Investasi Kalimantan Timur Rencana Program Pengembangan Investasi Kalimantan Timur dalam MP3EI dan beberapa studi yang telah dilakukan meliputi: 1. Pengembangan Kawasan Industri Kariangau Balikpapan Luas pengembangan kawasan industri kariangau di Kota Balikpapan pada draft RTRW Tahun 2010-2030 adalah 2.721 ha. Industri yang sudah berkembang terdiri atas industri pembangunan kapal, industri perawatan helikopter, workshop alat-alat berat, industri chip mill, pelabuhan bongkar muat batu bara, dan penumpukan minyak petro sea. Beberapa industri yang direncanakan akan dikembangkan dan memiliki peluang investasi adalah industri pengalengan dan pengolahan nenas, industri rotan, industri karet, industri tepung pisang, industri makanan ternak (jagung, tepung ikan, dan kedelai), industri kelautan dan perikanan (pengalengan ikan dan tepung ikan). 2. Pengembangan Kawasan Industri Palaran Pengembangan kawasan industri Palaran akan sangat mendorong perekonomian di Kota Samarinda. Kawasan industri ini akan menunjang dalam hal bongkar muat barang dengan tersedianya pelabuhan peti kemas dan infrastruktur pendukungnya. 17

3. Pengembangan Kawasan Industri Migas dan Kondesat Bontang serta Oleo chemical Maloy Peluang investasi terbesar di Kota Bontang adalah dengan direncanakannya pembangunan pabrik pupuk kaltim V dengan nilai investasi sebesar US$ 737 juta dan pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Laut Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur seluas 5.305 ha. 4. Pengembangan Food Estate Program Food Estate ini merupakan model produksi terobosan yang dicoba untuk diperkenalkan dan diimplementasikan untuk mengejar peningkatan kebutuhan pangan nasional yang selanjutnya diharapkan dapat mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Tujuan dari food estate adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menghemat dan menghasilkan devisa Negara, mempercepat pemerataan pembangunan, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan perekonomian nasional. Gambar 2.2. Peta Tentatif Indikasi Lahan Potensial Pengembangan Food Estate di Kalimantan Timur 18

5. Pengembangan Kawasan Perbatasan Kawasan perbatasan memiliki peluang investasi baik dalam sektor infrastruktur jalan maupun pembangunan bandara serta pengembangan sektor pertanian arti luas. 6. Pengembangan Kota Terpadu Mandiri Sebatik Berdasarkan fungsi yang ditetapkan untuk Kabupaten Nunukan secara nasional, maka Pulau Sebatik yang merupakan bagian dari Kabupaten Nunukan ditetapkan sebagai berikut : (Peraturan Pemerintah no 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Pulau Sebatik diarahkan Pengembangan dan Pengelolaan Suaka Alam Laut Pulau Sebatik diarahkan untuk pengembangan/peningkatan kualitas kawasan mendukung KSN untuk Pulau Sebatik diarahkan untuk mendukung pengembangan KANDAL Tarakan, Tanjung Salas, Nunukan, Pulau Bunyu, dan Malinau (Tatapanbuma) dan Sekitarnya, untuk pengembangan kandal pada sektor Perikanan, Pariwisata, Perkebunan, Kehutanan, Pertambangan, Industri pengolahan Pulau Sebatik merupakan salah satu kawasan yang dijadikan sebagai kota sentra produksi untuk mendukung Kabupaten Nunukan sebagai PKW dan PKSN. Indikasi program yang diusulkan terdiri dari: Program Pembangunan Kawasan Dan Pengembangan Pusat KTM Program Pengembangan Infrastruktur Kawasan Program Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Komoditi Unggulan Program Pemberdayaan Masyarakat 19

III. PENYEBARAN KOMODITAS UNGGULAN DI KALIMANTAN TIMUR 3.1. Sebaran Komoditas Unggulan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu pintu gerbang pembangunan di wilayah Indonesia bagian timur. Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 Km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 Km 2 terletak antara 113 o 44 Bujur Timur dan 119 o 00 Bujur Timur serta diantara 4 o 24 Lintang Utara dan 2 o 25 Lintang Selatan. Batas wilayahnya yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Negara Malaysia, sebelah Selatan dengan Provinsi Kalimantan Selatan, sebelah Timur dengan Laut Sulawesi dan Selat Makasar dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Negara Malaysia. Secara administratif Provinsi Kalimantan Timur terbagi menjadi 10 Kabupaten dan 4 Kota dengan Samarinda sebagai ibukota provinsi. Wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang beribukota di Samarinda terbagi dalam 10 kabupaten dan 4 kota, yaitu Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Tana Tidung, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kota Samarinda, dan Kota Tarakan. Kabupaten Malinau merupakan wilayah dengan luas daratan terbesar yaitu 36.799,88 Km 2, sementara Kota Bontang merupakan wilayah dengan luas daratan terkecil yaitu 163,39 Km 2. Masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur memiliki sektor unggulan dan komoditas unggulan. Komoditas unggulan akan mampu memberikan nilai tambah terhadap perekonomian daerah jika didukung oleh ketersediaan infrastruktur dan investasi usaha. Provinsi Kalimantan Timur memiliki 12 bandar udara, yaitu Bandara Sepinggan Balikpapan, Bandara Juwata, Datah Dawai Melak, Bandara Long Apung, Bandara Nunukan, Bandara Seluwing Malinau, Bandara Sepinggan, Bandara Tanjung Harapan Bulungan, Bandara Temindung Samarinda, Bandara Kalimarau Berau, Bandara Yuvai Semaring Long Bawan dan Bandara Malinau. Untuk transportasi laut tersedia beberapa pelabuhan, antara lain Pelabuhan Semayang Balikpapan, Pelabuhan Lok Tuan Bontang, Pelabuhan Nunukan, Pelabuhan Khusus 20

Tanjung Redeb, Pelabuhan Palaran Samarinda, Pelabuhan Sangkulirang, Pelabuhan Sungai Nyamuk Nunukan, Pelabuhan Tanah Grogot, Pelabuhan Tanjung Selor,Pelabuhan Tanjung Santan, dan Pelabuhan Malundung Tarakan. Kawasan Industri yang tersedia dan akan dibangun di Kalimantan Timur yaitu Kawasan Kaltim Industrial Estate Botang, KBN Nunukan, Kapet Sasamba, Kawasan Industri Kariangau, dan Kawasan Industri Maloy. Berikut uraian mengenai potensi wilayah masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur disertai peta penyebaran komoditas unggulan guna memberikan gambaran mengenai peluang investasi daerah. 1. Kabupaten Paser Kabupaten Paser dengan luas wilayah 11.603, 94 km 2 merupakan Kabupaten di bagian paling selatan Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten ini terdiri atas 10 (sepuluh) Kecamatan dengan 125 Desa/Kelurahan. Secara Geografis, Kabupaten Paser terletak pada posisi dari 00 58 10,54 hingga 02 24 29,19 Lintang Selatan dan dari 115 31 14,59 hingga 116 33 37,3 Bujur Timur. Secara administrasi, wilayah ini berbatasan disebelah utara dengan Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Penajam Paser Utara, di sebelah timur dengan Selat Makasar, di sebelah barat dengan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah. Struktur ekonomi Kabupaten Paser tahun 2010 didominasi sektor pertambangan dan penggalian (76,37%) dan sektor pertanian (12,66%). Komoditas unggulan pada sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Paser tersebar di berbagai wilayah kecamatan. Sebaran bahan galian dapat dilihat pada tabel berikut: 21

Tabel 3.1. Bahan Galian di Kabupaten Paser Sumberdaya No Bahan Galian Kecamatan (m 3 ) 1 Batubara Semua Kecamatan 1.608.104.658 2 Andesit Basal Muara Komam 23.880.000 Batu Sopang 15.000 3 Diorit Muara Komam 15.500.000 4 Lempung Tanah Grogot 12.500.000 Batu Sopang 80.000.000 Muara Komam 246.670.000 5 Pasir batu Tanah Grogot 2.500.000 6 Pasir Kuarsa Kuaro 20.330.000 7 Peridotit Kuaro 300.000.000 8 Batu Gamping Tanah Grogot 100.000 Muara Komam 1.800.000.000 Batu Sopang 40.000.000 Long Kali 4.500.000 Long Ikis 22.500.000 9 Bentonit Tanah Grogot 160.000 Batu Engau 35.000.000 10 Nikel Kuaro 36.000.000 Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur, 2011. Komoditas unggulan pada sektor pertanian adalah komoditas perkebunan (kelapa sawit, dan karet) dan sektor peternakan (sapi potong). Komoditas Perkebunan kelapa sawit tersebar di Kecamatan Batu Engau (28.631,30 ha dengan produksi 113.927,69 ton), Paser Balengkong (20.723 ha/161.813,41 ton), Long Ikis (21.817 ha/271.208,25 ton), Kuaro (12.588 ha/163.845,21 ton), sedangkan karet terdapat di Kecamatan Muara Komam (2.590 ha/353,62 ton), Long Kali (3.221,50 ha/4.838,13 ton) Peternakan: Sapi di Kecamatan Paser balengkong (2.790 ekor), Long ikis (2.550 ekor), Kuaro (1.473 ekor). Kambing: Long ikis (1.633 ekor) dan Paser Balengkong (1110 ekor). Ayam ras pedaging: Tanah Grogot (138.230 ekor). Ayam buras: Long Ikis, Long Kali, Muara Komam, Paser Balengkong. Ayam Petelur: Tanah Grogot. Pengembangan sistem integrasi ternak sapi dan kelapa sawit telah dilakukan di Kabupaten Paser, khususnya di Kecamatan Pasir Belengkong dan Kecamatan Long Ikis. Saat ini telah berkembang sistem pemeliharaan ternak sapi Bali pada areal perkebunan dibawah kelapa sawit yang belum menghasilkan (TBM) dengan memanfaatkan pakan hijauan lokal/limbah tanaman setempat. 22

Kabupaten Paser merupakan wilayah yang strategis bagi pemasaran produk pembibitan ternak. Hasil kajian Bank Indonesia dan Fakultas Pertanian Unmul Tahun 2011, usaha pembibitan sapi potong (village breeding center) dari aspek ekonomi, usaha pembibitan sapi potong pada skala indukan 50 ekor dapat menghasilkan total laba sebesar Rp 153.914.593.- atau rata-rata per tahun sebesar Rp 30.782.919.-. Usaha pembibitan sapi potong pada skala indukan 100 ekor dapat menghasilkan total laba sebesar Rp 362.122.259.- atau rata-rata per tahun sebesar Rp 72.424.452.-. Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value (NPV) pada discount factor 14% menunjukkan nilai NPV pada skala indukan 50 ekor sebesar Rp 12.216.058,- dan pada skala indukan 100 ekor sebesar Rp 58.673.429,- yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek usaha pembibitan sapi potong layak untuk diusahakan. Internal Rate of Return (IRR) pada skala indukan 50 ekor sebesar 19,06% dan IRR pada skala indukan 100 ekor sebesar 26,16%. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 14%-16%, maka usaha pembibitan sapi potong menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Nilai IRR jauh lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga pasar. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha. nilai Net B/C rasio skala indukan 50 ekor adalah 1,23 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,23 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Net B/C pada skala indukan 100 ekor adalah 1,56 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,56 kali dari biaya yang dikeluarkan. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period yaitu 3 tahun 1 bulan pada skala indukan 50 ekor dan 2 tahun 9 bulan pada skala indukan 100 ekor. Hal ini berarti bahwa usaha pembibitan sapi potong layak diusahakan karena mampu menutup nilai investasi masih dalam umur proyek. Perikanan tangkap di Laut: Tanjung Harapan (4.129,2 ton) dan Kuaro (3.465,9 ton). Tambak: Tanah Grogot (3451,8 ton), Tanjung Harapan (1752,1 ton). Lembaga keuangan di Kabupaten Paser yang berbentuk kantor bank sampai dengan tahun 2010 berjumlah 6 unit, terdiri dari bank BRI, bank BNI, bank BPD, bank Mega, bank Mandiri dan bank Danamon. Ketersediaan pelabuhan Pondong di Kecamatan Tanah Grogot juga turut membantu perkembangan daerah. 2. Kabupaten Kutai Barat Kabupaten Kutai Barat secara geografis terletak antara 113 o 45 05-116 o 31 19 BT dan antara 1 o 31 35-1 o 10 16 LU, luas wilayahnya adalah 30.943,79 Km 2. Perbatasan wilayahnya adalah di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, di 23

sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat dan Propinsi Kalimantan Tengah, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Malinau dan Negara Serawak (Malaysia), dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Paser, wilayah ini terbagi atas 21 Kecamatan dan 238 Desa. Struktur ekonomi Kabupaten Kutai Barat tahun 2010 didominasi oleh Sektor Pertambangan dan Penggalian dengan kontribusi 57,96 persen. Sektor kedua yang dapat diandalkan adalah sektor Pertanian dengan kontribusi sebesar 13,15 persen. Tabel 3.2. Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Kutai Barat No Bahan Galian Kecamatan Sumberdaya (m 3 ) 1 Batubara Muara Lawa 1.762.784.256 2 Andesit Linggang Bigung 34.940.000 Mamahak 632.550.000 3 Batu Apung Barong Tongkok 100.000 4 Kaolin Melak 4.315.000 5 Lempung Melak 550.000 Long Iram 842.852.000 6 Pasir Batu Barong Tongkok 900.000 Long Iram 421.000 7 Pasir Kuarsa Long Iram 31.920.000 Barong Tongkok 9.053.000 Damai 49.035.000 Melak 5.167.000 8 Pasir Sungai Long Iram 810.500 9 Batu Gamping Melak 3.320.000 Bongan 860.000 10 Bentonit Sebulu 48.000 11 Emas Muyup 300.000.000 Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur, 2011. Komoditas unggulan dari sektor pertanian yaitu dari sektor perkebunan karet. Komoditas karet tersebar di Kecamatan Barong Tongkok (7.737 ha dengan produksi 7.458,91 ton), Kecamatan Manor Bulatn (5.396 ha dengan produksi 2.767,18), Kecamatan Sekolaq Darat (4.723 ha dengan produksi 5.322,11 ton), Kecamatan Linggang Bigung (2.881 ha dengan produksi 4.563,21ton), dan Nyuatan, Tering, Jempang, Bongan, Melak. 24

Tabel 3.3. Sebaran Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kutai Barat Tahun 2010 Beberapa obyek Wisata di Kabupaten Kutai Barat yaitu: a. Danau Jempang dan danau-danau lainnya Danau Jempang terletak di Kecamatan Jempang dengan luas kurang lebih 15.000 Hektar (ha). Danau Semayang terletak di Kecamatan Semayang seluas kurang lebih 11.000 ha. Danau yang ada di Kojo (100 ha), Danau Berambai (30 ha), Danau Malinau (25 ha), dan danau Loa Maong 25

(100 ha). Semua danau-danau ini merupakan penghasil ikan air tawar yang memasok sebagian besar ikan air tawar di Kalimantan Timur (Kaltim). b. Kersik Luway Letaknya di Kecamatan Melak, keruang lebih 15 Km dari Desa Melak. Luas area taman ini 5000 ha. Tiga jenis anggrek yang terdapat di tempat ini antara lain; Anggrek Hitam (coelogynepandurata), Erya Vania, Erya Florida, Coelogyne Rocus Soini dan Bulpophylum Mututina, serta beberapa jenis kantung semar. c. Mencimai, Benung, Engkni, Eheng dan Air Terjun Jantur Gemuruh Merupakan desa-desa yang didiami oleh suku Dayak Tunjung, terdapat lamin yang jaraknya 7 Km dari Terminal Kampung Tongkok dan sebagai pusat seni suku Dayak Benuaq. c. Air Terjun Jantur Gemuruh Obyek wisata air terjun Jantur Gemuruh terletak di desa Mapan. Keistimewaan Air Terjun Jantur Gemuruh ini terdapat candi peninggalan Hindu yang dikenal dengan batu Begulur. Terdapat juga lorong-lorog yang dibuat di bawah tanah dengan lapisan batu yang panjangnya 50 meter. d. Desa Tering Terletak di tepi sungai Mahakam Kecamatan Long Iram. Di desa Tering bermukim masyarakat suku Bahau yang ramah menerima tamu dengan kesenian Hudoq. Fasilitas yang tersedia; Lamin adapt, Warung Art Shop. e. Rukun Damai Long Bagun Ilir Rukun Damai terletak ditepi Sungai Mahakam Kecamatan Long Bagun. Desa ini didiami oleh suku Dayak lainnya Lepo Tau yang berasal dari Apo Kayan. f. Long Pahangai dan Long Tuyuk Terletak di tepi Sungai Mahakam dan melalui jeram-jram yang arusnya deras. Suku Dayak yang berdomisili di Long Pahangai yaitu Umaq Suling, Huang Long Gelaat, Umaq Murut, Huang Kayan dan Umaq Pala. Desa Long Tuyuk yang didominasi Suku Dayak Bahau terkenal dengan budaya. Di desa ini terdapat lamin adapt Mesaat. Kabupaten Kutai Barat memiliki 2 bandar udara, yaitu Bandara Datah Dawai dan Bandara Melalan Melak. 26

3. Kabupaten Kutai Kartanegara Kabupaten Kutai Kartanegara secara geografis terletak pada 115 0 26 43 BT dan 1 0 28 21 LU 1008 06 BT- 117o36 43 BT dan 1028 21 LU 1008 06 LS, luas wilayahnya adalah 26.326,00 Km2. Perbatasan wilayahnya adalah di sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara, wilayah ini terbagi atas 18 Kecamatan dan 227 Desa. Struktur ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara didominasi oleh empat sektor yang berpengaruh tinggi terhadap PDRB dengan migas yaitu sektor Pertambangan (berperan 83,84% terhadap ekonomi Kutai Kartanegara), sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan (6,34%), sektor Bangunan (3,21%) dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (2,86%). Sedangkan sektor sektor yang lain berperan sebesar 3,75% terhadap perekonomian Kutai Kartanegara. Tabel 3.4. Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Kutai Kartanegara No Bahan Galian Kecamatan Sumberdaya (m 3 ) 1 Batubara Semua Kecamatan 3.610.500.000 2 Gambut (Peat) Kota Bangun 189.000.000 3 Andesit (Andesite) Tabang 29.000.000 4 Granodiorit Tabang 23.750.000 5 Kaolin Samboja, Sebulu 8.000.000 Tabang 2.250.000 Muara Muntai 768.000 Muara Jawa 1.201.000 Muara Badak 2.739.048 6 Kristal Kuarsa Kembang Janggut 24.000.000 7 Laterit Anggana, Samboja 4.000.000 8 Lempung Samboja 700.000.000 Muara Badak 177.560.000 Sebulu 49.500.000 Muara Jawa 125.625.000 Tabang 4.000.000 Loa Janan 702.000 Loa Kulu 390.000 Marangkayu 520.000 Tenggarong 520.000 Tenggarong Seberang 546.000 27

No Bahan Galian Kecamatan Sumberdaya (m 3 ) 9 Pasir batu Tabang Kota Bangun 3.750.000 Tabang 2.000.000 10 Pasir Kuarsa Anggana 177.060 Samboja 567.000.000 Tabang 6.000.000 Sanga-Sanga 22.050.000 Marangkayu 25.630.000 Loa Janan 4.641.000 Muara Badak 25.630.000 Kota Bangun 180.000.000 Muara Jawa 2.254.542 11 Tenggarong, Sanga-Sanga, 855.000.000 Pasir Sungai Anggana, Loa Janan 12 Fosfat Muara Badak 1.860 Sebulu 400 13 Kwarsit Kembang Janggut 2.000.000 Tabang 4.000.000 14 Batuasbak Tabang, Kembang Janggut 50.000.000 Tabang 5.000.000 15 Batu gamping Muara Kaman, Sebulu, Loa 9.247.887.712 Kulu, Muara Badak, Tenggarong Tabang 24.000.000 Muara Wis 35.512.000 Loa Janan 1.320.000 Loa Kulu 558.000 Tenggarong Seberang 105.600.000 Sebulu 200.000 Kota Bangun 12.800.000 16 Bentonit Sebulu 48.000 17 Pasir Besi Samboja 33.000 18 Rutil Samboja 33.290.449 Komoditas Tanaman Pangan unggulan adalah padi sawah yang tersebar disemua kecamatan. Luas Tanam dan Produksi tertinggi terdapat di Kecamatan Tenggarong Seberang diikuti Kecamatan Loa Kulu dan Tenggarong. Komoditas buah-buahan unggulan adalah pisang terdapat di Kecamatan Tabang dan Muara Badak. Komoditas Perkebunan unggulan adalah karet (14.218 ha dengan produksi 12.407 ton), diikuti oleh kelapa sawit (9.665 ha dengan produksi 5.086 ton), kelapa (9.602 ha dengan produksi 28

2.448 ton), dan aren (7.160 ha dengan produksi 2.914 ton). Kecamatan dengan areal perkebunan karet yang luas adalah Kecamatan Marang Kayu (3.905 ha), Kota Bangun (1.226 ha) dan Muara Badak (1.158 ha). Kecamatan dengan areal perkebunan kelapa sawit yang luas adalah Kecamatan Samboja (2.610 ha), Kecamatan Kembang Janggut (1.975 ha), Kecamatan Loa Janan (1.894 ha) dan Kecamatan Muara Badak (1.885 ha). Kecamatan dengan areal perkebunan kelapa yang luas adalah Kecamatan Samboja (3.496 ha) dan Kecamatan Muara Jawa (2.321 ha). Komoditas unggulan sektor peternakan antara lain kerbau Kalang di Kecamatan Muara Muntai dan Kecamatan Muara Wis, Ayam Buras di Kecamatan Tenggarong dan Ayam Petelur di Kecamatan Tenggarong Seberang dan Kecamatan Samboja. Obyek Wisata di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi objek wisata sejarah (museum Mulawarman, Kedaton Kutai, Makam Raja-raja), wisata alam ( Pantai tanah merah, canopi bridge di Bukit Bengkirai, Danau Semayang, Danau Melintang), wisata pendidikan (planetarium jagat raya, museum kayu di waduk panji Sukarame), wisata buatan (Pulau Kumala) (BAPPEDA Kukar, 2011). Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 1 bandar udara, yaitu Bandara Kota Bangun, Untuk transportasi laut tersedia 2 pelabuhan, antara lain Pelabuhan samboja dan Pelabuhan Khusus PT. Pupuk Kaltim Bontang, Untuk industri tersedia 1 kawasan industri, yaitu Kawasan Industri Kawasan Industri Pendingin yang didukung juga oleh fasilitas listrik dan telekomunikasi. 4. Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Kutai Timur secara geografis terletak antara 118 o 58 19-115 o 58 26 BT dan antara 1 o 52 39-0 o 02 10 LU, luas wilayahnya adalah 31.884,59 Km2. Perbatasan wilayahnya adalah di sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Berau, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang. Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur yang kaya akan potensi sumber daya alam, dimana sebagian dari potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Struktur ekonomi Kabupaten Kutai Timur didominasi sektor 29