PENGUKURAN GAS RUMAH KACA DENGAN GAS CHROMATOGRAPHY (GC) DAN INFRARED GAS ANALYZER (IrGA)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

TUGAS AKHIR WENI YULIATI Pembimbing : Ir. Mochamad Ilyas Hs. Katherin Indirawati ST. MT.

Presentasi ini memberikan penjelasan serta pemahaman mengenai pentingnya informasi fluk gas rumah kaca (GRK) dari ekosistem lahan gambut, serta

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

Bambang Widada ABSTRAK. PENDAHULUAN volatil. Dalam hal ini, gerbang injeksi harus. URANIA No.23-24/Thn.VI/Juli-Oktober

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

FENOMENA GAS RUMAH KACA

I. PENDAHULUAN. ini. Penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PENGANTAR. Berdasarkan wujud fasa diam, Kromatografi gas-padat (gas-solid chromatography) Kromatografi gas-cair (gas-liquid chromatography)

Kata Kunci : kromatografi gas, nilai oktan, p-xilena, pertamax, pertamax plus.

BAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA. Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN DAN EMISI GAS RUMAH KACA

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

PERUBAHAN PENGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM KOTA MALANG

Kromatografi gas-spektrometer Massa (GC-MS)

EFEKTIVITAS WAKTU PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH GAS RUMAH KACA PADA PENGELOLAAN AIR DI LAHAN SAWAH

RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

BAB III METODE PENELITIAN

PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS (GLC)

PENELITIAN EMISI GAS RUMAH KACA PADA LAHAN BAKAL WADUK DAN WADUK BALAI HITA. 2010: Bagian dari kegiatan Experimental Basin 2011: kegiatan tersendiri

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Rancangan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di ITTARA PD. Semangat Jaya, Desa Sri Rejeki,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

PEMBAHASAN UMUM. Gambar 52. Hubungan antara nisbah C/N dengan fluks CO 2. Fluks CO2. (mg CO2 kg tanah -1 harī 1 )

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Iklim Perubahan iklim

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN AMELIORAN TERHADAP PENURUNAN EMISI GAS CO2 PADA PERKEBUNAN SAWIT DENGAN TANAMAN SELA DI LAHAN GAMBUT

JURNAL TEKNIK FISIKAVol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

POTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

III. METODOLOGI PENELITIAN

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pihak menanggung beban akibat aktivitas tersebut. Salah satu dampak yang paling

ANALISIS TIMBULAN GAS RUMAH KACA (CO 2, CH 4 DAN N 2 O) DARI PROSES KOMPOSTING AEROBIK SUMBER PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU

APA ITU GLOBAL WARMING???

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

PEMILIHAN VARIETAS PADI RENDAH EMISI CH4 UNTUK MENDUKUNG PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DARI LAHAN SAWAH

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

Kromatografi. Imam santosa, MT

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere

DAMPAK AKTIVITAS MATAHARI TERHADAP KENAIKAN TEMPERATUR GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. energi, dikarenakan karakteristiknya yang bersih, aman, dan paling efisien

PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENGUKURAN GAS RUMAH KACA DENGAN GAS CHROMATOGRAPHY (GC) DAN INFRARED GAS ANALYZER (IrGA) Titi Sopiawati dan Terry Ayu Adriany Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (BALINGTAN) Jl. Raya Jakenan-Jaken Km 05 Kotak Pos 5 Jakenan-Pati 59182 Telepon/faximili (0295) 381592 website : www.balingtan.litbang.deptan.go.id, email : balingtan@yahoo.com PENDAHULUAN Pemanasan global (global warming) adalah terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (inframerah atau gelombang panas) yang dipancarkan oleh bumi akibat tingginya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, sehingga tidak dapat lepas ke angkasa dan mengakibatkan suhu permukaan bumi meningkat. Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas rumah kaca yang paling berkontribusi terhadap gejala pemanasan global adalah Karbon Dioksida (CO 2 ), Metana (CH 4 ), Dinitro Oksida (N 2 O), Perfluorkarbon (PFC), Hidrofluorkarbon (HFC), dan Sulfurheksfluorida (SF 6 ) (Kumar & Nain, 2010). Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan dan juga dapat timbul akibat aktivitas manusia. Lahan pertanian berpotensi menghasilkan gas rumah kaca, yang terdiri dari tiga macam gas yaitu CO 2, CH 4, dan N 2 O. Gas tersebut dianggap sebagai lapisan gas yang berperan sebagai perangkap gelombang panas penyumbang pemanasan global yang berujung pada perubahan iklim dengan konsentrasi di atmosfer yang terus meningkat (IPCC, 2001). Berbagai kegiatan pertanian, seperti pengolahan tanah, pengairan dan pemupukan merupakan kegiatan manusia yang menyebabkan meningkatnya emisi gas rumah kaca. Pengukuran gas rumah kaca di lahan pertanian sangat penting dilakukan untuk mengetahui besarnya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari areal lahan pertanian tersebut. Pengukuran gas rumah kaca dapat dilakukan dengan menggunakan alat kromatografi gas (GC) dan infrared gas analyzer (IrGA). Kromatografi gas merupakan alat analitik yang umum digunakan dalam analisis kromatografi kimia untuk memisahkan dan menganalisis senyawa yang dapat menguap tanpa terdekomposisi. Sedangkan infrared gas analyzer adalah alat yang menggunakan pancaran cahaya inframerah untuk menganalisa beberapa jenis gas yang terkandung dalam sampel gas seperti CO, CO 2 dan CH 4. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (BALINGTAN) memiliki tugas pokok dan fungsi dalam penanggulangan pencemaran lingkungan pertanian serta emisi dan absorpsi gas rumah kaca di lahan pertanian. BALINGTAN memiliki Laboratorium Gas Rumah Kaca yang 1

dilengkapi dengan fasilitas dan alat untuk mengukur gas rumah kaca, seperti GC dan IrGA. GC yang digunakan dalam analisa gas rumah kaca seperti CO 2, CH 4 dan N 2 O di Laboratorium GRK BALINGTAN adalah Shimadzu 8A untuk menganalisa gas CH 4, Shimadzu 14A untuk menganalisa gas N 2 O, CO 2, dan CH 4, Green House Gas (GHG) Varian 450 untuk menganalisa gas N 2 O, CO 2, dan CH 4 secara simultan dan Portable Micro GC CP 4900 untuk menganalisa CO 2 dan CH 4. Infrared Gas Analyzer (IrGA) Aeroqual AQM60 yang digunakan untuk menganalisa gas CO 2 dan CH 4. JENIS DETEKTOR Detektor adalah bagian terpenting dari kromatografi yang merupakan suatu sensor elektronik dan berfungsi mengubah sinyal gas pembawa serta komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik. Sinyal elektronik detektor akan sangat berguna untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah. Secara umum, detektor pada kromatografi gas termasuk detektor diferensial, dalam arti respons yang keluar dari detektor memberikan relasi yang linier dengan kadar atau laju aliran massa komponen yang teresolusi. Kromatogram yang merupakan hasil pemisahan fisik komponenkomponen oleh GC disajikan oleh detektor sebagai deretan luas puncak terhadap waktu (Anonim, 2010). BALINGTAN memiliki Laboratorium GRK yang dilengkapai dengan beberapa unit GC. Terdapat tiga jenis detektor yang digunakan pada GC tersebut yaitu: 1. Flame ionization detector (FID) untuk analisis gas CH 4 FID terdiri dari hidrogen atau air flame dan collector plate, sampel yang keluar dari column dilewatkan ke flame yang akan menguraikan molekul organik dan menghasilkan ion-ion. Ion-ion tersebut dihimpun pada biased electrode (collector plate) dan menghasilkan sinyal elektrik. Sinyal elektrik tersebut akan diinterpretasikan kedalam bentuk peak. 2. Electron capture detector (ECD) untuk analisis gas N 2 O ECD menggunakan radioaktif beta emitter (elektron) untuk mengionisasi sebagian gas (carrier gas) dan menghasilkan arus antara biased pair of electron, ketika molekul organik yang mengandung electronegative functional groups seperti halogen, phosphorous dan nitro melewati detektor, mereka akan menangkap sebagian elektron sehingga mengurangi arus yang diukur antara elektroda. ECD sangat sensitif terhadap senyawa organologam, nitril atau senyawa nitrogen serta golongan halogen. 2

3. Thermal conductivity detector (TCD) untuk analisis CO 2 TCD terdiri dari electrically-heated wire atau thermistor. Temperatur sensing element bergantung pada thermal conductivity dari gas yang mengalir disekitarnya. Perubahan thermal conductivity seperti ketika adanya molekul organik dalam sampel yang dibawa carrier gas, menyebabkan kenaikan temperatur pada sensing element yang diukur sebagai perubahan resistansi (Anonim, 2008). KROMATOGRAFI GAS Kromatografi merupakan suatu istilah yang menggambarkan teknik yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dari suatu campuran atau sampel. Secara umum, peralatan GC terdiri dari injection system, oven, control system, column, detector; dan data acquisition system (Anonim, 2008). Menurut Widada (2000) terdapat tiga bagian terpenting dari alat kromatografi gas yaitu gerbang injeksi (injection port), kolom pemanas (oven column), dan detektor (detector). Pada tiga bagian tersebut pengaturan suhu mempunyai peran yang penting dalam proses analisis. GC menggunakan carrier gas (gas pembawa) UHP (Ultra High Purity 99,999 %). Laboratorium Gas Rumah Kaca Balingtan memiliki empat unit GC yaitu : 1. Shimadzu 8A GC Shimadzu 8A digunakan untuk menganalisa gas CH 4, menggunakan Flame ionization detector (FID) dan jenis kolum berupa capillary column yang terbuat dari stainless steel dengan ukuran 6m x 2mm. Carrier gas yang digunakan adalah N 2 (Nitrogen), H 2 (Helium) dan udara tekan. Waktu yang dibutuhkan untuk analisis satu sampel adalah 2 menit dengan volume sampel sebanyak 3 ml. Hasil analisa berupa peak yang diinterpretasikan dalam bentuk area (tanpa satuan) dan konsentrasi (ppm). Gambar 1. GC Shimadzu 8A dan contoh hasil analisis gas CH 4 3

2. Shimadzu 14A GC Shimadzu 14A dilengkapi tiga detector yaitu Flame ionization detector (FID) untuk analisis gas CH 4, Electron capture detector (ECD) untuk analisis gas N 2 O dan Thermal conductivity detector (TCD) untuk analisis CO 2. Selain dilengkapi 3 jenis detektor GC juga dilengkapi dengan tiga kolum (capillary column) yang terbuat dari stainless steel. Kolum untuk analisis gas N 2 O lebih komplek dibandingkan dengan detektor yang lain (Gambar 2). Carrier gas yang didunakan untuk ECD dan TCD adalah N 2, sedangkan untuk FID adalah N 2, H 2 dan udara tekan. Walaupun memiliki tiga jenis detektor tetapi sistem kerjanya terpisah, sehingga analisis gas tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Waktu yang dibutuhkan untuk alalisis satu sampel dibutuhkan waktu yang berbeda-beda. Waktu yang dibutuhkan untuk analisis CH 4 selama 5 menit, analisis N 2 O selama 7 menit dan analisis CO 2 selama 5 menit dengan volume sampel sebanyak 2 ml. Hasil analisa berupa peak yang diinterpretasikan dalam bentuk area atau luasan (tanpa satuan) dan konsentrasi (ppm/ppb). Gambar 2. Proses dan alur analisis gas N 2 O dalam kolum pada GC 14A 4

Gambar 3. GC Shimadzu 14 A dan contoh hasil analisis gas N 2 O Gambar 4. Contoh hasil analisa gas CO 2 dan CH 4 3. Green House Gas (GHG) Varian 450 GHG Varian 450 dilengkapi dengan tiga jenis detektor yaitu Flame ionization detector (FID) untuk analisis gas CH4, Electron capture detector (ECD) untuk analisis gas N 2 O dan Thermal conductivity detector (TCD) untuk analisis CO 2. GHG dilengkapi Varian PAL Autosampler yang berfungsi untuk auto injection. Carrier gas yang digunakan adalah Ar, H 2, He, N 2 dan udara tekan. Hasil analisa berupa peak yang diinterpretasikan dalam bentuk area (tanpa satuan) dan konsentrasi (ppm/ppb) dalam waktu bersamaan. Waktu yang dibutuhkan untuk analisis satu sampel adalah selama 10 menit dengan volume sampel sebanyak 2 ml. 5

Gambar 5. GHG GC Varian 450 dan contoh hasil analisis gas N 2 O, CO 2 dan CH 4 4. Portable Micro Gas Chromatography CP 4900 Portable Micro GC CP 4900 merupakan mobile GC yang dilengkapi baterai rechanger, detector yang digunakan adalah Thermal conductivity detector (TCD), bisa digunakan untuk analisis CO 2 dan CH 4 secara bersamaan. Gas pembawa yang digunakan adalah H 2 (Helium) atau N 2 dan waktu yang dibutuhkan untuk analisis satu sampel adalah 2 menit dengan volume sampel sebanyak 2 µl. Hasil analisa berupa peak yang diinterpretasikan dalam bentuk area (tanpa satuan) dan konsentrasi (ppm). Gambar 6. Portable Micro GC CP 4900 dan contoh hasil analisis gas CO 2 dan CH 4 6

INFRARED GAS ANALYZER (IrGA) Infrared Gas Analyzer (IrGA) adalah alat untuk mengukur gas rumah kaca dengan menggunakan sensor cahaya inframerah. Prinsip kerja alat ini dengan menentukan penyerapan sumber cahaya yang dipancarkan inframerah melalui sampel udara tertentu. IrGA menggunakan teknologi inframerah nondispersive untuk mendeteksi gas tertentu dengan mendeteksi penyerapan panjang gelombang inframerah yang merupakan karakteristik gas tersebut (Wikipedia, 2012). Laboratorium GRK Balingtan memiliki Infrared Gas Analyzer Aeroqual AQM60 dengan dua sensor masing-masing digunakan untuk menganalisis gas CO 2 dan CH 4. IrGa bersifat mobile, dapat digunakan langsung di lapangan. Contoh udara diambil secara langsung melalui selang yang dipasang pada IrGA dan dihubungkan dengan boks penangkap contoh udara di lapangan. IrGA ini dapat menganalisis contoh udara setiap 5 detik. Hasil analisa berupa konsentrasi gas dalam satuan ppm. Selain mengukur konsentrasi gas, IrGA juga mendeteksi suhu dan kelembaban udara dalam boks. Gambar 7. Infrared Gas Analyzer (IrGA) dan contoh hasil alisis gas CO 2 dan CH 4 7

PERHITUNGAN FLUKS GRK Hasil analisa contoh udara dapat dihitung menjadi fluks GRK dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Khalil et al., 1991) : dc Vch mw 273,2 F = x x x dt Ach mv (273,2+T) Keterangan : F : Fluks gas CH 4 /CO 2 /N 2 O (mg/m 2 /menit) dc/dt : Perbedaan konsentrasi CH 4 /CO 2 /N 2 O per waktu (ppm/menit) Vch : Volume boks (m 3 ) Ach : Luas boks (m 2 ) mw : Berat molekul CH 4 /CO 2 /N 2 O (g) mv : Volume molekul CH 4 /CO 2 /N 2 O (22,41 l) T : Temperatur rata-rata selama pengambilan contoh gas ( o C) PENUTUP Pengukuran gas rumah kaca dilakukan untuk mengetahui besarnya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada suatu wilayah tertentu (sawah, perkebunan, hutan, perairan dll). Alat yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya emisi GRK adalah kromatografi gas (GC) dan infrared gas analyzer (IrGA). Hasil analisa berupa area atau luasan (tanpa satuan) dan konsentrasi (ppm/ppb) yang diinterprestasikan dalam bentuk peak pada kromatogram. Hasil tersebut bisa dihitung ke dalam bentuk fluks atau emisi dengan menggunakan rumus perhitungan. Penggunaan alat ukur yang tepat dan bisa menghasilkan data yang valid serta dapat dipertanggungjawabkan sangat penting dalam menentukan hasil pengukuran. Untuk itu, penggunaan alat seperti GC dan IrGA harus dilakukan secara benar dan tepat sesuai dengan SOP (Standard Operational Procedure). 8

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Gas Chromatography: (1) Prinsip Kerja. http://asro.wordpress.com/2008/10/03/gas-chromatography-1-prinsip-kerja/. Diakses pada tanggal 27 Januari 2012. Anonim. 2010. GC- Gas Chromatography. http://lansida.blogspot.com/2010/06/gckromatografi-gas.html. Diakses pada tanggal 27 Januari 2012. IPCC, 2001. Climate Change 2001: Impacts, Adaption and Vulnerability. Reportof the Working Group l. Cambridge University Press. UK.p,967. Khalil. M. A. K., R. A. Rasmussen, M. X. Wang and L. Ren. 1991. Methane Emission from Rice Fields in China. Enviroment Science Technology. 25: 979-981. Kumar, P. and M S Nain. 2010. Global Warming and Agriculture Issues and Strategies. Research Journal of Agricultural Sciences. Vol. 1(3), 298-30. Widada, B. 2000. Pengenalan Alat Kromatografi Gas. Alat Analis. ISSN 1852-4777. URANIA. No. 23-24. Wikipedia, 2012. http://en.wikipedia.org/wiki/infrared_gas_analyzer. Diakses pada tanggal 27 Januari 2012. 9