BAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III/2012

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

Produk Domestik Regional Bruto

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III/2014

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

BERITA RESMI STATISTIK

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

BADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan III-2013 Naik 2,91 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BADAN PUSAT STATISTIK

ESI TENGAH. sedangkan PDRB triliun. konstruksi minus. dan. relatif kecil yaitu. konsumsi rumah modal tetap. minus 5,62 persen.

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah diapit oleh dua provinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur, letaknya antara 5 40 dan 8 30 dan 111 30 bujur timur (termasuk Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke Selatan 226 km (tidak termasuk Pulau Karimunjawa). Penggunaan luas lahan Provinsi Jawa Tengah secara administratif Terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota. Luas wilayah Jawa Tengah pada tahun 2009 tercatat sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 % dari luas Pulau Jawa (1,70% dari luas Indonesia). Luas yang ada, 992 ribu hektar (30,47% ) lahan sawah dan 2,26 juta hektar (69,53%) bukan lahan sawah. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, luas lahan sawah tahun 2009 naik sebesar 0,10% dan sebaliknya luas lahan bukan sawah turun sebesar minus 0,04%. Menurut penggunaannya, persentase lahan sawah yang berpengairan teknis adalah 38,65%, tadah hujan 28,49% dan lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana, dan lain-lain. Dengan demikian penggunaan teknik irigasi yang baik, potensi lahan sawah yang dapat ditanami padi lebih dari dua kali sebesar 74,64%. Sedangkan lahan kering yang digunakan untuk tegal atau kebun sebesar 32,28% dari total lahan bukan sawah. Persentase itu merupakan yang terbesar dibandingkan persentase penggunaan lahan bukan sawah lain. Keadaan iklim Propinsi JawaTengah yang diperhitungkan menurut Stasiun Klimotologi Klas I 1

2 Semarang, diperkirakan suhu udara rata-rata berkisar antara 24,5 C sampai dengan 28,2 C. Daerah yang letaknya berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi. Untuk kelembaban udara rata-rata bervariasi, dari 75% sampai dengan 83%. Curah hujan tertinggi dan hari hujan terbanyak tercatat di Stasiun Meteorologi Cilacap yaitu sebesar 3.590 mm dan 207 hari (BPS,2010). Berdasarkan hasil penghitungan triwulan I sampai dengan triwulan IV, PDRB Jawa Tengah tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 444,4 triliun meningkat dibanding tahun 2009 sebesar Rp 397,9 triliun. Jika dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2010 mencapai Rp 187,0 triliun, sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp 176,7 triliun. Dengan demikian pada tahun 2010 perekonomian Jawa Tengah secara kumulatif mengalami pertumbuhan sebesar 5,8 persen dibanding tahun 2009. Selama tahun 2010, semua sektor ekonomi yang membentuk PDRB mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air bersih yang mencapai 8,4 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa 7,4 persen, sektor pertambangan dan penggalian 7,1 persen, sektor konstruksi 6,9 persen, sektor industri pengolahan 6,9 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 6,7 persen, sector perdagangan, hotel dan restoran 6,1 persen, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan 5,0 persen, serta sektor pertanian 2,5 persen. Sisi lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan (andil) masing-masing sector dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi selama tahun 2010. Secara umum, sektor-sektor ekonomi yang sumbangannya besar terhadap pembentukan

3 PDRB, juga memberikan andil yang relatif besar terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Tabel 1.1 Nilai PDRB Jawa Tengah Tahun 2009 Dan 2010 Serta Laju Pertumbuhan Tahun 2010 Menurut Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah) Laju Pertum buhan (Persen Sumber Pertum buhan (Persen) 1 2 Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian 2009 2010 2009 2010 2010 2010 79 342,55 86 372,0 34 101,1 34 956,0 2,5 0,5 3 852,80 4 302,6 1 952,9 2 091,3 7,1 0,1 3 Industri Pengolahan 130 352,1 146 155,2 57 444,2 61 390,1 6,9 2,2 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4 114,5 4 645,5 1 489,5 1 614,9 8,4 0,1 5 Konstruksi 24 448,7 27 124,6 10 300,6 11 014,6 6,9 0,4 6 7 8 Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real estat dan Jasa Persh. 78 262,5 86 998,3 37 766,4 40 055,4 6,1 1,3 23 836,8 26 298,7 9 192,9 9 805,5 6,7 0,3 14 447,4 15 899,7 6 701,5 7 038,1 5,0 0,2 9 Jasa-jasa 39 246,4 46 599,9 17 724,2 19 029,7 7,4 0,7 PDRB 397 903,9 444 396,5 176 673,5 186 995,5 5,8 5,8 Sumber: Bps Jawa Tengah Sektor industri pengolahan, walaupun hanya tumbuh 6,9 persen tetapi mampu memberikan andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, yaitu sebesar 2,2 persen. Sebaliknya sektor listrik, gas dan air bersih, walaupun mengalami pertumbuhan mencapai 8,4 persen, hanya memberikan kontribusi

4 sebesar 0,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang 5,8 persen. Sumber pertumbuhan terbesar kedua adalah dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu 1,3 persen. Laju dan sumber pertumbuhan PDRB Jawa Tengah dapat dilihat pada Table 1 dan grafik 1(BPS Provinsi Jawa Tengah). Penentuan prioritas pembangunan di tiap-tiap Kabupaten atau Kota merupakan suatu kondisi yang masih harus mendapatkan perhatian. Hal ini berpengaruh besar terhadap pendapatan, baik yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), maupun yang berasal dari pemerintah pusat. Keterbatasan pembiayaan mengakibatkan investasi untuk seluruh sektor tidak akan menghasilkan efektifitas yang tinggi. Pemberdayaan sumberdaya-sumberdaya yang mampu meningkatkan perekonomian Provinsi Jawa Tengah, terlebih dahulu perlu dilihat perkembangannya di masing-masing sektor dan diantara satu sektor dengan sektor lain. Dengan demikian, bila sektor satu dibangun maka sektor lain juga harus dibangun, namun semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam menjalankannya, hal ini di sebabkan ada kendala yang harus dihadapi dalam pembangunan ekonomi ditiap-tiap Kabupaten atau Kota seperti ; keterbatasan dana dan sumberdaya alam. Salah satu cara untuk menjalankan pembangunan adalah dengan menentukan sektor unggulan yang dapat tumbuh dan berkembang cepat. Sektor unggulan ini juga dapat dijadikan sebagai solusi alternatif untuk keluar dari krisis ekonomi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti sektor apa yang menjadi sektor unggulan Jawa Tengah. B. Perumusan Masalah 1. Sektor apa sajakah yang menjadi sektor unggulan dalam struktur

5 perekonomian yang terjadi di Jawa Tengah berdasarkan Tabel Input-Output (I-O). 2. Seberapa besarkah keterkaitan antar sektor dengan sektor-sektor yang ada tersebut berdasarkan Tabel Input-Output (I-O) Jawa Tengah. C. Tujuan Penelitian Menentukan dan mengidentifikasi sektor-sektor unggulan di Jawa Tengah dan melihat indeks keterkaitan kedepan dan indeks keterkaitan kebelakang D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam perumusan kebijakan dan strategi pembangunan daerah, serta mendorong berkembangnya minat untuk dilakukannya penelitian yang lebih mendalam terhadap perekonomian regional, terutama dalam kaitannya dengan penyelenggaraan otonomi daerah. E. Metode Penelitian Dan Alat Analisis Metode dalam penelitian ini merupakan metode analisis kuantitatif dengan menggunakan alat analisis Input-Output (I-O). analisis I-O menunjukkan varian terbaik dari keseimbangan umum. Analisis ini mempunyai ciri utama: (1) analisis I-O memusatkan perhatian pada perekonomian dalam keadaan keadaan keseimbangan. Hal ini tidak kita temui dalam analisis keseimbangan persial: (2) analisis ini tidak memusatkan perhatiannya pada analisis permintaan tetapi pada masalah teknis produksi. Terakhir, analisis ini di dasarkan pada penelitian empiris(arsyad,2010:215)

6 F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metode penelitian serta sistematika penulisan analisis. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan penjabaran dari teoristik yang terdapat pada usulan penelitian dan memuat materi-materi yang disampaikan dan di peroleh dari sumber tertulis yang dipakai sebagai bahan acuan dan pembahasan topic permasalahan yang di munculkan. BAB III METODELOGI PENELITIAN Bab ini berisikan obyek penelitian, jenis dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian, definisi operasional variabel, metode analisis data serta analisis data dengan matrik inverse liontief. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum penelitian, deskripsi penelitian serta hasil estimasi data. Pembahasan beserta hasil analisis yang meliputi hubungan keterkaitan kedepan dan keterkaitan kebelakang serta analisis sektor unggulan atau sektor kunci dengan interpretasi perekonomian.

7 BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Berisi mengenai kesimpulan dari haasil penelitian dan saran-saran