MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Kantor Layanan Pertanahan Bersama. Pembentukan.

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Nega

c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pembatasan dalam peraturan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b dipandang perlu pengaturan lebih

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembar

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelan

2 kenyataannya masih ada, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria; c. bahwa ha

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2016, No Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur S

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No dalam huruf b, perlu dibuat dalam bentuk Standar Pelayanan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2016, No Tanah, perlu disesuaikan dengan perkembangan hukum, teknologi dan kebutuhan masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republ

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA NEGARA. No.1665, 2016 KEMEN-ESDM. Percepatan PIK. Penyelesaian Teknis. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2015, No Antara Pemerintah Dengan Badan Usaha Pelabuhan di Bidang Kepelabuhanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pela

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71

2017, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pembinaan terhadap

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asas

SURAT EDARAN NOMOR 9/SE/X/2017

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

2016, No b. bahwa dalam rangka penyempurnaan pengaturan biaya operasional dan biaya pendukung penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Ta

2016, No Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5252); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 79 Tahun 2014 NOMOR : PB.3/Menhut-11/2014 NOMOR : 17/PRT/M/2014 NOMOR : 8/SKB/X/2014 TENTANG

2017, No Penilaian dan Penetapan Nilai Tingkat Pengamanan Persandian dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 102 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia

2015, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 3. Peraturan Pemer

2017, No tentang Biaya Jasa Hukum Notaris untuk Pendirian Perseroan Terbatas bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang

KEMEN AGRARIA TATA RUANG/BPN. Pelayan Terpadu. Satu Pintu. Penanaman Modal. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 29/Permentan/KB.410/5/2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI UNIVERSITAS SYIAH KUALA

-2- antarsatuan kerja, antarwilayah, dan antarkewenangan, sehingga Lampiran Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14/PERMEN-KP/2015 tentang L

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENETAPAN HAK PENGELOLAAN ATAS TANAH ASET BADAN USAHA MILIK NEGARA DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dipandang perlu untuk memberikan model pengelolaan yang lebih luas kepada Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah atas aset tanah yang dikuasainya/dimilikinya; b. bahwa tanah aset Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dalam perkembangannya sering terjadi permasalahan karena penguasaan oleh pihak lain yang mengakibatkan penguasaan dan penggunaan tanahnya tidak sesuai lagi dengan tujuan awal pemberian haknya; c. bahwa penguasaan masyarakat atas tanah aset Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dalam jangka waktu yang cukup lama perlu mendapatkan penyelesaian yang seadil-adilnya;

-2- d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Penetapan Hak Pengelolaan Atas Tanah Aset Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696); 4. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18); 5. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 21); 6. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Kabinet Kerja Periode 2014-2019; 7. Keputusan Presiden Nomor 83/P Tahun 2016 tentang Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; 8. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; 9. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan;

-3- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG PENETAPAN HAK PENGELOLAAN ATAS TANAH ASET BADAN USAHA MILIK NEGARA DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Tanah Negara adalah tanah yang tidak dilekati dengan suatu hak atas tanah, bukan merupakan tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat, bukan merupakan tanah wakaf dan/atau bukan merupakan Barang Milik Negara/Daerah/Desa atau BUMN/BUMD atau bukan tanah kawasan hutan/kawasan lindung lainnya. 2. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang sebagian kewenangannya dilimpahkan kepada pemegangnya. 3. Tanah Hak adalah tanah yang telah dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah. 4. Hak Atas Tanah adalah hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. 5. Hak Milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat fungsi sosialnya. 6. Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan tanah.

-4-7. Hak Guna Bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri. 8. Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau yang diberikan di atas tanah Hak Pengelolaan. 9. Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disingkat BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. 10. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. 11. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya disebut Kementerian adalah Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. 12. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya disebut Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. 13. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya disebut Kantor Wilayah BPN adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di Provinsi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri. 14. Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten/Kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri melalui Kepala Kantor Wilayah BPN.

-5- BAB II PENETAPAN HAK PENGELOLAAN ATAS ASET BADAN USAHA MILIK NEGARA/ BADAN USAHA MILIK DAERAH Pasal 2 (1) Tanah yang merupakan aset BUMN/BUMD dapat diberikan dengan Hak Pengelolaan sebagian (enklave) atau keseluruhan bidang tanah yang terdapat penguasaan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian antara pemegang Hak Pengelolaan dengan pihak yang menguasai. (2) Menteri menetapkan Hak Pengelolaan atas tanah yang merupakan aset BUMN/BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Tata cara pemberian dan pembatalan Hak Pengelolaan BUMN/BUMD sepanjang tidak diatur dalam Peraturan Menteri ini dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 3 (1) Pemanfaatan Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga sepanjang mendukung tugas dan fungsinya. (2) Hak Pengelolaan yang digunakan atau dimanfaatkan sendiri oleh pemegangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dengan sesuatu hak atas tanah sesuai tujuan peruntukan penggunaan dan pemanfaatannya di atas tanah Hak Pengelolaan tersebut. (3) Hak Pengelolaan yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dengan sesuatu hak atas tanah sesuai tujuan peruntukan penggunaan dan pemanfaatannya berdasarkan perjanjian kerjasama pemanfaatan tanah yang dibuat oleh dan dihadapan pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

-6- (4) Perjanjian pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat oleh pejabat yang berwenang dan didaftarkan pada Kantor Pertanahan. Pasal 4 (1) Tanah aset BUMN/BUMD yang terdapat penguasaan oleh masyarakat, maka kepada masyarakat dimaksud dapat diberikan hak atas tanah di atas Hak Pengelolaan sesuai dengan tujuan peruntukan penggunaan dan pemanfaatannya, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pemberian hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari pemegang Hak Pengelolaan. (3) Dalam hal di atas tanah Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan Hak Milik, bagian Tanah Hak Pengelolaan yang diberikan dengan Hak Milik dilepaskan. (4) Persyaratan bagi masyarakat yang diberikan hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. menguasai secara fisik paling kurang 10 (sepuluh) tahun atau lebih secara berturut-turut; b. masih mengadakan pemungutan hasil bumi dan/atau pemanfaatan lahan secara langsung di tanah aset BUMN/BUMD dan sekitarnya untuk menjalankan usaha dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari; c. menjadi sumber utama kehidupan dan mata pencaharian masyarakat; dan d. telah membentuk komunitas kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dengan kehidupan masyarakat. Pasal 5 (1) Hak atas tanah yang diberikan di atas tanah Hak Pengelolaan BUMN/BUMD dapat diperpanjang dan/atau diperbarui, serta dapat beralih atau dialihkan kepada pihak lain setelah mendapat persetujuan tertulis dari pemegang Hak Pengelolaan.

-7- (2) Tata cara pemberian, perpanjangan, pembaruan, pengalihan, pembatalan, dan hapusnya hak atas tanah di atas tanah Hak Pengelolaan BUMN/BUMD dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. BAB III KETENTUAN PERALIHAN Pasal 6 (1) Tanah aset BUMN/BUMD selain Hak Pengelolaan yang ada sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini diubah menjadi Hak Pengelolaan atas nama BUMN/BUMD sesuai dengan tugas dan fungsinya. (2) Kepala Kantor Pertanahan menarik sertipikat tanah BUMN/BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk dilakukan perubahannya. (3) Dalam hal penggunaan dan pemanfaatan tanah BUMN/BUMD masih dilakukan sendiri, maka cukup dengan mencoret hak atas tanah sebelumnya dan mengubahnya dengan Hak Pengelolaan pada buku tanah dan sertipikat serta daftar umum lainnya, untuk selanjutnya diterbitkan sertipikat Hak Pengelolaan atas nama Kementerian atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Dalam hal penggunaan dan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa usaha pertanian, peternakan, atau perikanan, maka diberikan dengan dan diterbitkan sertipikat Hak Guna Usaha atas nama BUMN/BUMD di atas tanah Hak Pengelolaan dengan sisa jangka waktu Hak Guna Usaha sebelumnya. Pasal 7 (1) Apabila tanah aset BUMN/BUMD yang akan diubah menjadi Hak Pengelolaan dijadikan jaminan utang dengan dibebani Hak Tanggungan, maka BUMN/BUMD wajib melakukan roya sekaligus pembebanan kembali dengan hak tanggungan dimaksud dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak Peraturan Menteri ini berlaku.

-8- (2) Pembebanan kembali hak tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan di atas tanah hak yang ada di atas tanah Hak Pengelolaan. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, SOFYAN A. DJALIL Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR