ANALISIS KETELITIAN GEOMETRIK MESIN FRAIS HORISONTAL KUNZMANN UF6N DI LABORATORIUM MANUFAKTUR TEKNIK MESIN UNSRAT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN BUBUT WEILER PRIMUS MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO 1708

STUDI KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN FREIS C2TY MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO Julian Alfijar 1 ), Purnomo 2 )

PENGUKURAN KOMPONEN-KOMPONEN MESIN BUBUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCHLESINGER

Studi Kemampuan Dan Keandalan Mesin Milling F4 Melalui Pengujian Karakteristik Statik Menurut Standar Iso 1701

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

MESIN BOR. Gambar Chamfer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

BAB III Mesin Milling I

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

Tugas 2 Proses Produksi Mesin Frais. Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Garut 2017

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

Mesin Perkakas Konvensional

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA)

JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2009

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

ANALISA KELAYAKAN MESIN MILLING F3 DENGAN PENGUJIAN KETELITIAN GEOMETRIK

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

2. Mesin Frais/Milling

Materi 6. Gambar 1. Ragum Biasa

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

M O D U L T UT O R I A L

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER

Pengaruh Kemiringan Benda Kerja dan Kecepatan Pemakanan terhadapgetaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

PENGARUH KECEPATAN POTONG TERHADAP TEMPERATUR PEMOTONGAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

SAT. Pengaruh Kemiringan Spindel Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Getaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2. Romiyadi, Emon Azriadi. 1.

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

MESIN FRAIS HORIZONTAL

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

PROSES PEMESINAN. Learning Outcomes. Outline Materi. Proses pada Bendakerja KLASIFIKASI PROSES PEMESINAN

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

BABV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Untuk dapat mengetahui penyimpangan titik nol jig pada mesin CNC

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

EKSPERIMENTAL PEMBUATAN SPIRAL DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN

c. besar c. besar Figure 1

REANALYSIS SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPONEN ALAT ANGKAT KENDARAAN NIAGA KAPASITAS 2 TON

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Pengelasan.

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

PEMBUATAN ALAT PEMEGANG MATA BOR DALAM RANGKA REKONDISI PERALATAN MESIN BOR KOORDINAT ACIERA 22 TA LABORATORIUM PEMESINAN JURUSAN TEKNIK MESIN

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

BAB X MESIN KETAM DAN MESIN SERUT

BAB III MESIN FRAIS. ( Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

MEKANIKA Volume 12 Nomor 1, September Keywords : Digital Position Read Out (DRO)

PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM :

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

PENGARUH VARIASI PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP GAYA POTONG PADA MESIN BUBUT KNUTH DM-1000A

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PROSES PEMESINAN KOMPLEKS

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

STUDI EKSPERIMENTAL TERJADINYA KEAUSAN PAHAT PADA PROSES PEMOTONGAN END MILLING PADA LINGKUNGAN CAIRAN PENDINGIN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT, PENGARUH RAKE ANGLE DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP TENAGA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMOTONGAN

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN ORTHOGONAL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

Job Sheet. Pemesinan Frais MES 6324

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan :

MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

DESAIN DAN PABRIKASI GERINDA TOOLPOST PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL

ANALISA KEDATARAN GUIDE WAYS TERHADAP PENGARUH GERAK CARRIAGE PADA MESIN BUBUT G.D.W LZ 350 DENGAN ALAT UKUR DIGI- PAS DWL-200

DASAR DASAR PROSES PERMESINAN

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

Dasar Dasar Proses Permesinan

Pengukuran Ketelitian Komponen Mesin Bubut Dengan Standar ISO 1708

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN SISI POTONG PAHAT DAN KECEPATAN POTONG TERHADAP KUALITAS KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL PADA SHAPING MACHINE

PENGUJIAN KETELITIAN GEOMETRIK PADA MESIN BUBUT EMCOMAT EM 17S MENURUT ISO 1708

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUATAN POROS ALUMINIUM MENGGUNAKAN EMCO T.U CNC -2A SMKN2 PEKANBARU DENGAN ROUNDNESS TESTER MACHINE

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

Transkripsi:

ANALISIS KETELITIAN GEOMETRIK MESIN FRAIS HORISONTAL KUNZMANN UF6N DI LABORATORIUM MANUFAKTUR TEKNIK MESIN UNSRAT Krisnal Tolosi 1), Rudy Poeng 2), Romels Lumintang 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT This study aims to determine the feasibility of operational a of machine tools through the static testing based on the geometric characteristics of the ISO- 1710 standard, with a case study on a horizontal milling machine type of UF6N Kunzmann's in Mechanical Engineering Manufacturing Laboratory of University of Sam Ratulangi (UNSRAT). Testing includes the table alignment, the vertical motion knee alignment, the arbor with table alignment and the deviations of spindle rotation.test results will be compared with the permitted value according to ISO-1710 standards. The results show that the magnitude of the deviation values obtained from the milling machine is not meet the standard to produce a high accuracy product, but the machine is applicable for practicums of manufacturing process. Keywords: Geometric Accuracy, Machine Tools ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan operasional suatu mesin perkakas melalui pengujian karakteristik geometrik statik berdasarkan standar ISO-1710, dengan mengambil studi kasus pada mesin frais mesin frais horisontal Kunzmann tipe UF6N yang ada di Laboratorium Manufaktur Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT). Pengujian meliputi penyelarasan terhadap meja, kelurusan gerak vertikal lutut, kesejajaran arbor dengan meja dan penyimpangan putaran spindel. Nilai penyimpangan hasil pengujian yang dilakukan tersebut akan dibandingkan dengan nilai penyimpangan ijin menurut standar ISO-1710. Hasil pengujian menunjukkan bahwa besarnya nilai penyimpangan yang diperoleh dari mesin frais tersebut tidak layak digunakan untuk menghasilkan produk atau benda kerja dengan ketelitian tinggi, akan tetapi jika hanya untuk membuat benda kerja untuk kegiatan praktikum manufaktur masih layak digunakan. Kata kunci : Ketelitian Geometrik, Mesin Perkakas, Mesin Frais 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya proses pemotongan logam oleh mesin (proses pemesinan), dipergunakan mesin perkakas sebagai sarana terjadinya interaksi dalam bentuk potong (cutting) dan gerak makan (feeding) antara pahat potong (tools) dengan material benda kerja. Dengan demikian mesin perkakas dapat digerakkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya proses pemotongan material benda kerja oleh pahat potong. Mesin perkakas yang baik mampu menghasilkan produk benda kerja dalam berbagai macam bentuk yang berkualitas. Mesin Frais merupakan penghasil sebagian besar produk industri logam yang mempergunakan proses-proses pengerjaan tertentu. Karena mesin ini dipergunakan untuk membuat produk, maka ketelitian produk yang dibuat sangat tergantung pada kondisi kerja mesin itu. Banyak faktor yang mempengaruhi ketelitian produk tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah ketelitian mesin perkakas yang meliputi: Ketelitian permukaan referensi Ketelitian gerak linear Ketelitian putaran spindel Ketelitain gerak perpindahan Mesin freis yang telah dipakai dalam jangka waktu tertentu mengalami keausan pada berbagai komponennya sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan terhadap ketelitian semula. Besarnya penyimpangan itu tidak boleh melewati batas yang diijinkan. Besarnya penyimpangan yang terjadi dapat diketahui dari hasil pengujian ketelitian geometri. Untuk mesin perkakas yang telah mengalami rekondisi ( rehabilitasi ) maka data pengujian geometric dapat pula dijadikan ukuran keberhasilan usaha rehabilitasi tersebut. Untuk mengetahui besarnya penyimpangan terhadap ketelitian semula perlu dilakukan pengujian. Pengujian awal yang harus dilakukan yaitu pengujian geometri secara statik, yaitu pengukuran ketelitian geometri suatu mesin yang dilakukan dalam keadaan diam (tak bekerja) dan tak dibebani. Berdasarkan hal tersebut, untuk mengetahui penyimpangan atau kesalahan salah satu mesin perkakas yang ada di Laboratorium manufaktur Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), maka penelitian ini dilakukan pengukuran ketelitian geometrik mesin perkakas pada pengujian mesin frais horisontal Kunzmann tipe UF6N. I.2 Perumusan Masalah Pentingnya sifat mekanis dalam pemilihan material untuk peralatan teknik, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana memperoleh informasi kekuatan material besi siku komponenen alat angkat kenadraan niaga kapasitas 2 ton dengan membuat benda uji dan melakukan pengujian tarik. 1.3 Tujuan Penelitian Dalam pengujian ini memiliki tujuan, yaitu: 1. Melakukan pengujian tarik pada material komponen alat angkat kendaraan niaga kapasitas 2 ton. 2. Reanalysis sifat mekanis dari hasil pengujian. 1

1.4 Batasan Masalah Ruang lingkup dari pembuatan dan pengujian tarik benda uji ini yang begitu kompleks, maka diberikan pembatasan sebagai berikut: 1. Material benda uji yaitu besi siku berukuran 40x40x4 mm yang merupakan komponen alat angkat kendaraan niaga yang di buat oleh Mahasiswa Teknik Mesin Unsrat. 2. Proses pembuatan benda uji tarik berjumlah dua belas buah, dilakukan di Laboratorium Teknik Manufaktur Teknik Mesin Unsrat. 3. Pelaksanaan pengujian tarik dari dua belas benda uji dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin bagian Metalurgi Teknik Mesin Unsrat. 4. Reanalysis sifat mekanis hanya membahas kekuatan tarik maksimum yang rata-rata dari hasil pengujian dua belas benda uji. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat peneltian tugas akhir ini adalah : 1. Mengetahui proses pembuatan benda uji tarik. 2. Memahami uji mekanik material dengan mesin tarik. 3. Memberikan informasi kekuatan material besi siku komponen alat angkat kendaraan niaga, berdasarkan hasil pengujian. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mesin Perkakas Mesin perkakas adalah alat mekanis yang ditenagai, biasanya digunakan untuk mempabrikasi komponen metal dari sebuah mesin. Kata mesin perkakas biasanya digunakan untuk mesin yang digunakan tidak dengan tenaga manusia, tetapi bisa juga di gerakan oleh manusia bila dirancang dengan tepat. Para ahli sejarah teknologi berpendapat bahwa mesin perkakas sesungguhnya lahir ketika keterlibatan manusia dihilangkan dalam proses pembentukan atau proses pengecapan dari berbagai macam peralatan. Mesin bubut pertama dengan kontrol mekanis langsung terhadap alat potongnya adalah sebuah bubut potong ulir tahun 1483. Mesin bubut ini membentuk aliran ulir pada kayu. (http://id.wikipedia.org) Mesin perkakas merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengubah bentuk suatu produk dari logam dengan cara memotong (proses pemotongan logam). Proses pemotongan logam dapat dikelompokkan, yaitu: (http://staff.uny.ac.id) 1. Proses pemotongan dengan mesin las. 2. Proses pemotongan dengan mesin press. 3. Proses pemotongan dengan mesin perkakas. 4. Proses pemotongan non konvensional. 2.2 Proses Mengefrais (Milling) Dua jenis utama dari pahat frais (milling cutter) adalah pahat frais selubung/mantel (slab milling cutter) dan pahat frais muka (face milling cutter). Pahat frais termasuk pahat bermata potong jamak dengan jumlah mata potong sama dengan jumlah gigi frais (z). sesuai dengan jenis pahat yang digunakan, dikenal dua macam cara yaitu, mengefrais datar (slab milling) dengan sumbu putaran pahat frais selubung sejajar permukaan benda kerja, dan 2

mengefrais tegak (face milling) dengan sumbu putaran pahat frais muka tegak lurus permukaan benda kerja. Selanjutnya mengefrais datar dibedakan menjadi dua macam yaitu mengefrais naik (up milling/conventional milling) dan mengefrais turun (down milling). (Rochim.,1985) Gambar 2.1. Jenis Pahat Frais dan Cara Proses Frais Dilakukan (Rochim.,1985) dihubungkan dengan perubahan ketinggian. Perubahan ketinggian pada alat ini dinyatakan dalam mikron meter pada suatu panjang tertentu dalam meter. Pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tinggi suatu titik yang akan ditentukan ketinggiannya berdasarkan suatu sistem referensi atau bidang acuan. Sistem referensi atau acuan yang digunakan adalah tinggi muka air laut rata-rata atau Mean sea Level (MSL) atau sistem referensi lain yang dipilih. Fungsi tingkat-tingkat ketelitan tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkan. Untuk itu perlu diantisipasi kesalahan tersebut agar didapat suatu hasil pengukuran untuk memenuhi batasan toleransi yang telah ditetapkan. (http://www.google.com/search?q=s PIRIT+LEVEL) Gambar 2.2 Mesin Frais Jenis Lutut (Rochim,1985) 2.3 Alat Ukur Pengujian Mesin Perkakas Alat pengukur yang umum digunakan dalam pengujian mesin perkakas yaitu spirit level machine (water pas) dan dial indikator (jam ukur). 2.3.1 Spirit Level Spirit level adalah suatu alat yang terdiri dari suatu tabung melengkung berisi cairan gelembung satu dan tabung itu biasa dipasang pada suatu dasar besi cor. Fungsi utama dari alat ini dapat merasakan perubahan kemiringan suatu bisang, dan perubahan kemiringan itu dapat Gambar 2.3 Spirit Level (http://www.google.com/search?q=spirit+ LEVEL) 2.3.2 Dial Indicator Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur yang sering digunakan. Dalam hal ini akan dibahas dial gauge. Dial gauge atau ada yang menyebutnya dial indicator adalah alat ukur yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar, bidang 3

silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah alat dial indicator seperti terlihat pada gambar 2.4, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit. (http://kelasteknik.blogspot.com) Gambar 2.4 Dial Indicator (http://kelasteknik.blogspot.com) 2.4 Pengujian Ketelitian Geometrik Mesin Perkakas Benda kerja yang dihasilkan oleh proses pemotongan memiliki kualitas tertentu dan bisa diketahui dari ketelitian dimensi, ketelitian bentuk serta kehalusan permukaan benda kerja tersebut. Penyimpangan ketelitian dapat mengakibatkan benda kerja menjadi tidak sempurna, hal itu dapat diketahui dari ukuran dan kehalusan pada benda kerja menjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan. Penyimpangan ketelitian benda kerja berhubungan erat dengan penyimpangan ketelitian pada mesin perkakas, karena mesin perkakas yang memotong atau menyayat benda kerja tersebut. Penyimpangan ketelitian pada mesin perkakas dapat diketahui melalui suatu pengujian mesin perkakas yang benar dan tepat. Pada pembahasan ini menguraikan hal-hal yang bekaitan dalam proses pengujian ketelitian geometrik mesin perkakas yang konvensional. Seperti diketahui para pengguna mesin perkakas secara luas, konsep ketelitian geometrik mesin perkakas sesungguhnya telah lama berkembang. Untuk mengetahui ketelitian geometrik suatu mesin perkakas maka perlu dilakukan pengujian menurut prosedur yang telah baku. Pengembangan prosedur pengujian sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1901 oleh Schlesinger dalam usahanya membuat suatu standar kelayakan untuk mesin perkakas. Setelah beberapa lama berbagai prosedur pengujian mesin perkakas telah diakui oleh seluruh pengguna dan pembuat mesin perkakas dan Organisasi Standar International (ISO) merangkum berbagai prosedur tersebut menjadi petunjuk baku. Pengujian ketelitian geometrik mesin perkakas yang dimaksud, adalah: (Bagiasna, 2000) 1. Tes kelayakan Pengujian ini dilakukan di tempat mesin itu dibuat. Hasil pengujian harus berada dalam batas-batas penyimpangan yang diijinkan sesuai dengan kualitas mesin tersebut dan data ini dituliskan dalam lembar uji yang disertakan pada mesin yang bersangkutan. Dengan demikian kemungkinan konsumen dirugikan karena ketidak beresan pada mesin yang mereka beli dapat ditekan seminimal mungkin. 2. Bagian kegiatan pemeliharaan Dengan dilakukan pengujian, pemakai mesin dapat mengambil tindakan-tindakan lebih lanjut terhadap mesin yang bersangkutan. 3. Evaluasi hasil rekondisi mesin perkakas 4

Data hasil pengujian karaktreristik geometrik dapat dijadikan acuan keberhasilan usaha rehabilitasi dan dapat dijadikan pula sebagai pedoman bagi usaha rehabilitasi tersebut dan data yang diperoleh menunjukkan tindakan-tindakan yang dicapai untuk memperbaiki kualitas mesin. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Manufaktur Teknik mesin Universitas Sam Ratulangi (Unsrat). Dan waktu pelaksanaan mulai 25 Maret sampai 25 Juni 2013. 3.2 Bahan dan Peralatan Dalam penelitian tidak menggunakan bahan, akan tetapi menggunakan peralatan berupa mesin perkakas frais dan alat ukur ketelitian geometrik yang ada di Laboratorium Manufaktur Teknik Mesin Unsrat serta alat ukur yang disediakan. 3.2.1 Mesin Frais Horisontal Kunzmann UF6N Mesin frais ini sering digunakan mahasiswa Teknik Mesin Unsrat untuk melakukan praktikum Proses Manufaktur. Mesin frais horisontal Kunzmann UF6N, seperti diperlihatkan pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Mesin Frais Horisontal Kunzmann UF6N 3.2.2 Alat Ukur yang Digunakan Alat ukur yang digunakan dalam pengujian ketelitian geometrik pada mesin frais horisontal Kunzmann UF6N, adalah: 1. Spirit level 2. Dial indicator 3. Jangka sorong 4. Mistar baja 5. Peralatan kunci pas dan ring 6. Spidol 7. Kuas. 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara sistematis dan struktur pelaksanaannya dengan prosedur penelitian seperti pada gambar 3.2. 3.4.2 Proses Pengujian Ketelitian Geometrik Proses pengujian ketelitian geometrik yang dilakukan pada mesin frais horisontal Kunzmann UF6N, meliputi: 1. Penyelarasan Terhadap Meja Alat Ukur yang digunakan spirit level yang diletakkan diatas meja frais dalam arah longitudinal 5

diperiksa apakah sudah menunjukkan bahwa meja kerja berada pada posisi seimbang (datar) yang dapat diketahui dengan melihat gelembung udaranya, jika gelembung pada spirit level sudah berada pada posisi tengah skala berarti meja sudah dalam posisi datar. Proses pengujian dilakukan pengukuran penyelarasan terhadap meja dengan tahapan sebagi berikut: Proses pengujian ini yaitu dilakukan pengambilan data yang diarahkan pada meja frais dengan menggunakan spirit level. Meja frais yang diukur berjarak 800 mm dan dalam jarak masing-masing 100 mm diberi tanda menggunakan spidol pada meja tersebut. Meja frais yang dilakukan pengujian terdiri dari empat slot (Slot 1,2,3,4) dan masingmasing slot dilakukan pengukuran. Spirit level diletakkan dengan kokoh pada slot meja frais dan spirit level dijalankan sepanjang meja frais tersebut. Dan pengukuran dilakukan dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri. Pada setiap tanda spidol yang diberikan pada meja frais, spirit level dihentikan untuk di catat nilai penyimpangan yang terlihat pada spirit level dan begitu seterusnya. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali (Pengukuran I, II, III) pada setiap slot meja frais. Sebelum dilakukan pengukuran, sebaiknya mesin frais dalam kondisi bersih dan tidak terdapat peralatan lain yang mengganggu proses pengukuran. 2. Kelurusan Gerak Vertikal Lutut Alat ukur yang digunakan dalam pengujian ini adalah dial indicator. Dalam pengukuran ini untuk diketahui penyimpangan ketelitian gerak lutut terhadap kolom mesin frais. Proses pengujian dilakukan pengukuran kelurusan gerak vertikal lutut terhadap kolom mesin frais dengan tahapan sebagi berikut: Proses pengujian ini yaitu dilakukan pengambilan data yang diarahkan pada lutut mesin frais dengan menggunakan dial indicator. Kolom mesin fais yang diukur berjarak 300 mm dan dalam jarak masing-masing 25 mm diberi tanda menggunakan spidol pada kolom tersebut. Dial indicator diletakkan dengan kokoh pada lutut mesin frais dan sitlus disentuhkan pada permukaan kolom mesin frais sedangkan jam ukur menunjukkan posisi nol. Lutut mesin frais digerakkan sepanjang kolom mesin frais tersebut. Dan pengukuran dilakukan kearah vertikal dengan gerakkan naik dan gerakkan turun. Pada setiap tanda spidol yang diberikan pada kolom mesin frais, dihentikan gerakkannya untuk di catat nilai penyimpangan yang terlihat pada jam ukur dan begitu seterusnya. Sebelum dilakukan pengukuran, sebaiknya mesin frais dalam kondisi bersih dan tidak terdapat peralatan lain yang mengganggu proses pengukuran. 6

3. Kesejajaran Arbor dengan Meja Alat ukur yang digunakan dalam pengujian ini adalah dial indicator. Dalam pengukuran ini untuk diketahui penyimpangan ketelitian kesejajaran terhadap meja kerja mesin frais. Proses pengujian dilakukan pengukuran kesejajaran arbor dengan meja kerja mesin frais, dengan tahapan sebagi berikut: Proses pengujian ini yaitu dilakukan pengambilan data yang diarahkan arbor mesin frais dengan menggunakan dial indicator. Panjang arbor yang diukur berjarak 150 mm dan dalam jarak masing-masing 10 mm diberi tanda menggunakan spidol pada kolom tersebut. Dial indicator diletakkan dengan kokoh pada meja mesin frais dan sitlus disentuhkan pada permukaan diameter arbor mesin frais sedangkan jam ukur menunjukkan posisi nol. meja mesin faris gigerakkan sepanjang arbor tersebut. Dan pengukuran dilakukan kearah transversal dengan gerakkan ke arah maju dan mundur mesin frais. Pada setiap tanda spidol yang diberikan pada arbor mesin frais, dihentikan gerakkannya untuk di catat nilai penyimpangan yang terlihat pada jam ukur dan begitu seterusnya. Sebelum dilakukan pengukuran, sebaiknya mesin frais dalam kondisi bersih dan tidak terdapat peralatan lain yang mengganggu proses pengukuran. 4. Penyimpangan Spindel Utama Alat ukur yang digunakan dalam pengujian ini adalah dial indicator. Dalam pengukuran ini untuk diketahui penyimpangan ketelitian putaran spindel utama mesin frais arah radial dan aksial. Proses pengujian dilakukan pengukuran penyimpangan spindel utama mesin frais, dengan tahapan sebagi berikut: Proses pengujian ini yaitu dilakukan pengambilan data yang diarahkan pada putaran spindel mesin frais dengan menggunakan dial indicator. Dial indicator diletakkan dengan kokoh pada meja mesin frais dan sitlus disentuhkan pada permukaan spindel utama mesin frais pada arah radial sedangkan jam ukur menunjukkan posisi nol. Putar spidel berlahan-lahan dan catat nilai penyimpangan yang terlihat pada jam ukur. Selanjutnya dengan cara yang sama dilakukan pengujian penyimpangan putran spindel utama mesin frais pada arah aksial. Sebelum dilakukan pengukuran, sebaiknya mesin frais dalam kondisi bersih dan tidak terdapat peralatan lain yang mengganggu proses pengukuran. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Hasil pengamatan yang diperoleh dari pengukuran ketelitian geometrik mesin perkakas pada pengujian mesin frais horisontal Kunzmann UF6N yang ada di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi 7

Kesalahan (mikron) Kesalahan (mikron) Kesalahan (mikron) (Unsrat), dapat disokumentasikan sebagai berikut: 1. Pengukuran Penyelarasan Terhadap Meja 1. Pengukuran Penyelarasan Terhadap Meja 0.05000 0 100 200 300 400 500 600 700 0.04000 0.03000 0.02000 2. Pengukuran Kelurusan Gerak Vertikal Lutut 0.01000 0.00000 Jarak Pengukuran (mm) 2. Pengukuran Kelurusan Gerak Vertikal Lutut 0.140 0.120 0.100 0.080 3. Pengukuran Kesejajaran Arbor dengan Meja 0.060 0.040 0.020 0.000 0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 Jarak Pengukuran (mm) 3. Pengukuran Kesejajaran Arbor dengan Meja 4. Pengukuran Penyimpangan Spindel Utama 15.0 12.0 9.0 6.0 3.0 0.0-3.0-6.0-9.0-12.0-15.0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 Jarak Pengukuran (mm) 4.2 Hasil Pengolahan Data Data hasil pengamatan, di olah untuk mendapatkan nilai dari penyimpangan komponen mesin perkakas pada pengukuran mesin frais horisontal Kunzmann UF6N, seperti diperlihatkan pada grafik berikut: 4. Pengukuran Penyimpangan Spindel Utama Berdasarkan posisi putaran arah radial dan aksial merupakan kesalahan kumulatif yang langsung dapat diperoleh dari pengukuran. 4.3 Pembahasan Setelah dilakukan pengukuran ketelitian geometrik mesin perkakas 8

pada pengujian mesin frais horisontal Kunzmann UF6N, maka hasilnya dapat ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Ketelitian Geometrik Mesin Perkakas pada Pengujian Mesin Frais horisontal Kunzmann UF6N Penyimpangan (mm) Pengujian Remaks ISO Hasil 1710 Penyelarasan 0,02 0.00005 Memenuhi terhadap Meja Kelurusan Gerak Vertikal 0,025 0.000125 Memenuhi Lutut Kesejajaran Arbor dengan Meja Spindel Utama Kearah Radial Spindel Utama Kearah Aksial 0,010 0.035 0,005 0.002-0.0002 Tidak Memenuhi Memenuhi Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa penyelarasan terhadap meja, kelurusan gerak vertikal lutut dan penyimpangan putaran spindel, kesalahannya yang terjadi masih dalam batas yang diijinkan menurut standar ISO-1710. sedangkan kesejajaran arbor dengan meja sudah melebihi dari batas yang diijinkan menurut standar ISO-1710. Berdasarkan hasil keempat jenis pengujian yang dilakukan di atas maka disimpulkan bahwa mesin frais horisontal Kunzmann UF6N yang ada di Laboratorium Teknik Mesin Unsrat tidak layak digunakan untuk menghasilkan produk atau benda kerja dengan ketelitian tinggi. Jika hanya untuk membuat benda kerja untuk kegiatan praktikum manufaktur mesin frais horisontal Kunzmann UF6N yang ada di Laboratorium Teknik Mesin Unsrat masih layak digunakan. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Pengukuran ketelitian geometrik mesin perkakas pada mesin frais horisontal Kunzmann UF6N, meliputi pengujian penyelarasan terhadap meja, kelurusan gerak vertikal lutut, kesejajaran arbor dengan meja dan penyimpangan putaran spindel. 2. Hasil pengujian yang dilakukan pada mesin frais horisontal Kunzmann UF6N, diperoleh penyimpangan yang terjadi, adalah: Pengujian penyelarasan terhadap meja, nilai penyimpangan 0.00005 mm untuk pengujian sejauh 700 mm, memenuhi standar ISO-1710. Pengujian kelurusan gerak vertikal lutut, nilai penyimpangan 0.000125 mm untuk pengujian pada jarak 25-50 mm dan 125-300 mm, memenuhi standar ISO-1710. Pengujian kesejajaran arbor dengan meja, nilai penyimpangan 0.035 mm untuk pengujian pada jarak 150 mm, tidak memenuhi standar ISO- 1710 Pengujian penyimpangan putaran spindel, nilai penyimpangan 0.002 mm untuk posisi putaran arah radial dan - 0.0002 mm untuk posisi putaran arah aksial, memenuhi standar ISO-1710. 3. Dari hasil pengukuran dari keempat jenis pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa mesin frais horisontal Kunzmann UF6N yang ada di Laboratotorium Teknik Mesin Unsrat tidak layak digunakan 9

untuk menghasilkan produk atau benda kerja dengan ketelitian tinggi. Akan tetapi jika hanya untuk membuat benda kerja untuk kegiatan praktikum manufaktur mesin frais horisontal Kunzmann UF6N yang ada di Laboratotorium Teknik Mesin Unsrat masih layak digunakan. http://www.teknikmesin.net/2012/02/ mesin-frais.html(akses 22 mei 2013). http://id.wikipedia.org/wiki/mesin_p erkakas(akses 22 mei 2013). http://staff.uny.ac.id/sites/default/file s/(ppt)%20materi%201.%20me sin%20perkakas%20dan%20jen isnya.pdf(akses 28 mei 2013) 5.2 Saran 1. Arbor mesin frais perlu dilakukan penggantian dengan kondisi yang layak. 2. Perlu dilakukan pengadaan atau kalibrasi alat bantu ukur, sehingga dapat melakukan pengukuran ketelitian geometrik mesin perkakas secara akurat dan dapat dilakukan lebih banyak pengukuran pada komponen mesin perkakas. 3. Dapat dikembangkan untuk melakukan pengukuran ketelitian geometrik pada mesin perkakas lainnya yang ada di Laboratorium Teknik Mesin Unsrat, sehingga penyimpangan mesin perkakas dapat diketahui. DAFTAR PUSTAKA Arifin, S. 1993, Alat Ukur dan Mesin Perkakas. Ghalia Indonesia, Jakarta Bagiasna, K. 2000, Pengantar Pengetesan Ketelitian Geometrik Mesin Perkakas. Teknik Produksi Mesin Institut Teknologi Bandung. Poeng, R. 2003, Laporan Praktikum Pengetesan Mesin Perkakas. Teknik Produksi Mesin Institut Teknologi Bandung. Rochim, T. 1985. Proses Pemesinan, Laboratorium Teknik Produksi Mesin Institut Teknologi Bandung. 10