PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2006 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN KEPADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH SEHAT

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2009

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 65 TAHUN 2015

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8.C TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BUPATI BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA NEGARA. No.1712, 2015 KEMENPORA. Prasarana. Pemberian. Permohonan. Pemberian Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang mengatur lebih lanjut mengenai pelaksanaan anggaran Bagian Anggaran Bendahara

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-148/MEN/2001 PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN KEAHLIAN DAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 210/PMK.02/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG

BERITA NEGARA. No.1711, 2015 KEMENPORA. Belanja Barang. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134/PMK.010/2017 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN DARI

TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL BIDANG PENDIDIKAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI KELUARGA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SUKOHARJO

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA,

2016, No b. bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangu

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERMOHONAN DAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN BUPATI MALANG,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 39 Tahun 2016 Seri E Nomor 28 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PERJALANAN DINAS PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN UNTUK LEMBAGA PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT DAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelengaraan lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan lembaga kemasyarakatan, perlu memberi bantuan; b. bahwa agar pemberian bantuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat dimanfaatkan secara efektif, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Bantuan Untuk Lembaga Pendidikan Yang Diselenggarakan Oleh Masyarakat Dan Lembaga Kemasyarakatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 5, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1981 tentang Pemberian Bantuan Kepada Sekolah Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3203); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1982 tentang Pemberian Bantuan Kepada Perguruan Tinggi Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 66, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3238); 6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja 888

Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M/2004 mengenai Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG BANTUAN UNTUK LEMBAGA PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT DAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Bantuan adalah pemberian yang bersifat sementara untuk memenuhi sebagian kebutuhan lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan lembaga kemasyarakatan dari Departemen Pendidikan Nasional yang dianggarkan dalam daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) Sekretariat Jenderal Pendidikan Nasional. 2. Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat meliputi satuan pendidikan formal yaitu taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD)/sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama (SMP)/sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah atas (SMA)/sekolah menengah atas luar biasa (SMALB), sekolah menengah kejuruan (SMK), universitas/institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi; dan satuan pendidikan nonformal yaitu lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, dan satuan pendidikan yang sejenis. 3. Lembaga kemasyarakatan meliputi penyelenggara pendidikan kebudayaan, penyelenggara pembinaan pemuda dan pramuka, penyelenggara pembinaan dan pengembangan olah raga, dan penyelenggara pembinaan organisasi kemasyarakatan. BAB II TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Pemberian bantuan bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan. Pasal 3 Bantuan dapat diberikan kepada lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan yang mengajukan usulan bantuan kepada Departemen Pendidikan Nasional. 889

BAB III JENIS BANTUAN Pasal 4 Bantuan diberikan dalam bentuk uang satu kali dalam satu tahun anggaran. BAB IV PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH BANTUAN Pasal 5 (1) Persyaratan umum satuan pendidikan formal yang dapat memperoleh bantuan adalah sebagai berikut: a. mempunyai izin pendirian dari pejabat yang berwenang; b. memiliki domisili yang jelas; c. memiliki sekurang-kurangnya 90% peserta didik yang berkewarga-negaraan Indonesia; d. telah meluluskan siswa/mahasiswa; e. jumlah penerimaan pendapatan sekolah/perguruan tinggi lebih kecil dari biaya operasional sekolah/perguruan tinggi; f. pada tahun yang sama tidak menerima bantuan dari instansi lain; dan g. sanggup mempertanggungjawabkan bantuan sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Persyaratan khusus satuan pendidikan formal yang dapat memperoleh bantuan adalah sebagai berikut: a. untuk sekolah mempunyai akreditasi paling tinggi C atau yang belum diakreditasi paling tinggi status diakui; b. untuk perguruan tinggi mempunyai akreditasi paling tinggi C; c. tidak sedang direkomendasikan untuk digabung atau ditutup; d. mempunyai anggaran dasar/statuta dan anggaran rumah tangga; e. mempunyai program kerja; f. mempunyai struktur organisasi dan susunan pengurus; g. mempunyai sumber biaya dan rencana anggaran belanja. Pasal 6 Persyaratan satuan pendidikan nonformal yang dapat memperoleh bantuan adalah sebagai berikut: a. mempunyai izin pendirian dari pejabat yang berwenang khusus untuk lembaga pelatihan dan lembaga kursus; b. memiliki domisili yang jelas; c. memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; d. mempunyai struktur organisasi; e. memiliki sekurang-kurangnya 90% peserta didik yang berkewarga-negaraan Indonesia; f. mempunyai program kerja; dan g. sanggup mempertanggungjawabkan bantuan sesuai ketentuan yang berlaku. 890

Pasal 7 Persyaratan lembaga kemasyarakatan yang dapat memperoleh bantuan adalah sebagai berikut: a. memiliki penyelenggara yang berbentuk organisasi; b. memiliki domisili yang jelas; c. memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; d. mempunyai struktur organisasi; h. pemanfaatan sarana dan prasarana diperuntukkan bagi warga negara Indonesia; i. penyelenggara mempunyai program kerja; dan j. penyelenggara sanggup mempertanggungjawabkan bantuan sesuai ketentuan yang berlaku. BAB V MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN Pasal 8 (1) Penyelenggara atau satuan pendidikan menyampaikan proposal permohonan bantuan yang ditujukan kepada Menteri Pendidikan Nasional u.p. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional. (2) Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut: a. latar belakang; b. tujuan; c. maksud dan rencana kegiatan; d. hambatan dan permasalahan; e. kesimpulan; dan f. penutup. (3) Proposal permohonan bantuan untuk pendidikan formal ditanda tangani oleh kepala satuan pendidikan yang diketahui oleh pemimpin penyelenggara satuan pendidikan. (4) Proposal permohonan bantuan untuk pendidikan nonformal ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan dan khusus untuk lembaga kursus dan lembaga pelatihan harus diketahui oleh pemimpin penyelenggara satuan pendidikan. (5) Proposal permohonan bantuan untuk pendidikan kemasyarakatan ditandatangani oleh ketua dan sekretaris organisasi dengan rekomendasi dari lurah/ kepala desa. (6) Proposal yang diajukan kepada Menteri dilampiri: a. untuk satuan pendidikan formal: 1) fotokopi akte pendirian badan hukum penyelenggara satuan pendidikan; 2) fotokopi akreditasi yang terbaru; 3) rencana anggaran biaya kegiatan yang diperlukan; 4) rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS); 5) jadwal kegiatan; 6) profil sekolah.; 7) daftar murid/mahasiswa per kelas pada tahun terakhir; 8) data guru/dosen; dan 891

9) data sarana pendidikan yang dimiliki; b. untuk pendidikan nonformal: 1) fotokopi akte pendirian yayasan/lembaga bagi lembaga kursus dan lembaga pelatihan; 2) rencana anggaran biaya kegiatan yang diperlukan; 3) rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan (RAPB); 4) jadwal kegiatan; 5) profil satuan; 6) daftar peserta didik per kelas pada tahun terakhir bagi lembaga kursus dan lembaga pelatihan ; 7) data tutor/instruktur bagi lembaga kursus dan lembaga pelatihan; dan 8) data sarana pendidikan yang dimiliki. c. untuk lembaga kemasyarakatan: 1) fotokopi anggaran dasar (AD)/anggaran rumah tangga (ART) organisasi; 2) struktur dan susunan pengurus organisasi; 3) rencana anggaran belanja kegiatan lembaga kemasyarakatan yang diperlukan; 4) jadwal kegiatan; 5) profil organisasi; dan 6) data sarana yang dimiliki. Pasal 9 (1) Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional melalui Kepala Biro Keuangan melakukan penilaian terhadap kelayakan permohonan bantuan yang tertuang dalam proposal, khususnya tentang persyaratan untuk mendapatkan bantuan. (2) Besarnya bantuan yang diberikan kepada lembaga pendidikan disesuaikan dengan ketersediaan anggaran. (3) Berdasarkan hasil penilaian kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan keputusan pemberian bantuan terhadap proposal yang memenuhi kelayakan. (4) Keputusan yang telah ditandatangani dikirim kepada penerima bantuan. Pasal 10 Penerima bantuan yang telah menerima surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3), melengkapi dan mengirimkan kepada Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional u.p. Kepala Biro Keuangan Departemen Pendidikan Nasional: a. fotokopi rekening bank yang atas nama yayasan/sekolah/perguruan tinggi/organisasi yang bukan atas nama pribadi. b. kuitansi rangkap 5 (lima), yang asli bermeterai Rp. 6.000,00, yang ditandatangani dan distempel oleh kepala satuan pendidikan formal/kepala satuan pendidikan nonformal/pemimpin organisasi kemasyarakatan. 892

BAB VI PROSES PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 11 (1) Kepala Biro Keuangan membuat surat permintaan pembayaran (SPP), kemudian menerbitkan surat perintah membayar (SPM) kepada kepala satuan pendidikan formal/kepala satuan pendidikan nonformal/pemimpin lembaga kemasyarakatan yang telah melengkapi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 untuk disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). (2) Kepala KPPN menerbitkan surat perintah pencairan dana (SP2D) terhadap SPM yang telah disetujui dan mentransfer dana ke rekening bank satuan pendidikan formal/satuan pendidikan nonformal/ organisasi kemasyarakatan penerima bantuan melalui bank persepsi KPPN. (3) Setelah uang bantuan masuk ke rekening satuan pendidikan formal/satuan pendidikan nonformal/lembaga kemasyarakatan, dana tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan sesuai proposal yang dibuat. (4) Satuan pendidikan formal/satuan pendidikan nonformal/organisasi kemasyarakatan penerima bantuan, dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah bantuan diterima, wajib melaporkan surat pertanggungjawaban (SPJ) penggunaan dana bantuan sesuai proposal dengan melengkapi bukti-bukti asli pengeluaran dan laporan kegiatan. (5) Satuan pendidikan formal/satuan pendidikan nonformal/organisasi kemasyarakatan tidak dapat dipertimbangkan lagi untuk mendapatkan bantuan pada tahun yang akan datang apabila dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan tidak dapat mempertanggungjawabkan dana bantuan. BAB VII KEWAJIBAN PENERIMA BANTUAN Pasal 12 Penerima bantuan wajib: a. menggunakan bantuan sesuai dengan rencana penggunaan yang tercantum dalam proposal; b. menyampaikan laporan penggunaan bantuan kepada Menteri Pendidikan Nasional u.p. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional atau pejabat yang ditunjuk; c. menerima pengawasan dan/atau pemeriksaan dari Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat yang di tunjuk. d. mengembalikan seluruh atau sebagian uang bantuan apabila tidak dipergunakan atau hanya dipergunakan sebagian. 893

BAB VIII PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BANTUAN Pasal 13 (1) Kepala Biro Keuangan melaksanakan pemantauan dan evaluasi pemberian bantuan. (2) Inspektorat Jenderal Departemen melaksanakan pengawasan penggunaan bantuan baik secara berkala maupun sewaktu-waktu. (3) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaporkan kepada Menteri Pendidikan Nasional dengan tembusan Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan Inspektorat Jenderal Departemen. (4) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaporkan kepada Menteri Pendidikan Nasional dengan tembusan Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional. BAB IX PERUBAHAN DAN PENGHENTIAN BANTUAN Pasal 14 Menteri Pendidikan Nasional dapat melakukan perubahan atau pemberhentian bantuan kepada satuan pendidikan formal, satuan pendidikan nonformal atau lembaga kemasyarakatan yang diketahui telah ditutup, dibubarkan, atau tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Menteri ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini: a. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0320/U/1983 tentang Pelaksanaan Pemberian Bantuan kepada Perguruan Tinggi Swasta; b. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 059/U/1993 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Kepada Sekolah Swasta; dan c. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 177/U/2001 tentang Pemberian Bantuan Kepada Penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga; dinyatakan tidak berlaku untuk pemberian bantuan yang dibebankan pada anggaran Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional. 894

Pasal 16 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 November 2006 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO 895