BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial yang dapat bekerjasama serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya pembagian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain (Chaer dan Agustina, 1995: 14). Melalui bahasa dapat terungkap

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB I PENDAHULUAN. tampilannya yang audio visual, film sangat digemari oleh masyarakat. Film

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB I PENDAHULUAN. Ismail dengan judul Lewat Djam Malam. Pada tahun 1950-an. film Indonesia bisa memasuki bioskop kelas 1 pada dekade 1950-an akhir.

BAB I PENDAHULUAN. sesama manusia. Menurut Janet Holmes (2001:3) Languages provide a variety of

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antara manusia satu sama lain. Bahasa tersebut dapat diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

RESENSI BUKU. : Lalu Faesal Amrullah. Kelas : X MIPA 3. No. absen : 33 SMA NEGERI 5 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. wujud kreativitas yang mampu membantu manusia dalam berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM NOVEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

VARIASI GAYA BAHASA REPETISI PADA WACANA KATA MUTIARA

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. berwujud bahasa. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

Film yang mengupas proses pelestarian lingkungan. Film yang menceritakan pengabdian seorang pelestari bumi. Cara melestarikan lingkungan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Abdu Zikrillah, 2013 Kajian visual desain sampul buku novel Karya andrea hirata

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi, kini bahasa tidak saja dilihat sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan kita sehari-hari tidak pernah terlepas dari percakapan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan. Indonesia yaitu dorama. Menurut Wikipedia, dorama merupakan serial drama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

CREATIVE THINKING. Mencari dan Menemukan Ide Cerita. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif di tanah air saat ini dapat dikatakan sedang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. tagline iklan yang inovatif sekaligus menarik. Pada awalnya iklan hanya terbatas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN. karya yang maksimal, diadakan Festival Film Indonesia (FFI) sebagai ajang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial yang dapat bekerjasama serta berkomunikasi dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya. Dengan demikian manusia tidak bisa lepas dari bahasa, karena melalui bahasalah manusia diantaranya dapat saling menerima dan memberi informasi secara sempurna, menyatakan pendapat, mempengaruhi orang lain baik demi kepentingan sendiri maupun kelompok. Berkaitan dengan peranan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi antara manusia dalam kehidupan bermasyarakat, Nababan (1984:2) menyatakan, Fungsi bahasa yang paling mendasar adalah untuk berkomunikasi, yaitu sebagai alat pergaulan dan perhubungan sesama manusia, sehingga terbentuk suatu sistem sosial atau masyarakat. Penuturan Nababan tersebut menunjukkan bahwa bahasa merupakan alat yang mendasar dan utama yang digunakan oleh manusia untuk kegiatan berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Bahasa yang erat kaitannya dengan masyarakat tidak lain merupakan fokus perhatian ilmu sosiolinguistik, karena bahasa merupakan sebuah objek dalam sosiolinguistik yang tidak dilihat sebagaimana bahasa dalam kajian linguistik lainnya yang lebih menitikberatkan pada asal usul bahasa, makna 1

2 bahasa atau konteks dari sebuah bahasa tersebut, melainkan bahasa dilihat dari sudut pandang perannya sebagai alat komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti pendapat dari Pateda (1987:11) yang menyatakan, Bahasa hanya hidup karena interaksi sosial. Dengan kata lain dalam masyarakat bahasa merupakan hal yang penting dalam hal menyampaikan sesuatu pesan dan tujuan sebagai interaksi sosialnya apakah dari pembicara kepada pendengar, dari penulis kepada pembaca atau penyapa pada pesapa. Hal tersebut merupakan kegiatan yang lumrah terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat untuk saling berkomunikasi satu sama lainnya. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dapat disampaikan melalui berbagai bentuk media massa baik media cetak ataupun media elektronik, karena media tersebut merupakan salah satu cara penyampaian komunikasi yang memiliki konsep beragam. Penyampaian komunikasi yang paling popular dewasa ini adalah melalui media elektronik seperti televisi, radio dan internet. Namun demikian media cetak pun tidak kalah populernya bagi orang yang memiliki minat baca, bahkan dewasa ini film-film yang terkenal pun diangkat dari cerita dalam sebuah novel. Selain media elektronik, penyampaian ide atau gagasan melalui media cetak bagi masyarakat yang memiliki minat dalam membaca seperti majalah, novel dan cerpen (cerita pendek) tidak kalah diminati oleh masyarakat. Hal tersebut terbukti dengan adanya penghargaan-penghargaan Best Seller dari bukubuku tersebut.

3 Dengan kata lain sebuah novel akan banyak diminati apabila isi dari ceritanya tidak biasa dan menarik perhatian para pembacanya. Tentu saja novel haruslah memiliki bibit, bebet, dan bobot yang berkualitas demi memuaskan para pembaca novelnya. Maka dari itu tidaklah heran beberapa penulis novel mencapai prestasi tersebut dan bahkan beberapa dari novel-novel tersebut diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Sebuah novel pun memiliki ciri khasnya tersendiri contohnya saja ketika seorang pembaca membaca sebuah novel maka sang pembaca akan merasa penasaran dengan jalan cerita dan akhir cerita dari novel tersebut. Bahkan ketika pembaca membaca novel, tanpa pembaca sadari terkadang pembaca seakan-akan masuk ke dalam dunia novel tersebut. Pada hakikatnya sebuah novel ditulis oleh penulis berdasarkan kreativitas, sensitivitas, dan daya kritis terhadap dunianya yang bersifat subjektif dan imajinatif. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan tingkah perilaku mereka dalam kehidupan sehari- hari, dengan menitikberatkan pada sisisisi realita yang umum terjadi di dalam sebuah kehidupan namun sedikit diberi beberapa hal khayalan sang penulis. Di dalam sebuah novel lumrahnya terdapat beberapa percakapan atau tindak tutur sebagai faktor pendukung dari jalan cerita dalam novel tersebut. Tindak tutur dari karakter-karakter di dalam novel biasanya terdapat hal-hal yang menarik seperti cara mereka melakukan sebuah percakapan dengan ciri khas dari karakternya masing-masing dalam novel tersebut. Hal tersebut merupakan hal

4 yang memungkinkan pembaca menebak watak dari karakter-karakter dalam novel tersebut dengan membedakan cara atau gaya berbicaranya. Sedangkan tindak tutur itu sendiri merupakan bentuk kegiatan yang sering dilakukan oleh manusia untuk menjalin komunikasi satu dengan yang lainnya. Dengan tindak tutur, manusia dapat saling mengungkapkan pikiran dan perasaan, menyatakan pendapat, bertukar informasi dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Dengan demikian manusia tidak akan pernah luput melakukan tindak tutur, karena manusia sebagai makhluk sosial yang pada hakikatnya tidak bisa hidup sendiri, oleh karena itu manusia akan saling bertemu dan melakukan sebuah tindak tutur dalan aktifitas komunikasinya. Dari sekian banyak tindak tutur dalam sebuah novel, seringkali kita temui perbedaan-perbedaan yang akhirnya menimbulkan pertanyaan mengapa para pemeran dalam cerita tersebut berbicara dengan cara yang berbeda kepada orang berbeda atau tempat dan suasana yang berbeda. Hal inilah yang menginspirasi penulis untuk meneliti lebih jauh tindak tutur seseorang yang berbeda satu dengan lainnya. Objek penelitian ini adalah sebuah novel berjudul Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang sangat populer khususnya setelah dilayarlebarkan menjadi sebuah film. Seperti yang diberitakan dalam situs internet Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/laskar_pelangi_(film)) yang menuliskan: Laskar Pelangi (2008) adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza yang dirilis pada Jumat, 26 September 2008 pada saat libur Lebaran. Film Laskar Pelangi merupakan karya adaptasi dari buku Laskar Pelangi yang

5 ditulis oleh Andrea Hirata. Skenarionya ditulis oleh Salman Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-Ayat Cinta dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Hingga Maret 2009, Laskar Pelangi telah ditonton oleh 4,6 juta orang [1], menjadikannya film terbanyak ditonton di Indonesia keempat, setelah Jelangkung dengan 5,7 Juta, Pocong 2 dengan 5,1 Juta, dan Ada Apa Dengan Cinta dengan 4,9 Juta. Berita tersebut membuktikan bahwa novel Laskar Pelangi ternyata dapat menembus pasar internasional, sehingga terbitlah novel Laskar Pelangi dalam versi bahasa Inggris dengan judul The Rainbow Troops diterjemahan oleh Angie Kilbane. Novel ini menceritakan kisah masa kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat miskin di Belitung yang mencoba memperbaiki masa depan mereka. Sekolah yang paling dekat dengan kampung mereka hanyalah SD Muhammadiyah, namun keadaan sekolah tersebut sangat mengkhawatirkan karena di bangun atas jiwa ikhlas warga yang menyumbang dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseokseok. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat seorang anak berkebutuhan khusus yang sepanjang masa bersekolahnya tak pernah mendapatkan rapor. Hari demi hari yang sulit pun dilalui oleh kesebelas murid dan guru mereka dalam mempertahankan sekolah mereka demi meraih cita-cita mereka. Hingga akhirnya beberapa dari mereka sukses mewujudkan cita-citanya dan memiliki kehidupan yang lebih baik ketika dewasa.

6 Pada novel tersebut ditemukan beberapa contoh cara mereka melakukan sebuah tindak tutur dengan orang-orang berbeda, suasana yang berbeda, dan tempat yang berbeda. Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk menganalisis percakapan dari novel tersebut ke dalam sebuah penelitian yang berjudul Analisis Faktor Sosial Dan Dimensi Sosial Pada Tindak Tutur Dalam Novel The Rainbow Troops Karya Andrea Hirata : Kajian Sosiolinguistik. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini, masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Faktor sosial apa yang berpengaruh pada tindak tutur dalam novel The Rainbow Troops? 2. Dimensi Sosial apa yang berpengaruh pada tindak tutur dalam novel The Rainbow Troops? 1.3 Batasan Masalah Untuk mencapai suatu hasil penelitian yang mendalam dan tuntas, perlu diadakan pembatasan masalah. Pembatasan masalah juga diperlukan agar penelitian tidak kabur dan tidak melewati daerah penelitiannya. Berdasarkan judul penelitian ini, yaitu Analisis Faktor Sosial dan Dimensi Sosial Pada Tindak Tutur Dalam Novel The Rainbow Troops Karya Andrea Hirata: Kajian Sosiolinguistik. Sumber data novel yang akan diteliti adalah The Rainbow Troops karya Andrea Hirata, dengan demikian data-data yang digunakan dalam penelitian ini hanya di kaji dari sudut pandang sosiolinguistik. Khususnya yang

7 berkaitan dengan faktor-faktor sosial dan dimensi-dimensi sosial dari tindak tutur yang terdapat dalam novel The Rainbow Troops tersebut. Teori yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini adalah teori Nababan (1984:2) dalam definisi fungsi bahasa, teori sosiolinguistik, social factors dan social dimensions oleh Janet Holmes (2001), Radford and Andrew (1999:20), Pateda (1982:6), Chaer dan Agustina (2004:3), Alen dan Corder (1975:156), dan kamus Oxford Learner s Pocket Dictionary (2005), teori percakapan Kridalaksana (2001:68), Pridham (2001:2), O Grady (1996), Cook (1989:51), dan teori metode deskriptif oleh Djadjasudarma (1993:8). 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Beberapa tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh faktor sosial terhadap tindak tutur dalam novel tersebut. 2. Untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh dimensi sosial terhadap tindak tutur dalam novel tersebut. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman para pembaca mengenai pengaruh faktor sosial pada tindak tutur.

8 2. Dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman para pembaca mengenai pengaruh dimensi sosial pada aktivitas berkomunikasi dalam kehidupan masyarakat. 1.5 Objek dan Metode Penelitian Objek penelitian skripsi ini adalah tentang tindak tutur dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang telah diterjemahkan ke dalam berbahasa Inggris menjadi The Rainbow Troops oleh Angie Kilbane berdasarkan teori social factors dan social dimensions milik Janet Holmes. Alasan dipergunakannya beberapa tindak tutur dari novel berbahasa Inggris ini karena merupakan salah satu tempat dimana novel terdapat beberapa kegiatan berkomunikasi yaitu percakapanpercakapan yang akan diteliti penulis. Penulis mengambil beberapa tindak tutur berbahasa Inggris dalam novel ini sesuai dengan judul yang penulis akan analisis. Dalam pengumpulan data, penulis mengambil beberapa tindak tutur dari novel tersebut dan penulis hanya mengambil tindak tutur yang menonjolkan sisi perbedaan tindak tutur berdasarkan faktor-faktor yang akan penulis teliti. Datadata tindak tutur tersebut akan dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan karakter-karakter utama yang paling menonjolkan cara berbicaranya dalam novel tersebut. Dalam pengumpulan data ini penulis akan membandingkan perbedaan dari segi faktor sosial dan segi dimensi sosialnya dan menyimpulkan faktor manakah yang terlihat lebih dominan dalam kegiatan tindak tutur tersebut.

9 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu metode menggunakan suatu keadaan secara sistematis, atau hal-hal atau peristiwa secara aktual dan akurat. Seperti yang diungkapkan oleh Djadjasudarma (1993:8) yaitu Metode deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi. Maksudnya membuat gambaran, lukisan secara faktual, dan akurat mengenai data sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti. Itu menunjukan bahwa metode ini memiliki cara dalam mendeskripsikan sebuah gambaran dengan sistematis dan teliti. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini dimulai dengan Bab I, membahas tentang pendahuluan yang mencangkup latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, objek dan metode penelitian, dan sistematika penulisan. Pada Bab II berisi tentang kajian pustaka yang membahas landasan-landasan teori yang dipakai penulis dalam penelitian ini dan teori-teori pendukung. Pada Bab III berisi tentang analisis data social factors dan social dimensions dalam percakapan novel sesuai dengan karakter-karakter yang penulis tentukan. Bab IV merupakan bab penutup yang mencangkup kesimpulan dan saran.