INVENTARISASI JENIS, POTENSI DAN POLA SEBARAN BAMBU DI KAWASAN AIR TERJUN IRONGGOLO KEDIRI SEBAGAI MEDIA KONSERVASI IN-SITU SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

INVENTARISASI TUMBUHAN GULMA YANG BERKHASIAT SEBAGAI TUMBUHAN OBAT DI BANTARAN SUNGAI BRANTAS SEBAGAI MEDIA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI SKRIPSI

KERAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusa sp.) DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA KELURAHAN MANGGA DUA

PENGEMBANGAN LKS BERDASARKAN HASIL STUDI IDENTIFIKASI JENIS BAMBU DI DESA HARAPAN MAKMUR. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

Keanekaragaman Jenis Bambu di Gunung Ciremai Jawa Barat

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

Keanekaragaman Bambu dan Manfaatnya Di Desa Tabalagan Bengkulu Tengah

INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN, POLA SEBARAN, DAN POTENSI PEMANFAATAN ARECACEAE DI KAWASAN UBALAN KEDIRI

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

KEANEKARAGAMAN LUMUT TERESTERIAL DI KAWASAN AIR TERJUN NGLEYANGAN PADA MUSIM KEMARAU SKRIPSI

Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB I. PENDAHULUAN. bagi makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dengan pengertian seperti itu

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

PENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU Bamboo Species Diversity In The Forest City Bunut Sanggau District

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

TINJAUAN PUSTAKA. dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Etnobotani Bambu Oleh Masyarakat Dayak Kanayatn Di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

JENIS-JENIS POHON DI SEKITAR MATA AIR DATARAN TINGGI DAN RENDAH (Studi Kasus Kabupaten Malang)

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman yaitu kekayaan spesies dan kemerataan dari kelimpahan setiap

I. PENDAHULUAN. Taman Hutan Raya (Tahura) Tongkoh terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

BAB I PENDAHULUAN. Hampir separuh wilayah daratnya berupa hutan. Untuk itu pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. endangered berdasarkan IUCN 2013, dengan ancaman utama kerusakan habitat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

Inventarisasi Bambu di Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI MANCON WILANGAN KABUPATEN NGANJUK SEBAGAI UPAYA AWAL KONSERVASI EX-SITU SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae. Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan hidup di daerah tropika. Pteridophyta tidak ditemukan di

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang

Asrianny, Arghatama Djuan. Laboratorium Konservasi Biologi dan Ekowisata Unhas. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki separuh keanekaragaman flora dan fauna dunia dan diduga sebagai

Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : Ica Adrianita Rahmi 1, Mukarlina 1, Riza Linda 1 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

KONSEP PERMATA PERLINDUNGAN MATA AIR. Wawan Sujarwo Ida Bagus Ketut Arinasa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

PENDAHULUAN. dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan luar

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. di muka bumi ini merupakan bagian keindahan dari ciptaan Allah swt.

Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kawasan secara umum merupakan permukaan tanah atau air yang sederhana

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan biodiversitas yang sangat tinggi. Menurut Sarwono. buku The Ecology of Kalimantan-Indonesia Borneo, menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

II. TINJAUAN PUSTAKA. memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.

BAB I PENDAHULUAN. sudah maju maupun di negara yang masih berkembang, di daerah dataran rendah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. potensial dapat mensubstitusi penggunaan kayu. Dalam rangka menunjang

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil bambu yang cukup besar. Banyak

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di

BAB VI PENUTUP. wisata Desa Sanggu Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN. KEANEKARAGAMAN HAYATI SD dan Sederajat (Kelas 4,5 dan 6)

RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR ( JATROPHA CURCAS ) TERHADAP VOLUME PENYIRAMAN YANG BERBEDA PADA KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

EKSPLORASI TANAMAN TEBU ( Saccharum officinarum L. ) DI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Artikel Skripsi INVENTARISASI JENIS, POTENSI DAN POLA SEBARAN BAMBU DI KAWASAN AIR TERJUN IRONGGOLO KEDIRI SEBAGAI MEDIA KONSERVASI IN-SITU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program Studi Pendidikan Biologi Oleh : YULI SANTOSA NPM : 11.1.01.06.0101 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016 Yuli Santosa 11.1.01.06.0101 1

Artikel Skripsi 2

Artikel Skripsi 3

Artikel Skripsi INVENTARISASI JENIS POLA SEBARAN DAN POTENSI BAMBU DI KAWASAN AIR TERJUN IRONGGOLO KEDIRI SEBAGAI MEDIA KONSERVASI IN-SITU Yuli santosa NPM.11.1.01.06.0101 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Program Studi Pendidikan Biologi yulisantosa1@gmail.com Agus Muji Santoso, M.Si dan Poppy Rahmatika Primandiri, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRACK Ironggolo merupakan salah satu kawasan wisata ecotourism yang terdapat di Kabupaten Kediri. Bambu merupakan tanaman yang memiliki potensi sangat tinggi Indonesia. Indonesia merupakan negara terbesar ketiga yang menyumbang 143 jenis bambu di dunia. Diperkirakan ada 60 jenis bambu lokal yang ada di pulau Jawa, termasuk di hutan Ironggolo Kediri, Jawa Timur. Jumlah tersebut mungkin bisa bertambah mengingat masih luasnya daerah yang belum pernah di inventarisasi. Kawasan Air Terjun Ironggolo Kediri merupakan bagian dari lereng Gunung Wilis yang memiliki kawasan wisata alam yang diperkirakan dalamnya banyak ditemukan keanekaragaman hayati termasuk bambu. Peneliti ini dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara kepada masyarakat sekitar. Penelitian mengunakan metode purposive sampling/ jelajah acak.untuk mempermudah pengambilan data dilakukan pembagian zona berdasarkan topografi tanah dan jarak dari sumber air. Bambu yang ditemukan ada 8 spesies yaitu B.multiplex, B.gluchophylla, B.vulgaris, D.assper, G.apus, G.atter, F.horsfieldii, S.blumei. Pola sebaran dari setiap jenis bambu mengelompok. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan media konservasi In-Situ yang berbentuk buku popular yang sistematis dan mudah dipahami untuk melestarikan jenis bambu yang memiliki potensi besar. Kata Kunci: Bambu, Ironggolo, Konservasi 4

I. LATAR BELAKANG Bambu memiliki banyak manfaat yang mencakup dari berbagai segi terutama dari segi ekonomi, ekologi, sosial, dan budaya. Bambu merupakan satu dari sekian banyak tanaman berpotensi ekonomi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Mulai dari rebung, batang, daun, dan akarnya. Rebung bambu selain dimanfaatkan sebagai sayuran juga digunakan sebagai obat liver yang diolah secara tradisional, sedangkan pucuk daun dari beberapa jenis bambu dapat dimanfaatkan sebagai obat sesak nafas (Sujarwo,2010 Kebutuhan masyarakat terhadap produk dari bambu tidak di imbangi dengan jumlah bambu yang tersedia di alam. Akibatnya di daerah tertentu seperti di Bali pengrajin mulai kesulitan mendapatkan bambu sebagai bahan dasar kerajinan maupun perkakas rumah tangga sehingga dalam waktu satu minggu sekitar dua truk bambu didatangkan dari Jawa Timur. (Ardana dalam Arinasa, 2004). Beberapa jenis bambu di berbagai daerah terancam kelestariannya disebabkan pemanfaatan dan pengolahanya tidak sesuai dengan prinsip pemanfaatan yang berkesinambungan serta kurangnya perhatian terhadap jenis bambu yang kurang bernilai ekonomi. Inventarisasi jenis, potensi dan pola sebaran bambu belum pernah dilakukan di Kawasan Wisata Air Terjun Ironggolo Kediri. Padahal kawasan ini merupak kawasan wisata yang berbasis alam yang Artikel Skripsi diperkirakan banyak keanekaragaman hayati di dalamnya termasuk bambu. Banyak masyarakat yang telah memanfaatkan jenis jenis bambu yang ada di Kawasan Air Terjun Ironggolo kediri tetapi belum ada informasi ilmiah tentang jenis, potensi, dan pola sebaran bambu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat sehingga masyarakat mengenal kekayaan alam lokal serta memaksimalkan potensi dan berperan aktif melestarikan jenis- jenis bambu yang ada di Kawasan Air Terjun Ironggolo Kediri sebagai langkah konservasi in- situ. Untuk mencapai tahap tersebut diperlukan sarana/ media konservasi yang akan disusun dalam bentuk bookleet yang berisi hasil-hasil tentang penelitian bambu. II. METODE Penelitian ini menggunakan metode jelajah acak dengan membagi zona menjadi 4 bagian. Pebagian zona berdasarkan topografi tanah selain itu pembagian zona digunakan untuk mempermudah pengambilan data. Setiap jenis bambu yang ditemukan di identifikasi sampai tingkat spesies mengunakan buku Identikit Jenis Bambu di Jawa karangan Widjaja 2001. Sedangkan potensi ddan manfaat bambu di dapat dari litelatur. Untuk ke absahan hasil dilakukan validasi sample ke UPT Balai 5

Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan. Untuk menentukan pola sebaran mengunakan Indeks Disperse Morisita (Krebs,1986 dalam Chair, tanpa tahun ) Artikel Skripsi Keterangan: Id = Indeks dispersi Morisita N = Jumlah kuadrat x = Total dari jumlah individu suatu organism dalam kuadrat x 2 = Total dari kuadrat jumlah individu suatu organisme dalam kuadrat III. HASIL DAN KESIMPULAN Penelitian ini menemukan 8 jenis bambu dari 5 genus yang berbeda yaitu dari genus Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa, Schyzostacyum dan Fibribambusa. Jenis jenis bambu dari genus Bambusa terdapat 3 jenis yaitu B. glaucophylla, B. multiplex dan B. vulgaris. Genus Dendrocalamus terdapat 1 jenis yaitu D. assper. Genus Gigantochloa terdapat 2 jenis yaitu G.apus dan G. atter. Genus Schyzostacyum terdapat 1 jenis yaitu S. Blumei. Genus Fibribambusa terdapat satu jenis yaitu F.horsfieldii. Berikut tabel jenis bambu yang ditemukan pada setiap zona pada tabel berikut ini. Jenis bambu yang paling banyak ditemukan adalah bambu dari spesies D. assper,bambu ini tersebar luas di Kawasan Air Terjun Ironggolo Kediri, jumlah individu mencapai 984 individu dan mewakili lebih dari setengah presentase nilai kepentingan individu yang mencapai 54,21 %. Bambu yang memiliki nama daerah bambu betung ini merupakan bambu yang mendominasi di kawasan Air Terjun Ironggolo Kediri. Jenis ini lebih banyak diduga karena tempatnya di lereng dan jarang diambil buluhnya oleh masyarakat selain itu bambu betung bisa beradaptasi di tempat yang lebih kering dengan adaptasi morfologi jika di tempat yang kekurangan air, bambu betung buluhnya lebih kecil dan diameternya menjadi lebih tebal. 6

Pola sebaran semua jenis bambu yang dihitung mengunakan indeks disperse morisita hasilnya tersaji pada tabel berikut ini. Artikel Skripsi Handaru, M.Ds. berikut nilai hasil validasi disajikan pada grafik di bawah ini. Pola sebaran mengelompok diduga disebabkan karakter bambu yang jarang sekali ditemukan perbungaannya dan persebaran bambu lebih cenderung melalui tunas atau rizom. Tumbuhan yang berkembang biak secara vegetatif melalui rhizoma menyebabkan setiap individu baru akan berada di sekitar induk dan mengelompok menbentuk rumpun. Hasil dari penelitian ini digunakan sebagai media konsevasi yang berbentuk Booklet yang berisi cover, prakata, jenis bambu, pola sebaran dan pola sebaran yang di gunakan sebagai media konservasi yang difokuskan bagi masyarakat sekitar. Media konservasi di validasi oleh validator yang ahli dibidangnya. Yaitu bidang biologi oleh Dr. sulistiono, M.Si validator dibidang pengiat lingkungan Dra. Budhi Utami, M.Pd dan validator bidang desain media komunikasi Wuri Cahya Secara keseluruhan kelayakan dan penyajian booklet sudah baik dan layak untuk digunakan. Namun ada beberapa masukan secara umum yang disampaikan, yaitu cara penulisan daftar pustaka, pengunaan kata yang kurang tepat serta beberapa gambar yang harus dilengkapi. Apabila diambil nilai rata-rata dari ketika penguji booklet ini memiliki nilai 90 yang artinya nilai kelayakanya sangat baik dan hanya membutuhkan sedikit revisi. IV. DAFTAR PUSTAKA Alamasyah, R. affandi, O. Batubara, R (tanpa tahun) Analisis Potensi Ketersediaan Dan Pemasaran Bambu Belangke (Gigantochloa Pruriens Widjaja) di Hutan Rakyat Bambu Desa Timbang Lawan Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Dalam Industri Dupa Bambu.-.137-142 Anonim, 2013.http://www.air-terjunirenggolo--jugo--kediri/ terjun irenggolo.html, diunduh Juli 2015 Arinasa, I.B.K. 2005. Keanekaragaman dan Penggunaan Jenis-jenis Bambu di 7

Desa Tigawasa, Bali. Jurnal Biodiversitas.6 (1): 17-21 Boly, D.H 2006. Karakterisasi jenis bambu dan pemanfaatannya oleh masyarakat Kampung Dembek Distrik Momi Kabupaten Manokwari. Skripsi Fakultas Kehutanan. Universitas Negeri Papua.Manokwari Budi, P.S 2008. Jenis-jenis bambu di sekitar sungai dan pegunungan Desa Hulu Banyu. Jurnal Hutan Tropis Borneo (23):83-86 Choirunni mah (2014) Inventarisasi Tumbuhan Berkasiat Obat di Kawasan Air Terjun Ironggolo Kediri Sebagai Media Konservasi. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Nusantara PGRI Kediri Fachrul,M.F 2012. Metode sampling bioekologi (Junwinarto, Ed.). Jakarta: Bumi Aksara Indrawan, M., Primack, R.B., Supriatna, J. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Irawan, B. Rahayuningsih, S.R, Kusmoro. J 2006. Keanekaragaman jenis bambu di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Mayasari, A. Suryawan, A 2012. Keragaman jenis bambu dan pemanfaatannya di Taman Nasional Alas Purwo.Info BPK Manado. (2): 2 139-154 Partanto, P.A dan Al Barry, M.D. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya : Arkola Chair Rani, (Tanpa Tahun). Metode Pengukuran dan analisis pola spasial (Dispersi) organisme bentik. UNHAS Makasar Sari, N 2011 Inventarisasi dan Pemanfaatan Bambu di Desa Sekitar Tahuna Kabupaten Karo. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara Artikel Skripsi Solikin 2004. Jenis-jenis Tumbuhan Suku Poaceae di Kebun Raya Purwodadi. Jurnal Biodiversitas 5 (1) 23-27 Sujarwo, W. Arinasa, I.B.K, Peneng I.N 2010. Inventarisasi jenis jenis bambu yang berpotensi sebagai obat di Kabupaten Karangasem, Bali. Buletin Kebun Raya 13(3):28-34 Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Universitas Gadjah Mada. Warta ekspor 2011. Menggali peluang ekspor untuk produk dari bambu. Warta Ekspor. Kementrian Perdagangan Republik Indonesia Widjaja E.A 2001. Identikit jenis jenis bambu di Jawa (S.N. kartikasari, Ed.). Jakarta: Puslitbang Biologi - LIPI Widjaja. E.A, Karsono 2005. Keanekaragaman bambu di Pulau Sumba. Jurnal Biodiversitas. 6(2) 95-99 8