BAHAYA KEBIASAAN BERHUTANG

dokumen-dokumen yang mirip
Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hadits-hadits Shohih Tentang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Iman Kepada KITAB-KITAB

Syarah Istighfar dan Taubat

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Edisi: 11/9/1/1437 KHUTBAH PERTAMA م ع اش ر ال م س ل م ي ن ر ح م ن ي ور ح م ك م الل ه. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata di dalam Al-Qur'an:

10 Renungan Bagi yang Ditimpa UJIAN/MUSIBAH

Mensyukuri Nikmat Al Quran

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

TAFSIR SURAT اإلنفطار. (T e r b e l a h) Surat Makkiyah, Surat ke 82: 19 Ayat. Publication : 1437 H_2015 M. Tafsir Surat Al-Infithaar ( Terbelah )

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

Adab-adab Yang Wajib di Dalam Puasa. Oleh : Abu Ukasyah

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Doa dan Dzikir Seputar HUTANG Serta Syarahnya

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

KAIDAH FIQH PENGGABUNGAN HUKUMAN DAN KAFFAROH. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Penggabungan HUKUMAN dan KAFFAROH

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

TAWASSUL DENGAN NAMA-NAMA DAN SIFAT-SIFAT ALLAH TA'ALA

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Golongan yang Dicintai Allah di Dalam Al-Qur an Oleh: Ahmad Pranggono

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

MUZARA'AH dan MUSAQAH

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

HOMOSEKS Dosa yang Lebih Besar Dari Zina

Doa dan Dzikir Seputar Musuh dan Penguasa

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

MASUK SURGA Karena MEMBUANG DURI

ADAB AL-IJAARAH (Mempekerjakan Orang)

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Download > 300 ebook dari:

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Warisan Untuk Janin, Wanita, Huntsa Musykil dan Yang Mati Bersamaan

Publication: 1435 H_2014 M. Beginilah Mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Benar

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

حفظه هللا Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-abbad al-badr. Publication 1436 H/ 2015 M HAJI DAN TAUBAT

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN, PERBEDAAN, DAN AKIBAT HUKUM ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DALAM MENGATUR OBJEK JAMINAN GADAI

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Do a & Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut Al-Qur an dan As-Sunnah

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

AL-HAFIIDH DAN AL-HAAFIDH Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Transkripsi:

BAHAYA KEBIASAAN BERHUTANG حفظو هللا Ustadz Sa'id Yai Ardiansyah, Lc, MA Publication : 1437 H_2015 M BAHAYA KEBIASAAN BERHUTANG حفظه هللا Oleh : Ustadz Sa'id Yai Ardiansyah, Lc, MA Disalin dari Web:www.muslim.or.id e-book ini didownload dari www.ibnumajjah.wordpress.com

Islam adalah agama yang mulia. Islam telah mengatur seluruh permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk di dalamnya adalah permasalahan hutang-piutang. Islam tidak hanya membolehkan seseorang berhutang kepada orang lain, tetapi Islam juga mengatur adab-adab dan aturan-aturan dalam berhutang. HUKUM BERHUTANG Hukum asal dari berhutang adalah boleh (jaa-iz). Allah Subhaanahu wa Ta aala menyebutkan sebagian adab berhutang di dalam Al-Qur an. Allah Subhaanahu wa Ta aala berfirman: ف اك ت ب وه م س م ى أ ج ل إ ل ب د ي ن ت د اي ن ت م إ ذ ا آم ن وا ال ذ ي ن أ ي ه ا ي Hai orang-orang yang beriman! Apabila kalian bermu aamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya. (QS Al- Baqarah: 282) Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam pernah berhutang. Di akhir hayat beliau, beliau masih memiliki hutang kepada seorang Yahudi, dan hutang beliau

dibayarkan dengan baju besi yang digadaikan kepada orang tersebut. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anhaa, bahwasanya dia berkata: ف ر ى ن و أ ج ل إ ل ي ه ود ي م ن ط ع ام ا اش ت ر ى وسلم عليو الن ب صلى هللا أ ن د ر ع و Nabi shallallaahu alaihi wa sallam membeli makanan dari seorang Yahudi dengan tidak tunai, kemudian beliau menggadaikan baju besinya (HR Al-Bukhari no. 2200) KEBIASAAN SERING BERHUTANG Akan tetapi, banyak kaum muslimin yang menganggap remeh hal ini. Mereka merasa nyaman dengan adanya hutang yang melilit dirinya. Bahkan, sebagian dari mereka di dalam hidupnya tidak pernah sedetik pun ingin lepas dari hutang. Sebelum lunas pinjaman yang pertama, maka dia ingin meminjam lagi untuk yang kedua, ketiga dan seterusnya. Jika hal ini dibiarkan, maka ini akan berlarut-larut dan akan menular kepada orang lain di sekitarnya. Terlebih

lagi, dengan banyaknya fasilitas untuk berhutang yang disediakan oleh lembaga-lembaga, badan-badan atau perusahaan-perusahaan yang menganut sistem ribawi. Dan parahnya, tidak hanya orang-orang awam yang terlibat dengan hal-hal seperti ini, orang yang sudah lama mengaji, orang berilmu dan orang-orang kaya pun turut berpartisipasi dalam meramaikannya. Na uudzu billaahi min dzaalika. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam sangat takut berhutang dan sangat takut jika hal tersebut menjadi kebiasaannya. Mengapa demikian? Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallaahu anhaa, bahwasanya dia mengabarkan, Dulu Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam sering berdoa di shalatnya: ال م س ي ح ف ت ن ة م ن ب ك و أ ع وذ ال ق ب ع ذ ا ب م ن ب ك أ ع وذ إ ن الل ه م ب ك أ ع وذ إ ن الل ه م ال م م ا ت, و ف ت ن ة ال م ح ي ا ف ت ن ة م ن ب ك و أ ع وذ الد ج ال و ال م غ ر م ال م أ ث م ن Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari azab kubur, dari fitnah Al-Masiih Ad-Dajjaal dan dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari hal-hal yang menyebabkan dosa dan dari berhutang

Berkatalah seseorang kepada beliau: ال م غ ر م م ن ت س ت ع ي ذ م ا أ ك ث ر م ا Betapa sering engkau berlindung dari hutang? Beliau pun menjawab: الر ج ل ف أ خ ل ف و و ع د ف ك ذ ب غ ر م, ح د ث إ ذ ا إ ن Sesungguhnya seseorang yang (biasa) berhutang, jika dia berbicara maka dia berdusta, jika dia berjanji maka dia mengingkarinya (HR Al-Bukhaari no. 832 dan Muslim no. 1325/589) Perlu dipahami bahwa berhutang bukanlah suatu perbuatan dosa sebagaimana telah disebutkan. Tetapi, seseorang yang terbiasa berhutang bisa saja mengantarkannya kepada perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta aala. Pada hadits di atas disebutkan dua dosa akibat dari kebiasaan berhutang, yaitu: berdusta dan menyelisihi janji. Keduanya adalah dosa besar bukan? Mungkin kita pernah menemukan orang-orang yang sering berhutang dan dililit oleh hutangnya. Apa yang menjadi kebiasaannya? Bukankan orang tersebut suka berdusta, menipu dan mengingkari janjinya? Allaahumma innaa na udzu bika min dzaalika.

MEMBERI JAMINAN KETIKA BERHUTANG Mungkin di antara pembaca ada yang mengatakan, Bukankan Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam sendiri berhutang? Ya, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam berhutang karena sangat membutuhkan hal tersebut pada saat itu. Coba kita perhatikan dengan seksama hadiits yang telah disebutkan. Bukankan yang dihutangi oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam adalah makanan? Jika benarbenar memiliki kebutuhan, maka hal tersebut bukanlah sesuatu yang tercela. Tetapi perlu diingat, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam telah melakukan hal yang mulia ketika beliau berhutang. Apakah hal yang mulia tersebut? Beliau menggadaikan baju besinya sebagai jaminan. Apabila beliau tidak mampu membayarnya, maka baju besi itulah yang menjadi pembayarannya. Begitulah seharusnya yang kita lakukan ketika berhutang. Kita harus memiliki jaminan dalam berhutang. Jaminanjaminan tersebut bisa berupa:

Harta yang dimiliki Misalkan seseorang ingin membeli motor, dia memiliki uang di simpanannya sebanyak Rp 15 juta. Uang tersebut tidak berani dia keluarkan, karena menjadi simpanan usahanya yang harus disisakan di simpanan bisnisnya, untuk berjaga-jaga dalam permodalan atau karena hal-hal lain. Kemudian orang tersebut membeli motor dengan kredit seharga Rp 15 juta kepada seseorang dengan batas waktu yang telah ditentukan. Hal seperti ini tidak tercela, karena seandainya dia meninggal, maka dia memiliki jaminan harta yang ada di simpanannya. Menggadaikan barang (Ar-Rahn) Hal ini telah dijelaskan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam. Mengalihkan hutang kepada piutang yang dimiliki (Al- Hawaalah/Al-Hiwaalah) Misalkan si A memiliki piutang (orang lain [si B] berhutang kepadanya) sebesar Rp 5 juta, kemudian orang tersebut ingin berhutang kepada si C sebesar Rp 5 juta. Si A mengatakan kepada si C, Bagaimana menurutmu jika piutangku pada si B menjadi jaminan hutang ini. Kemudian si C pun menyetujuinya. Maka hal tersebut juga tidak tercela dan pengalihan seperti ini diperbolehkan di dalam Islam.

Seandainya si A meninggal, maka hutang tersebut menjadi tanggung jawab si B untuk membayarkannya kepada si C. Mencari penanggung jawab atas hutang yang dimiliki (Al- Kafaalah) Misalkan seseorang membutuhkan biaya yang sangat besar secara mendadak, seperti: biaya operasi yang diakibatkan oleh kecelakaan. Orang tersebut tidak memiliki uang atau harta sebagai jaminannya. Pihak rumah sakit meminta orang tersebut mencari seorang penanggung jawab (kafil) atas hutangnya tersebut. Seandainya orang tersebut kabur atau meninggal dunia, maka penanggung jawabnyalah yang membayarkan hutangnya kepada rumah sakit. Hal ini diperbolehkan dengan syarat penanggung jawab tersebut mampu untuk membayarkan hutangnya atau mampu mendatangkan orang yang berhutang tersebut apabila dia kabur. KEBURUKAN JIKA HUTANG TIDAK SEMPAT DILUNASI Jika tidak memiliki jaminan-jaminan yang telah disebutkan di atas, sebaiknya jangan membiasakan diri untuk berhutang. Karena orang yang meninggal sedangkan dia memiliki tanggungan hutang, maka dia akan

ع ن هللا mendapatkan banyak keburukan. Setidaknya penulis sebutkan tiga keburukan pada tulisan ini. Keburukan pertama: Tidak dishalati oleh tokoh-tokoh agama dan masyarakat Nabi shallallaahu alaihi wa sallam tidak menshalati س ل م ة عليو ق ال وا: أ خ ر ى ن ع م ب ن وسلم ال ف ق ال وا: األ ك و ع إ ذ ق ا ل: ي jenazah yang memiliki hutang. ر ض ي أ ت ف ه ل ب ن از ة ت ر ك ر س و ل هللا ع ن د ج ل وس ا ك ن ا ق ا ل: ع ن و ا لل صلى الن ب ع ل ي ه ا ف ق ال : ى ل ع ل ي و د ي ن ف ق ال وا: ص ل ش ي ئ ا ص ل ق ال وا: ع ل ي ه ا ف ص ل ى ال ق ا ل:ى ل ب ن از ة ع ل ي و ث أ ت ق يل : د ي ن ع ل ي و ب لث ال ث ة ع ل ي و ق ال : د ي ن ت ر ك ف ه ل ف ق ال وا: ص ل ق ال وا: ش ي ئ ا ع ل ي ه ا ث ال ث ة ق ال وا ق ا ل: د ن ن ري : ى ل ق ا ل: ث ال ث ة ت ر ك ص ل وا د ن ن ري ش ي ئ ا ع ل ى ف ص ل ى ق ال وا ث ع ل ي ه ا أ ت ال : ص اح ب ك م ق ا ل: ق ا ل ف ه ل أ ب و عل ي و. ف ص ل ى د ي ن و و ع ل ي ر س و ل هللا ي ع ل ي و ق ت اد ة : ص ل Diriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa radhiyallaahu anhu, dia berkata, Dulu kami duduk-duduk di sisi

Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, kemudian didatangkanlah seorang jenazah. Orang-orang yang membawa jenazah itu pun berkata, Shalatilah dia! Beliau pun bertanya, Apakah dia punya hutang? Mereka pun menjawab, Tidak. Beliau pun bertanya, Apakah dia meninggalkan harta peninggalan? Mereka pun menjawab, Tidak. Kemudian beliau pun menshalatinya. Kemudian didatangkan lagi jenazah yang lain. Orangorang yang membawanya pun berkata, Shalatilah dia! Beliau pun bertanya, Apakah dia punya hutang? Mereka pun menjawab, Ya. Beliau pun bertanya, Apakah dia meninggalkan harta peninggalan? Mereka pun menjawab, Ada tiga dinar. Kemudian beliau pun menshalatinya. Kemudian didatangkanlah jenazah yang ketiga. Orang-orang yang membawanya pun berkata, Shalatilah dia! Beliau pun bertanya, Apakah dia meninggalkan harta peninggalan? Mereka pun menjawab, Tidak. Beliau pun bertanya, Apakah dia punya hutang? Mereka pun menjawab, Ada tiga dinar. Beliau pun berkata, Shalatlah kalian kepada sahabat kalian! Kemudian Abu Qatadah pun berkata, Shalatilah dia! Ya Rasulullah! Hutangnya menjadi tanggung jawabku. Kemudian beliau pun menshalatinya. (HR Al- Bukhaari no. 2289) Hadits di atas jelas sekali menunjukkan bahwa Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam tidak mau menshalati orang

yang punya hutang. Hal ini sebagai bentuk pengajaran beliau bahwa membiasakan diri untuk berhutang sedangkan dia tidak memiliki jaminan adalah sesuatu yang buruk. Oleh karena itu, sudah selayaknya orang-orang terpandang, tokoh masyarakat dan agama melakukan hal seperti ini ketika ada orang yang meninggal dan dia memiliki tanggungan hutang. Keburukan kedua: Dosa-dosanya tidak akan diampuni sampai diselesaikan permasalahannya dengan orang yang menghutanginya Diriwayatkan dari Abu Qatadah radhiyallaahu anhu dari Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bahwasanya seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam: خ ط اي ى ع ن أ ت ك ف ر ا لل س ب ي ل ج ق ت ل ت إ ن أ ر أ ي ت Bagaimana menurutmu jika aku terbunuh di jalan Allah, apakah dosa-dosaku akan diampuni? Beliau pun menjawab: ب يل ف إ ن الد ي ن إ ال م د ب ر غ ي ر م ق ب ل ب م ت س ص اب ر و أ ن ت ن ع م ع ل ي و ج ل ذ ل ك ق ا ل الس ال م

Ya, dengan syarat engkau sabar, mengharapkan ganjarannya, maju berperang dan tidak melarikan diri, kecuali hutang. Sesungguhnya Jibril alaihissalam baru memberitahuku hal tersebut (HR Muslim no. 4880/1885) Hadits di atas menjelaskan bahwa ibadah apapun, bahkan yang paling afdhal sekalipun yang merupakan hak Allah tidak bisa menggugurkan kewajiban untuk memenuhi hak orang lain. Keburukan ketiga: Ditahan untuk tidak masuk surga, meskipun dia memiliki banyak amalan sampai diselesaikan permasalahannya dengan orang yang menghutanginya Diriwayatkan dari Tsauban, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: د خ ل ا ل ن ة و الد ي ن و ال غ ل ول, ال ك ب, ث ال ث: م ن ب ر ىء و ى و م ا ت م ن Barang siapa yang mati sedangkan dia berlepas diri dari tiga hal, yaitu: kesombongan, ghuluul (mencuri harta rampasan perang sebelum dibagikan) dan hutang, maka dia akan masuk surga. (HR At-Tirmidzi no. 1572, Ibnu Majah no. 2412 dan yang lainnya. Syaikh Al-Albani mengatakan, Shahih di Shahih Sunan Ibni Majah)

NASEHAT SEPUTAR HUTANG Oleh karena, sebelum mengakhiri tulisan ini, ada beberapa hal yang ingin penulis nasihatkan untuk diri penulis dan pembaca sekalian: Janganlah membiasakan diri untuk berhutang. Terutama berhutang yang tidak memiliki jaminan. Fasilitas untuk berkecimpung di dalam riba sangatlah banyak sekali di zaman ini. Oleh karena itu, janganlah kita biarkan diri kita berkecimpung di dalamnya! Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas ud, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: آك ل و ك ات ب و و ش اى د ه و م وك ل و الر ب ا لل ل ع ن Allah melaknat pemakan riba, yang memberi makan, saksi dan juru tulisnya (HR Ahmad no. 3725. Syaikh Syu aib mengatakan, Shahih li ghairih. ) Apabila ingin berhutang, maka niatkanlah dengan hati yang jujur untuk segera melunasi hutang tersebut pada waktu yang telah dijanjikan. Insya Allah, Allah akan membantu pelunasannya. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda:

إ ت ال ف ه ا ي ر ي د أ خ ذ و م ن ا لل ع ن و أ د ى أ د اء ى ا ي ر ي د الن ا س أ م و ا ل أ خ ذ م ن ا لل أ ت ل ف و Barang siapa meminjam harta manusia dan dia ingin membayarnya, maka Allah akan membayarkannya. Barang siapa yang meminjamnya dan dia tidak ingin membayarnya, maka Allah akan menghilangkan harta tersebut darinya. (HR Al-Bukhaari no. 2387) Apabila telah sampai batas waktu yang telah ditentukan, maka segeralah membayar hutang tersebut dan jangan menunda-nundanya, terkecuali pada saat itu kita tidak memiliki harta untuk membayarnya. Orang yang memiliki harta untuk membayar hutangnya, tetapi dia sengaja memperlambat pembayarannya, maka dianggap sebagai suatu kezoliman/ dosa. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam : م ط ل ظ ل م ال غ ن Memperlambat pembayaran hutang untuk orang yang mampu membayarnya adalah kezaliman. (HR Al- Bukhaari no. 2288 dan Muslim no. 4002/1564) Jika benar-benar tidak mampu membayar hutang pada waktu yang telah ditentukan, maka bersegeralah meminta

maaf kepada orang yang menghutangi dan minta tenggang waktu untuk membayarnya. Demikian tulisan yang singkat ini. Mudahan bermanfaat untuk kita semua dan mohon perkenannya untuk menyampaikan kepada yang lain. و ال م غ ر م... ال م أ ث م ن ب ك ن ع وذ إ ن الل ه م