a. pengembangan sistem pusat pelayanan Pengembangan 5 wilayah pelayanan (WP) Pengembangan Pusat Kota, Sub Pusat Kota dan Pusat Lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI WILAYAH KOTA SUKABUMI

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Rencana Tahun Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif. total 5.9 km, sisa 2.1 km x ROW 35 = m2. 55,125,000,000 APBD Kota

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

BAB 5 RTRW KABUPATEN

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

BAB III TINJAUAN UMUM KOTA BOGOR

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI. Laporan Akhir

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

Program Pemanfaatan Ruang Prioritas di BWP Malang Tenggara Waktu Pelaksanaan PJM-1 ( ) PJM-2 ( ) PJM-3 ( ) PJM-4 ( )

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH

RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KOTA BENGKULU

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 15 SERI E

A. Indikasi Program Perwujudan Rencana Struktur Ruang

RENCANA TATA RUANG WI LAYAH KABUPATEN MAGELANG

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PADANG TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

UU NO 4/ 1992 TTG ; PERUMAHAN & PERMUKIMAN. : Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal/hunian & sarana pembinaan. keluarga.

PENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 5 Tahun 2000 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

REKAPITULASI KARTU INVENTARIS BARANG PEMERINTAH KOTA BOGOR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 AUDITED

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN

BAB 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

TABEL PROGRAM PEMANFAATAN RUANG Waktu Pelaksanaan I II III IV

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

RINGKASAN EKSEKUTIF DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH TAHUN 2016 KOTA BOGOR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 1 SERI C PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III: DATA DAN ANALISA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tam

2 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN

Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Standar Pelayanan Bidang

ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BAB II RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA BINJAI. 2.1 Penggunaan Lahan Di Kota Binjai

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

FORMAT SURAT KEPUTUSAN MENTERI, KEPUTUSAN GUBERNUR, DAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI

Rangkuman tentang Muatan. Rencana Rinci

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Contoh Tabel Pemeriksaan Mandiri Materi Muatan Rancangan Perda Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

3.1 TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA MEDAN

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Transkripsi:

a. pengembangan sistem pusat pelayanan Pengembangan 5 wilayah pelayanan (WP) Pengembangan Pusat Kota, Sub Pusat Kota dan Pusat Lingkungan b. pengembangan sistem transportasi Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Darat Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Perkeretaapian. c. pengembangan utilitas kota Rencana jaringan sumber daya air; Rencana pengembangan sistem jaringan air minum; Rencana pengembangan sistem pengelolaan air limbah; Rencana pengembangan sistem pengelolaan persampahan; Rencana pengembangan sistem drainase; Rencana pengembangan jaringan energi listrik; Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi; Rencana pengembangan jaringan gas.

WILAYAH PELAYANAN C PENGEMBANGAN PASAR INDUK PEMBANGUNAN SENTRA ELEKTRONIK PENGEMBANGAN PERUMAHAN WILAYAH PELAYANAN B KEGIATAN PERDAGANGAN REGIONAL HOTEL DAN SARANA AKOMODASI RUMAH SAKIT REGIONAL PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PERUMAHAN KEPADATAN RENDAH WILAYAH PELAYANAN D KEGIATAN PERDAGANGAN KEGIATAN PERKANTORAN KEGIATAN JASA AKOMODASI/ PERHOTELAN WISATA KULINER WILAYAH PELAYANAN A PENGENDALIAN PERKEMBANGAN KEGIATAN PERDAGANGAN & JASA REVITALISASI KAWASAN STASIUN BOGOR DAN SEKITARNYA PEREMAJAAN KAWASAN PERMUKIMAN WILAYAH PELAYANAN A KEGIATAN PERDAGANGAN KEGIATAN PERKANTORAN KEGIATAN MEETING, INSENTIF, CONVENTION, EXIBHITION (MICE) PENGEMBANGAN TERMINAL AGRIBISNIS PERUMAHAN KEPADATAN RENDAH

1) Penetapan fungsi jalan dalam sistem jaringan jalan; 2) Peningkatan akses melalui pembangunan jalan baru; 3) Peningkatan kapasitas jalan eksisting; 4) Penyediaan jalur khusus kendaraan tidak bermotor.

1. Penataan Stasiun Kota Bogor dan kawasan disekitarnya; 2. Pembangunan Stoplet dan terminal terpadu di Sukaresmi; 3. Optimalisasi Terminal Baranangsiang sebelum terminal baru terbangun; 4. Pembangunan Terminal Type A di Tanah Baru; 5. Pemanfaatan terminal penumpang di wilayah perbatasan bekerjasama dengan Kabupaten;

1. Meningkatkan manajemen angkutan umum baik angkutan kota dan angkutan massal berbasis jalan maupun rel; Menata sistem angkutan kota Pembagian shift, rerouting angkutan umum Mengembangkan angkutan massal (konversi angkutan umum) Dalam kota : Trans Pakuan, feeder Trans Pakuan Antar kota : kereta api, feeder busway Pengembangan sarana & prasarana pendukung angkutan umum massal (halte, sarana parkir, pengembangan jalur bis) Penataan pelayanan angkutan paratransit 2. Mengembangkan angkutan umum yang ramah lingkungan Penggunaan Bahan Bakar Gas untuk angkutan umum

1) Rencana pengembangan prasarana dan sarana pejalan kaki sebagai berikut : A. Pembangunan prasarana dan sarana pejalan kaki di: a. Jalan-jalan arteri dan kolektor b. Jalan-jalan lokal di kawasan komersial dan kawasan perumahan kepadatan tinggi c. Lokasi dengan tingkat mobilitas tinggi seperti stasiun, terminal, sekolah, rumah sakit, dan sarana ibadah d. Lokasi menuju dan dari halte angkutan umum B. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana pejalan kaki yang ada C. Pembangunan prasarana dan sarana pejalan kaki mengikuti ketentuan teknis yang ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan, keamanan dan keselamatan 2) Desain prasarana dan sarana pejalan kaki harus mengakomodir kepentingan kaum difabel

AIR BERSIH 1. Sumber air bersih sistem perpipaan (total cadangan 4606 l/detik) Mata air Tangkil (120 l/detik), Mata Air Bantar Kambing (143 l/detik), Mata Air Kota Batu (53 l/detik), Mata Air Palasari (90 l/det) Sungai Cisadane (IPA Dekeng 2400 l/detik, IPA Bubulak 600 l/ detik) dan (IPA Cipaku 600 l/det), Ciliwung (IPA Katulampa 600 l/detik) 2. Penurunan tingkat kehilangan air dari 33% menjadi 20% 3. Pengembangan sistem non perpipaan pada wilayah yang tidak dilayani PDAM dengan memanfaatkan sumber mata air dan sumur dalam. AIR LIMBAH Mengoptimalkan IPLT yang telah ada di Tegal Gundil Kecamatan Bogor Utara Pembangunan instalasi pengelolaan limbah tinja (IPLT) di Kayu Manis. PERSAMPAHAN 1. Optimalisasi TPA Galuga 2. Pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) & Stasiun Peralihan Antara (SPA) Kayumanis 3. Operasionalisasi TPA terpadu Nambo 4. Pengelolaan sampah skala lingkungan berbasis komunitas dengan metode 3R

Kawasan Lindung: Kawasan perlindungan setempat Kawasan Pelestarian Alam Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan cagar budaya & Iptek Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Budidaya: Perumahan Industri Perdagangan jasa Militer PSU Pemerintahan Pariwisata Pertanian

Kawasan perlindungan setempat, Kawasan sempadan sungai meliputi sempadan sungai Ciliwung dan Cisadane, sempadan anak sungai dan sempadan saluran yang melintas di wilayah Kota Bogor Kawasan sempadan danau/situ meliputi Situ Gede, Situ Leutik, Situ Anggalena, Danau Bogor Raya, dan Situ Panjang Kawasan sekitar mata air Kawasan pelestarian alam meliputi Hutan Kota CIFOR dan rencana hutan kota di setiap wilayah pelayanan Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ yakni Kebun Raya Bogor Kawasan rawan bencana alam tanah longsor Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu pengetahuan

Mempertahankan RTH Eksisting Mempertahankan RTH yang sudah ada seperti Kebun Raya Bogor, Hutan Cifor, Taman Kota, Taman lingkungan permukiman, RTH infrastruktur jalan, sempadan sungai, lapangan olahraga, TPU, dan Kebun-kebun penelitian. Membangun RTH baru: Membangun hutan kota di WP C, D dan E Membangun taman kota di pusat kota & subpusat kota Membangun taman lingkungan terutama di lingkungan permukiman padat. Menyediakan Taman Pemakaman Umum (TPU) seluas minimal 5 Ha di setiap wilayah pelayanan Membangun RTH Infrastruktur baru terutama jalur hijau jalan pada rencana jalanjalan arteri dan kolektor Pengadaan RTH publik dilakukan dengan upaya: Peremajaan dan revitalisasi kawasan di kawasan-kawasan padat atau lahan pemerintah taman lingkungan / kota Pembebasan lahan untuk RTH ( belanja lahan ) Land banking Pemanfaatan lahan pemerintah/ asset pemerintah yang tidak dimanfaatkan Setiap pengembang baru menyediakan lahan untuk RTH (taman, TPU) Konsolidasi lahan dalam penyediaan RTH

1. Pengaturan kepadatan perumahan diarahkan berdasarkan karakteristik kawasan dan daya dukung lingkungan 2. Perumahan kepadatan rendah diarahkan ke WP E serta sebagian WP B yaitu di kelurahan Situgede, Balumbangjaya, Margajaya, dan Bubulak 3. Perumahan kepadatan sedang diarahkan ke sebagian WP A, B dan D, serta Wilayah Pelayanan C 4. Perumahan kepadatan tinggi diarahkan sebagai berikut: a. Penataan dan peremajaan kawasan perumahan padat tidak teratur di bantaran sungai melalui program perbaikan kampung dan pengembangan perumahan vertikal b. Pembangunan rumah vertikal dengan KDB rendah diarahkan untuk: peremajaan kawasan pusat kota dan kawasan perumahan padat tidak teratur permukiman padat sekitar koridor rel kereta api dan sempadan sungai pengembangan perumahan baru di kawasan subpusat kota (pusat WP)

Mengendalikan kegiatan industri yang telah ada dari dampak pencemaran dan lalu lintas; Membatasi perkembangan industri pada lokasi industri yang ada saat ini; Mengarahkan lokasi industri dan pergudangan di koridor Jalan Raya Pemda di Wilayah Pelayanan D; Mempertahankan dan mengembangkan industri kecil yang berkembang di perumahan dengan syarat tidak menimbulkan dampak negatif; Menata industri kecil dalam bentuk sentra di Wilayah Pelayanan B dan E

Kegiatan perdagangan dan jasa skala kota dan regional pengaturan lokasi kegiatan diarahkan di: pusat kota dengan konsep pengembangan blok kawasan terpadu. pada koridor jalan arteri yaitu koridor Jalan Abdullah Bin Nuh, Jalan Kemang-Kedunghalang (Jl. Sholeh Iskandar), Jalan Adnawijaya dan rencana R3. Khusus untuk skala pelayanan kota diarahkan pula di subpusat kota (pusat WP) Wilayah Pelayanan B, C, D dan E pengembangan kegiatan baru skala kota dan regional diarahkan pada lokasi sesuai peruntukan dengan perencanaan kawasan yang terintegrasi secara blok atau superblock Kegiatan perdagangan dan jasa skala WP pengaturan lokasi kegiatan diarahkan di: Jalan arteri sekunder dengan memperhatikan daya dukung lalu lintas lintas dan ketentuan teknis parkir Jl. Gunung Batu (Jl.Ishak Djuarsa) dan Jl. Sindangbarang (Jalan Ibrahim Adjie) sekitar Stoplet Sukaresmi yang terintegrasi dengan stasiun dalam bentuk blok komersial terpadu

1. Kegiatan perdagangan dan jasa tematik, diarahkan untuk berkembang pada wilayah pelayanan kota sebagaimana direncanakan, yaitu: Jasa akomodasi diarahkan pada WP B, D dan E Jasa perkantoran diarahkan pada WP A dan D Sentra otomotif diarahkan pada WP C dan E Sentra elektronik diarahkan pada WP C Kegiatan MICE diarahkan pada WP E 2. Mendorong pengembangan pasar tradisional dengan kualitas pelayanan sama dengan pasar modern di setiap Wilayah Pelayanan (WP) dengan jumlah dan hirarki pelayanan disesuaikan stándar yang berlaku 3. Meningkatkan kualitas produk dan manajemen pengelolaan pasar tradisional sehingga mampu bersaing dengan pasar modern

Komponen Ruang WP A WP B WP C WP D WP E SMP, SMA Pendidikan Tinggi SD, SMP, SMA, SMK Pendidikan Tinggi SD, SMP, SMA Pendidikan Tinggi SMP, SMK Pendidikan Tinggi Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Olahraga & Rekreasi TPU Taman Fasilitas Sosial Merelokasi fasilitas pendidikan yang tidak mampu menyediakan prasarana, sarana dan parkir yang sesuai standar berlaku dan atau sudah tidak sesuai lokasi untuk kenyamanan kegiatan belajar RS Puskesmas pembantu Puskesmas pembantu RS Puskesmas Puskesmas pembantu Penambahan rumah sakit diutamakan pada jalan-jalan yang direncanakan untuk kegiatan jasa skala kota dan regional, dan harus memperhatikan jarak antar rumah sakit, kebutuhan semua golongan masyarakat, dan atau jenis spesialisasi pelayanan Memperhatikan ketersediaan lahan yang layak dan memperhitungkan kebutuhan umat Skala WP Skala WP Skala WP Skala WP Skala kota/ regional TPU kel Situgede TPU kel Kayumanis TPU kel Cimahpar TPU Kel katulampa, Mulyuaharja Skala Kota, skala WP, skala lingkungan Taman merupakan ruang terbuka hijau (RTH) yang dapat dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, olah raga, dan fasilitas umum penunjang lainnya dengan minimal RTH 80% - 90%. Disediakan di setiap WP dengan jumlah dan sebaran sesuai hirarki pelayanan dan standar kebutuhan RS

A. Kawasan pemerintahan yang direncanakan terdiri dari: 1.kantor pemerintah tingkat nasional, propinsi dan kota, 2.kantor atau balai/ lembaga penelitian skala nasional, propinsi dan kota, B. Penataan kawasan pemerintahan di pusat kota C. Penambahan kawasan pemerintahan baru dapat diarahkan ke Wilayah Pelayanan C,D, dan E D. Mendorong penciptaan RTH kota di kawasan pemerintahan

a. Jenis kegiatan pariwisata yang diunggulkan untuk dikembangkan adalah wisata IPTEK, heritage, wisata kuliner dan belanja, MICE dan rekreasi ruang terbuka (outbound recreation) b. Mengembangkan wisata IPTEK dan heritage di pusat kota c. Menata wisata kuliner dan belanja di pusat kota (kawasan Bogor lama) dan wilayah pelayanan E (kawasan Tajur) d. Mengembangkan pariwisata MICE dan EKOWISATA di wilayah pelayanan B dan E

a. mempertahankan pertanian lahan basah sawah irigasi teknis b. melarang pemberian ijin alih fungsi lahan pertanian lahan basah sawah irigasi teknis menjadi fungsi lain c. mengendalikan kawasan pertanian lahan kering dalam bentuk kebun penelitian dan percobaan, kebun buah-buahan, serta tanaman tahunan

Mengendalikan Kawasan Militer Yang Ada 1. Kawasan Zeni di Jalan Sudirman 2. Kawasan Pusdik intel di Jalan Dr. Sumeru 3. Kawasan Brimob Kedung Halang di Jalan KS Tubun 4. Kawasan Paspamres di Jalan Lawang Gintung 5. Kawasan Ksatrian Garuda di Jalan Ibrahim Adjie (Gunung Batu) 6. Markas Korem Surya Kencana di Jalan Merdeka 7. Markas Polisi Militer di Jalan Sudirman 8. Markas Polres di Jalan Kapt. Muslihat dan Jalan KS. Tubun

1. Memanfaatkan ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau, gedung-gedung pertemuan, gedung olahraga dan bangunan lainnya yang memungkinkan sebagai ruang evakuasi bencana pada daerah rawan bencana sebagai berikut: a. Kawasan rawan banjir seperti Kawasan Pacilong Kelurahan Kebon Pedes, Kampung Situ Asem Kelurahan Mekarwangi, Kampung Kramat Kelurahan Tanah Baru, dan Kayumanis. b. Kawasan rawan longsor di sepanjang Sungai Cisadane, Sungai Ciomas, Saluran Cisadane-Empang, Saluran Cidepit, Sepanjang Sungai Ciliwung, dan lokasi-lokasi yang memiliki kelerengan lebih dari 45% c. Kawasan rawan kebakaran seperti perumahan tidak teratur berkepadatan tinggi terutama di pusat kota. 2. Menyediakan jalur evakuasi bencana yang terjangkau oleh kendaraan roda empat pada wilayah-wilayah rawan bencana yang menjamin keamanan dan keselamatan pengungsi 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana 4. Menyediakan prasarana sarana penunjang proses evakuasi bencana 5. Penanganan lebih rinci diatur dalam rencana sektoral

Menata kembali ruang terbuka non hijau yang telah mengalami degradasi secara fungsi ataupun kualitas ruang Mengoptimalkan pemanfaatan ruang terbuka non hijau untuk kegiatan sosialisasi penduduk Kota Bogor Membangun Ruang Terbuka Non Hijau baru di setiap Wilayah Pelayanan dengan standar penyediaan luasan sesuai dengan kebutuhan dan standar yang berlaku Mengembangkan Ruang Terbuka Non Hijau di kawasan komersial, perkantoran, dan perumahan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat berinteraksi masyarakat

Menempatkan sektor informal di lokasi direncanakan Menata kawasan yang dimanfaatkan untuk kegiatan sektor informal Membatasi pemanfaatan ruang terbuka publik untuk kegiatan sektor informal dengan pembatasan area dan pengaturan waktu berdagang Mengoptimalkan fungsi pasar untuk mengakomodir kebutuhan ruang sektor informal Mengintegrasikan kegiatan sektor informal dengan sektor formal Melibatkan stakeholders dalam menjaga fasilitas publik agar tidak digunakan untuk kegiatan sektor informal Mewajibkan setiap pengembang mengalokasikan ruang untuk kegiatan sektor informal. RENCANA ALOKASI RUANG KHUSUS PKL Pasar Sukasari & Terminal Kuliner Jalan Binamarga Kuliner Terminal Merdeka Campuran Muria Plaza (Jl. Mayor Oking) Campuran Blok Pkl Pasar Tu Kemang Sayuran Optimalisasi Kios Pasar Kebon Kembang, Pasar Bogor, Dan Jambu Dua Sayuran Eks Bioskop Presiden Theatre Sayuran Sentra Pkl Di Kawasan Perumahan Sentra Pkl Di Ruko (Spasio Temporal) Sentra Pkl Di Perkantoran, Tempat Rekreasi, Dan Mall

KAWASAN STRATEGIS EKONOMI 1. Kawasan Pasar Kebon Kembang dan sekitarnya; 2. Pusat Wilayah Pelayanan (WP)/ Sub Pusat Pelayanan Kota. KAWASAN STRATEGIS LINGKUNGAN 1. Kawasan Kebun Raya dan sekitarnya 2. Kaw. Situ Gede dan Hutan CIFOR 3. Sempadan Ciliwung, Cisadane KAWASAN STRATEGIS BUDAYA 1. Kawasan perdagangan lama di Pasar Bogor, Pecinan di Suryakencana dan Kampung Arab di Empang; 2. Kawasan Istana Batutulis dan sekitarnya 3. Kawasan Sempur Taman Kencana

T e r i m a K a s i h