BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbatasan sebuah negara (state s border) dapat dipandang dalam konsep batas negara sebagai sebuah ruang geografis (geographical space) dan sebagai ruang sosial-budaya (social-culture space). Berdasarkan konsepbatas negara tersebut dilakukan kajian-kajian dan analisis berkaitan dengan permasalahan batas wilayah antar negara. Sebagai sebuah negara, Indonesia berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga. Perbatasan tersebut berupa batas laut dan batas darat. Indonesia adalah negara kepulauan (archipelagic state)yang memiliki batas laut dengan sepuluh negara tetangga, yakni Australia, Malaysia, Singapura, India, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Papua New Guinea (PNG), dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Disamping itu Indonesia juga berbatasan langsung dengan tiga negara berupa batas darat dengan tiga negara tetangga, yakni Malaysia, Papua New Guinea, dan Republik Demokratik Timor Leste. Batas darat Indonesia dengan Malaysia berada di pulau Kalimantan, batas darat Indonesia dengan Papua New Guinea berada di pulau Irian Jaya, dan batas darat Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) berada di pulau Timor. Dengan kondisi demikian, Indonesia memiliki posisi yang strategis sekaligus merupakan pekerjaan yang tidak mudah dalam melakukan penataan dan pengelolaan wilayah perbatasan. Pengembangan kawasan perbatasan perlu dilakukan secara seimbang dengan pengelolaan aspek keamanan yang juga sering muncul sebagai masalah di kawasan ini.kegiatan eksploitasi sumber daya alam secara ilegal oleh pihak asing, seperti illegal logging dan illegal fishing, masih marak terjadi dan menyebabkan degradasi lingkungan hidup.adanya kesamaan budaya dan adat 1
antara masyarakat di kedua negara serta faktor kesenjangan ekonomi menyebabkan munculnya mobilitas penduduk lintas batas yang memerlukan penanganan khusus.lemahnya sistem pengawasan di kawasan perbatasan menyebabkan adanya potensi kerawanan kawasan ini terhadap transnasionalcrime. Permasalahan lain yang tidak dapat dilepaskan dalam pengelolaan kawasan perbatasan adalah belum disepakatinya penetapan wilayah negara di beberapa segmen batas darat dan laut melalui kesepakatan dengan negara tetangga. Kerusakan atau pergeseran sebagian patok-patok batas darat juga sering menyebabkan demarkasi batas di lapangan menjadi kabur. Untuk batas darat negara Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste RDTL, garis batas tersebut ditetapkan secara buatan (artificial) dan alami (natural).perbatasan RI-RDTL terbentang sekitar 270 kilometer.sepanjang 152 kilometer garis perbatasan itu berada di bagian darat sisi timur membentang dari Motaain sampai daerah Motamasin antara wilayah kabupaten Belu, provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Timor Leste. Sisanya yaitu 118 km terbentang di wilayah darat Republik Indonesia yang berada di kawasan enclave (Oecusse). Representasi garis batas tersebut dinyatakan dengan pilar batas yang semula terdiri atas 50 pilar batas yang dibangun pada tahun 2005, dan ditambah 53 pilar batas yang dibangun pada tahun 2009. Selanjutnya akan dilakukan perapatan jumlah pilar batas untukmengatasi kesulitan dalam membedakan wilayah kedua negara dan untuk memudahkan dalam penanganan dan pengawasan terhadap kawasan perbatasan tersebut. 1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengkajian terhadap survei inventarisasi dan identifikasi pilar batas negara Republik Indonesia (RI) dengan negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) dalam rangka pengelolaan kawasan perbatasan dan pemeliharaan pilar-pilar batas negara RI dengan RDTL yang dilakukan oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). 2
1.3 Rumusan Masalah Survei inventarisasi dan identifikasi RI RDTL merupakan langkah awal dalam melaksanakan kelanjutan realisasi tapal batas dari 907 titik-titik pilar yang telah direncanakan.identifikasi pilar batas RI RDTL secara langsung memberikan data mengenai kondisi pilar batas yang sudah terbangun dan wilayah di sekitar perbatasan. Data yang didapat akan digunakan sebagai perencanaan untuk melaksanakan kelanjutan realisasi pembangunan pilar-pilar batas RI RDTL. Kelanjutan realisasi rencana titik-titik pilar batas secara langsung akan merapatkan pilar-pilar batas pada tapal batas tersebut, sehingga batas darat antara RI RDTL akan semakin tegas. 1.4 Ruang Lingkup Kajian Ruang lingkup kajian dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah : Kajian batas darat negara Republik Indonesia (RI) dengan negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Identifikasi pilar-pilar batas negara Republik Indonesia (RI) dengan negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Pemeliharaan pilar-pilar batas negara Republik Indonesia (RI) dengan negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi penulisan yang akan dilaksanakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah studi literatur, pengkajian data, identifikasi pilar-pilar batas di lapangan, identifikasi aspek teknis tentang batas darat di lapangan, analisis, serta kesimpulan dan saran. Studi literatur dilakukan terhadap berbagai referensi literatur yang telah dikumpulkan seperti, buku-buku, makalah, jurnal ilmiah, artikel, maupun melalui media internet.sedangkan, pada tahap pengkajian data dilakukan kajian terhadap data yang didapatkan terkait dengan batas darat negara Republik Indonesia (RI) dengan negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). 3
Secara skematis, metodologi pembahasan tugas akhir ini dapat digambarkan sebagai berikut : Studi Literatur Batas Darat RI-RDTL Pengumpulan dan Pengkajian Data Awal Inventarisasi dan Identifikasi Pilar Batas RI- RDTL Kajian Survei Batas Darat RI-RDTL Analisis Kajian Survei Batas Darat RI-RDTL Kesimpulan dan Saran Gambar 1.1 Diagram Alir Tugas Akhir 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini akan mengikuti sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, rumusan masalah, ruang lingkup kajian, metodologi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir ini. 4
BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dasar tentang batas darat antar negara, fungsi perbatasan darat, masalah perbatasan darat suatu negara, serta pengelolaan perbatasan. BAB III SURVEI INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI PILAR BATAS NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN NEGARA REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR LESTE Bab ini menjelaskan kajian tentang inventarisasi dan identifikasi pilar-pilar batas negara Republik Indonesia (RI) dengan negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) dalam rangka pemeliharaan pilar-pilar batas dan pengelolaan kawasan perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). BAB IV ANALISIS Bab ini menjelaskan analisis terhadap kajian yang telah dilakukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang didapatkan dari tugas akhir dan saran-saran seperlunya yang dapat diajukan. 5