Oleh : A. TOHA KETUA POKJAWAS PROVINSI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

Bab I Kurikulum dan Mutu Pendidikan di Indonesia 1

PENDIDIKAN MANAJEMEN OUT PUT MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH. Oleh, Fauziah Zainuddin,S.Ag.,M.Ag.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN SEKOLAH BERBASIS MUTU OLEH USEP KUSWARI KOMITE SMPN 1 LEMBANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008

ANALISIS UNDANG-UNDANG NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

KATA PENGANTAR. menengah.

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

HAKIKAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) 1 (School Based Management/SBM)

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

KEWENANGAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN RSBI/SBI menurut PP No 17/2010

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH AWALIYAH

BUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP)

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

Otonomi Akademik & Peningkatan Peran Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum dalam Pengembangan Pendidikan Nasional

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. OLEH: ASEP SURYANA,M.Pd.

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR AN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PAMEKASAN, Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9),

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) POLTEKKES KEMENKES SURABAYA PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS TUBAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Nasional menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berkualitasnya sumber daya manusia (human capital) negara tersebut.

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB II LANDASAN TEORI

DRAFT RENCANA STRATEGIS

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

SBI adalah sekolah yang telah memenuhi SNP dan diperkaya dengan keungulan mutu tertentu dari negara maju.

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera

I. PENDAHULUAN. kegunaan penelitian. Pembahasan secara rinci masing-masing kajian tersebut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin

Sistem Pendidikan Nasional

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN SMP

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN POLTEKKES KEMENKES MATARAM KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

Transkripsi:

Oleh : A. TOHA KETUA POKJAWAS PROVINSI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

DASAR HUKUM Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu (UU No. 20/2003 Bab. IV Pasal 5 ayat 1) Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, setiap satuan/program pendidikan harus memenuhi atau melampaui standar. (PP No. 19/2005 Pasal 91) Penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal dilaksanakan oleh satuan atau program pendidikan (Permendiknas No 63/2009 Pasal 5)

PENGERTIAN Standar Pelayanan Minimal bidang pendidikan yang selanjutnya disebut SPM adalah jenis dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang harus disediakan oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota sebagaimana diatur dalam PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengertian. Mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional. Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan

STANDAR ISI (Kurikulum) Standar Proses Standar Kompetensi Lulusan Standar Pendidik & Tenaga Kependidikan 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Sarana & Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penilaian

Badan Akreditasi Setiap Lima Tahun Akreditasi A B C D E SBI Rintisan SBI Standar Nasional Standar Pelayanan Minimal Supported School Self Evaluation Setiap tahun

PENGERTIAN PENDIDIKAN BERMUTU Pendidikan yang bermutu merupakan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai wahana untuk menghasilkan sumberdaya manusia bermutu yang mampu bersaing secara global. Upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu memerlukan strategi, langkah-langkah kongkrit dan operasional yang dilakukan secara berkelanjutan

CIRI MADRASAH BERMUTU 1. PBM yang efektifitasnya tinggi. 2. Kepemimpinan yang kuat. 3. Lingkungan yang aman dan tertib 4. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif. 5. Madrasah memiliki budaya mutu 6. Madrasah memiliki teamwork yg kompak, cerdas dan dinamis. 7. Madrasah memiliki kewenangan (kemandirian) 8. Partisipasi yang tinggi dari warga madrasah dan masyarakat 9. Madrasah memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen 10. Madrasah memiliki kemauan untuk berubah 11. Madrasah melakukan evaluasi & perbaikan secara berkelanjutan 12. Madrasah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan 13. Komunikasi yang baik 14. Madrasah memiliki akuntabilitas

TINGKATAN MADRASAH Model Bermutu PERCAYA DIRI (MODEL) SEJAHTERA (BERMUTU) NYAMAN (BERKEMBANG) AMAN (BERTAHAN) Berkembang Bertahan

KERUCUT KEUNGGULAN MADRASAH Kompetitif Inovatif Kreatif Profesional Kompeten Formal Legal

HIRARKI KEUNGGULAN BERDASAR TAHAPAN TAHAP I : LEGAL-FORMAL (BERTAHAN) TAHAP II : KOMPETEN-PROFESIONAL (BERKEMBANG) TAHAP III: KREATIF-INOVATIF (BERMUTU) TAHAP IV: KOMPETITIF (MODEL)

TAHAP I : LEGAL-FORMAL Memenuhi unsur keabsahan sebagai sebuah lembaga (standar minimum operasional terpenuhi) Semua komponen sistem terpenuhi dengan cukup lengkap, tetapi masih belum menunjukkan keberfungsian yang efektif dari setiap komponen yang ada tersebut.

TAHAP II : KOMPETEN-PROFESIONAL Semua komponen mampu operasi dan berfungsi secara baik. Sudah menunjukkan sinergi yang cukup efektif antar komponen yang ada. Kinerja semua komponen didukung dengan persyaratan dan etik legal-formal sebagai perwujudan/pengakuan system yang ada.

TAHAP III: KREATIF-INOVATIFA Unsur peningkatan dan pengembangan kurikulum melampui batas minimum pencapaian, yang ditunjukkan dengan proses dan hasil pekerjaan lebih produktif Mampu menghasilkan berbagai model dan pendekatan baru/khas yang lebih efisien. Beberapa bagian mulai menjadi rujukan lembaga lain (dimulai dengan munculnya studi banding dari masyarakat luar)

TAHAP IV: KOMPETITIF Menjadi lembaga model dan secara penuh menjadi rujukan madrasah / sekolah lain karena dianggap sebagai pusat keunggulan. Menjadi lembaga mandiri, percaya diri dan sepenuhnya diterima oleh masyarakat.

PEMBINAAN MADRASAH DARI MANA DIMULAI DAN MENGAPA?

Mengapa Perlu Pembinaan? Rasional 1: Kinerja Nyata PEMBINAAN Kinerja Yang Diharapkan

Rasional 2: Bergesernya isu tanggung jawab pendidikan dari masalah pendanaan dan pengelolaannya kepada isu khusus tentang kualitas ketenagaan dan kinerjanya.

SASARAN PEMBINAAN Semua komponen, tapi pada hakekatnya adalah personal SDM! behind the gun Siapa Dia? Guru, Staff & Pembina itu sendiri (self-constructing)

MENGENALI SDM Prinsip Prestasi Prinsip Motivasi Prinsip Imbalan Prinsip Keyakinan Guru Mujahid

Prinsip Prestasi P = M x K P : Prestasi M : Motivasi K : Kemampuan

Prinsip Motivasi Motivasi = To Be X To Have x Valensi To Be : cita-cita To Have : sesuatu yang ingin dimiliki Valensi : pengembangan kualitas diri

Prinsip Imbalan (Hukum Kekekalan Energi) 1. Jumlah energi di alam semesta bersifat tetap, jumlahnya sama sejak awal penciptaan hingga kemusnahannya nanti. 2. Walaupun jumlahnya tetap, energi dapat berubah bentuk.

HKE pada Manusia Jumlah Usaha = Hasil Usaha Jumlah Usaha = Hasil Usaha Tampak + Tabungan Energi

Tabungan Energi : 4 TA 1. Harta : penghasilan/laba naik, kekayaan, aset bertambah 2. Tahta : karir naik, kekuasaan bertambah, akses ke berbagai pihak meluas 3. Kata : ilmu bertambah, pendapatnya ditunggu banyak orang, lisannya menyadarkan orang, tulisannya digemari 4. Cinta : naiknya popularitas, bertambahnya pengikut, timnya loyal, relasinya meningkat

HKE dalam Keseharian Kita Kita berbuat baik kepada orang lain maka kita mendapat balasan kebaikan dari orang tersebut. Di mana pun dan kapan pun anda bekerja, berikanlah yang terbaik. Mungkin anda tidak mendapat balasan setimpal dari tempat anda bekerja. Balasan bisa datang dari mana saja

Tabungan Energi dan Pahala Energi positif dengan niat ibadah, mengabdi kepada Allah : pahala Balasan di dunia : energi positif Balasan di akhirat : pahala sebagai bekal ke surga

PRINSIP KEYAKINAN ALLAH mencintai hamba-hambanya yang mengisi kehidupannya dengan kebaikan, ahsanu amalan, muhsinin. ALLAH mustahil membiarkan hamba-hamba yang dicintainya berada dalam kesulitan, kenestapaan, kehinaan. ALLAH selalu memberi kebaikan yang berlimpah kepada hamba-hamba yang dicintainya.

GURU Pekerjaan mulia, mengajarkan, menanam kan, mencontohkan, menghasilkan kebaikan. Pekerjaan dengan peluang besar untuk dapat membesarkan syiar agama, peluang besar untuk menolong Allah. Pekerjaan dengan peluang besar untuk mendapatkan cinta Allah swt.

GURU MUJAHID