dokumen-dokumen yang mirip
Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya dapat dibedakan menjadi : a. Inkaso keluar yaitu inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan

AKUNTANSI KLIRING A. DEFINISI KLIRING Kliring PSAK 31 Akuntansi Perbankan (Accounting for Bank)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis jasa bank (service) yang ada di Indonesia adalah jasa kliring

OUTLOOK KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH

C. Sistem Kliring Berdasarkan system penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan :

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG

2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat

OPERASIONAL KLIRING. Officer Development Program. Learning Center Division

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga. menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. transaksi. Untuk itu, perbankan dituntut untuk menyediakan berbagai. yang disediakan oleh jasa perbankan adalah Kliring.

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

A. PENGERTIAN TABUNGAN

TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan pengertian giro nasabah 2. Mengidentifikasi jenis

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II

BAB I PENDAHULUAN. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena

AKUNTANSI KLIRING M 5 KARTIKA SARI. Universitas Gunadarma. PENGERTIAN KLIRING 28/10/2015

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA,

A. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN TRANSFER

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD WAKALAH PADA PROSES KLIRING DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

3. Syarat sah warkat dapat dikliringkan, kecuali a. Warkat dinyatakan dalam Rupiah dan Valas b. Masih berlaku dalam tempo yang ditentukan

A. DEPOSITO BERJANGKA

BAB II URAIAN TEORITIS

Managemen Dana tentang DP 3

I. PENDAHULUAN. orang yang tidak berhak dapat menggunakan surat berharga itu, karena pembayaran dengan surat

No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual.

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring

BAB III PEMBAHASAN. clearing (bahasa Inggris) berasal dari kata clear yang berarti jelas dan terang.

membeli dana dapat dilakukan dengan cam menawarkan berbagai jenis tabungan. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini adalah simpanan giro,

Jasa perbankan untuk menjamin terlaksananya transaksi yang terjadi antara pihak luar bank dari kemungkinan risiko yang timbul dikemudian hari semakin

Dua yang disebut terakhir adalah layanan yang terkait dengan fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dukungan kecepatan dalam pembayaran atau bertransaksi. Lembaga-lembaga

No. 3/ 4 /DASP Jakarta, 23 Januari 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

MEMAHAMI JASA-JASA PERBANKAN DAN PENGAPLIKASIANNYA. Oleh: Amanita Novi Yushita, SE.

KETENTUAN BG DAN PERUBAHANNYA

tutinonka.wordpress.com

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

PROSEDUR PELAKSANAAN KLIRING PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POKOK POKOK PENGATURAN DAFTAR HITAM NASIONAL (DHN) PENARIK CEK DAN/ATAU BILYET GIRO KOSONG

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Anita Asnawi, S.Sos., MM.

No. 18/39/DPSP Jakarta, 28 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

No. 18/40/DPSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

BAB I PENDAHULUAN. bank lainnya. Beberapa jenis jasa lain yang ditawarkan oleh bank menurut

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan kliring secara manual tidak efektif dan tidak efisien.

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Antar Wilayah

PEMBAHASAN KASUS SUMBER DANA BANK

BNI SYARIAH CASH MANAGEMENT SOLUTION

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

INKASO DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI ( ) DHYKA RACHMAENI ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Yang dimaksud dengan multilateral netting adalah mekanisme perhitungan hak dan kewaji

Virtual Account Petunjuk Layanan Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. campur tangan pemerintah atau pihak lain. Salah satu tugas Bank Indonesia adalah

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tamba

DAFTAR ISI BAB II SYARAT FORMAL

PETUNJUK LAYANAN MELALUI ATM

BAB V PENUTUP. 3. Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi kliring ada dua, yaitu: bank penerima, nasabah penerima.

Komp. Elmbaga Keuangan Perbankan JASA-JASA BANK

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

OUTLOOK SISTEM KLIRING ELEKTRONIK JAKARTA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/ 29 /PBI/2006 TENTANG DAFTAR HITAM NASIONAL PENARIK CEK DAN/ATAU BILYET GIRO KOSONG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Uang sebagai sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari fungsinya untuk

: Simpanan berupa rekening giro produk/layanan Nama penerbit : PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk ( BTPN )

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Jadwal Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

Pelaksanaan Transaksi Kliring Dalam Kegiatan Oprasional PT. BANK BRI Syariah

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

GIRO & PINJAMAN REKENING

A. SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH:

PETUNJUK PEMBAYARAN VIRTUAL ACCOUNT SEKOLAH TINGGI TEKNIK MALANG

No. 4/ 7 /DASP Jakarta, 7 Mei 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada S E M U A B A N K DI INDONESIA. Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Otomasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran

PETUNJUK LAYANAN MELALUI ATM

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. wawancara langsung dan dokumenter, penulis mendapatkan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

No. 4/12/DASP Jakarta, 24 September 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PEMBAYARAN MAHASISWA MELALUI BNI VIRTUAL ACCOUNT. Melayani Negeri Kebanggaan Bangsa

SOSIALISASI KETENTUAN BILYET GIRO. PBI Nomor 18/41/PBI/2016 Tanggal 21 November 2016 SE BI Nomor 18/32/DPSP Tanggal 29 November 2016

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Transkripsi:

www.ujungpandangekspress.com TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan sistem kliring 2. Menyebutkan dan menjelaskan warkat dan dokumen kliring 3. Menjelaskan mengenai tata cara penyelenggaraan kliring lokal dan kliring luar wilayah 4. Menjelaskan proses pencatatan kliring 5. Membuat pencatatan kliring 37

Semakin banyaknya transaksi dagang yang melibatkan pembayaran dengan bank, mengakibatkan semakin banyaknya transaksi giral antar bank. Kelancaran pembayaran transaksi dituntut semakin mudah dan tersusun rapi dalam menyelesaian semua transaksi giral. Dalam menjalankan fungsinya, bank komersial menggunakan sarana kliring untuk memudahkan penyelesaian transaksi antarbank. Bank dapat saling memperhitungkan hutang-piutang yang terjadi akibat transaksi bisnis yang dilakukan masing-masing nasabahnya. Transaksi antara nasabah bank tersebut menggunakan alat bayar berupa cek, bilyet giro, atau surat dagang lainnya yang lazim diterima oleh bank. Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam bentuk surat-surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk. Kliring didefinisikan juga sebagai pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antarbank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitngannya diselesaikan pada waktu tertentu. A. SISTEM KLIRING Berdasarkan sistem penyelenggarakannya, kliring dapat menggunakan: 1. Sistem Manual, yaitu sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan Bilyet Saldo Kliring serta pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta. 2. Sistem Semi Otomatis, yaitu sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan secara otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta. 3. Sistem Otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi. 38

4. Sistem Elektronik, yaitu penyelenggaraan Kliring Lokal secara elektronik yang selanjutnya disebut kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring didasarkan pada Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya disetiap DKE disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima. B. WARKAT DAN DOKUMEN KLIRING 1. Warkat Adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang dapat diperhtungkan dalam kliring otomasi adalah: a. Cek Adalah cek sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata, dan jenis cek lainnya yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank Indonesia. b. Bilyet Giro Adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia. c. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT) Adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer. d. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT) Adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal. 39

e. Warkat Debet Adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut. Warkat debet yang dikliringkan hendaknya telah diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh bank yang menyampaikan warkat debet kepada bank yang akan menerima warkat debet tersebut. f. Warkat Kredit Adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank lain untuk untung bank ata nasabah bank yang menerima warkat tersebut. 2. Dokumen Kliring Merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat Bantu dalam proses perhitungan kliring ditempat penyelenggara. 3. Formulir Kliring Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan manual meliputi: a. Neraca kliring penyerahan/pengembalian. gabungan formulir ini disediakan oleh penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk menyusun rekapitulasi neraca kliring penyerahn/pengembalian. b. Neraca kliring penyerahan/pengembalian. Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan oleh peserta untuk menyusun neraca kliring penyerahan/pengembalian atas dasar daftar warkat kliring penyerahan/pengembalian. c. Bilyet saldo kliring. Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan digunakan oleh peserta untuk menyusun bilyet saldo kliring berdasarkan neraca kliring penyerahan dan neraca kliring pengembalian. 40

C. TATA CARA PENYELENGGARAAN KLIRING LOKAL MANUAL Penyelenggaraan kliring terdiri dari dua tahap yaitu Kliring Penyerahan (Kliring 1) dan Kliring Pengembalian (Kliring 2) yang merupakan satu kesatuan siklus kliring. Peserta wajib mengikuti kedua kegiatan tersebut sampai kliring dinyatakan selesai. 1. Kliring Penyerahan Warkat kliring yang diserahkan oleh masing-masing peserta: a. Warkat Debet Keluar (WDK): Warkat yang disetorkan oleh nasabah suatu bank untuk keuntungan rekening nasabah tersebut. b. Warkat Kredit Keluar (WKK): Warkat pembebanan ke rekening nasabah yang menyetorkan untuk keuntungan rekening nasabah lain. 2. Kliring Pengembalian Warkat kliring yang diterima dari peserta lain: a. Warkat Debet Masuk (WDM): Warkat yang diserahkan oleh peserta lain atas beban nasabah bank yang menerima warkat. b. Warkat Kredit Masuk (WKM): Warkat yang diserahkan oleh peserta lain untuk keuntungan nasabah bank yang menerima warkat. Hubungan antara Warkat Debet Keluar (WDK) dan Warkat Debet Masuk (WDM) dijabarkan sebagai berikut: Warkat Debet Keluar Warkat Debet Masuk Giro BI GiroNasabah Giro BI Giro Nasabah Debet (+) Kredit (+) Debet (-) Kredit (-) 41

Bank yang menyerahkan warkat kliring keluar atau warkat debet keluar (WDK), akan menikmati penambahan rekening giro pada Bank Indonesia. Sedangkan Bank yang menerima warkatnya sendiri atau warkat debet masuk (WDM), saldo gironya pada Bank Indonesia akan berkurang sebesar nilai nominal warkat tersebut. Hubungan Warkat Kredit Keluar (WKK) dan Warkat Kredit Masuk (WKM) dapat dijabarkan sebagai berikut: Warkat Kredit Keluar Warkat Kredit Masuk Giro BI GiroNasabah Giro BI Giro Nasabah Debet (-) Kredit (-) Debet (+) Kredit (+) Bank yang menyerahkan warkat kliring keluar atau warkat kredit keluar (WKK), akan menyebabkan pengurangan pada rekening giro pada Bank Indonesia. Sedangkan Bank yang menerima warkat tersbut atau warkat kredit masuk (WKM), saldo gironya pada Bank Indonesia akan bertambah sebesar nilai nominal warkat tersebut. Rekening- Rekening Bank Umum pengembalian penyerahan Penyelengara BI / Lembaga lain Bank A Bank B Nasabah A barang / jasa Sektor riil warkat Nasabah B Gambar 1. Mekanisme Kliring Secara Sederhana 42

D. JADWAL KLIRING LOKAL DAN PELIMPAHAN HASIL KLIRING Jadwal penyelenggaraan kliring manual serta jadwal pelimpahan hasil kliring ditetapkan oleh penyelenggara dengan persetujuan Bank Indonesia yang mewilayahi. Jadwal kliring lokal yang ditetapkan merupakan rentang waktu bagi wakil peserta diperkenankan untuk hadir dan mendistribusikan warkat pada proses penyelenggaraan kliring penyerahan/pengembalian. Contoh transaksi kliring dan pencatatannya: Transaksi-transaksi dibawah ini adalah transaksi yang diselesaikan melalui kliring lokal. Peserta kliring adalah Bank Lippo, Bank Mega, dan Bank Niaga Jakarta: a. Danar Setiawan nasabah Bank Lippo Jakarta telah menarik cek no.011.000.12 sebesar Rp50.000.000 dan cek no.011.000.13 sebesar Rp30.000.000 untuk membayar pembelian elektronik kepada Yahya nasabah giro Bank Mega Jakarta. b. Bank Mega Jakarta menerima bilyet giro dari Erika untuk keuntungan Fahmi nasabah giro Bank Niaga Jakarta sebesar Rp50.000.000. c. Bobby nasabah Niaga Jakarta menarik cek untuk membayar barang dagangan kepada Yanti nasabah Bank Mega Jakarta sebesar Rp60.000.000. d. Bank Lippo Jakarta menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah giro Dwiwahyu sebesar Rp20.000.000. Warkat ini diterima dari Bank Niaga Jakarta melalui Bank Indonesia Jakarta untuk keuntungan giro Fitri. Diminta: 1). Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring 2). Neraca kliring pada masing-masing bank peserta kliring 3). Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku lembaga kliring Penjelasan dan penyelesaian dengan mekanisme kliring sebagai berikut: Pada soal a, Bank Mega Jakarta telah menerima setoran dari Yahya berupa 2 buah cek Bank Lippo Jakarta sebesar Rp 50.000.000 dan Rp 30.000.000. Cek ini merupakan warkat tagihan bagi Bank Mega Jakarta terhadap Bank Lippo Jakarta 43

sehingga perlu dikliringkan melalui Bank Indonesia Jakarta. Bank Mega Jakarta yang melakukan penagihan terhadap Bank Lippo Jakarta akan mengelompokkan warkat ini sebagai warkat debet keluar (WDK). Pada saat kliring 1 (penyerahan), Bank Mega Jakarta harus mencatat penagihan kliring ini dalam rekening administratif (RAR kliring) dan Ban Mega Jakarta selaku yang menagih akan menunggu hasilnya pada kliring 2 (pengembalian). Pada kliring 2 (pengembalian), Bank Lippo Jakarta menerima warkat bank sendiri yang ditarik oleh Danar Setiawan berupa cek dari peserta kliring (Bank Mega Jakarta). Warkat ini merupakan warkat debet masuk (WDM) karena Bank Lippo Jakarta harus mendebet rekening giro nasabah (Danar Setiawan). Rekening lawannya adalah mengkredit rekening giro BI. Pada soal b, Bank Mega Jakarta menerima amanat dari Erika untuk membebani rekening gironya melalui bilyet giro sebesar Rp 50.000.000 untuk keuntungan Fahmi nasabah giro Bank Niaga Jakarta. Bagi Bank Mega Jakarta, warkat ini merupakan warkat kredit keluar (WKK) karena Bank Mega Jakarta diperintahkan oleh Erika untuk mengkredit rekening Giro BI. Warkat ini sudah memberikan kepastian dana, sehingga Bank Mega Jakarta langsung membukukan pada rekening riil pada saat kliring 1 (penyerahan) dengan melakukan pendebetan pada rekening Giro Erika dan rekening Giro BI pada posisi kredit. Bank Niaga Jakarta melakukan pencatatan pada kliring 2 (pengembalian) karena bilyet giro dari Erika sifatnya sudah pasti sehingga langsung melakukan pengkreditan pada rekening Giro Fahmi dan pendebetan pada rekening Giro BI, sehingga warkat ini merupakan warkat debet masuk (WDM). Pada soal c, Bank Mega Jakarta menerima cek Bank Niaga Jakarta yang ditarik oleh Bobby untuk membayar barang dagangan kepada Yanti. Cek ini merupakan warkat tagihan bagi Bank Mega Jakarta terhadap Bank Niaga Jakarta sehingga harus dikliringkan melalui kliring Bank Indonesia Jakarta. Bank Mega Jakarta yang melakukan penagihan terhadap Bank Niaga Jakarta akan mengelompokkan warkat ini sebagai warkat debet keluar (WDK). Karena warkat 44

tersebut belum memberikan kepastian dana maka pada saat kliring 1 (penyerahan) Bank Mega Jakarta harus mencatat penagihan kliring ini dalam rekening administratif (RAR kliring) dan Bank Mega Jakarta selaku yang menagih akan menunggu hasilnya pada kliring 2 (pengembalian). Pada kliring 2 (pengembalian), Bank Niaga Jakarta menerima warkat bank sendiri yang ditarik oleh Bobby berupa cek dari peserta kliring (Bank Mega Jakarta). Warkat ini merupakan warkat debet masuk (WDM) karena Bank Niaga Jakarta harus mendebet rekening giro nasabah (Bobby). Rekening lawannya adalah mengkredit rekening giro BI. Pada soal d, Fitri menyerahkan cek Bank Lippo Jakarta dari Dwiwahyu untuk keuntungan gironya kepada Bank Niaga Jakarta. Cek ini merupakan warkat tagihan bagi Bank Niaga Jakarta terhadap Bank Lippo Jakarta sehingga harus dikliringkan melalui kliring Bank Indonesia Jakarta. Bank Niaga Jakarta yang melakukan penagihan terhadap Bank Lippo Jakarta akan mengelompokkan warkat ini sebagai warkat debet keluar (WDK). Karena warkat tersebut belum memberikan kepastian dana maka pada saat kliring 1 (penyerahan) Bank Niaga Jakarta harus mencatat penagihan kliring ini dalam rekening administratif (RAR kliring) dan Bank Niaga Jakarta selaku yang menagih akan menunggu hasilnya pada kliring 2 (pengembalian). Bank Lippo Jakarta menerima warkat debet masuk (WDM), karena bank Lippo Jakarta menerima warkat bank sendiri yang ditarik oleh Dwiwahyu sebesar Rp 20.000.000 sehingga Bank Lippo Jakarta harus melakukan pencatatan pada kliring 2 (pengembalian) dengan mendebet pada rekening giro Dwiwahyu dan mengkredit pada rekening Giro BI. 45

1). Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring: Pencatatan jurnal di Bank Mega Jakarta Transaksi Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) A Kliring 1 Dr. RAR Kliring 80.000.000 A Kliring 2 Cr. RAR Kliring 80.000.000 Dr. Giro Bank Indonesia 80.000.000 Cr. Giro Yahya 80.000.000 B Kliring 1 Dr. Giro Erika 50.000.000 Cr. Giro Bank Indonesia 50.000.000 C Kliring 1 Dr. RAR Kliring 60.000.000 C Kliring 2 Cr. RAR Kliring 60.000.000 Pencatatan jurnal di Bank Lippo Jakarta Dr. Giro Bank Indonesia 60.000.000 Cr. Giro Yanti 60.000.000 Transaksi Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) A Kliring 2 Dr. Giro Danar Setiawan 80.000.000 Cr. Giro BI 80.000.000 D Kliring 2 Dr. Giro Dwiwahyu 20.000.000 Cr. Giro BI 20.000.000 Pencatatan jurnal di Bank Niaga Jakarta Transaksi Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) B Kliring 2 Dr. Giro Bank Indonesia 50.000.000 Cr. Giro Fahmi 50.000.000 C Kliring 2 Dr. Giro Bobby 60.000.000 Cr. Giro BI 60.000.000 D Kliring 1 Dr. RAR Kliring 20.000.000 D Kliring 2 Cr. RAR Kliring 20.000.000 46

Dr. Giro Bank Indonesia 20.000.000 Cr. Giro Fitri 20.000.000 2). Neraca kliring pada masing-masing bank peserta kliring Bank Mega Neraca Kliring Keterangan Saldo (Rp) Keterangan Saldo (Rp) a).wdk 80.000.000 b).wkk 50.000.000 c).wdk 60.000.000 Menang Kliring 90.000.000 Jumlah 140.000.000 Jumlah 140.000.000 Bank Lippo Neraca Kliring Keterangan Saldo (Rp) Keterangan Saldo (Rp) a). WDM 80.000.000 Kalah Kliring 100.000.000 d). WDM 20.000.000 Jumlah 100.000.000 Jumlah 100.000.000 Bank Niaga Neraca Kliring Keterangan Saldo (Rp) Keterangan Saldo (Rp) b).wkm 50.000.000 b).wdm 60.000.000 d).wkm 20.000.000 Menang Kliring 10.000.000 Jumlah 70.000.000 Jumlah 70.000.000 47

3). Neraca kliring yang disajikan Bank Indonesia Bank Indonesia Neraca Kliring Bank Kalah Kliring Saldo (Rp) Bank Menang Kliring Saldo (Rp) Bank Lippo 100.000.000 Bank Mega 90.000.000 Bank Niaga 10.000.000 Jumlah 100.000.000 Jumlah 100.000.000 E. SISTEM KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH Perkembangan teknologi saat ini telah memungkinkan beberapa bank untuk melakukan verifikasi secara on-line terhadap cek/bg luar kota.untuk itu bank Indonesia mengembangkan system penyelenggaraan kliring lokal atas cek dan bilyet giro yang berasal dari luar wilayah kliring atau disingkat dengan kliring warkat luar wilayah. Kliring warkat luar wilayah adalah penyelenggaraan kliring atas cek dan BG yng diterbitkan oleh kantor bank yang bukan peserta di wilayah kliring dimana cek dan BG tersebut dikliringkan. Penerapan kliring warkat luar wilayah akan memberikan manfaat berupa efisiensi dalam penyelesaian pembayaran cek/bg luar kota, baik efisien waktu maupun biaya, sebab: a. Efektivitas dana cek/bg sesuai jadwal kliring lokal dimana warkat dikliringkan (same day settlement) b. Biaya proses oleh Bank Indonesia sama dengan warkat lokal lainnya. Dengan manfaat tersebut diharapkan dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas pembayaran giral antar daerah. 48

Wilayah Kliring Jakarta Bank A Nasabah Bank A Jakarta Wilayah Kliring Surabaya Nasabah Bank B Surabaya Bank B Y 1 Cek/BG Bank B Sby X Validasi oleh Bank B Jakarta 4 Informasi kepastian dana Informasi kepastian dana 6 Cek/BG Bank B Sby 3 X bayar ke Y dg cek/bg Bank B (kantor penerbit cek/bg) Cek/BG Bank B Sby 5 Keterangan: Bank B sudah mendaftar peserta kliring warkat luar wilayah Warkat dikliringkan melalui kliring lokal Jakarta Kliring Jakarta Flow warkat Flow dana Gambar 2. Mekanisme Kliring Warkat Luar Wilayah Keterangan: 1. X yang merupakan nasabah Bank B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah Bank A di Jakarta.Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan cek/bg Bank B Surabaya. 2. Y kemudian menyetorkan cek/bg tersebut ke rekeningnya di Bank A Jakarta. 3. Bank A yang ada di Jakarta, tidak perlu melakukan inkaso, melainkan dapat langsung mengklringkan cek/bg bank tersebut melalui kliring lokal di Jakarta. 4. Kantor Bank B yang ada di Jakarta kemudian melakukan validasi cek/bg tersebut. 49

5. Jika valid dan dana mencukupi, maka Bank B melalui penyelenggara kliring di Jakarta akan menginformasikan efektivitas dana atas cek/bg tersebut. 6. Bank A kemudian menerima laporan mengenai efektivitas dana atas cek/bg Bank B dari penyelenggara kliring di Jakarta. 7. Atas informasi, Bank A kemudian akan melakukan pengkreditan ke rekening nasabah Y. Dengan memperhatikan mekanisme di atas terlihat bahwa cek/bg yang diterbitkan oleh Bank B di Surabaya tidak perlu dikirim atau diinkasokan ke Surabaya, sebab Bank B merupakan peserta kliring warkat luar wilayah dan mempunyai kantor di wilayah kliring Jakarta. Dengan dikliringkan di Jakarta, maka cek/bg tersebut akan diproses sesuai dengan jadwal Jakarta, sehingga Bank A yang mengkliringkan dapat memperoleh kepastian efektivitas dana yang lebih cepat atas penagihan cek/bg tersebut, yaitu pada hari yang sama atau paling lambat keesokan harinya sejak warkat dikliringkan. Latihan soal: Transaksi-transaksi dibawah ini adalah transaksi yang diselesaikan melalui kliring. Peserta kliring adalah Bank Artha, Bank Bima, dan Bank Citra Yogyakarta. a. Rino nasabah Bank Citra Yogya membeli barang dagangan kepada Santi nasabah Bank Bima Yogya senilai Rp20.000.000. Rino membayar dengan cek Bank Citra Yogya. b. Dian nasabah Bank Citra Yogya menarik cek untuk membayar barang dagangan kepada Eko nasabah Bank Artha Yogya sebesar Rp40.000.000. c. Budi menyerahkan cek kepada Bank Artha Yogya untuk rekening giro Tanto nasabah Bank Bima Yogya sebesar Rp10.000.000 sebagai pelunasan hutang. d. Bank Artha Yogya menerima bilyet giro dari Mutia untuk keuntungan Nani nasabah Bank Citra Yogya sebesar Rp15.000.000. 50

Diminta: 1. Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring. 2. Neraca kliring pada masing-masing bank peserta kliring. 3. Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku lembaga kliring. 51