GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Outline Bahan Ajar. Prasyarat : MK Perancangan Geometri Jalan (TKS 7311/2 sks/smt V) Dosen Pengampu : Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T.

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

KONTRAK PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, Indonesia sedang giatnya melaksanakan pembangunan, salah

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

Jurusan Teknik Sipil FT UNS REKAMAN

ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL. Tugas Akhir

B U K U A J A R. Mata Kuliah : Rekayasa Jalan 2 (Perkerasan Jalan) SKS : 1 Semester : 4 Program Studi : Diploma III Jurusan Teknik Sipil

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas perekonomian di bidang transportasi. Sebab dapat menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang merupakan sebagai negara yang berkembang,sedang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODULUS RESILIENT TANAH DASAR DALAM DESAIN STRUKTUR PERKERASAN LENTUR SECARA ANALITIS

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND DAN FLY ASH SEBAGAI FILLER PADA ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC)

KERUSAKAN YANG TIMBUL PADA JALAN RAYA AKIBAT BEBAN ANGKUTAN YANG MELEBIHI DARI YANG DITETAPKAN

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

BAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.

ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN PADA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN ANTARA BECORA-KULUHUN DI KOTA DILI TIMOR-LESTE.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)

KARAKTERISTIK MARSHALL DENGAN BAHAN TAMBAHAN LIMBAH PLASTIK PADA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA)

Perbandingan Kekerasan Kaku I Gusti Agung Ayu Istri Lestari 128

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

PENGGUNAAN ABU BATU KAPUR DESA BUHUT JAYA KABUPATEN KAPUAS SEBAGAI TAMBAHAN FILLER

BAB I PENDAHULUAN. Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting

Uji Kelayakan Agregat Dari Desa Galela Kabupaten Halmahera Utara Untuk Bahan Lapis Pondasi Agregat Jalan Raya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN ALAT MARSHALL UNTUK MENGUJI MODULUS ELASTISITAS BETON ASPAL

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

ROSEHAN ANWAR. Abstract

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS

PENGGUNAAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT

STUDI PENENTUAN JOB MIX DESAIN PERKERASAN LENTUR DENGAN MEMANFAATKAN ASPAL DAUR ULANG / RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT) ABSTRAK

Pada gambar IV-1, melihatkan hubungan klasifikasi tanah dengan daya dukung tanah (nilai CBR) pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang

JUMAT Ir. Arthur Daniel Limantara, MM. MT.

RINGKASAN. Kata Kunci : Tanah Ekspansif, Repetisi Beban, Tegangan Tanah, Penurunan Tanah

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

EVALUASI MATERIAL WEARING COURSE PADA PELAPISAN ULANG JALAN TOL TANGERANG MERAK

PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG

BAB III LANDASAN TEORI

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2011 Dengan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan

PERANCANGAN STRUKTURAL PERKERASAN BANDAR UDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH SUHU PERKERASAN TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS JALAN TOL SEMARANG)

KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COARSE (HRS WC) PADA PEMADATAN DI BAWAH SUHU STANDAR

KARAKTERISTIK KEPADATAN DAN CBR MATERIAL RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT) DENGAN PROSES PENCAMPURAN HANGAT ( WARMMIX ) Tugas Akhir

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARETMESH #80 PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 ( ) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga tidak akan mengalami distress yaitu

NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL

BAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lain yang sangat penting dalam

4.2.4 Pemeriksaan CBR lapangan subgrade dengan Dmamyc Cone

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat.

Transkripsi:

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Perancangan Jalan Kode Mata Kuliah : MKT 1218 SKS : 3 (3-0) Semester : IV 1

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Perancangan Jalan Kode Mata Kuliah : MKT 1218 Semester/SKS : IV/2(3-0) Penanggung Jawab Mata Kuliah : Herianto, ST., MT. Deskripsi Singkat : Mata kuliah Perancangan Jalan membahas sejarah perkembangan jenis-jenis perkerasan, bahan-bahan pembentuk perkerasan, metoda-metoda campuran, analisa perencanaan tebal perkerasan, dan metoda pelaksanaan dan pemeliharaan serta perbaikan struktur perkerasan yang mengalami kerusakan. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah menyelesaikan mata kuliah Perancangan Jalan mahasiswa akan dapat menganalisa dan merencanakan berbagai jenis struktur Perancangan Jalan. No. SUB METODE MEDIA WAKTU 1 Setelah mengikuti kuliah dengan Sejarah dan Jenis 1.1.Pendahuluan pokok bahasan Sejarah dan Jenis Konstruksi 1.2.Sejarah Jalan Konstruksi Jalan, Jalan 1.3.Jenis Konstruksi mahasiswa akan dapat 1.4.Kriteria Konstruksi menunjukkan dan membedakan jenis konstruksi perkerasan jalan secara benar (C1) 2 Setelah mengikuti kuliah dengan pokok bahasan Jenis dan Fungsi Lapis mahasiswa akan dapat mengetahui dan memahami fungsi masing-masing lapisan perkerasan secara benar.(c2) Jenis dan Fungsi Lapis 2.1.Pendahuluan 2.2.Lapisan Permukaan (Surface Course) 2.3.Lapisan Pondasi Atas (Base Course) 2.4. Lapisan Pondasi Bawah (SubBase Course) 2.5. Lapisan Tanah Dasar (Subgrade) 2

No. SUB METODE MEDIA WAKTU 3 Setelah mengikuti kuliah dengan Bahan-Bahan 3.1.Pendahuluan pokok bahasan Bahan-Bahan Pembentuk Struktur 3.2.Tanah Dasar Pembentuk Struktur Jalan 3.3.Agregat Jalan, mahasiswa akan dapat 3.4.Aspal memahami dan menunjukan kegunaan dari masing-masing bahan pembentuk struktur bahan perkerasan jalan secara benar.(c2) 4 Setelah mengikuti kuliah dengan pokok bahasan Parameter Perencanaan Tebal Lapisan Konstruksi, mahasiswa akan dapat memahami dan menganalisa dari masing-masing parameter Lapisan Konstruksi secara benar.(c4) 5. Setelah mengikuti kuliah dengan pokok bahasan Perencanaan Metoda Campuran, mahasiswa akan dapat memahami, menganalisa dan merencanakan campuran aspal beton/aspal campuran panas (hot mix)dari masing-masing metodacampuran secara benar.(c6) Parameter Perencanaan Tebal Lapisan Konstruksi Perencanaan Metoda Campuran 4.1.Fungsi Jalan 4.2.Kinerja Jalan 4.3.Umur Rencana 4.4.Lalu Lintas 4.5.Sifat Tanah Dasar 4.6.Kondisi Lingkungan 4.7.Sifat Material Lapisan 4.8.Bentuk Geometrik lapisan 5.1.Perencanaan Campuran Aspal Panas (Hot Mix) 5.2. Campuran Metoda Bina Marga (BM) 5.3.Campuran Metoda Asphal Institute(AI) 5.4. Campuran Metoda British Standard (BS) 5.5. Campuran Metoda Stone Mastic Asphalt (SMA) soal 3

No. SUB METODE MEDIA WAKTU 6 Setelah mengikuti kuliah dengan pokok bahasan Perancangan Tebal, mahasiswa akan dapat Perancangan Tebal 6.1.Pendahuluan 6.2.Metode Analisa Komponen 6.3.Metode AASHTO 1986 soal 10 300 merancang, menganalisa dan 6.4.Perencanaan Tebal Lapisan menghitung tebal masing-masing lapis perkerasan secara benar.(c6) Tambahan 7 Setelah mengikuti kuliah dengan pokok bahasan Metoda Pelaksanaan di lapangan, mahasiswa akan dapat memahami dan menerapkan metoda pelaksanaan secara benar. (C3) Metoda Pelaksanaan di lapangan 7.1.Pabrik Pembuat Aspal Beton 7.2.Permasalahan yang Mempengaruhi Kwalitas Aspal Beton Panas 7.3.Pemadatan Aspal Beton 7.4.Pemeriksaan Hasil Pemadatan 7.5.Pemeriksaan Sifat Campuran 8 Setelah mengikuti kuliah dengan pokok bahasan Kerusakan dan Pemeliharaan Jalan, mahasiswa akan dapat mengevaluasi kerusakan dan menganalisa cara pengangan kerusakan-kerusakan struktur perkerasan secara benar. (C4) Kerusakan dan Pemeliharaan Jalan 8.1.Jenis Kerusakan Pada Lentur 8.2.Retak dan Penanganannya 8.3.Distorsi 8.4.Cacat Permukaan 8.5.Pengausan 8.6.Kegemukan 8.7.Penurunan pada bekas penanaman utilitas 9 Setelah mengikuti kuliah dengan pokok bahasan Perancangan Tebal kaku, mahasiswa akan dapat merancang, menganalisa dan menghitung tebal lapis perkerasan kaku serta mengetahui dan mengerti cara pelaksanaan perkerasan kaku dilapangan secara benar. (C6) Perancangan Tebal Kaku dan Pelaksanaannya dilapangan 9.1.Perancangan Tebal Kaku 9.2.Pelaksanaan Kaku 4

1. AASHO, Interim Guide for Design of Pavement Structures, AASHO, 1972 2. AASHTO, Guide for Design of Pavement Structures, AASHTO, 1986 3. ASPHALT INSTITUTE, Construction Spesifications for Asphalt Concrete, Series 1 4. Departemen Kimpraswil, Perencanaan Jalan Beton Semen, Pd.T-14-2003 5. Direktorat Jenderal Bina Marga, SNI-1732-1989-F, Petunjuk Perencanaan Tebal Lentur dengan Metode Analisa Komponen, 1987 6. Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Penentuan Tebal Interblock, 1988 7. Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual Pemeriksaan Bahan Jalan, 01/MN/BM/1976 8. Direktorat Jenderal Bina Marga, Standard Spesification for Highway Conctruction No. 01/ST/BM/1972 9. E.J.Joder- M.W. Witczak, Principles of Pavement Design, John Wiley&Sons, 1975 10. Hamirhan A.A Odang, Konstruksi Jalan Raya Buku 2, Perancangan Jalan Raya, Nova, 2005 11. TRRL-UK, Road Note 29, Her Majesty s Stationery Office, 1970 12. TRRL-UK, Road Note 31, Her Majesty s Stationery Office, 1977 13. TRRL-UK, Overseas Road Note 31, Overseas Development Administration, 1993. 5