BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

dokumen-dokumen yang mirip
Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SEKADAU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

BADAN PUSAT STATISTIK

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERTUMBUHAN EKONOMI SEKADAU TAHUN 2014

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

Katalog BPS :

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

BADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

ESI TENGAH. sedangkan PDRB triliun. konstruksi minus. dan. relatif kecil yaitu. konsumsi rumah modal tetap. minus 5,62 persen.

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

BPS KABUPATEN MALINAU

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

Transkripsi:

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER PDRB KABUPATEN PASER TAHUN 2011 Rata rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser kembali menembus angka dua digit sejak tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser tahun 2010 dan 2011 adalah 17,31 persen dan 10,85 persen. Konstribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap pembentukan nilai PDRB dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 konstribusi sektor ini mencapai 76,37 persen dan pada tahun 2011 mencapai 78,42 persen. Sektor lain yang memberikan kostribusi besar terhadap pembentukan nilai PDRB adalah sektor pertanian. Konstribusi sektor pertanian lima tahun terakhir secara berurutan adalah 19,81 persen, 15,21 persen, 15,27 persen, 12,66 persen, 11,52 persen. 1. PERKEMBANGAN EKONOMI Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah harus terus menerus dipantau. Hal ini ditujukan untuk melihat perkembangan kondisi tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan melihat perkembangan dan pertumbuhan ekonomi diharapkan pemerintah dapat merencanakan dengan tepat pembangunan yang akan dilaksanakan. Sehingga bisa berdampak kepada kesejahteraan masyarakat. Indikator agregat ekonomi makro yang lazim digunakan untuk mengukur kondisi perekonomian suatu wilayah adalah Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat propinsi/kabupaten. PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit-unit kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun. 1

Nilai PDRB yang besar maupun kecil dapat menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar maupun kecil pula, yang dapat dikelola oleh suatu daerah. Dilihat dari perkembangan PDRB, kemampuan Kabupaten Paser dalam mengelola sumber daya ekonominya terus mengalami peningkatan. Angka PDRB tahun 2010 ADHB sebesar 13,21 triliyun rupiah dan pada tahun 2011 naik hingga 16,68 triliyun rupiah. Namun seperti kita ketahui bersama bahwa di Kabupaten Paser terdapat tambang non migas (batubara) yang memiliki konstribusi sangat besar dalam pembentukan nilai PDRB, sehingga perlu kita lihat angka PDRB jika dihitung tanpa subsektor pertambangan non migas. Pada tahun 2010 angka PDRB ADHB tanpa non migas sebesar 3,15 triliyun rupiah dan pada tahun 2011 naik menjadi 3,63 triliyun rupiah. Tabel 1 Perkembangan PDRB Kabupaten Paser Tahun 2007-2011 ( Jutaan Rupiah ) r) *) **) Angka revisi Angka sementara Angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 2

2. PERTUMBUHAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari kebijaksanaan pembangunan yang telah diambil khususnya dalam bidang ekonomi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai, dan berguna sebagai bahan untuk menentukan kebijaksanaan dan arah pembangunan dimasa yang akan datang. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai sektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Untuk melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan secara berkala karena PDRB ADHK tidak dipengaruhi oleh faktor harga (inflasi / deflasi). Pertumbuhan yang positip menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan terjadinya penurunan. Sejak tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser kembali menembus angka dua digit. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser tahun 2010 dan 2011 adalah 17,31 persen dan 10,85 persen. Perlu diingat bahwa secara riil pertumbuhan ekonomi dengan sub sektor pertambangan non migas tidak dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perlu juga dilihat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser jika dihitung tanpa memasukkan sub sektor pertambangan non migas. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi jika dihitung tanpa memasukkan komponen sub sektor pertambangan non migas hanya sebesar 7,40 persen. 3

Tabel 2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Paser ADHK 2000 Tahun 2007-2011 ( Persen ) r) *) **) Angka revisi Angka sementara Angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 4

Jika diperhatikan dengan seksama, sub sektor pertambangan non migas pengalami penurunan laju pertumbuhan nilai tambah lebih dari 9 persen. Pertumbuhan nilai tambah sub sektor pertambangan non migas pada tahun 2010 sebesar 21,90 persen dan pada 2011 turun hingga 12,01 persen. Melambatnya laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian ini karena penambahan produksi batubara pada tahun 2011 tidak sebanyak tahun 2010. Sedang sektor pertanian, pada tahun 2011 laju pertumbuhannya 5,20 persen. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sektor ini mengalami percepatan pertumbuhan. Pada tahun 2010, laju pertumbuhan sektor pertanian 3,84 persen. Hal ini karena adanya laju pertumbuhan yang cukup tinggi pada sub sektor tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya serta perikanan. 3. STRUKTUR EKONOMI Struktur perekonomian menggambarkan berapa besar peran masing masing sektor terhadap pembentukan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari nilai peran sembilan sektor perekonomian bisa dilihat sektor mana yang memiliki konstribusi terbesar dalam pembentukan angka PDRB. Dengan melihat besarnya peranan masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB suatu negara atau daerah, dapat diketahui mana kecenderungan struktur ekonomi negara atau daerah tersebut. Seiring dengan berkembangnya perekonomian suatu daerah, maka akan terjadi pula perubahan-perubahan peranan setiap sektor yang berakibat bergesernya struktur ekonomi daerah tersebut. Struktur ekonomi Kabupaten Paser hingga tahun 2011 masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian. Jika diperhatikan lebih lanjut, Konstribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap pembentukan nilai PDRB dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 konstribusi sektor ini mencapai 76,37 persen dan pada tahun 2011 mencapai 78,42 persen. Peningkatan konstribusi sektor pertambangan dan penggalian terjadi karena adanya kenaikan produksi dan harga batubara sebagai komoditas utama sektor ini. 5

Tabel 3 Struktur Ekonomi Kabupaten Paser, Tahun 2007 2011 ( % ) r) *) **) Angka revisi Angka sementara Angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Sektor lain yang memberikan kostribusi besar terhadap pembentukan nilai PDRB adalah sektor pertanian. Konstribusi sektor pertanian lima tahun terakhir secara berurutan adalah 19,81 persen, 15,21 persen, 15,27 persen, 12,66 persen, 11,52 persen. Dari beberapa sub sektor pertanian, konstribusi sub sektor tanaman perkebunan terhadap pembentukan nilai tambah paling besar. Konstribusi sub sektor tanaman perkebunan dari tahun 2007 sampai tahun 2011 secara berurutan adalah 7,41 persen, 6,03 persen, 6,32 persen, 5,22 persen, dan 4,96 persen. 6

4. PDRB PERKAPITA DAN PENDAPATAN REGIONAL PERKAPITA PDRB perkapita merupakan gambaran nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh masing masing penduduk akibat dari adanya aktivitas ekonomi. Nilainya diperoleh dari PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Sedang pendapatan perkapita merupakan gambaran rata rata pendapatan yang diterima oleh masing masing penduduk karena andilnya dalam proses produksi. Nilai pendapatan perkapita ini diperoleh dengan cara membagi pendapatan regional (nilai PDRB yang telah dikurangi dengan penyusutan dan pajak tak langsung) dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Kedua indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah dalam periode tahun tertentu. Walaupun nilai PDRB perkapita dan pendapatan perkapita dapat dijadikan ukuran kemakmuran suatu daerah, akan tetapi data tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan karena pada dasarnya pemilik pendapatan tersebut adalah mereka yang memiliki faktor produksi. Nilai PDRB perkapita Kabupaten Paser selama tahun 2007 2011 mengalami peningkatan secara nominal rupiah. Pada tahun 2007, PDRB perkapita 29,68 juta sedang tahun 2011 naik hingga 69,73 juta. Hal yang sama juga terjadi pada pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita Kabupaten Paser tahun 2007 2011 secara berurutan adalah 25,91 juta, 35,32 juta, 39,06 juta, 50,04 juta, dan 60,85 juta. Hal ini berarti, rata rata penduduk Kabupaten Paser memperoleh pendapatan semakin meningkat setiap tahunnya. Besarnya nilai pendapatan perkapita ini karena adanya konstribusi yang besar dari sektor pertambangan dan penggalian (khususnya batubara) pada pembentukan PDRB. Sedangkan dampak ekonominya tidak dirasakan langsung oleh masyarakat. Untuk itu perlu dilihat nilai PDRB perkapita dan Pendapatan Perkapita tanpa konstribusi pertambangan batubara. Secara nominal, PDRB perkapita dan pendapatan perkapita tanpa pertambangan batubara dalam 5 tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2011, PDRB perkapita dan pendapatan perkapita tanpa pertambangan batubara telah mencapai angka 15,18 juta dan 13,24 juta. 7

Walaupun PDRB perkapita dan pendapatan perkapita tanpa pertambangan batubara terus mengalami kenaikan, laju pertumbuhan tidak sebanding dengan laju pertumbuhan PDRB perkapita dan pendapatan perkapita dengan pertambangan batubara. Tabel 3 PDRB dan Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten Paser, Tahun 2007 2011 ( Jutaan Rupiah ) r) *) **) Angka revisi Angka sementara Angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser 8