PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG TARIF LAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ACEH

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG POLA TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG

2014, No tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa pada Kepolisian Negara Republik Indonesia; d. bahwa usulan tarif layan

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

BUPATI BENGKULU SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

2018, No b. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Kendari pada Kepolisian Negara Republik Indonesia

PERATURAN DAERAH : 9 TAHUN 1990 LUBUK LINGGAU

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2007 TANGGAL 1 PEBRUARI 2007

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

NO SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2001

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2009 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2004 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor: 18 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

2014, No menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada Kementerian Ke

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 65 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

2014, No Umum Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 9 TAHUN 2015

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KONTRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 58 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan dengan memperhatikan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1165/MENKES/SK/X/2007 tentang Pola Tarif Rumah Sakit Badan Layanan Umum, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pola Tarif Jasa Pelayanan Kesehatan Pada Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang; Mengingat :1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 5. Peraturan.

- 2-5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 4502); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 13 Tahun 2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang sebagai Badan Layanan Umum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2007 Nomor 760); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG POLA TARIF JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Serang. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Kabupaten Serang. 4. Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disebut BLUD RSUD adalah BLUD RSUD yang memberikan Pelayanan Kesehatan secara Komprehensif, baik rawat jalan maupun rawat inap sebagai pusat rujukan pelayanan umum dan spesialistik serta pelayanan penunjang diagnostik lainnya. 5. Direktur adalah Direktur BLUD RSUD Kabupaten Serang. 6. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas untuk menyusun tarif pelayanan kesehatan BLUD RSUD Kabupaten Serang. 7. Kas Rumah Sakit Umum Daerah adalah Kas BLUD RSUD Kabupaten Serang. 8. Pasien adalah seorang yang membutuhkan pelayanan kesehatan. 9. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan padapasien dalam rangka pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan (terapi), perawatan, observasi dan/atau pelayanan kesehatan lainnya yang meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap. 10. Rawat.

- 3-10. Rawat Jalan Tingkat Pertama adalah pelayanan kepada pasien untuk diagnosis, pengobatan, observasi dan/atau pelayanan kesehatan lainnya tanpa dirawat inap yang dilaksanakan dipoliklinik umum. 11. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan/atau pelayanan kesehatan lainnya tanpa dirawat inap yang dilaksanakan di poliklinik spesialistik. 12. Rawat Jalan Poliklinik Sore adalah semua jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakanpada sore hari oleh poliklinik spesialistik di rumah sakit. 13. Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah dan menanggulangi resiko kematian atau cacat. 14. Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya untuk menempati tempat tidur di ruang perawatan. 15. Tindakan Medik dan Terapi adalah tindakan pengobatan yang menggunakan alat dan tindakan diagnosis dan/atau pembedahan lainnya yang dikategorikan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. 16. Tindakan Keperawatan adalah tindakan medik yang didelegasikan kepada Tenaga Perawat. 17. Tindakan Cito adalah tindakan medic spesialistik, yang dikerjakan oleh dokter spesialisatas indikasi medis yang dilaksanakan segera karena alas an penyelamatan jiwa pasien.(life saving). Dan Jasa Pelayanan (JP) untuk tindakan cito adalah 1,50 (satu koma lima puluh) kali dari Jasa pelayanan tindakan yang terencana (Elektif ). 18. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik adalah pelayanan dibidang kedokteran yang diberikan dalam rangka menunjang penegakan diagnosa. 19. Rehabilitasi Medik adalah pelayanan yang diberikan oleh unit rehabilitasi medik dalam bentuk pelayanan fisioterapi, terapi wicara, ortotik/prostetik (pemberian alat atau anggota tubuh palsu), bimbingan sosial medik dan jasa psikologi. 20. Pelayanan Farmasi adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk memperoleh obat dan/atau alat kesehatan dari apotik rumah sakit, maupun diluar rumah sakit yang sudah kerjasama. 21. Pengujian Kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan fisik di rumah sakit, maupun diluar rumah sakit. 22. Pelayanan Jenazah adalah kegiatan merawat jenazah yang dilakukan oleh rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dan bukan untuk kepentingan proses pengadilan. 23. Pemeriksaan Visum Et-repertum adalah pemeriksaan kepada orang hidup maupun jenazah yang dilakukan untuk kepentingan proses pengadilan dan hanya dilakukan berdasarkan permintaan dari petugas yang berwenang (Kepolisian atau Kejaksaan). 24. Pelayanan Mobil Ambulance adalah pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit dengan menggunakan kendaraan ambulance untuk mengantar pasien maupun jenazah. 25. Pembakaran.

- 4-25. Pembakaran Limbah Medis adalah segala kegiatan yang menyangkut limbah medik untukdiolah di tempat pengolahan limbah sehingga tidak mengganggu pencemaran lingkungan. 26. Rujukan adalah rujukan pasien/rujukan informasi medik yang dilakukan antar bagian pelayanan medik didalam rumah sakit maupun dengan pelayanan kesehatan lain. 27. Barang Farmasi adalah obat dan alat kesehatan yang dipergunakan untuk kelanjutan pengobatan, tindakan medik dan terapi serta tindakan medik lainnya. 28. Jasa Pelayanan adalah jasa untuk pelayanan dan/atau tindakan yang diberikan oleh tenaga medik, para medik dan tenaga non medik di rumah sakit kepada pasien, dalam rangkaobservasi, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, rehab medik atau pelayanan lainnya. 29. Jasa Sarana Rumah Sakit adalah jasa/imbalan yang diterima rumah sakit untuk atas pemakaian sarana dan fasilitas rumah sakit. 30. Jasa Pelayanan Farmasi adalah pelayanan dan kemudahan yang diberikan kepada pasien untuk memperoleh obat dan/atau alat kesehatan dari apotik rumah sakit dengan resep dokter. 31. Komite Medik adalah kelompok tenaga medik yang keanggotaannya dipilih dari anggota staf medik fungsional rumah sakit. 32. Unit Cost adalah Sasaran biaya satuan dari setiap kegiatan pelayanan yang diberikan rumah sakit yang dihitung berdasarkan standar akuntansi biaya rumah sakit. 33. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD RSUD Kabupaten Serang adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. 34. Pejabat pengelola BLUD adalah pimpinan BLUD RSUD Kabupaten Serang yang bertanggung jawab terhadap kinerja operasional BLUD RSUD Kabupaten Serang yang terdiri atas pemimpin, pejabat keuangan dan pejabat teknis yang sebutannya disesuaikan dengan nomenkelatur yang berlaku pada BLUD RSUD Kabupaten Serang yang bersangkutan. 35. Dewan Pengawas BLUD RSUD Kabupaten Serang, yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas adalah organisasi yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD RSUD Kabupaten Serang. 36. Tarif adalah Pelayanan yang berlaku tidak termasuk biaya bahan pakai habis, obat dan biaya sarana, kecuali tarif konsultasi rawat jalan di PoliklinikBLUD RSUD Kabupaten Serang sudah termasuk ATK dan biaya sarana. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman penetapan Tarif Pelayanan Kesehatan pada BLUD RSUD. (2) Tujuan

- 5 - (2) Tujuan Peraturan Bupati untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan pada Pelayanan Kesehatan pada BLUD RSUD. BAB III PELAYANAN KESEHATAN Bagian Kesatu Jenis Pelayanan Kesehatan Yang Dikenakan Tarif Pasal 3 (1) Jenis pelayanan kesehatan yang dikenakan Tarif dikelompokkan sebagai berikut: a. rawat jalan; b. instalasi rawat darurat; c. rawat inap; d. pemeriksaan penunjang diagnostik; e. rehabilitasi medik; f. rujukan; g. farmasi; h. pengujian kesehatan; i. forensik medikolegal; j. ambulance; dan k. tindakan medik dan terapi. (2) Pelayanan rawat jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas : a. tingkat pertama; b. tingkat lanjutan; dan c. sore (di luar jam kerja). (3) Pelayanan Rawat Darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, pelayanan yang dilakukan 24 (dua puluh empat) jam oleh Instalasi Gawat Darurat. (4) Pelayanan rawat Inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas : a. VVIP; b. Kelas Paviliun c. Kelas Utama; d. Kelas I; e. Kelas II; f. Kelas III; dan g. ICU/NICU/HCU. (5) Pelayanan

- 6 - (5) Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Diagnostik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas: a. laboratorium Patologi Klinik; b. laboratorium Patologi Anatomi; c. radio Diagnostik; dan d. diagnostik Elektromedik. (6) Pelayanan Rehabilitasi Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terdiri atas: a. rehabilitasi; dan b. ortotik/prostetik. (7) Pelayanan Rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f meliputi; a. dari dokter umum ke dokter spesialis; dan b. dari dokter spesialis ke dokter spesialis lainnya. (8) Pelayanan Tindakan Medik dan Terapi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k terdiri atas: a. operatif; dan b. Non Operatif. (9) Tindakan medik terapi operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf a meliputi: a. operatif elektif (terencana); b. operatif cito; dan c. terapi operatif one day care. (10) Tindakan Medik Terapi Non Operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf b meliputi: a. medik; b. medik dengan elektromedik; dan c. radio terapi. Pasal 4 Jenis pelayanan kesehatan yang dikenakan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), menggunakan fasilitas pelayanan dan ruang perawatan yang ada serta berlaku tarif jasa pelayanan dan biaya sarana sesuai ketentuan yang berlaku. Bagian Kedua Kelompok Jenis Pelayanan Kesehatan Paragraf 1 Rawat Jalan Pasal 5 (1) Pelayanan Rawat Jalan tingkat pertama dan tingkat lanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a dan b meliputi : a. pemeriksaan rawat jalan dokter umum; b. pemeriksaan

- 7 - b. pemeriksaan rawat jalan dokter spesialis; c. farmasi; d. medical Check Up; e. tindakan medik dan terapi; f. pemeriksaan penunjang diagnostik; g. pelayanan rehabilitasi medik; h. pemakaian barang farmasi; i. konsultasi gizi dan konsultasi KB; j. konsultasi jiwa; k. pelayanan Voluntary Conseling Testing (VCT); l. pelayanan Haemodialisa; dan m. pelayanan PTRM (Program Terapi Ruwatan Methadon). (2) Pemeriksaan rawat jalan dokter spesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. tindakan di Poliklinik Anak; b. tindakan di Poliklinik THT; c. tindakan di Poliklinik Kulit dan Kelamin; d. tindakan di Poliklinik Mata; e. tindakan di Poliklinik Paru; f. tindakan di Poliklinik Jantung; g. tindakan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan; h. tindakan di Poliklinik Urologi; i. tindakan di Poliklinik Bedah Syaraf; j. tindakan di Poliklinik Sore; k. tindakan di Poliklinik Bedah Umum/Ortopedi; l. tindakan di Poliklinik Gigi dan Mulut; m. tindakan di Poliklinik Penyakit Dalam; n. tindakan di Poliklinik Syaraf; o. tindakan di Poliklinik Psikiatri; p. tindakan di Poliklinik Bedah Mulut; dan q. tindakan di Poliklinik Ortodontie. (3) Tindakan medik dan terapi, pemeriksaan penunjang diagnostik, pelayanan rehabilitasi medik, pemakaian barang farmasi dan Tarif konsultasi diperhitungkan sesuai dengan jenis pelayanan/tindakan yang diberikan. (4) Tarif Konsultasi gizi dan Konsultasi KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (5) Konsultasi

- 8 - (5) Konsultasi jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Paragraf 2 Instalasi Gawat Darurat Pasal 6 Pelayanan instalasi gawat darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b meliputi : a. pemeriksaan; b. tindakan medik dan terapi; c. pemeriksaan penunjang diagnostik; d. pelayanan rehabilitasi medik; e. tindakan elektromedik dan radio terapi; f. rawat observasi pasien IGD; g. pemakaian barang farmasi; h. asuhan keperawatan; dan i. HCU. Paragraf 3 Rawat Inap Pasal 7 (1) Pelayanan Rawat Inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c meliputi : a. ruang perawatan; b. tindakan medik dan terapi; c. pemeriksaan penunjang diagnostik; d. upaya rehabilitasi medik; e. tindakan elektromedik; f. konsultasi/pelayanan gizi; g. kunjungan visite dokter; h. pemakaian barang farmasi; dan i. asuhan keperawatan. (2) Besarnya tarif rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk tindakan medik dan terapi, tindakan paramedik, pemeriksaan penunjang diagnostik, pelayanan rehabilitasi medik, tindakan elektromedik dan radioterapi, konsultasi Gizi, pelayanan ambulance maupun pelayanan jenazah. (3) Perhitungan.

- 9 - (3) Perhitungan hari rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah 1 (satu) hari rawat diperhitungkan sejak saat masuk rumah sakit sampai dengan jam 12.00 (dua belas kosong-kosong) wib hari berikutnya, apabila perawatan kurang dari 24(dua puluh empat) jam dikarenakan alasan tertentu, Tarif rawat inap diperhitungkan sebesar Tarif rawat inap satu hari. (4) Jumlah hari rawat dihitung mulai hari/tanggal pertama pasien masuk ke rumah sakit untuk dirawat inap sampai hari/tanggal pasien keluar dari rumah sakit, baik dinyatakan sembuh,pulang paksa, meninggal maupun dirujuk/dipindahkan ke rumah sakit lain. (5) Rawat inap bayi baru lahir sakit, diperhitungkan sesuai dengan Tarif kelas perawatannya. (6) Rawat inap di ruang perawatan intensif (ICU) ditetapkan sesuai dengan kelas pasien berasal, kecuali pasien berasal dari IGD, makarawat inap di ICU sesuai dengan kelas II. Paragraf 4 Pemeriksaaan Penunjang Diagnostik Pasal 8 (1) Jenis pemeriksaan penunjang diagnostik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c terdiri dari: a. pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik/Patologi Anatomi; dan b. pemeriksaan radio diagnostik dan Pemeriksaan diagnostik elektromedik. (2) Besarnya jasa pelayanan dan jasa rumah sakit untuk pemeriksaan penunjang diagnostik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), per katagori kelas perawatan ditetapkan dengan Keputusan Direktur. (3) Besarnya bahan dan alat dari semua jenis pemeriksaan penunjang diagnostik, per katagori kelas perawatan akan disesuaikan dengan harga bahan obat maupun alat kesehatan yang berlaku di pasaran. (4) Pemeriksaan penunjang diagnostik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bagi pasien rawat Jalan ditetapkan sebesar pemeriksaan sejenis bagi pasien rawat inap kelas II. Paragraf 5 Rehabilitasi Medik Pasal 9 (1) Jasa pelayanan dan jasa sarana rumah sakit, baik untuk pasien rawat jalan, instalasi gawat darurat maupun rawat inap ditetapkan dengan Keputusan Direktur. (2) Pelayanan rehabilitasi medik, bagi pasien rawat jalan ditetapkan sebesar pemeriksaan sejenis bagi pasien rawat inap kelas II. Paragraf 6

- 10 - Paragraf 6 Rujukan Pasal 10 (1) Pelayanan Rujukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf f terdiri atas : a. rujukan medik, yaitu pertukaran informasi keilmuan dalam bidang kedokteran yang diberikan oleh dokter ahli/spesialis kepada dokter umum maupun paramedik, terutama tenaga medik/paramedik di sarana pelayanan kesehatan dasar; dan b. rujukan kasus, yaitu upaya tindak lanjut pelayanan kesehatan dari pemberi pelayanan dasar kepada pelayanan kesehatan yang lebih tinggi atau sebaliknya, maupun antar spesialis. (2) Rujukan kasus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas : a. rujukan intern/dalam, yaitu rujukan semua jenis pelayanan antar spesialis atau bagian yang ada di dalam lingkungan rumah sakit sendiri; dan b. rujukan ektern/luar, yaitu rujukan yang berasal baik dari sarana pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, dokter/bidan praktek swasta, balai pengobatan dll) maupun dari rumah sakit lain dan sebaliknya. (3) Rujukan ekstern/luar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, terdiri atas : a. rujukan perorangan, yaitu rujukan yang biayanya ditanggung oleh penderita sendiri; dan b. rujukan swasta, yaitu rujukan yang biayanya ditanggung oleh pihak asuransi/perusahaan. (4) Rujukan perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a terdiri atas : a. rujukan yang dikirim oleh sarana pelayanan kesehatan Pemerintah, misalnya Puskesmas, BP (Balai Pengobatan)/RB (Rumah Bersalin) dan RS (Rumah Sakit) Pemerintah non Kementrian Kesehatan; dan b. rujukan yang dikirim oleh sarana pelayanan kesehatan swasta, misalnya BP (Balai Pengobatan)/RB (Rumah Bersalin) swasta, dokter/bidan praktek swasta dan RS swasta. (5) Rujukan swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b terdiri atas: a. rujukan yang biasanya ditanggung oleh asuransi/perusahaan yang telah mengadakan ikatan kerjasama dengan pihak rumah sakit; dan b. rujukan yang biayanya ditanggung oleh asuransi/perusahaan yang belum mengadakan ikatan kerjasama dengan pihak rumah sakit. (6) Tarif pelayanan perawatan Rujukan meliputi: a. rujukan intern/dalam antar bagian dikenakan Tarif sesuai yang tercantum Lampiran pada tanggal kunjungan yang sama, tidak termasuk Tarif tindakan medik dan pemeriksaan penunjang; b. penunjang diagnostik, pelayanan rehabilitasi medik, pelayanan farmasi ataupun pelayanan ambulance; c. rujukan.

- 11 - c. rujukan intern/dalam untuk pasien rawat inap dikenakan Tarif konsultasi medik yang besarnya sama dengan Tarif kunjungan dokter (visite) sesuai dengan kelas perawatannya; d. Dalam hal rujukan ekstern/luar dikenakan Tarif sebagai berikut : 1) Bagi rujukan perorangan dikenakan Tarif sebagai berikut : a) Rujukan perorangan yang dikirim oleh sarana pelayanan kesehatan Pemerintah, dikenakan Tarif pemeriksaan sebesar Tarif pemeriksaan rawat jalan tingkat spesialis; dan b) Rujukan perorangan yang dikirim oleh sarana pelayanan kesehatan untuk tindakan medik dan terapi, pemeriksaan penunjang medik dikenakan Tarifsesuai dengan pelayanan sejenis pada kelas II. 2) Bagi rujukan swasta dikenakan tarif sebagai berikut : a) Untuk rujukan swasta yang telah ada ikatan kerjasama dan pembayaran dilakukan secara kredit, dikenakan tambahan sebesar 10% (sepuluh persen) dari Tarif yang telah ditetapkan; b) Untuk rujukan swasta yang belum ada ikatan kerjasama dan pembayaran dilakukan secara kontan, akan diperlakukan seperti pasien umum dan dikenakantarif sebesar Tarif yang telah ditetapkan; dan c) Untuk rujukan swasta yang belum ada ikatan kerjasama dan pembayaran dilakukan secara kredit, dikenakan tambahan sebesar 20% (dua puluh persen) dari Tarif yang telah ditetapkan. Paragraf 7 Farmasi Pasal 11 (1) Jenis-jenis pelayanan farmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf g meliputi : a. pelayanan pasien rawat jalan; b. pelayanan pasien rawat inap; dan c. pelayanan pasien gawat darurat. (2) Pelayanan farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk Jasa farmasi. Pasal 12 Pada pelayanan transfusi darah, penggunaan labu darah diperhitungkan sesuai dengan pelayanan farmasi. Paragraf 8 Pengujian Kesehatan Pasal 13 Pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf h terdiri dari : a. MCU Paket I; b. MCU..

- 12 - b. MCU Paket II; c. MCU Paket III; d. MCU Paket IV; dan e. Paket MCU lainnya. Paragraf 9 Forensik Medikolegal Pasal 14 Pelayanan Forensik Medikolegal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf i meliputi : a. unit Forensik; b. unit Forensik Patologi; c. unit Laboratorium Forensik; d. administrasi; e. unit Kamar Jenazah; f. penguburan untuk jenazah tidak dikenal; dan g. jenis Pelayanan Forensik lainnya terdapat pada Lampiran. Paragraf 10 Ambulance Pasal 15 (1) Pelayanan ambulance sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf j ditetapkan untuk melayani dalam kota dan melayani luar kota. (2) Pelayanan ambulance sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. permintaan standby dalam event dalam kota dan luar kota; b. permintaan event mobiling; dan c. permintaan disertai dokter. Paragraf 11 Tindakan Medik dan Terapi Pasal 16 (1) Pelayanan Tindakan medik dan terapi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf k terdiri atas: a. tindakan medik dan terapi operatif; dan b. tindakan medik dan terapi non operatif. (2) Tindakan medik dan terapi operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. terencana (elektif); dan b. segera (cito). (3) Tindakan..

- 13 - (3) Tindakan medik dan terapi non operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi : a. tindakan medik; b. tindakan medik dengan elektro-medik; c. radioterapi; d. hemodialisa; e. bronchoscopy; f. endoscopy; dan g. laparoscopy. (4) Tindakan medik dan terapi operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi: a. jasa sarana; dan b. jasa pelayanan. (5) Tindakan medik dan terapi non operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (3), meliputi : a. jasa sarana; dan b. jasa pelayanan. Pasal 17 (1) Tindakan Keperawatan terdiri dari komponen : a. jasa sarana; dan b. jasa pelayanan. (2) Bahan dan alat untuk semua jenis tindakan medik dan terapi bagi pasien rawat jalan, instalasi gawat darurat maupun rawat inap akan disesuaikan dengan harga barang, obat maupun alat kesehatan yang berlaku di pasar pada saat itu. (3) Jasa pelayanan, jasa pelayanan anestesi, jasa perawatan dan jasa rumah sakit pada tindakan medik dan terapi operatif maupun jasa pelayanan dan jasa rumah sakit pada tindakan medik dan terapi non narkose ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Serang. (4) Tindakan medik dan Tarif operatif bagi pasien rawat jalan ditetapkan sebesar Tarif pemeriksaan sejenis bagi pasien rawat inap kelas II. (5) Jasa pelayanan pertolongan persalinan normal dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan pemberi jasa, yaitu : a. pertolongan persalinan oleh bidan; b. pertolongan persalinan oleh dokter umum; dan c. pertolongan persalinan oleh dokter ahli/spesialis. (6) Besarnya Tarif jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan menurut kategori pendidikan, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (7) Dalam hal tindakan kegawatdaruratan neonatus pada persalinan patologis dikenakan Tarif jasa pelayanan tambahan yang besarnya sesuai dengan Tarif tindakan pada kelasnya. BAB IV.

- 14 - BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 18 Tingkat penggunaan jasa pelayanan kesehatan diukur berdasarkan jumlah, jenis pemakaian alat, dan jenis pelayanan kesehatan. BAB V POLA TARIF PELAYANAN KESEHATAN Bagian Kesatu Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Pasal 19 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan aspek pelayanan publik. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk biaya sarana dan prasarana, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan. Bagian Kedua Struktur dan Besarnya Tarif Pelayanan Kesehatan Pasal 20 Struktur dan besarnya tarif pelayanan kesehatan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB VI PENGGUNAAN PENDAPATAN Pasal 21 (1) Pendapatan BLUD RSUD diperoleh dari jasa sarana, jasa pelayanan dan biaya bahan pakai habis/obat serta biaya bahan baku. (2) Seluruh pendapatan BLUD RSUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola langsung dan digunakan untuk membiayai pengeluaran operasional BLUD RSUD sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam hal terjadi kelebihan dari target pendapatan BLUD RSUD yang telah ditetapkan, maka kelebihan tersebut akan digunakan untuk membiayai operasional BLUD RSUD pada tahun berikutnya. BAB VII TANDA BUKTI PEMBAYARAN Pasal 22 Tanda bukti pembayaran berupa kwitansi atau alat bukti tarif yang disamakan Pasal 23.

- 15 - Pasal 23 Penyelenggaraan Pengelolaan Keuangan operasional BLUD RSUD dilaksanakan oleh operasional BLUD RSUD sesuai dengan ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 24 (1) Ketentuan Tarif pelayanan kesehatan bagi peserta Askes Indonesia dan Asuransi Tenaga Kerja, Institusi lainnya disesuaikan dengan ketentuan dan aturan yang berlaku dan berdasarkan tarif kesepakatan. (2) Tarif pemanfaatan sarana dan prasarana BLUD RSUD lainnya yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas ditetapkan dengan Keputusan Direktur. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Serang. Ditetapkan di Serang pada tanggal 1 Juli 2013 BUPATI SERANG, A. TAUFIK NURIMAN Diundangkan di Serang pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERANG, LALU ATHARUSSALAM RAIS BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2013 NOMOR 46