BAB I PENDAHULUAN. (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasar Valuta Asing/ valas/ Foreign exchange/forex adalah pasar yang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan

-2- Mekanisme yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini adalah bahwa Pembawaan UKA dengan jumlah yang nilainya paling sedikit setara dengan Rp1.0

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kembali Peraturan Bank Indonesia mengenai

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/2/PBI/2003 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Proses pemurnian kegiatan usaha Penyelenggara KUPVA Bukan Bank tersebut diberikan masa transisi sampai dengan tanggal 31 Desember Selain itu,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/20/PBI/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Pengaturan moneter oleh Bank Indonesia dimaksudkan untuk mencapai dan memelihara kestabilan moneter, memastikan efektivitas kebijakan moneter, serta

No.14/15/DPM Jakarta, 10 Mei 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/201 /PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t

No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/8/PBI/2015 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) PBI NO.17/8/PBI/2015 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MONETER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Dengan cara tersebut, diharapkan stabilitas nilai tukar Rupiah dapat terjaga dan tercipta pendalaman pasar valuta asing domestik. Transaksi Lindun

TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA. Mulyati, SE., M.T.I.

No. 9/36/DPNP Jakarta, 19 Desember 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Likuiditas Valuta Asing

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK, VALUTA ASING Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA)

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

No. 15/27/DPNP Jakarta, 19 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta

Likuiditas Valuta Asing

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IMPLEMENTASI PENYERAHAN DATA DOKUMEN NASABAH TERHADAP PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK (STUDI KASUS: P.T. RASYA JAYA SEJAHTERA)

8/34/DASP Jakarta,22 Desember 2006 S U R A T E D A R A N

BAB II KEDUDUKAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM KEUANGAN NEGARA. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 28 /PBI/2008 TENTANG PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini hampir seluruh negara di dunia terlibat dalam kegiatan ekonomi

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33/SEOJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN BANK UMUM UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DALAM VALUTA ASING

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang terdiri atas uang kertas dan uang logam, yang merupakan alat pembayaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/17/PBI/2015 TENTANG SURAT BERHARGA BANK INDONESIA DALAM VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

-2- M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara emerging economy. berkembang pembangunan ekonomi dan penerapan demokrasi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/9/PBI/2017 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kembali Peraturan Bank Indonesi

No transaksi di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan memberikan tambahan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dimanahal ini berpotens

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/10/PBI/2016 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN NASABAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar valuta asing (valas) merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Valas merupakan suatu mekanisme dimana orang dapat mentransfer daya beli antarnegara, memperoleh atau menyediakan kredit untuk transaksi perdagangan internasioanal, dan meminimalkan kemungkinan resiko kerugian akibat terjadinya fluktuasi kurs suatu mata uang, dikarenakan perbedaan nilai mata uang tiap Negara. 1 Pada kegiatan perdagangan internasional, pembeli dan penjual memiliki nominal uang dalam mata uang yang berbeda dan tidak ada kurs tunggal mata uang dollar melainkan kurs yang berbeda-beda tergantung pada bank mana atau pelaku pasar mana yang bertransaksi. Oleh karena itu, si pembeli membutuhkan kepemilikan atas mata uang yang digunakan penjual agar ia bisa melakukan transaksi jual beli. Dengan kata lain, pembeli harus menukar sejumlah uang ke dalam mata uang 1 Mahyus Ekanada, Analisis Pengaruh Votalitas Nilai Tukar pada Ekspor Komoditi Manufaktur di Indonesia, http://www.bi.go.id/id/publikasi/jurnalekonomi/documents/81b520e02b0443d1a4393908c6d90468canalisipengaruh1.pdf diakses 22 Oktober 2014

2 penjual, nilai tukar antara mata uang satu dengan yang lainnya tidaklah selalu setara. Hal ini bergantung pada mekanisme pasar perdagangan internasional. Berdasarkan survei BIS (Bank International for Settlement, bank sentral dunia), yang dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD$1,4 triliun per harinya. 2 Transaksi pasar valuta asing di Indonesia dari data yang dihimpun dari BI, sampai September 2014 total transaksi kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) bukan bank meningkat. Rata-rata pembelian uang kertas asing (UKA) dan cek pelawat (travelers cheque/tc) mencapai Rp 7,9 triliun per bulan. Sedangkan penjualan UKA sebesar Rp 7,8 triliun setiap bulan. Jumlah KUPVA bukan bank di Indonesia kini mencapai 916 kantor pusat yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air. Mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi tersebut, maka pasar valuta asing juga memiliki risiko yang tinggi. Sehingga perlu adanya pengawasan kegiatan usaha penukaran valas oleh pemerintah melalui izin kegiatan usaha penukaran valuta asing. Izin kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) adalah izin yang diberikan Bank Indonesia selaku Bank Sentral terhadap pedagang valuta asing yang akan mendirikan dan melaksanakan kegiatan jual beli uang kertas asing. Menurut ketentuan umum Pasal 1 ayat 5 dan 6 Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/22/PBI/2010 tentang Pedagang Valuta Asing, pedagang valuta asing terdiri dari : 2 Mario Singh, Langkah Praktis Meraup Profit di Pasar Valuta Asing, Jakarta: PT Gramedia, hlm.2.

3 (1) Pedagang valuta asing bukan bank adalah perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas bukan bank yang maksud dan tujuan perseroan adalah melakukan kegiatan usaha jual beli uang kertas asing (UKA) dan pembelian Traveller s Cheque (TC) yang telah memenuhi ketentuan dan persyaratan dalam Peraturan Bank Indonesia ini. (2) Pedagang valuta asing bank adalah bank umum bukan bank devisa yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah, Bank Perkreditan Rakyat, atau Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, yang melakukan kegiatan usaha jual beli UKA dan pembelian TC yang telah memenuhi ketentuan dan persyaratan dalam Peraturan Bank Indonesia ini. Adapun tujuan pemberian izin KUPVA bukan bank oleh Pemerintah melalui Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah yaitu : 1. Melindungi mata uang rupiah; dan 2. Memberikan perlindungan terhadap masyarakat Pemerintah memberikan pengawasan untuk melindungi uang rupiah dari adanya kurs jual dan beli mata uang asing di masyarakat, dimana bisa terdapat permainan dalam penetapan kurs yang dapat berdampak terhadap penurunan rupiah. Pedagang valas ilegal ini mengupayakan untuk menawarkan jual beli valas dengan harga lebih menarik daripada perbankan. Ini untuk lebih menarik banyak nasabah agar mau menukarkan uangnya. Selain melindungi mata uang rupiah, Pemerintah juga berupaya memberikan perlindungan terhadap masyarakat, karena apabila tidak adanya pengawasan dari pemerintah dapat terjadi transaksi mata uang palsu baik rupiah ataupun dolar

4 terlebih dolar dimana masyarakat tidak mengetahui keaslian mata uang asing. Apabila pedagang valuta asing bukan bank telah terdaftar dalam perizinan kegiatan usaha valuta asing, maka pemerintah dapat mengawasi transaksi mata uang asing yang terjadi melalui catatan transaksi pedagang valas tersebut. Sesuai dengan motif izin yang dikemukakan Ten Berge yaitu mengendalikan perilaku warga dan juga mengarahkan aktivitas. Perizinan terhadap KUPVA bukan bank dikeluarkan atau diterbitkan oleh dua instansi, yaitu melalui Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah. Pertama Bank Indonesia sebagai lembaga yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah, maka Bank Indonesia mempunyai tugas untuk : 3 1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. 2) Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran. 3) Mengatur dan mengawasi bank. Dalam memberikan kepastian perlindungan terhadap masyarakat serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran Bank Indonesia mengeluarkan izin KUPVA bukan bank, sesuai dengan Pasal 7 ayat 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/15/PBI/2014 tentang Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing, bahwa Badan usaha bukan Bank yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai Penyelenggara KUPVA Bukan Bank wajib terlebih dahulu memperoleh izin dari Bank Indonesia. Maka pedagang valuta asing bukan bank harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan pemberian izin dari Bank Indonesia yang terdapat dalam Pasal 7 ayat 2 Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/15/PBI/2014 antara lain : 3 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003, hlm. 97.

5 1) Berbadan hukum Perseroan Terbatas yang seluruh sahamnya dimiliki oleh: a) warga negara Indonesia; dan/atau b) badan usaha yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara Indonesia; 2) Mencantumkan dalam anggaran dasar perseroan bahwa maksud dan tujuan perseroan adalah melakukan kegiatan jual beli UKA dan pembelian Cek Pelawat; 3) Memenuhi jumlah modal disetor yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan 4) Modal disetor tidak berasal dari dan/atau untuk tujuan pencucian uang (money laundering). Berdasarkan hal diatas setelah mendaftarkan izin dan persyaratan telah diberikan, selanjutnya Bank Indonesia melakukan pemeriksaan persyaratan dan lokasi tempat usaha, serta melakukan penyuluhan terhadap pemohon izin. Pemberian izin usaha akan diberikan setelah semua unsur tersebut dipenuhi dan dilarang dialihkan kepada pihak lain. Pemerintah Daerah yang diberikan kewenangan Pemerintah Pusat salah satunya dalam menerbitkan izin, dalam hal ini izin KUPVA Bukan Bank selain melalui Bank Indonesia juga melalui Pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kota Bandar Lampung selaku pemberi izin usaha pedagang valuta asing melalui Badan Penanaman Modal dan Perizinan berpedoman pada Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 58 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung serta Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Sebagian

6 Kewenangan di Bidang Perizinan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung. Berdasarkan dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 66 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerbitan Perizinan Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung. Sebagaimana pemilik KUPVA Bukan Bank harus mendaftarkan izinnya ke Badan Penanaman Modal dan Perizinan yang meliputi : 1) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 2) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 3) Izin Gangguan (HO/Hinderordonnantie) Setelah prosedur pendaftaran izin dilakukan, apabila diterima maka diterbitkan izin oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan setelah sebelumnya dilaksanakan pemeriksaan lapangan oleh tim pelayanan dan verifikasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober 2014 di Kota Bandar Lampung sendiri, terdapat pedagang valuta asing yang berdiri dan menjalankan aktivitas kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) Bukan Bank antara lain : 1) PT Bina Sukses Valas Indo 2) PT Sinar Langgeng Valuta 3) PT Sugi Internasional Valas 4) PT Tanjung Mandiri Valas

7 Berdasarkan pengamatan penulis tersebut dalam menjalankan KUPVA bukan bank khususnya di Bandar Lampung masih terdapat kemungkinan dalam menjalankan usaha-usaha tersebut tidak berdasarkan ketentuan yang ada, seperti belum memiliki izin dari BI. Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/15/PBI/2014 tentang Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing, bila pedagang valas tersebut belum terdaftar dan tidak memiliki izin maka kegiatan pedagang valas tersebut akan dicabut dan dihentikan. Dari data yang didapat dari BI di daerah lain tercatat hingga akhir Agustus 2014, BI telah mencabut izin 321 KUPVA nonbank yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air. Alasan pencabutan izin tersebut, mayoritas perusahaan tidak lagi aktif dalam berkegiatan jual beli mata uang asing. Kendati demikian, penutupan oleh BI juga dimungkinkan lantaran perusahaan memang tidak berizin alias ilegal. Karena terlalu banyak risiko yang bisa timbul dari money changer tak berizin, seperti saat masyarakat bertransaksi bisa saja mendapat rupiah palsu. Juga, jika prinsip know your customer (KYC) tidak lengkap, menimbulkan dugaan uang tersebut untuk pencucian uang. Pada kenyataannya meskipun pedagang valas telah memiliki izin dari Pemerintah Daerah, tetapi tidak memiliki izin dari Bank Indonesia maka izin usahanya akan dicabut berdasarkan peraturan yang berlaku. Oleh karena Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/15/PBI/2014, dan perizinan adalah proses mulai dari pemberian izin; kemudian dilakukan pelaksanaan pemberian izin; dan juga pengawasan izin tersebut, serta uraian di atas maka penulis tertarik untuk menganalisis permasalahan tersebut yang dituangkan kedalam skripsi yang

8 berjudul Perizinan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank di Kota Bandar Lampung. B. Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : a) Bagaimana pelaksanaan pemberian izin kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank di Kota Bandar Lampung? b) Bagaimana pengawasan izin kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank di Kota Bandar Lampung? 2. Ruang Lingkup Penelitian Mengingat luasnya kajian ilmu hukum, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada bidang Hukum Administrasi Negara pada umumnya, khususnya perizinan usaha yaitu melihat literatur-literatur, undang-undang yang terkait dalam pokok pembahasan ini. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian di Bank Indonesia serta Badan Perizinan Daerah Bandar Lampung. C. Tujuan dan Keegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberian izin kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank di Bandar Lampung.

9 b) Untuk mengetahui bagaimana pengawasan izin kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank di Bandar Lampung. 2. Kegunaan Penelitian a) Kegunaan Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan Ilmu Hukum Administrasi Negara, khususnya uang berkaitan dengan kajian perizinan kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) bukan bank. b) Kegunaan Praktis 1. Bagi penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan di bidang perizinan khususnya perizinan kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) bukan bank. 2. Bagi pemerintah Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung dan Bank Indonesia dalam menciptakan perizinan kegiatan usaha penukaran valuta asing yang baik. 3. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai perizinan kegiatan penukaran valuta asing (KUPVA) bukan bank.