PENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re

Menetapkan 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fung

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 01 TAHUN 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 32 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan (Be

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2014

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PENGADAAN BARANG DAN JASA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

Oleh : Octiawan Basri

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR BAB I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 27 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 16 TAHUN 2013

SALINAN WALIKOTA LANGSA,

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN IZIN GANGGUAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 16

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 23 Tahun : 2013

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

TAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

TENTANG BUPATI WONOSOBO, Pelaksana Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonosobo;

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

WALIKOTA PANGKALPINANG

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI JAYAPURA NOMOR : W30-U/ 03 /KPT/SK/4/2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN PENGADILAN PADA PENGADILAN TINGGI JAYAPURA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I KETENTUAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 45 SERI E

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 t

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KOTA BANJARMASIN

BUPATI BANTAENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN BANTAENG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

Bab BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2010 Seri : E

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK Oleh : RINI F. JAMRAH, S.Pd, MM WIDYAISWARA MUDA BADAN DIKLAT PROVINSI SUMBAR ABSTRAK Perbaikan kinerja pelayanan publik diharapkan dapat membangun kembali citra pemerintah di mata masyarakat, karena melalui kualitas pelayanan publik yang semakin baik dapat dibangun kepuasan dan kepercayaan masyarakat sehingga legitimasi pemerintah akan lebih kuat. Pelayanan publik berkualitas bukan hanya bermodalkan pemerintahan yang baik dan bersih tetapi juga harus responsif terhadap permasalahanpermasalahan yang terjadi dalam masyarakat, untuk itu upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah senantiasa memperbaiki kinerja pelayanan disamping memberdayakan peran serta masyarakat dalam pelayanan publik. Keyword: partisipasi masyarakat, pengaduan pelayanan a. Pendahuluan Pemberdayaan partisipasi masyarakat disamping dapat menjaring aspirasi masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan, juga akan dapat mengontrol pelayanan publik yang telah diberikan pemerintah kepada masyarakat sebagai pengguna layanan. Disamping itu peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik diperlukan untuk menjamin pelayanan dilakukan secara transparan dan akuntabel serta sesuai dengan harapan masyarakat. Dengan adanya kontrol dari masyarakat diharapkan pelayanan akan lebih bermutu dan berkualitas yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peran serta masyarakat dalam pelayanan publik diatur dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2012 tentang Pelayanan Publik yaitu pasal 39 ayat 4. Disebutkan bahwa peran serta masyarakat diwujudkan dalam bentuk kerjasama,

pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat serta peran aktif dalam penyusunan kebijakan pelayanan publik. Selanjutnya disebutkan pula bahwa masyararakat dapat membentuk lembaga pengawasan pelayanan publik dengan ketentuan sesuai peraturan perundangundangan. b. Pembahasan Sebagai penerima layanan, masyarakat berhak mendapatkan layanan yang baik dan berkualitas dari pelaksana pelayanan publik. Untuk itu pelaksana/petugas layanan harus memiliki perilaku sebagai berikut: a. Adil dan tidak diskriminatif b. Cermat c. Santun dan ramah d. Tegas, andal dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut e. Profesional f. Tidak mempersulit g. Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar h. Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara i. Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan j. Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan kepentingan k. Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik l. Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat m. Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan dan/atau kewenangan yang dimiliki n. Sesuai dengan kepantasan

o. Tidak menyimpang dari prosedur Bila dalam prakteknya masyarakat tidak mendapatkan layanan seperti tersebut di atas ketika mereka berurusan dalam suatu kegiatan pelayanan publik, mereka berhak menyampaikan rasa tidak puas dengan cara memberikan masukan atau pengaduan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2012 tentang Pelayanan Publik pasal 42 dijelaskan bahwa pengikutsertaan masyarakat dalam pelayanan publik disampaikan dalam bentuk masukan, tanggapan, laporan dan /atau pengaduan kepada Penyelenggara dan atasan langsung Penyelenggara serta pihak terkait atau melalui media massa. Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan pelayanan publik kepada lembaga perwakilan rakyat atau juga kepada Penyelenggara pelayanan publik dengan jaminan haknya dilindungi Undang-Undang, disamping jaminan kerahasiaan identitas nya bila diminta atau diperlukan. Pengaduan dapat dilakukan ketika seseorang atau sekelompok orang merasa dirugikan atau mengalami kesewenang-wenangan dalam pelayanan publik Seementara Penyelenggara atau atasan dari pihak yang diadukan wajib memperlakukan pihak yang diadukan sebagai pihak yang tidak bersalah sampai proses pembuktian selesai. Untuk menampung pengaduan ini diwajibkan kepada setiap unit kerja pelayanan publik menyediakan wadah pengaduan pelayanan. Pengaduan pelayanan merupakan salah satu upaya untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan unit Penyelenggara pelayanan publik kepada masyarakat. Bentuknya bisa berupa kotak saran, sms center, Po Box dan sebagainya. Masyarakat dapat menyampaikan keluhan atas layanan yang mereka terima ke unit layanan yang disediakan unit pelayanan publik tersebut. Inilah bentuk partisipasi itu, dimana keluhan yang disampaikan dapat memberikan masukan kepada Penyelenggara untuk perbaikan. Pasal 36 Undang-Undang 25/2009 ayat 1 menyebutkan bahwa Penyelenggara berkewajiban menyediakan sarana pengaduan dan menugaskan pelaksana yang kompeten dalam pengelolaan pengaduan.

Sementara pada pasal 37 disebutkan bahwa Penyelenggara berkewajiban menyusun mekanisme pengelolaan pengaduan dari penerima pelayanan dengan mengedepankan asas penyelesaian yang cepat dan tuntas. Materi pengelolaan pengaduan sekurang-kurangnya meliputi: a. Identitas pengaduan b. Prosedur pengelolaan pengaduan c. Penentuan pelaksana yang mengelola pengaduan. d. Prioritas penyelesaian pengaduan e. Pelaporan proses dan hasil pengelolaan pengaduan kepada atasan pelaksana f. Rekomendasi pengelolaan pengaduan g. Penyampaian hasil pengelolaan pengaduan kepada pihak terkait h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan pengaduan i. Dokumentasi dan statistik pengelolaan pengaduan j. Pencantuman nama dan alamat penanggung jawab serta sarana pengaduan yang mudah diakses. Secara lebih terinci pengaduan pelayanan diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik. Di dalam Perpres ini lengkap diatur Hak Pengadu, Kewajiban Penyelenggara, Penyelesaian Pengaduan, Kewajiban dan Larangan Bagi Pengelola serta Perlindungan Pengaduan. Pengadu berhak untuk menyampaikan pengaduan atas pelayanan yang tidak layak atau tidak sesuai dengan Standar Pelayanan disamping juga berhak mengadukan pelanggaran yang dilakukan Penyelenggara. Untuk itu Penyelenggara wajib menyediakan sarana pengaduan untuk pengelolaan pengaduan tersebut. Pada setiap sarana pengaduan harus tersedia informasi tentang mekanisme atau tata cara pengaduan secara langsung atau tidak langsung maupun elektronik yang mudah dipahami oleh penerima layanan. Setiap pengaduan yang masuk harus ditanggapi serius oleh pengelola pengaduan termasuk bila pengadu adalah dari kelompok rentan, berkebutuhan khusus, dan juga pengadu yang buta huruf sekalipun. Seperti disebutkan pada pasal 3 ayat (2)

bahwa dalam hal pengadu tidak mampu menulis dan/atau membaca, pengelola wajib membantu mengisikan formulir pengaduannya. Disamping itu ada larangan yang harus dihindari pengelola, diantaranya menerima imbalan dalam bentuk apapun untuk kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan pengaduan. Agar pengelolaan pengaduan dapat berjalan dengan baik, maka perlu ditempatkan petugas yang kompeten yaitu yang dapat melaksanakan fungsi pengelolaan pengaduan. Mereka berasal dari lingkungan Penyelenggara yang diangkat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, bisa berasal dari pejabat struktural atau fungsional. Dengan adanya regulasi yang mengatur tentang pengelolaan pengaduan, tidak ada lagi tawar menawar bagi Penyelenggara pelayanan publik untuk tidak membuat pengelolaan pengaduan serta menyediakan sarana pengaduan pelayanan. Sarana pengaduan merupakan tempat atau ruangan dan segala kelengkapannya yang disediakan secara khusus untuk menerima pengaduan dari pengadu atau penerima pelayanan. Beberapa bentuk sarana pengaduan yang wajib disediakan Penyelenggara adalah: 1. Formulir pengaduan yang berisi sekurang-kurangnya identitas pengadu, uraian keluhan dan tempat, waktu penyampaian dan tanda tangan 2. Kotak pengaduan untuk pengaduan yang disampaikan secara tidak langsung 3. Sarana pengaduan elektronik seperti surat elektronik, pesan layanan singkat dan telepon. Sejak dikeluarkannya Perpres Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik ini, sudah mulai banyak Penyelenggara yang membuat pengelolaan pengaduan dan menyediakan sarana pengaduan di unit kerjanya. Pemerintah Provinsi Sumbar misalnya, sebagai bentuk komitmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik telah memuat edaran kepada seluruh SKPD untuk membuat Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik dan membuat sarana pengaduan di unit kerja masing-masing.

Sebelumnya sebuah tim pengaduan pelayanan publik juga sudah dibentuk Pemprov pada akhir tahun 2012 yang diberi nama Tim Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik dengan Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor 065-682-2012. Tim ini mempunyai cakupan kerja lebih luas yaitu menangani pengaduan pelayanan publik bagi masyarakat di Sumatera Barat, tidak hanya tingkat SKPD saja. Tim yang anggotanya terdiri dari berbagai profesi seperti Perguruan Tinggi, LSM, Lembaga Kerapatan Adat, Pers dan birokrat ini mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain: 1. Melakukan pengumpulan data, menganalisa dan menguji kebenaran atas pengaduan yang masuk. 2. Memberikan rekomendasi kepada Gubernur untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan terhadap pengumpulan data, analisa dan pengujian kebenaran terhadap pengaduan yang masuk. 3. Menyusun dan menetapkan pedoman dan kode etik pengelolaan pengaduan. 4. Menjaga kerahasiaan, identitas saksi dan pelapor 5. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan. Dan untuk lebih memaksimalkan penerimaan pengaduan, Tim menyediakan sarana sms dan PO Box yang merupakan kerjasama dengan PT Pos. Dengan sarana ini diharapkan masyarakat semakin mudah untuk melakukan pengaduan bila mereka ingin mengadukan ketidakpuasan akan suatu pelayanan dari unit kerja pelayanan publik. Sekarang masalahnya apakah setiap pengaduan yang diterima pengelola pengaduan sudah ditindaklanjuti dengan baik, diinformasikan kepada publik dan dipantau serta dievaluasi oleh Penyelenggara? Dalam Perpres 76/2013 juga tegas dikatakan bahwa penyelesaian pengaduan dan tindakan korektif harus terbuka bagi publik dan diinformasikan melalui Sistem Informasi Pelayanan Publik pada setiap Penyelenggara. Pada pasal 9 disebutkan bahwa Pengelola wajib menyusun dan melaporkan pengelolaan pengaduan kepada Penyelenggara secara berkala. Laporan tersebut meliputi materi dan kategori pengaduan, waktu penerimaan, status penyelesaian, hasil penanganan serta tanggapan pengadu.

Sementara Penyelenggara wajib melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan pengaduan, sekurang-kurangnya jumlah dan jenis pengaduan yang diterima, penyebab pengaduan serta penyelesaian terhadap pengaduan dan hasil pemantauan serta evaluasi wajib ditindaklanjuti oleh Penyelenggara untuk peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik. Penyelesaian dan tindaklanjut pengaduan yang diterima harus dilaksanakan secara cepat, tepat, tertib, tuntas dan dapat dipertanggungjawabkan, paling lambat 60 (enam puluh hari) sejak berkas pengaduan dinyatakan lengkap. Penutup Pengelolaan pengaduan pelayanan pada dasarnya bertujuan untuk perbaikan layanan sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memperoleh pelayanan publik yang berkualitas, wajar dan adil. Untuk itu Penyelenggara pelayanan publik berkewajiban menyediakan sarana pengaduan dan menugaskan pelaksana yang kompeten dalam pengelolaan pengaduan. Sudah seharusnya setiap unit kerja pelayanan publik mengelola pengaduan pelayanan dengan menyediakan sarana prasarananya serta menempatkan petugas yang kompeten untuk mengelolanya. Dengan masukan-masukan yang disampaikan masyarakat berupa kritik, saran dan pengaduan kepada Penyelenggara diharapkan pelayanan lebih berkualitas sehingga masyarakat dapat disejahterakan. Daftar Pustaka: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik 2. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 25 3. Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik

4. Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor 065-682-2012 tentang Pembentukan Tim Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat