BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat adalah salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan kesenian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Gembyung merupakan salah satu kesenian yang bernuansa

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

2015 POLA PEWARISAN NILAI DAN NORMA MASYARAKAT KAMPUNG KUTA DALAM MEMPERTAHANKAN TRADISI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Utami Lasmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian sebagai salah satu unsur dari perwujudan kebudayaan bangsa,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

IDENTIFIKASI KERAGAMAN UNSUR KEBUDAYAAN DIDESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA. Yani Sri Astuti 1, Ely Satiyasih Rosali 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

2015 KESENIAN SASAPIAN PADA ACARA SALAMETAN IRUNG-IRUNG DI CIHIDEUNG PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Festival merupakan sebuah satu hari atau pekan gembira dalam rangka peringatan

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian yang tumbuh dan berkembang di masyarakat merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bhineka Tunggal Ika

BAB I PENDAHULUAN. Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003), 20.

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Negara Indonesia adalah Negara yang beranekaragam, baik suku bangsa, bahasa, agama, maupun budaya. Hal ini jelas tergambar dalam isi Bhineka Tunggal Ika yang menyatakan bahwa masyarakat bangsa Indonesia walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Sehingga dalam kehidupannya, masyarakat bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Budaya merupakan cipta, karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat (1985:85) bahwa : Kebudayaan dalam pengertian luas meliputi hampir seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya, yaitu seluruh total pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah melalui satu proses belajar. Sedangkan secara sempit kebudayaan adalah hasil pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan keindahan. Kebudayaan tidak lepas dari hasil cipta manusia, begitu juga dengan kebudayaan yang ada di tengah masyarakat, yang merupakan hasil ciptaan manusia itu sendiri. Salah satu contoh adanya budaya atau adat istadat yang menjadi ciri khas 1

2 suatu daerah, biasanya adat istiadat ini bersifat turun temurun dari generasi ke generasi. Akan tetapi, bagaimana jika semakin lama adat istiadat itu semakin menurun karena tidak dianggap oleh generasi selanjutnya? Mungkinkah kebudayaan akan tetap bertahan atau sebaliknya? Sebagian besar masyarakat bangsa indonesia adalah masyarakat yang dalam kehidupannya masih mengacu pada nilai-nilai budaya agraris yaitu adanya kebersamaan dan gotong royong, sehingga fungsi-fungsi ritual seni pertunjukan masih berkembang. Hal ini jelas terlihat khususnya di tengah kehidupan masyarakat yang dalam kegiatan-kegiatan ibadahnya sangat melibatkan seni pertunjukan seperti masyarakat Bali yang beragama Hindu. Selain itu, ritual seni pertunjukan juga masih berkembang di tengah kehidupan masyarakat yang beragama islam misalnya di daerah Jawa Barat. Propinsi Jawa Barat memiliki banyak kesenian yang tersebar di berbagai daerah, tetapi dari sekian banyak kesenian tersebut masih banyak yang kurang diketahui keberadaannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sepeninggalnya seniman kreasi, tidak adanya generasi penerus, kurangnya peminat kesenian tersebut, terdesak oleh kesenian baru yang lebih diminati oleh masyarakat, dan sebagainya (Rosala, 1995:55). Selain itu, ada satu hal yang sebenarnya termasuk urgen yaitu adanya pengakuan dari pemerintahan terhadap keberadaan kesenian khususnya kesenian tradisional. Selama ini kebanyakan dari pihak pemerintahan daerah setempat kurang memberikan perhatian terhadap kesenian tradisional, padahal di pemerintahan sudah

3 terdapat staf yang khusus bertugas untuk membenahi bidang kebudayaan maupun kesenian baik di tingkat kabupaten, kecamatan, maupun tingkat kelurahan. Upacara ritual di masyarakat pedesaan sangat beraneka ragam antara lain; upacara selamatan/syukuran, upacara lingkaran hidup, dan upacara lingkaran alamiah. Upacara lingkaran alamiah biasanya dilakukan secara rutin satu kali dalam setahun. Upacara-upacara tersebut berkaitan dengan peristiwa agama islam, misalnya upacara tahun baru islam, isra m raj (rajaban), dan lain-lain. Selain itu, ada juga upacara lainnya yang masih termasuk upacara lingkaran alamiah yaitu upacara yang berkaitan dengan adat istiadat masyarakat. Misalnya upacara bersih bumi, sedekah bumi atau hajat bumi dan upacara ruwatan bumi/lembur. Ruwatan Lembur merupakan salah satu kegiatan ritual yang rutin dilaksanakan oleh sebagian besar warga kampung Babakan Gunung, biasanya ruwatan dilaksanakan satu kali dalam setahun tepatnya pada bulan Muharam (dalam kalender islam). Kegiatan ini bertujuan untuk mendo akan lembur/kampung tersebut supaya terhindar dari segala ancaman maupun bencana. Dalam penyajian ruwatan lembur banyak hal yang harus dipersiapkan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga acara penutupan. Pada tahap pelaksanaan selain terdapat banyak sesaji, juga selalu diadakan pergelaran gembyung. Kesenian gembyung merupakan salah satu kesenian tradisional yang bernuansa Islam, selain itu kesenian tersebut juga merupakan pengembangan dari kesenian terbang. Sehingga waditra utama yang digunakan adalah terbang.

4 Kesenian gembyung yang disajikan dalam kegiatan ruwatan lembur biasanya memiliki beberapa peranan/fungsi. Peranan tersebut antara lain; sebagai sarana untuk upacara ruwatan lembur, sebagai sarana untuk hiburan masyarakat, dan lain-lain. Yang paling dianggap menarik dalam penyajian gembyung khususnya yang berperan sebagai sarana hiburan adalah adanya hal yang bisa menimbulkan trans terhadap sebagian besar orang-orang yang hadir pada acara tersebut. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, trans berarti keadaan tidak sadar karena kerasukan dan sebagainya sehingga mampu berbuat sesuatu yang tidak masuk akal. Pada waktu yang sama sebagian masyarakat menari mengikuti alunan musik dari gembyung, sampai pada akhirnya diantara mereka yang menari ada yang kerasukan (kesurupan). Entah apa yang menyebabkan terjadinya hal tersebut? Pada kesempatan ini perhatian peneliti tertuju pada bagaimana peranan gembyung pada kegiatan ruwatan lembur tersebut. Selain itu peneliti akan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan musik gembyung, baik instrumennya maupun penyajiannya. Kesenian gembyung merupakan salah satu kesenian tradisional yang bernuansa Islam, hal ini diperjelas dengan adanya pernyataan yang diambil dari sebuah artikel yang mengatakan bahwa: Salah satu peninggalan budaya Islam di Cirebon adalah Seni Gembyung. Seni ini merupakan pengembangan dari kesenian Terbang yang hidup di lingkungan pesantren. Konon kesenian terbang itu salah satu jenis kesenian yang dipakai sebagai media penyebaran Agama Islam. Kesenian Gembyung ini biasa dipertunjukkan pada upacara-upacara kegiatan Agama Islam seperti peringatan Maulid Nabi, Rajaban (isra mi raj) dan Kegiatan 1 Syuro yang digelar di sekitar tempat ibadah. (www.sundanet.com)

5 Dengan demikian, peneliti mengambil kesimpulan bahwa kesenian gembyung memiliki peranan/fungsi yang primer dan sekunder. Fungsi primer, yaitu sebagai sarana upacara ritual, sebagai sarana hiburan, dan sebagai sarana pengiring lagu. Sedangkan fungsi sekunder terdiri dari fungsi sebagai sarana pendidikan, sarana komunikasi, dan sebagai sarana sosialisasi masyarakat. Adapun judul yang akan penulis teliti adalah PERANAN GEMBYUNG PADA PENYAJIAN RUWATAN LEMBUR DI KAMPUNG BABAKAN GUNUNG DESA PALASARI KECAMATAN JALANCAGAK KABUPATEN SUBANG. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat mampu meningkatkan rasa kepedulian terhadap pelestarian seni tradisional khususnya kesenian gembyung. Dengan demikian, maka peluang menurunnya nilai seni tradisional akan sangat kecil. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dibuat oleh peneliti dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah, sehingga akan mempermudah proses penelitian khususnya dalam hal pembahasan. Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan pada pembahasan sebelumnya, maka peneliti membuat paying permasalahan yaitu bagaimana peranan Gembyung yang disajikan dalam pelaksanaan kegiatan ruwatan lembur? Kemudian, dibuat kedalam beberapa rumusan masalah diantaranya: 1. Bagaimana fungsi primer kesenian gembyung yang disajikan pada kegiatan Ruwatan Lembur?

6 2. Bagaimana fungsi sekunder kesenian gembyung yang disajikan pada kegiatan Ruwatan Lembur? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah: 1. Tujuan Umum Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang peranan kesenian gembyung pada penyajian ruwatan lembur yang dilaksanakan di kampung Babakan Gunung Desa Palasari Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh : a. Data tentang fungsi primer kesenian gembyung yang disajikan pada kegiatan ruwatan lembur. b. Data tentang fungsi sekunder kesenian gembyung yang disajikan pada kegiatan Ruwatan Lembur. D. Manfaat Penelitian Dengan demikian, manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Peneliti Sebagai salah satu upaya untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang kesenian tradisional khususnya kesenian gembyung yang sering dipergelarkan pada upacara-upacara ritual tertentu. Dalam hal ini kesenian gembyung yang ada dalam

7 acara ruwatan di kampung Babakan Gunung Desa Palasari Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang. 2. Masyarakat Untuk meningkatkan rasa kepedulian masyarakat terhadap kesenian tradisional khususnya gembyung, sehingga mereka dapat selalu menjaga dan melestarikannya sebagai salah satu warisan dari leluhurnya. 3. Lembaga Sebagai masukan atau referensi, serta untuk meningkatkan kepedulian terhadap keberadaan kesenian tradisional khususnya gembyung sebagai aset daerah bagi pertumbuhan otonomi daerah. E. Asumsi Yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah penyajian kesenian gembyung dalam kegiatan ruwatan lembur memiliki beberapa peranan/fungsi baik fungsi primer maupun fungsi sekunder. F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif analisis. Maksudnya, peneliti mendeskripsikan masalah atau struktur penyajian gembyung yang dilaksanakan dalam kegiatan ruwatan lembur di kampung Babakan Gunung desa Palasari kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang. Kemudian

8 dilakukan analisis tentang peranan dan pengaruh gembyung terhadap masyarakat setempat. - Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain : a. Studi Literatur Mencari data dari literatur atau referensi berupa buku, jurnal, internet, surat kabar maupun makalah. b. Wawancara Mencari data dengan cara berkomunikasi langsung dengan pihak pihak tertentu (Tanya jawab) c. Observasi Mengamati secara langsung hal hal yang berkaitan dengan penelitian. d. Dokumentasi Mengumpulkan data dengan cara mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan penelitian, misalnya rekaman audio musik gembyung, audio hasil wawancara maupun foto-foto selama peneliti melakukan observasi di lapangan. G. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini adalah kampung Babakan Gunung Rw. 05, tepatnya berada di Jl. Sari Ater Desa Palasari Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang. Kampung Babakan Gunung ini merupakan kampung yang sebagian besar warganya

9 masih melestarikan kesenian tradisional, salah satunya setiap bulan Muharam mereka mengadakan kegiatan Ruwatan lembur. Selain itu, peneliti melakukan penelitian ke tempat yang lain yaitu kampung Cibeusi. Kampung ini tidak terlalu jauh dengan kampung Babakan Gunung, di kampung Cibeusi inilah berdirinya sebuah grup kesenian Gembyung yang selalu disajikan di kampung Babakan gunung khususnya dalam kegiatan Ruwatan lembur. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah: a. Kesenian gembyung Galur Sawargi di kampung Cibeusi pimpinan Bapak Lily. b. Sebagian warga kampung Babakan gunung yang selalu mengikuti kegiatan Ruwatan lembur. H. Sistematika Penulisan Pada tahap selanjutnya setelah peneliti memperoleh data dari hasil observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi, maka semua data tersebut dikumpulkan dan dianalisis. Kemudian, disusun menjadi sebuah laporan tertulis dengan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I, bab ini adalah pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Asumsi, Metode penelitian, Lokasi dan sampel penelitian, dan Sistematika penulisan.

10 BAB II, bab ini merupakan Landasan teoretis. Dalam landasan teoretis harus memuat teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji, serta penelitian-penelitian terdahulu dalam kajian yang sama. BAB III, bab ini adalah penjabaran lebih rinci mengenai metode penelitian yang secara garis besar telah dibahas dalam Bab I. Dalam Bab III, semua prosedur dan tahap-tahap penelitian akan dijelaskan mulai dari tahap persiapan sampai penelitian berakhir. Serta dijelaskan juga mengenai instrument-instrumen penelitian yang digunakan. BAB IV, bab ini merupakan pembahasan dari hasil penelitian. Bab ini merupakan hasil pengolahan data-data yang sudah diperoleh baik dari hasil observasi, wawancara, studi literature maupun dokumentasi. Selain itu, bab ini akan dikaitkan juga dengan bab II yaitu kajian-kajian pustaka yang dijadikan landasan teoretis dalam penelitian yang dikaji. BAB V, dalam bab ini disajikan penafsiran peneliti yaitu berupa kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan/diperoleh. Setelah itu, peneliti juga menuliskan implikasi atau rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti berikutnya.