PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG LAPORAN BERKALA DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.05/2018 TENTANG LAPORAN BERKALA DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 baik dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, Dana Pensiun dapat memenuhi kewajiban pembayaran manfaat kepada Peserta. Untuk itu, Dana Pensiun me

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.05/2018

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2013 TENTANG

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR:../SEOJK.05/2017 TENTANG

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11 /POJK.05/2014 TENTANG PEMERIKSAAN LANGSUNG LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

TENTANG LAPORAN HASIL PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH PADA DANA PENSIUN YANG MENYELENGGARAKAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

32/DP. Mengingat : 1. DANA PENSIUN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 203 /DIR-TM/IX/2017 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77/KMK.017/1995 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA YANG BAIK BAGI DANA PENSIUN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.04/2014 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

BAB I. KETENTUAN UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /POJK.05/2016 TENTANG LAPORAN TEKNIS DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2015 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 113/PMK.05/2005 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN TUGU MANDIRI LAPORAN KEUANGAN DAN INFORMASI TAMBAHAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA UMUM

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2017 TENTANG LAPORAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/POJK.05/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /POJK.05/2016 TENTANG LAPORAN TEKNIS DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KSEI NOMOR X-A TENTANG PENDAFTARAN SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI. Pengelolaan Investasi Terpadu.

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.04/2017 TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN EFEK DI BERBAGAI LOKASI

2017, No tentang Kegiatan Perusahaan Efek di Berbagai Lokasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Neg

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Dana Pensiun

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

Transkripsi:

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH I. UMUM Industri jasa keuangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan aset dan kelembagaan perbankan syariah, asuransi syariah, pembiayaan syariah, dan lembaga jasa keuangan syariah lainnya. Namun hal ini belum didukung oleh perkembangan industri Dana Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah, dikarenakan belum ada regulasi yang dapat dijadikan dasar hukum penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Di sisi lain kebutuhan masyarakat dan industri Dana Pensiun akan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah semakin meningkat dengan adanya embrio Dana Pensiun yang menyelenggarakan kegiatannya sesuai Prinsip Syariah. Selain itu, Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah dapat dijadikan alternatif bagi masyarakat sebagai upaya menjamin kesinambungan penghasilan sampai hari tua secara syariah. Oleh karena itu, Dana Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah harus diberi ruang tumbuh yang memadai agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Untuk meningkatkan perkembangan industri jasa keuangan syariah khususnya Dana Pensiun dan untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat dan industri Dana Pensiun akan Program Pensiun

- 2 - Berdasarkan Prinsip Syariah diperlukan pengaturan penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah yang komprehensif guna memberikan kepastian hukum baik bagi Dana Pensiun maupun pihak yang berkepentingan terhadap penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah terkait kelembagaan, kepengurusan, Akad, iuran, dan pengelolaan kekayaan. Di samping itu dalam rangka kepastian hukum perlu dicantumkan sanksi yang tegas kepada Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah yang melanggar ketentuan ini. Selain itu dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK, terdapat beberapa penyempurnaan pengaturan terkait dengan pelaksanaan sistem pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan terhadap Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam hubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu diperhatikan pula peraturan perundang-undangan yang mempunyai relevansi dengan ketentuan ini, yaitu peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun. Peraturan OJK ini mengatur hal-hal yang secara spesifik menyangkut penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Adapun hal-hal terkait penyelenggaraan Dana Pensiun secara umum (tidak khusus terkait Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah) tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun antara lain Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), dan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Sebagai contoh, dalam konteks kelembagaan terkait pengesahan PDP, secara umum Dana Pensiun mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang DPPK atau Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang DPLK. Selain itu, khusus terkait aspek penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah, Dana Pensiun perlu mengacu pada Peraturan OJK ini.

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Yang dimaksud dengan pendirian Dana Pensiun Syariah adalah pendirian baru Dana Pensiun. Yang dimaksud dengan konversi adalah perubahan dasar penyelenggaraan program pensiun dari konvensional menjadi syariah. Huruf c Huruf d Pasal 3 Pasal 4 Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun adalah peraturan yang mengatur mengenai pengesahan pendirian Dana Pensiun. Huruf c

- 4 - Huruf d Huruf e Huruf f Ketentuan mengenai Dana Ta zir antara lain berisi besaran Dana Ta zir yang akan dikenakan kepada pemberi kerja dalam hal pemberi kerja terlambat menyetor iuran ke Dana Pensiun dan penyaluran Dana Ta zir sebagai dana sosial. Yang dimaksud dengan bukti keahlian adalah ijazah/sertifikat pendidikan, workshop, pelatihan, atau kursus di bidang Dana Pensiun dan/atau keuangan syariah. Huruf c Ayat (4) Ayat (5) Pasal 5 Pasal 6 Dana Pensiun yang bermaksud melakukan konversi menjadi Dana Pensiun Syariah mungkin saja memiliki investasi yang tidak sesuai dengan Prinsip Syariah seperti investasi pada obligasi. Pada saat Dana Pensiun akan melakukan konversi, jenis investasi Dana Pensiun yang tidak sesuai dengan

- 5 - Prinsip Syariah harus disesuaikan terlebih dahulu sehingga seluruh investasi Dana Pensiun pada saat menjadi Dana Pensiun Syariah telah sesuai dengan Prinsip Syariah. Pasal 7 Perubahan PDP dalam rangka konversi termasuk perubahan yang menyangkut pendanaan, sehingga permohonan pengesahan perubahan PDP mengacu pada peraturan mengenai pengesahan perubahan PDP yang menyangkut pendanaan. Ayat (4) Huruf c Yang dimaksud dengan arahan investasi adalah arahan investasi yang telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga instrumen investasi yang diperkenankan sesuai dengan Prinsip Syariah. Huruf d Huruf e Huruf f Ayat (5) Ayat (6)

- 6 - Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Yang dimaksud dengan perubahan PDP adalah perubahan isi PDP sehingga memberikan dasar untuk menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah dalam Unit Syariah. Perubahan PDP untuk pembentukan Unit Syariah ini mengacu ketentuan perubahan PDP yang menyangkut pendanaan. Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Isi PDP antara lain memuat pengaturan mengenai cara penentuan aset dan liabilitas yang dipisahkan atau dialihkan ke Unit Syariah pada saat pertama kali Unit Syariah dibentuk dan penegasan keterpisahan aset dan liabilitas Unit Syariah dari aset dan liabilitas Dana Pensiun lainnya.

- 7 - Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Pasal 11 Yang dimaksud dengan pemisahan aset adalah memisahkan aset peserta yang pindah ke Unit Syariah. Yang dimaksud dengan proporsional adalah sesuai dengan porsi peserta yang beralih ke Unit Syariah. Bagi Dana Pensiun yang menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti, porsi aset dan liabilitas peserta Unit Syariah dihitung oleh aktuaris. Adapun bagi Dana Pensiun yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, porsi aset dan liabilitas peserta Unit Syariah didasarkan pada saldo rekening peserta. Ketentuan ini menegaskan bahwa dalam hal Pendiri DPPK memperkenankan pengalihan kepesertaan DPPK ke Unit Syariah setelah Unit Syariah terbentuk, mekanisme pengalihan kepesertaan tersebut harus terlebih dahulu diatur dalam PDP. Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14

- 8 - Pasal 15 Ayat (4) Yang dimaksud dengan pihak ketiga yang menyelenggarakan kegiatan berdasarkan pelimpahan kuasa dari Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah dengan berbasis imbal jasa/fee antara lain manajer investasi (investee). Ayat (5) Yang dimaksud dengan pihak ketiga yang menyelenggarakan kegiatan pemindahan hak guna (manfaat) atas barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) antara lain aktuaris, kustodian, dan penasihat investasi. Pasal 16 Pasal 17 Ketentuan ini tidak menghilangkan kewajiban Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun dalam hal pembayaran iuran. Pasal 18 Keterlambatan pemberi kerja untuk menyerahkan iuran kepada Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah akan mempengaruhi kemampuan Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah dalam memenuhi

- 9 - kewajibannya. Oleh sebab itu, tidak dikehendaki adanya keterlambatan penyetoran iuran. Pemberi kerja bertanggung jawab atas keterlambatan tersebut. Adapun yang dimaksud dengan denda yang layak adalah ekuivalen tingkat imbalan/bagi hasil/fee/bonus deposito Rupiah mudharabah bank umum syariah (termasuk unit usaha syariah) yang berlaku pada bulan iuran jatuh tempo. Ekuivalen tingkat imbalan/bagi hasil/fee/bonus deposito Rupiah mudharabah bank umum syariah (termasuk unit usaha syariah) tersebut yaitu ekuivalen tingkat imbalan/bagi hasil/fee/bonus deposito Rupiah mudharabah bank umum syariah (termasuk unit usaha syariah) yang dipublikasikan oleh OJK. Contoh: Iuran DPPK Syariah ABC sebesar Rp1.000.000,00 per bulan dan jatuh tempo setiap tanggal 10. Iuran bulan Januari 2016 seharusnya dibayar paling lambat tanggal 10 Februari 2016. Apabila iuran bulan Januari tersebut baru disetor oleh pemberi kerja pada tanggal 10 Juni 2016, pemberi kerja dikenakan sanksi (ta zir) sebesar 7,02% (berdasarkan tingkat imbalan/bagi hasil/fee/bonus deposito Rupiah mudharabah bank umum syariah (termasuk unit usaha syariah)) untuk keterlambatan penyetoran iuran bulan Januari 2016 selama 5 bulan, dengan perhitungan: 7,02% x 5/12 bulan x Rp1.000.000,00 = Rp29.250,00. Yang dimaksud dengan dana sosial adalah dana yang digunakan untuk kepentingan sosial, di luar kepentingan Dana Pensiun. Ayat (4) Ayat (5) Yang dimaksud dengan aset pemberi kerja dalam ketentuan ini adalah aset setelah memperhitungkan pembayaran kewajiban/utang kepada negara dan OJK.

- 10 - Pasal 19 Yang dimaksud dengan sesuai dengan Prinsip Syariah adalah manfaat pensiun dibayarkan sesuai dengan Akad yang digunakan. Ketentuan ini tidak menghilangkan kewajiban Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun dalam hal pembayaran manfaat pensiun. Pasal 20 Ketentuan ini tidak menghilangkan kewajiban Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun dalam hal pengelolaan kekayaan Dana Pensiun. Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Huruf c Huruf d Huruf e

- 11 - Huruf f Untuk Dana Pensiun Syariah, Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah berakhir pada saat Dana Pensiun dinyatakan bubar. Untuk Unit Syariah dan Paket Investasi Syariah, Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah berakhir pada saat perubahan PDP dalam rangka pengakhiran Unit Syariah atau Paket Investasi Syariah disahkan oleh OJK. Pasal 25 Yang dimaksud laporan dalam ketentuan ini adalah laporan yang wajib disampaikan Dana Pensiun kepada OJK berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun antara lain laporan bulanan, laporan keuangan, laporan teknis, dan laporan aktuaris. Ketentuan ini menegaskan bahwa peraturan perundangundangan di bidang Dana Pensiun yang mengatur mengenai laporan berkala berlaku juga bagi Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Ketentuan ini menegaskan bahwa DPLK yang menjual paket investasi syariah tidak harus menyusun laporan hasil penilaian tingkat risiko dari Paket Investasi Syariah secara terpisah dari laporan hasil penilaian tingkat risiko DPLK (dapat disatukan). Ayat (4) Yang dimaksud dengan laporan mengenai Unit Syariah adalah laporan yang terdiri dari satu atau beberapa jenis laporan yang isinya khusus terkait penyelenggaraan Unit Syariah.

- 12 - Ayat (5) Pasal 26 Penyelesaian proses likuidasi dari Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah antara lain penyelesaian hak peserta sesuai dengan Prinsip Syariah. Penyelesaian hak peserta sesuai dengan Prinsip Syariah antara lain pengalihan hak pensiun ditunda kepada Dana Pensiun lain yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Pasal 27 Perubahan PDP dimaksudkan untuk menghapus ketentuanketentuan yang ditujukan khusus untuk penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah (misalnya Akad). Penyelesaian proses likuidasi dari Unit Syariah antara lain penyelesaian hak peserta sesuai dengan Prinsip Syariah. Penyelesaian hak peserta sesuai dengan Prinsip Syariah antara lain pengalihan hak pensiun ditunda kepada Dana Pensiun lain yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Pasal 28 Pasal 29

- 13 - Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5928