III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data dan melaksanakan analisis yang terkait dengan tujuan

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

III. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tingkat kemampuan seseorang dalam mengelola usahanya. Berdasarkan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

III. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan

BAB IV METODE PENELITIAN. kabupaten, yaitu Kabupaten Badung dan Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali.

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

KELAYAKAN FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. METODOLOGI PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

III. METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian. Usaha pengolahan onggok adalah suatu rangkaian aktifitas pengolahan onggok yang direncanakan untuk mendapatkan manfaat dengan menggunakan sumber-sumber yang mempunyai titik waktu berakhirnya aktifitas. Onggok adalah hasil buangan pabrik tepung tapioka yang berasal dari sisa-sisa proses produksi. Pengolah onggok adalah semua pengolah yang mengelola onggok dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum. Input adalah faktor-faktor produksi dan sumber daya lainnya yang digunakan untuk menghasilkan onggok. Input berupa lahan, gudang, onggok basah, alat pengolah onggok, dan tenaga kerja.

42 Proses produksi adalah suatu proses interaksi antara berbagai faktor produksi untuk menghasilkan onggok dalam jumlah tertentu yang diukur dalam satu kali proses pengolahan onggok. Output adalah onggok yang dihasilkan selama satu kali proses produksi. Produksi usaha pengolahan onggok adalah jumlah produksi onggok yang dihasilkan selama proses produksi berlangsung pada satu periode proses produksi yang diukur dalam satuan kilogram (kg). Harga produk merupakan harga onggok yang diterima oleh pelaku usaha pengolahan onggok dari hasil penjualan kepada pembeli yang diukur dalam satuan rupiah (Rp/kg). Biaya adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan dalam usaha pengolahan onggok, yang terdiri dari biaya investasi dan biaya produksi terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap diukur dalam satuan rupiah (Rp). Biaya investasi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk membantu produksi dan bersifat jangka panjang serta mengalami penyusutan setiap tahunnya yang diukur dalam satuan rupiah (Rp). Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang diukur dalam satuan rupiah (Rp). Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah produksi dan merupakan biaya yang dipergunakan untuk membeli faktor produksi yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

43 Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi, yang diukur dalam satuan kilogram (Kg). Harga bahan baku adalah harga onggok yang diterima oleh pengolah onggok dari hasil pembelian yang diukur dalam satuan rupiah (Rp/kg). Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan baik dari dalam keluarga maupun luar keluarga selama satu minggu proses produksi, diukur dalam satuan hari orang kerja (HOK). Upah rata-rata tenaga kerja adalah biaya upah yang dikeluarkan untuk tenaga kerja per satu hari orang kerja (HOK), yang diukur dalam satuan Rp/HOK. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada volume produksi. Pengolah harus membayar biaya ini berapapun jumlah produksi yang dihasilkan, diukur dalam satuan rupiah (Rp). Peralatan adalah alat-alat yang digunakan dalam proses produksi onggok, yaitu gerobak, sekop, penggaruk, terpal, jarum jahit, dan timbangan. Umur ekonomis peralatan adalah jumlah tahun peralatan selama digunakan, terhitung sejak tahun pembelian sampai peralatan tersebut tidak dapat digunakan lagi, diukur dalam satuan tahun. Tingkat suku bunga adalah suatu bilangan yang lebih kecil dari satu yang dapat digunakan untuk mengetahui nilai uang di masa lalu agar didapatkan nilainya pada saat ini.

44 Penerimaan (revenue) usaha pengolahan onggok adalah jumlah penerimaan yang diperoleh dari penjualan produk selama satu tahun dikalikan dengan harga diukur dalam satuan rupiah (Rp). Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi dikurangi nilai bahan baku dan nilai input lainnya selain tenaga kerja. Pengukurannya dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg). Faktor konversi adalah banyaknya produk yang dapat dihasilkan dari satu satuan bahan baku. Kelayakan adalah kriteria dimana secara pasar, organisasi dan manajemen, serta sosial dan lingkungan dapat dilaksanakan, secara teknis dapat dideteksi, dan secara finansial menguntungkan. Analisis finansial menilai proyek dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dengan proyek. Analisis finansial memperhatikan hasil untuk modal saham yang ditanam dalam proyek. Harga yang digunakan dalam analisis finansial adalah harga pasar. Nilai tunai bersih (Net Present Value) adalah selisih antara present value pada benefit dan present value dari biaya, diukur dalam satuan rupiah (Rp). Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu tingkat bunga yang menunjukkan nilai bersih sekarang (NPV) sama dengan jumlah seluruh

45 investasi proyek atau dengan kata lain tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Gross B/C ratio adalah merupakan perbandingan antara penerimaan manfaat dari suatu investasi (gross benefit) dengan biaya yang telah dikeluarkan (gross cost). Net B/C ratio adalah merupakan perbandingan antara net benefit yang telah didiscount positif dengan net benefit yang telah didiscount negatif. Periode kembali modal (payback period) adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi, diukur dalam satuan waktu (tahun, bulan). Analisis pasar merupakan analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran yang mencakup tentang peluang pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengambil kebijakan yang diperlukan. Analisis teknis merupakan analisis terhadap aspek perusahaan yang mencakup lokasi perusahaan yang diusahakan, sumber bahan baku, jenis teknologi yang digunakan, kapasitas produksi, jenis dan jumlah investasi. Analisis organisasi dan manajemen merupakan analisis terhadap aspek organisasi dan manajemen yang mencakup bentuk organisasi dan jumlah tenaga kerja, serta keahlian yang diperlukan dalam usaha.

46 Analisis sosial dan lingkungan merupakan analisis terhadap aspek sosial kemasyarakatan dan lingkungan usaha yang mencakup dampak usaha terhadap keberlangsungan hidup penduduk sekitar dan pencemaran yang ditimbulkan. Analisis sensitivitas adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar perhitungan biaya dan manfaat. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah potensial pengembangan usaha pengolahan limbah menjadi onggok di Kabupaten Lampung Timur karena berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Timur, Kecamatan Pekalongan memiliki jumlah perusahaan tepung tapioka terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lain. Dengan demikian akan banyak tersedia limbah onggok dan masyarakat yang mengolah onggok di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013 - Februari 2013. C. Metode Penelitian dan Jumlah Responden Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus. Responden dalam penelitian ini adalah pengolah onggok yang berada di

47 Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan kriteria UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), pengolah onggok yang berada di Kecamatan Pekalongan berjumlah 6 (enam) orang dimana 5 (lima) pengolah onggok tersebut termasuk kedalam kriteria usaha kecil dan 1 (satu) pengolah onggok termasuk kedalam kriteria usaha menengah. Kemudian diambil 2 (dua) sample pengolah onggok dengan skala usaha menengah dan skala usaha kecil untuk mewakili 6 (enam) orang pengolah onggok lainnya yang berada di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. D. Prosedur Pengumpulan Data Data penelitian yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara bersama responden (pengolah onggok) dengan menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti BPS Propinsi Lampung, Dinas Pertanian Lampung Timur, laporanlaporan, publikasi, dan pustaka lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. E. Metode Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan metode tabulasi dan komputerisasi. Data yang diperoleh akan disederhanakan dalam bentuk tabulasi kemudian diolah secara komputerisasi. Adapun analisis yang akan digunakan untuk menjawab tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

48 1. Analisis nilai tambah Pengertian nilai tambah adalah pertambahan nilai suatu komoditi karena adanya input fungsional yang diberikan pada komoditi yang bersangkutan. Input fungsional tersebut berupa proses mengubah bentuk (form utility), memindahkan tempat (place utility), maupun menyimpan (time utility) (Hayami,1987). Analisis nilai tambah metode Hayami merupakan metode yang memperkirakan perubahan nilai bahan baku setelah mendapatkan perlakuan. Nilai tambah yang terjadi dalam proses pengolahan merupakan selisih dari nilai produk dengan biaya bahan baku dan input lainnya. Beberapa faktor penentu dalam analisis nilai tambah yaitu : (1). Faktor teknis, mencakup kapasitas produksi dari satu unit usaha, jumlah waktu kerja yang digunakan dan tenaga kerja yang dikerahkan. (2). Faktor pasar, mencakup harga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku, dan nilai input lain. Konsep pendukung dalam analisis nilai tambah metode Hayami pada subsistem pengolahan adalah : (1). Faktor konversi, menunjukkan banyaknya output yang dapat dihasilkan satu satuan input. (2). Koefisien tenaga kerja, menunjukkan banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input.

49 (3). Nilai output, menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satu- satuan input. Tabel 7. Prosedur perhitungan nilai tambah metode Hayami No Variabel Nilai Output, Input dan Harga 1 2 3 4 5 6 7 Output (Kg/Minggu) Bahan Baku (Kg/ Minggu) Tenaga Kerja (HOK/ Minggu) Faktor Konversi Koefisien Tenaga Kerja Harga Output (Rp/Kg) Upah Rata Rata Tenaga Kerja (Rp/HOK) A B C D = A/B E = C/B F G Pendapatan dan Keuntungan (Rp/Kg) 8 Harga Bahan Baku 9 Sumbangan input Lain 10 Nilai Output 11.a Nilai Tambah b Rasio Nilai Tambah 12.a Imbalan Tenaga Kerja b Bagian Tenaga Kerja 13.a Keuntungan B Tingkat Keuntungan Balas Jasa Pemilik Faktor Faktor Produksi 14 Margin Keuntungan a Keuntungan b Tenaga Kerja c Input Lain Sumber : Hayami (1987) dalam Zakaria (2007) H I J = D x F K = J I H L = (K/J)x100% M = E x G N% = (M/K)x100% O = K M P% = (O/K)x100% Q = J H R = O/Q x 100% S = M/Q x 100% T=I/Q x 100 % Kriteria nilai tambah (NT) adalah : (1). Jika NT > 0, berarti usaha pengolahan onggok memberikan nilai tambah (positif). (2). Jika NT < 0, berarti usaha pengolahan onggok tidak memberikan nilai tambah (negatif).

50 2. Analisis kelayakan usaha a) Analisis finansial Metode analisis yang digunakan pada analisis finansial antara lain net present value (NPV), internal rate of return (IRR), nisbah manfaat biaya (benefit-cost ratio), dan periode kembali modal (pay-off period). Metode-metode analisis yang digunakan dalam analisis finansial dijelaskan sebagai berikut: a) Net present value (NPV) Metode ini dihitung berdasarkan selisih antara benefit dengan cost ditambah dengan investasi, yang dihitung sebagai berikut: NPV = n t1 bt ct 1 i t Keterangan: NPV = net present value bt = benefit (penerimaan) bersih ta hun t ct = cost (biaya) pada tahun t i = tingkat bunga n = umur ekonomis proyek Kriteria pengambilan keputusan, jika: i) NPV > 0, maka usaha pengolahan onggok menguntungkan ii) NPV = 0, maka usaha pengolahan onggok dalam keadaan impas iii) NPV < 0, maka usaha pengolahan onggok tidak menguntungkan

51 b) Internal rate of return (IRR) IRR = i - NPV + i i NPV NPV Keterangan: IRR = internal rate of return NPV + = NPV positif NPV - = NPV negatif i + = tingkat bunga pada NPV positif i- = tingkat bunga pada NPV negatif Kriteria pengambilan keputusan, jika: i) IRR > i, maka usaha pengolahan onggok menguntungkan ii) IRR = i, maka usaha pengolahan onggok dalam keadaan impas iii) IRR < i, maka usaha pengolahan onggok tidak menguntungkan c) Gross benefit cost ratio (Gross B/C) Metode ini melihat perbandingan antara nilai tunai penerimaan dengan nilai tunai pengeluaran atau biaya. GrossB/ C n ti n t 1 1 B t 1 i C t i t t Keterangan: Gross B/C = net benefit cost ratio B t = benefit (penerimaan) bersih tahun t C t = cost (biaya) pada tahun t i = tingkat bunga n = umur ekonomis proyek

52 Kriteria pengambilan keputusan, jika: (i) gross B/C > 1, maka usaha pengolahan onggok menguntungkan (ii) gross B/C = 1, maka usaha pengolahan onggok dalam keadaan impas (iii) gross B/C < 1, maka usaha pengolahan onggok tidak menguntungkan d) Net benefit cost ratio (Net B/C) Net B/C = n i1 n i1 net benefit net benefit Hasil dari perhitungan net B/C digunakan sebagai alat untuk menganalisis menguntungkan atau tidaknya usaha pengolahan onggok, dengan ketentuan sebagai berikut, jika: i) net B/C > 1, maka usaha pengolahan onggok menguntungkan ii) net B/C = 1, maka usaha pengolahan onggok dalam keadaan impas iii) net B/C < 1, maka usaha pengolahan onggok tidak menguntungkan e) Payback periode (Pp) Payback periode dihitung dengan membandingkan antara total biaya dengan keuntungan (benefit) dalam satu satuan waktu.

53 Diformulasikan sebagai berikut: I 0 Pp A b x 1 tahun Keterangan: Pp = payback periode I 0 = investasi awal = manfaat (benefit) yang diperoleh setiap periode A b Kriteria pengambilan keputusan, jika: i) nilai Pp < dari umur ekonomis usaha pengolahan onggok maka proyek layak untuk diusahakan ii) nilai Pp > dari umur ekonomis usaha pengolahan onggok maka proyek tidak layak untuk diusahakan f. Analisis sensitivitas Analisis sensitivitas bertujuan menganalisis kembali suatu proyek untuk melihat apa yang akan terjadi pada proyek tersebut apabila ada sesuatu yang tidak sejalan dengan rencana. Analisis sensitivitas mencoba melihat realita dari analisis suatu proyek yang didasarkan pada kenyataan bahwa proyeksi atau rencana suatu proyek sangat dipengaruhi unsur ketidakpastian mengenai apa yang akan terjadi (Gittinger, 1993). Aspek sensitivitas akan dianalisis secara kuantitatif dan deskriptif. Aspek ini menganalisa tentang kenaikan biaya, harga jual, dan perubahan jumlah produksi pengolahan onggok yang berpengaruh

54 terhadap NPV, IRR, gross B/C, net B/C, dan payback periode. Ketentuan yang digunakan untuk melihat pengaruh perubahanperubahan tersebut adalah sebagai berikut : a. Kenaikan biaya produksi dihitung dengan skenario berdasarkan rata-rata tingkat inflasi bulanan tertinggi yang terjadi selama lima tahun terakhir yaitu sebesar 12,14%. Inflasi yang terjadi diasumsikan akan menaikkan semua harga input yang digunakan dalam usaha pengolahan onggok. b. Perubahan harga jual onggok dihitung dengan skenario menurunkan harga jual onggok sebesar 28% untuk usaha skala menengah dan 23% untuk usaha skala kecil. Penurunan harga jual onggok didasarkan pada harga jual onggok terendah tiap grade selama lima tahun terakhir. c. Penurunan jumlah produksi didasarkan pada jumlah produksi onggok grade A (jumlah produksi terbanyak). Penurunan jumlah produksi untuk usaha skala menengah terendah yang pernah terjadi adalah sebesar 40%. Sedangkan untuk skala usaha kecil penurunan terendah yang pernah terjadi adalah sebesar 58,33%. Laju kepekaan = X X 1 X Y Y 1 Y 0 0 x 100% x 100%

55 Keterangan: X 1 = NPV/IRR/Net B/C ratio / PP setelah terjadi perubahan X 0 = NPV/IRR/Net B/C ratio / PP sebelum terjadi perubahan X = rata-rata perubahan NPV/IRR/Net B/C ratio / PP Y 1 = harga jual/biaya produksi / produksi setelah terjadi perubahan Y 0 = harga jual/biaya produksi / produksi sebelum terjadi perubahan Y = rata-rata perubahan harga jual/biaya produksi/produksi Kriteria laju kepekaan : 1) Jika laju kepekaan >1, maka hasil usaha atau proyek peka / sensitif terhadap perubahan 2) Jika laju kepekaan <1, maka hasil usaha atau proyek tidak peka / tidak sensitif terhadap perubahan b) Analisis aspek-aspek usaha Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian pada analisis kelayakan usaha pengolahan onggok di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur yang ditinjau dari aspek pasar, aspek teknis, aspek organisasi dan manajemen, serta aspek sosial dan lingkungan.