BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. guna mengembangkan bakat serta kepribadian siswa. Mulyasa (2011)

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam pemilihan karir. Dengan adanya masalahmasalah

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keahlian dan kemampuan yang unggul. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi kepada kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam. perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

dikembangkan suatu sistem pengembangan faktor-faktor psikologis siswa.2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Perencanaan Karir Teori Perencanaan Karir

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

Pengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB V PEMBAHASAN. observasi, interview, maupun dokumentasi, maka peneliti akan menganalisa temuan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMILIHAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa di mana individu banyak mengambil

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang

I. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Anna Kurnia, 2013 Profil Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

yang kuat sejak dini (Depdiknas, 2004: 387).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk yang lain. Kemampuan belajar itu

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok, serta belajar berinteraksi dan berkomunikasi. dapat dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

Booklet Bimbingan KARIR

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter

I. PENDAHULUAN. media globe (bumi yang bulat) yang akan terlihat seluruh daratan, lautan, karier untuk menuju masa depan yang lebih cerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan AGUS PRASETYO A

1 Agus Retnanto, Bimbingan dan Konseling, Kudus, STAIN, 2009, hal Ibid halaman 110

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini remaja telah terkontaminasi dengan perkembangan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulyasa (2011) mengemukakan bahwa pendidikan dapat mengembangkan potensi masyarakat, menumbuhkan kemauan, serta membangkitkan nafsu generasi bangsa untuk menggali berbagai potensi, dan mengembangkannya secara optimal bagi kepentingan pembangunan masyarakat secara utuh dan menyeluruh. Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan siswa diberbagai bidang yakni akademik dan non akademik. Kemampuan siswa di bidang akademik seperti mata pelajaran IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PKN, dikembangkan melalui lembanga pendidikan formal (SD, SMP, SMA/SMK, UNIVERSITAS). Sedangkan kemampuan non akademik siswa dalam bidang seni dan olahraga dikembangkan melalui lembaga pendidikan non formal (Sekolah pelatihan olahraga di bidang masing-masing). Drouin & Dubos (1988) menyatakan bahwa jika seorang anak memiliki beberapa bakat sekaligus maka harus menentukan pilihan yang harus dilakukan dengan persetujuan yang bersangkutan. Ditegaskan, pilihan itu harus dilakukan atas persetujuan anak. Artinya, harus mendengarkan permintaan dari anak yang bersangkutan, mengarahkan pilihan anak dan mengajak tanpa memaksa mengambil jalan yang paling mulus. Memang sering kali melihat orangtua memimpikan keberhasilan bagi anak, karena orangtua sendiri gagal memperoleh cita-cita yang diharapkan. Pengalaman itu menunjukkan bahwa harus hati-hati menentukan pilihan yang tepat bagi apa yang harus dikembangkan oleh anak. Sebaiknya perlu diketahui bahwa tidak boleh merancukan keinginan yang timbul dalam diri anak dengan bakat sebenarnya, yang otomatis digemarinya. 1

Banyak siswa dari pendidikan formal yang juga bersekolah di pendidikan non formal, sebagian besar siswa juga bersekolah dilembaga pendidikan non formal untuk mengembangkan potensi atau bakat yang miliki. Tidak hanya itu siswa yang ikut pendidikan non formal juga lebih mementingkan kegiatan di lembaga pendidikan non formal ketimbang belajar di lembaga pendidikan formal dikarenakan nantinya diharapkan berprofesi atau memperoleh pekerjaan dari apa yang dipelajari di lembaga pendidikan non formal. Diharapkan melalui bimbingan karir, siswa dilembaga pendidikan formal yang juga sebagai salah satu siswa lembaga pendidikan Gendut Dony Training Camp (GDTC) dapat memilih atau menyelesaikan masalah tersebut. Siswa harus dapat membuat keputusan perencanaan karir berkenaan dengan pendidikan dan pekerjaan yang sesuai dengan aspirasi dan kompetensi siswa serta permintaan pasar kerja. Sayangnya sering kali siswa tidak mendapatkan layanan bimbingan dan konseling yang optimal, termasuk bimbingan karier dari guru bimbingan dan konseling atau konselor disekolah. Selain itu guru pembimbing atau konselor di sekolah juga memilikiki keterbatasan terkait bahan referensi yang baru dan praktis dalam melaksanakan tugasnya. Ada banyak kekuatan yang mengakibatkan pembentukan karir, sehingga seorang siswa untuk mencapai karirnya harur belajar dari pengalaman yang terjadi oleh seseorang yang sudah berkecimbung dalam dunia karir. Dari pengalaman-pengalaman inilah siswa mengembangkan suatu gagasan karir yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Kebutuhan, keinginan, dan ketidakpusan yang ditunjukkan dalam pengembangan karir merupakan suatu masalah bagi lemabaga/lapangan kerja kecuali lembaga kerja dapat memberikan pekerjaan dan karir yang lebih menarik serta member tantangan. Oleh karena itu tidak mengherankan jika perencanaan karir menjadi persoalan besar dalam organisasi selama tahun terakhir. Simamora (2006) meneliti beberapa penyebab perencanaan karir dijadikan prioritas utama dalam lembaga sekolah (formal dan non formal) untuk meningkatakan kualitas perencanaan karir siswanya : 2

1) Meningkatnya perhatian terhadap kualitas kehidupan kerja dan perencanaan kehidupannya 2) Peraturan mengenai kesempatan kerja yang sama 3) Pertumbuhan ekonomi yang rendah dan mengurangi kesempatan promosi Pentingnya perencanaan karir karena adanya hubungannya dengan pengembangan karir yang terkait erat dengan keberhasilan dan kegagalan karir individu meliputi konsep diri, identitas, kepuasan individu terhadap karir dan kehidupannya. Karena tidak mungkin sesuatu itu akan berkembang dengan baik tanpa perencanaan yang matang. Menurut Wibowo (2011) memilih pekerjaan serta merencanakan diri untuk karier yang akan dipilih tidak cukup hanya saran yang baik, itu tidak cukup bagi para peserta didik atau pemuda-pemudi, dan juga memiliki beberapa keterbatasan dalam merencanakan karirnya, yaitu (a) gagasan yang ditanamkan oleh keluarga dan masyarakat akan apa yang dianggap sebagai pilihan pekerjaan dan pendidikan yang tepat, (b) kenyataan ekonomi yang buruk sehingga menghambat dalam mengikuti pendidikan yang telah dipilih, (c) kurangnya akses akan fasilitas pendidikan, (d) bakat, (e) meniat, (f) sifat kepribadian. Karena itu bimbingan karier sangatlah diperlukan untuk peserta didik dalam merencanakan kariernya dimasa depan, agar peserta didik setidaknya tidak salah dalam mengambil keputusan dalam karier yang dipilihnya di masa depan. Cronbach (dalam Munandir, 1996) menyatakan bahwa anak-anak usia remaja awal (13-16 tahun) dalam perkembangan jasmani sudah akil balik, dalam perkembangan sosial memiliki kemampuan bergaul di lingkungan sekolah dan masyarakat, juga berkaitan dengan kemampuan dalam dunia kerja dan kehidupan berkeluarga sudah menyadari peranan jenis kelamin dan mulai menemukan arah vokasionalnya. Ketika anak berusia 13-16 tahun atau seusia SMP dan SMA atau SMK dalam hal ini pemahaman karir semestinya sudah menentukan arah vokasionalnya ( keterampilan). Hal tersebut berkaitan dan berpengaruh dengan perkembangan selanjutnya yaitu ketika memasuki remaja 3

akhir, dewasa, dan tua. Pendidikan bagi peserta didik merupakan bagian dari perjalanan karir, entah itu pendidikan formal atau pendidikan non formal. Sekarang ini terdapat 34 anak didik sekolah sepak bola GDTC yang juga menjadi murid di SMA N 1 Suruh. Anak-anak didik GDTC selain latihan juga harus sekolah formal. Seringkali kebanyakan dari anak didik GDTC harus membolos dari sekolah formal karena ada latihan atau sedang ada event pertandingan. Salah satu yang menonjol dari kurangnya pengetahuan tentang perencanaan karir adalah kurangnya pengetahuan tentang informasi tentang diri sendiri yaitu meliputi (1) kemampuan intelektua, (2) bakat khusus dibidang akademik, (3) minat-minat baik yang bersifat luas maupun yang bersifat khusus, (4) hasil belajar dari berbagai bidang studi, (5) sifat-sifat kepribadian, (6) perangkat kemahiran kognitif. Kunci bagi perencanaan karir yang matang dan keputusan yang bijaksana terletak pada penolahan informasi tentang diri sendiri dan pemahaman tentang lingkungan hidupnya. Donald Super (dalam Winkle & Hastuti 2006) mengemukakan beberapa aspek-aspek perencanaan karir yang merupakan kunci perencanaan karir yang matang sebagai berikut : (a) informasi tentang diri sendiri, (b) data tentang keadaan keluarga deka, (c) informasi tentang lingkungan hidup yang relevansi bagi perencanaan karir. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan perencanaan karir siswa Gendut Dony Training Camp (GDTC) saat ini yaitu diterapkannya model pembelajaran yang lebih inovatif, sebagai contohnya yaitu penggunaan metode Group Investigation. Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pembelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir 4

mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pertemuan. Diharapkan melalui metode Group Investigation agar siswa GDTC tidak salah mengambil keputusan sebelum terlambat. Jika salah satu dari anak didik GDTC gagal menjadi atlet dikarenakan kurang memenuhi standar sebagai pesepakbola yang sebelumnya siswa tersebut telah mementingkan pendidikan non formalnya di GDTC ketimbang kegiatan di sekolah formalnya di SMA N 1 Suruh. Karir suatu bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan, perencanaan karir sendiri mungkin merupakan hal yang hendaknya dilakukan oleh peserta didik. Setidaknya peserta didik memiliki gambaran dan rencana yang baik untuk masa depan yang sesuai seperti yang diinginkan. Untuk memahami perencanaan karir yang optimal, peserta didik hendaknya memahami tentang bakat, minat, serta potensi-potensi yang dimilikinya. Untuk mengembangkan kemandirian peserta didik dalam memilih karir dapat diupayakan melalui metode Group Investigation. Diharapkan dengan adanya metode Group Investigation yang efektif dapat memberikan siswa dorongan untuk dapat mandiri dalam memilih karir untuk masa depannya yang sesuai dengan diri masing-masing. Berkaitan dengan penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2005) tarhadap siswa kelas III SMK Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007. Dalam perencanaan karir pada peserta didik kelas III SMK Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007 termasuk dalam kategori efektif dengan persentase keberhasilan 81,99%. Ada Pengaruh yang signifikan antara metode Group Investigation terhadap perencanaan karir pada siswa kelas III SMK Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007. Penelitian Listiana (2006) meneliti Tentang Keefektifan Metode Group Investigation dan perencanaan karir SMA Negeri 1 Kudus menemukan bahwa metode Group Investigation efektif untuk perencanaan karir peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai Z=4,264 > nilai Z = 1,94. 5

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengkaji lebih jauh tentang meningkatkan perencanaan karir melaui metode Group Investigation pada siswa sekolah sepak bola Gendut Donny Training Camp (GDTC) Salatiga 2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : Melalui metode Group Investigation dapat meningkatkan perencanaan karir pada siswa sekolah sepak bola Gendut Dony Training Camp (GDTC)? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui peningkatan perencanaan karir pada siswa sekolah sepak bola Gendut Dony Training Camp (GDTC) melalui metode Group Investigation. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan mamfaat sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoritik 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi pada layanan bimbingan karir. Terutama pada metode Group Investigation yang akan digunakan dalam pemberian layanan bimbingan karir. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi penelitian yang lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan perencanaan karir siswa. 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi penelitian yang lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan bimbingan karir dan metode Group Investigation. 1.4.2 Manfaat Praktis 1) Bagi guru Bimbingan dan Konseling 6

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru, khususnya guru bimbingan dan koseling dalam pemggunaan metode Group Investigation untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa yang merupakan salah satu materi dalam bimbingan karir khususnya metode Group Investigation. 2) Bagi Siswa Sebagai bahan evaluasi apakah selama ini siswa sudah memiliki kemampuan perencanaan karir yang cukup tinggi untuk mencapai puncak karir yang dicita-cikannya. 3) Bagi Gendut Dony Training Camp (GDTC) Agar dari pihak GDTC lebih ketat lagi menyeleksi anak didik yang akan mendaftar untuk meminimalisir terjadinya gagal atlet. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian dibagi menjadi 5 bab, yaitu : Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, berisi tentang teori yang melandasi yaitu berisi tentang perencanan karir dan metode Group Investigation, Penelitian yang relevan, dan hipotesis. Bab II Metode Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek penelitian, variable penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrument pengumpulan data, uji validitas, uji reliabilitas, teknik analisis data, analisis deskriptif, dan analisis inferensial. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang hasil dan pembahasan penelitian. Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. 7