ANALISIS KANDUNGAN KARBON MONOKSIDA (CO) PADA MESIN DIESEL DAN BENSIN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL

PENGARUH KINERJA MESIN DIESEL YANMAR L-40-E-DT TERHADAP EMISI GAS BUANG

ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL MITSUBHISI L300

PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN ETANOL TERHADAP PRESTASI MESIN BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada Bab ini dibahas tentang jenis serta spesifikasi motor bakar dan Pemakaian Motor Bakar Sebagai Bahan Penggerak

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

Surya Didelhi, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 23-28

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 TAK

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Biogas terhadap Emisi Gas Buang Mesin Generator Set. Influence Of Biogas Fuel Usage On Generator Set Exhaust Emission

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat motor bensin menurut jumlah langkah kerjanya dapat diklasifikasikan

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember Penyusun

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

BAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya

PERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR

PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER DENGAN INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS

Finto Purwanto, Akhmad Farid, Muhammad Agus Sahbana, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 30-35

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10

ANALISIS KOMPOSISI GAS BUANG AKIBAT PERUBAHAN MAIN JET NOZZLE PADA SISTEM KARBURATOR MESIN

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC

PENGARUH PENAMBAHAN UAP AIR KERING PADA LANGKAH HISAP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN EMISI GAS BUANG dan CEK KOMPRESI PADA. ENGINE TOYOTA KIJANG INNOVA di km. Laporan Tugas Akhir

BAB I LATAR BELAKANG. setiap orang menikmati manfaat yang dihasilkan oleh motor bakar. Pada tahun 1960 seorang Perancis bernama Lenoir berhasil

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

Analisis Pengaruh Pemakaian Rhodium Sebagai Katalis Percampuran Bahan Bakar Motor Diesel Terhadap Unjuk Kerja Mesin

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

Transkripsi:

ARIKA, Vol. 05, No. 2 Agustus 2011 ISSN: 1978-1105 ANALISIS KANDUNGAN KARBON MONOKSIDA (CO) PADA MESIN DIESEL DAN BENSIN Dosen Jurusan Mesin, Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Email : markus_sampe@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini mempelajari untuk mengetahui kandungan karbon monoksida pada mesin bensin dan diesel dengan putaran mesin yang sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat test emisi gas buang untuk mengetahu kandungan karbon monoksida pada mesin diesel yanmar L-0 dan mesin bensin endure XL. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin besar putaran maka kandungan karbon semakin meningkat. Pada mesin bensin dan diesel penambahan bahan bakar tidak mempengaruhi kenaikan prosentase karbon monoksida tetapi pada kenaikan putaran mesin ini telah terbentuk karbon monoksida. Hal ini disebabkan oleh adanya domonasi Bahan bakar dalam ruang pembakaran sehingga sebahagian bahan bakar tidak terbakar menyebabkan terbentuknya karbon monoksida pada gas buang. semakin besar efisiensi thermal maka kadar karbon monoksida semakin meningkat. Dengan demikian Karbon monksida yang dihasilkan oleh gas buang Mesin Diesel Yanmar L 0 lebih sedikit sedangkan pada mesin bensin Enduro XL karbonmonoksida yang dihasilkan cukup banyak. Kata kunci: Kapasitas udara, Prestasi mesin ABSTRACT This research studies to know monoxide carbon content at gasoline engine and diesel with revolution of the same engine. Assaying is done by using exhaust emission of gas test device to know monoxide carbon content at diesel engine yanmar L-0 and gasoline engine endure XL. From result of assaying indicates that ever greater of revolution hence carbon content increasingly increases. At gasoline engine and addition diesel of fuel doesn't influence increase of percentage of monoxide carbon but at increase of revolution of this engine has been formed monoxide carbon. This thing because of existence of domonasi Fuel in combustion chamber so that partly fuel is not combustible causes the forming of monoxide carbon at exhaust gas. ever greater of efficiency thermal hence monoxide carbon grade increasingly increases. Thereby Monoxide carbon yielded by Diesel Engine exhaust gas Yanmar L 0 slimmer while at gasoline engine Enduro XL karbonmonoksid yielded quite a lot. Keywords: Monoxide Carbon ( CO), Engine performance PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, yang ditandai dengan meluasnya penggunaan mesin-mesin. Dalam perkembangan teknologi permesinan, pada masa sekarang ini khususnya mesin diesel dan mesin bensin, dapat dilihat berbagai macam manfaat serta kegunaannnya bagi masyarakat. Meskipun peranannya banyak membantu, secara tidak sadar gas buang yang dihasilkan oleh mesin diesel banyak memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia, dimana hasil pembakaran tersebut berupa gas buang seperti Nox dan CO2. Proses pembakaran atau penguapan bahan bakar tersebut akan menghasilkan gas buang (emisi). Atmosfer yang bisa disebut udara terdiri dari gas utama, yaitu Oksigen (O2) sebanyak kurang lebih 21% volume dan Nitrogen (N2) sebanyak kira-kira 78% dari bagian atmosfer. Sisa 1% lainnya dari berbagai gas, yaitu Argon (Ar) sebanyak 0,9%, sisanya 0,06% terdiri dari CO2, CO, HC, NOx, SOx, dan lain-lain. Mesin Diesel merek Yanmar type L-0 E- DT dan Mesin Bensin Honda Enduro XL yang digunakan sebagai objek penelitian. Pengujian Mesin mesin yang sudah beroperasi dirasa perlu diadakan studi kelayakan tingkat pencemaran gas buangnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan karbon monoksida pada mesin bensin dan diesel dengan putaran mesin yang sama. Motor bakar secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :

192 ARIKA, Agustus 2011 a. Mesin Pembakaran Luar Proses pembakaran terjadi diluar mesin. Energi thermal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Seperti pada mesin uap, semua energi yang diperlukan oleh mesin itu mula-mula meninggalkan gas hasil pembakaran yang tinggi temperaturnya, melalui dinding pemisah kalor atau ketel uap, energi itu kemudian masuk ke dalam fludia kerja yang kebanyakan terdiri dari air atau uap. Dalam proses ini temperatur uap dan dinding ketel harus jauh lebih rendah daripada temperatur gas hasil pembakaran untuk mencegah kerusakan material. Jadi dalam hal ini tinggi fluida kerja dan efektifitasnya sangat dibatasai oleh kekuatan material yang dipakai. b. Mesin Pembakaran Dalam Proses pembakaran berlangsung di dalam motor itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Seperti pada motor bakar, torak mempergunakan beberapa silinder yang didalamnya terdapat torak yang bergerak translasi (bolak-balik). Didalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen dari udara. Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan torak yang oleh batang penghubung (batang penggerak) dihubungkan dengan proses engkol, gerak translasi torak tadi menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak tersebut menimbulkan gerak translasi pada torak. LANDASAN TEORI Kerja Motor Diesel Langkah masuk (isap) Katup masuk membuka, torak bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah). Jadi poros engkol memutara (terus) 180 0. Tekanan di dalam silinder rendah. Disebabkan selisih tekanan antara udara luar dan tekanan rendah di dalam silinder, maka udara mengalir ke dalam silinder. Tidak terdapat katup pengatur seperti pada motor bensin. Udara dapat mengalir masuk tidak terbatas. Motor diesel bekerja dengan sisa udara. Pada motor-motor besar dengan muatan penuh kira-kira mencapai jumlah 100 %. Pada motor-motor kecil sekitara 0%. Pusaran Udara selama langkah masuk Dengan cara demikian sebuah motor diesel juga bekerja dengan penyemprotan bahan bakar maksimal, tanpa asap. Dengan menggunakan kompresor silinder yang bertekanan, menyebabkan lebih banyak udara mengalir dalam silinder-silinder daripada pengisian secara alami. Cara Kerja Motor Disel Langkah Langkah kompresi Selama langkah kompresi katup masuk dan katup keluar tertutup. Torak bergerak dari TMB ke TMA. Poros engkol berputar terus 180 0 lagi. Udara yang ada dalam silinder, dimampatkan kuat di atas torak dan menyebabkan temperature naik.

Vol. 05, No. 2 Analisis Kandungan Larbon Monoksida 193 Langkah Usaha Selama langkah usaha, katup masuk dan katup keluar dalam keadaan tertutup. Pada akhir langkah kompresi, pompa penyemprotan bertekanan tinggi itu menyebabkan sejumlah bahan bakar dengan ketentuan sempurna ke dalam udara yang dimampatkan panas oleh sebuah pengabut. Bahan bakar itu terbagi sangat halus dan bercampur dengan udara panas. Karena temperature tinggi dari udara yang dimampatkan, maka bahan baker itu langsung terbakar. Akibatnya, tekanan naik dan torak bergerak dari TMA ke TMB. Poros engkol terus berputar lagi 180 0. Untuk pembakaran bahan baker 1 gram, secara toritis diperlukan 15, 8 gram udara. Secara praktis, untuk pembakaran yang baik campuran bahan bakar-udara yang sempurna memerlukan perbandingan sempurna 20-25 gram udara. Langkah kelur (Pembuangan) Pada akhir langkah keluar katup pembuangan membuka. Torak bergerak dari TMB ke TMA dan mendorong gas-gas pembakaran ke luar melalui katup buang yang terbuk. Jadi, dipandang secara toritis pada motor disel empat tak, katup masuk (isap) dan katup keluar (buang) bersama-sama menutup dan hanya selama 180 0 menghasilkan usaha. Semakin banyak silinder sebuah motor, maka langkah usaha akan semakin banyak setiap 720 0 atau membuat dua putaran. Diagram katup motor Diesel langkah Siklus Thermodinamika Motor Diesel Dalam usaha menganalisa proses motor bakar umumnya digunakan siklus udara sebagai siklus ideal, dimana siklus udara menggunakan beberapa keadaan yang sama dengan siklus yang sebenarnya, yaitu urutan proses, perbandingan kompresi dan pemilihan temperature dan tekanan. Siklus toritis untuk penyalaan kompresi langkah dapat dilihat pada gambar 2.5 dengan pemanasan pada tekanan kontstant, dimana udara dikompresikan sampai mencapai temperatur nyala bahan bakar, kemudian bahan bakar diinjeksikan dengan laju penyemprotan sedemikian rupa sehingga dihasilkan proses pembakaran pada tekanan constant, dimana penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh suatu kompresi. 2 3 P T 3 Q in Q in 2 0 1 Q out V 1 Q out S Diagram P-V dan T-S Siklus Diesel

19 ARIKA, Agustus 2011 Prsoses proses yang terjadi : - Proses (0 1) = Langkah isap (Pemasukan udara murni). - Proses (1 2) = Langkah kompresi isentropic - Proses (2 3) = Proses pembakaran (Pemasukan kalor pada tekanan konstant) - Proses (3 ) = Langkah ekspansi (kerja) dalam keadaan isentropic - Proses ( 1) = Proses Pembuangan (pengeluaran kalor) pada volume konstant - Proses (1 0) = Langkah buang Prinsip Kerja Motor Bensin Ditinjau dari langkah torak dalam satu kali proses pembakaran, maka motor bensin terdiri dari : Motor Dua Langkah : Pada motor dua langkah, untuk satu langkah usaha diperlukan dua kali langkah torak atau satu kali putaran poros engkol. Pada motor jenis ini tidak memiliki katup isap dan katup buang, melainkan dilengkapi dengan celah bilas dan celah buang. Fluida kerja masuk ke dalam silinder melalui celah pembilasan dan sisa hasil pembakaran keluar melalui celah pembuangan. Motor Empat Langkah : Motor empat langkah adalah motor yang menghasilkan satu kali usaha dalam empat kali langkah torak atau dua kali putaran poros engkol. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah langkah isap (pemasukan bahan bakar-udara), langkah kompresi (pemampatan), langkah ekspansi (usaha) dan langkah pembuangan. P T P3 Q in 3 T3 Q in 3 P P2 P1 = P2 2 0 1 Q out T2 T T1 2 1 Q out V2 = V3 V1 = V V 0 S1 = S2 S3 = S S VS VL Gbr. Diagram T - S Siklus Otto Vd Gbr. Diagram P - V Siklus Otto Diagram P-V dan T-S Siklus Otto Proses proses yang terjadi : Proses (0 1) = Langkah isap (udara murni) pada tekanan konstan. Pada langkah isap, piston bergerak dari TMA menuju TMB. Saat piston bergerak turun, katup masuk dalam keadaan terbuka, sehingga campuran bahan bakar dan udara terhisap ke dalam silinder. Ketika piston mencapai TMB, katup masuk dalam keadaan tertutup, dapat dikatakan bahwa langkah isap selesai. W 0-1 = P 0 (V 1 V 2 ). (1) Proses (1 2) = Langkah kompresi isentropik. Pada langkah kompresi, kedua katup (katup masuk dan katup buang) dalam keadaan tertutup. Piston bergerak naik dari TMB menuju TMA mendorong campuran bahan bakar dan udara dalam silinder, sehingga menyebabkan tekanan udara dalam silinder meningkat. Sebelum piston mencapai TMA campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan tinggi dibakar oleh loncatan bunga api busi. W 1-2 = 1 ( PV 1 1 P2V 2 ) K 1 (2) Proses (2 3) = Proses pembakaran (pemasukan kalor pada volume konstan). Pada proses ini kedua katup tertutup. Piston berada di TMA dan loncatan api busi yang bereaksi dengan campuran udara dan bahan bakar bertekanan tinggi akan menimbulkan pembakaran. Q in = C v (T 3 T 2 ). (3) Proses (3 ) = Langkah ekspansi (kerja) Pada langkah kerja loncatan api busi yang bereaksi dengan campuran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi akan menimbulkan letusan. Letusan ini akan menghasilkan tenaga yang mendorong

Vol. 05, No. 2 Analisis Kandungan Larbon Monoksida 195 piston bergerak turun menuju TMB. Tenaga yang dihasilkan oleh langkah kerja diteruskan oleh poros engkol untuk menggerakan gigi transmisi yang menggerakkan gear depan. W 3 = 1 ( P3 V3 PV ) k 1 () Proses ( 1) = Proses pembuangan (pengeluaran kalor) pada volume konstan. Pada proses ini katup isap tertutup dan katup buang terbuka. Posisi piston berada di TMB. Q out = C v (T T 1 ). (5) Proses (1 0) = Langkah buang pada tekanan konstan. Pada langkah pembuangan, piston bergerak naik dari TMB menuju TMA. Katup masuk dalam keadaan tertutup dan katup buang dalam keadaan terbuka. Gas sisa hasil pembakaran terdorong keluar menuju saluran pembuangan. Dengan terbuangnya gas sisa pembakaran, berarti kerja dari langkah langkah mesin untuk satu kali proses kerja (siklus) telah selesai. W 1-0 = P 1 (V 2 V 1 ) (5) METODE PENELITIAN Alat yang digunakan : 1. Tachometer Dipakai untuk mengukur besarnya putaran mesin. 2. Stop Watch Digunakan untuk mengetahui waktu pemakaian bahan bakar 3. Alat Tes Emisi gas buang Digunakan untuk mengukur zat-zat yang terkandung dalam gas buang. Alat test emisi gas buang Prosedur Penelitian Adapun langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut: a. Jalankan mesin b. Atur pembebanan mesin c Ukur putaran mesin d. Ukur waktu pemakaian bahan bakar e. Ukur beda tekanan orifice f. Ukur Zat- zat yang terkandung pada gas buang g Ulangi point c hingga point f pada setiap perubahan pembebanan HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel data pengamatan mesin diesel Temperatur udara (t u ) : 30 o c Tekanan udara ruang (p) : 756 mmhg Beban : 1000 gram

196 ARIKA, Agustus 2011 Data Pengamatan mesin diesel NO PUTARAN WAKTU Δh VOLUME Kandungan (rpm) (sekon) (mm) (ml) Co (%) 1 100 212 10 10 0,9 2 1600 193 18 10 1,5 3 1800 173 20 10 2,3 2000 163 2 10 2,6 5 2200 150 3 10 2.6 6 200 139 9 10 3, 7 2600 130 58 10,1 8 2800 12 65 10,2 Tabel data pengamatan mesin bensin Temperatur udara (t u ) : 30 o c Tekanan udara ruang (p : 756 mmhg Beban : 1000 gram Tabel data perhitungan mesin diesel Data Pengamatan mesin bensin NO PUTARAN WAKTU Δh Torsi VOLUME Kandungan T. Exhaust (rpm) (sekon) (mm) (Nm) (ml) Co (%) ( o C) 1 100 98 1.5 2,1 10 2,1 320 2 1600 86 2 2,8 10 3,0 30 3 1800 80 2.5 3,5 10 3,7 360 2000 75 3 10 3,9 370 5 2200 72 3,2 10 5,8 390 6 200 6 3.2,3 10 6,3 10 7 2600 57 3.5,7 10 7,3 0 8 2800 52 3.5 5 10 8,0 60 Data Perhitungan mesin diesel Ne Pe Fc SFC Q a No (kw) (kpa) (kg/jam) (kg/kw.jam) (kg/m 3 AFR η ) (kg/jam) (kg/jam) v (%) η th (%) 1 0.352 196.022 0.139 0.39537 0.0006 1.900 7.38 13.65 25.55 20.600 2 0.02 196.022 0.153 0.38001 0.00062 2.59 8.501 16.667 29.988 21.33 3 0.53 196.022 0.171 0.3768 0.00065 2.687 9.563 15.78 28.098 21.61 0.503 196.022 0.181 0.35996 0.00071 2.9 10.626 16.253 27.702 22.627 5 0.553 196.022 0.197 0.35560 0.00085 3.50 11.689 17.803 29.97 22.905 6 0.60 196.022 0.212 0.35176 0.00102.206 12.751 19.805 32.985 23.15 7 0.65 196.022 0.227 0.3718 0.00111.576 13.81 20.152 33.126 23.60 8 0.70 196.022 0.238 0.33798 0.00117.8 1.876 20.38 32.563 2.098 M a M at

Vol. 05, No. 2 Analisis Kandungan Larbon Monoksida 197 Tabel data perhitungan mesin bensin Data Perhitungan mesin bensin No 1 2 3 5 6 7 8 Ne (kw) FC (kg/jam) SFC (kg/kw.jam) M a (kg/jam) AFR Analisa Hasil Perhitungan Hubungan antara putaran dengan kandungan karbon monoksida λ η v (%) η th (%) 0.308 0.26 0.799 2.190 8.906 0.606 23.052 10.09 0.69 0.280 0.598 2.7 9.778 0.665 25.236 13.920 0.659 0.301 0.57 3 9.959 0.677 2.560 18.209 0.837 0.321 0.38 3.2 10.6 0.72 25.199 21.677 0.967 0.335 0.36 3.2 10.218 0.695 22.908 2.036 1.080 0.377 0.39 10.623 0.723 2.560 23.862 1.279 0.23 0.331.7 11.117 0.756 26.639 25.165 1.65 0.63 0.316.7 10.12 0.690 2.736 26.302 Grafik hubungan antara putaran Mesin dengan kandungan karbon monoksida Grafik hubungan antara putaran mesin dengan kandungan karbon monoksida. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa semakin besar putaran maka kandungan karbon semakin meningkat. Besar kecilnya kadar karbon monoksida (CO) tergantung dari proses pembakaran apakah berlangsung dengan sempurna atau tidak. Pada mesin bensin kadar karbon yang dihasilkan lebih tinggi yaitu 2,1 8 % sedangkan pada mesin diesel relatif kecil yaitu sebesar 0,9,2%. Konsentarsi karbon monoksida terbentuk akibat kekurangan oksigen sehingga proses pembakaran berlangsung tidak sempurna karena banyak atom karbon (C) yang tidak mendapatkan cukup oksigen. Hubungan antara Daya Efektif dengan kandungan karbon monoksida Grafik hubungan antara daya efektif dengan kandungan karbon monoksida

198 ARIKA, Agustus 2011 Dari perhitungan daya poros efektif (Ne) yang hasilnya dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan kemudian digambarkan pada gambar 3.2. Dari gambar tersebut menjelaskan bahwa semakin besar daya yang diberikan semakin meningkatkakan kadar karbon monoksida. Pada mesin diesel daya mesin yang dihasilkan sebesar 0,352 kw 0,70 kw dengan kandungan karbon monoksida 0,9,2% sedangkan pada mesin bensin besarnya daya yang dihasilkan sebesar 0,308 kw 1,65 kw Penyebabnya adalah; pada mesin diesel perbandingan udara dan bahan bakar pada proses pembakaran tidak signifikan yang berarti tidak memberikan pengaruh terhadap terbentuknya karbon monoksida, karena laju aliran udara masih seimbang dengan konsumsi pemakaian bahan bakar. Sangat berbeda pada mesin bensin,reaksi bahan bakar dengan udara pada proses pembakaran memberikan perbandingan sangat signifikan yang berarti perbandingan udara dan bahan bakar tidak seimbang lagi.akibat ketidak seimbangan tersebut menyebabkan bahan bakar tidak semuanya ikut terbakar,inilah yang menyebabkan terbentuknya Karbonmonoksid yang sangat membahayakan kehidupan makhluk hidup. Hubungan antara Pemakaian Bahan Bakar dengan kandungan karbon monoksida Grafik hubungan antara pemakaian bahan bakar dengan kandungan karbon monoksida Dari pemakaian bahan bakar (FC) Yang hasilnya dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan kemudian digambarkan pada gambar 3.3.Dari gambar tersebut menjelaskan bahwa pada mesin bensin dan diesel penambahan bahan bakar tidak mempengaruhi kenaikan prosentase karbon monoksida hal ini diakibatkan karena pembakaran masih dalam keadaan seimbang sehingga tidak terbentuk karbon monoksida tetapi pada kenaikan putaran mesin ini telah terbentuk karbon monoksida. Hal ini disebabkan oleh adanya domonasi Bahan bakar dalam ruang pembakaran sehingga sebahagian bahan bakar tidak terbakar menyebabkan terbentuknya karbon monoksida pada gas buang. Hubungan antara Efisiensi Thermal dengan kandungan karbon monoksida Grafik hubungan antara Efisiensi Thermal dengan kandungan karbon monoksida Grafik hubungan antara efisiensi thermal dengan kandungan karbon monoksida. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.. menunjukkan bahwa semakin besar efisiensi thermal maka kadar karbon mnoksida semakin meningkat. Pada mesin bensin besarnya efisiensi thermalnya sebesar 10,09% - 26,302 kadar karbon monoksida yang dihasilkan sebesar 2,1% - 8 % sedangkan pada mesin diesel

Vol. 05, No. 2 Analisis Kandungan Larbon Monoksida 199 efisiensi thermal sebesar 20,600% - 2,08%. kenaikan Efisiensi thermal tidak mempengaruhi kenaikan Carbonmonoksida, tetapi pada pembebanan ini telah terbentuk Carbon monoksida.hal ini disebabkan oleh adanya domonasi Bahan bakar dalam ruang pembakaran sehingga terjadi campuran kaya menyebabkan sebahagian bahan bakar tidak ikut terbakar, maka terbentuklah carbonmonoksid dan terdeteksi pada gas buang KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian maka maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Semakin besar putaran yang diberikan semakin meningkatkan kandungan carbon monoksida. 2. Karbon monksida yang dihasilkan oleh gas buang Mesin Diesel Yanmar L 0 sebesar 0,9% -,2 % sedangkan pada mesin bensin Enduro XL karbonmonoksida yang dihasilkan sebesar 2,1% - 8 %. DAFTAR PUSTAKA Petrovesky. N, Marine Internal Combustion Engie, Translated from the Russion By Horace, E. Isakson Mir Publisher Moscow. Streeter Victor L, Wylie Benjamin E, Prijono arko, Mekanika Fluida, Edisi Delapan Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta. Trommelmans. J, Prinsip-Prinsip Mesin Diesel untuk Otomotif, Penerbit PT Rosda Jayaputra Jakarta Wiranti Arismunandar, Motor Diesel Putaran Tinggi, Edisi IV, Penerbit ITB, Bandung, 1983 Wiranto Arismunandar, Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Edisi III, Penerbit ITB, Bandung, 1980

200 ARIKA, Agustus 2011