BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B. Modernisasi Menyebabkan Terkikisnya Perhatian Generasi Muda Terhadap Budaya Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua bangsa memiliki kebudayaan masing-masing. Dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar yang terdapat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

I. PENDAHULUAN. tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, karena budaya merupakan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dari gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai yang mendasari hasil karya dan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

Perkembangan Tarian Anak Nagari Lurah Kincia Kabupaten 50 Kota.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

P E N D A H U L U A N

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti mengenal penari-penari wayang topeng di Malang, Jawa Timur sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai bentuk permainan pada manusia yang terus berkembang, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk kebutuhan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

Transkripsi:

BAB IV KESIMPULAN Kota Sawahlunto terletak sekitar 100 km sebelah timur Kota Padang dan dalam lingkup Propinsi Sumatera Barat berlokasi pada bagian tengah propinsi ini. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah 0 34-0 46 Lintang Selatan dan 100 41-100 49 Bujur Timur. Bentang alam Kota Sawahlunto memiliki ketinggian yang sangat bervariasi, yaitu antara 250 meter sampai 650 meter di atas permukaan laut. Bagian Utara kota ini memiliki topografi yang relatif datar meski berada pada sebuah lembah, terutama daerah yang dilalui oleh Batang Lunto, di mana di sekitar sungai inilah dibentuknya pemukiman dan fasilitasfasilitas umum yang didirikan sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda. Pertengahan abad ke-19, Sawahlunto hanyalah sebuah desa kecil dan terpencil berlokasi ditengah-tengah hutan belantara dengan jumlah penduduk 500 orang. Sebagian besar penduduknya bertanam padi dan berladang di tanah dan lahan yang sebagian besar permukaan tanahnya tidak cocok untuk lahan pertanian sehingga Sawahlunto dianggap tidak sebagai daerah yang tidak cocok potensial. Setelah ditemukannya batubara di Sawahlunto oleh geolog Belanda Ir.W.H. De Greve tahun 1867, maka Sawahlunto menjadi pusat perhatian oleh Belanda. Pada tanggal 1 Desember 1888 ditetapkan keputusan tentang batas-batas ibukota Afdeeling yang ada di Sumatera Barat. Penentuan ibukota Afdeeling yang berkaitan erat dengan daerah-daerah yang berada di wilayah. Oleh karena itu, pada tanggal 1 Desember 1888 dapat dikatakan bahwa Sawahlunto mulai diakui 118

keberadaannya dalam administrasi pemerintahan Hindia Belanda sebagai batasan dari wilayah Afdeeling Tanah Datar pada masa itu. Pada zaman Kolonial kota Sawahlunto menjadi kota multi etnis pertama di Sumatera Barat. Kota yang dihuni oleh berbagai etnis dari penjuru nusantara. Ini yang membedakan sejarah sosial-kemasyarakatan Sawahlunto dengan kota-kota lainnya di Sumatera Barat yang didominasi oleh etnis suku-bangsa. Berada dalam satu bingkai kehidupan masyarakat tambang di Sawahlunto dengan akar budaya masing-masing telah menjadi sebuah fenomena yang ikut mewarnai perjalanan sejarah sosial kota Sawahlunto. Tidak mengherankan kalau kota Sawahlunto hidup seni dan budaya dari berbagai etnis yang diwarisi dari satu generasi ke generasi. Kesenian yang lahir di Kota Sawahlunto disebabkan berbagai jenis suku bangsa yang berdomisili di kota tersebut. Sejarah berdirinya Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras berawal dari adanya rasa kepedulian untuk melestarikan kesenian dari para leluhur dasar pemikiran bahwa kesenian tradisi nenek moyang memiliki nilai budaya dan potensi yang tinggi, serta dalam pandangan kultutral kesenian tradisi nenek moyang menyimpan banyak keunikan. Sehingga selalu ditemukan pesan-pesan yang sesungguhnya sangat berguna untuk generasi muda saat sekarang ini. Gagasan gagasan yang berupa menampilkan kembali sosok utuh kesenian tradisi ke tengah masyarakat. Berdasarkan kesadaran pelestarian seni tradisi dan pemahaman nilai-nilai budaya, kemudian berlandaskan dasar pemikiran tentang budaya maka didirikan Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras oleh Sajiman. Sajiman merupakan seniman yang sangat gigih melestarikan kesenian. Beliau 119

sangat menyukai seni, karena dengan kesenian kita bisa hidup tenang, pekerjaan akan lebih mudah. Sanggar Karawitan Bina Laras berdiri pada tanggal 2 Mei 2002 dengan memakai nama Bina Nada, maka pada tanggal 2 Mei 2007 membentuk kembali kepengurusan kesenian Karawitan dengan mengganti nama menjadi Kesenian Karawitan Bina Laras. Sanggar ini bertempat di Sekretariat Jalan Soekarno Hatta Rt 02 Rw 03 Kelurahan Durian II Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto. Sanggar ini merupakan lembaga yang independent dan berkonsentrasi pada bidang seni dan budaya. Tujuan dari Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras ini adalah mendidik para generasi muda tentang pentingnya seni khususnya seni dan budaya tradisional Jawa, melatih dan membimbing para generasi muda untuk mengangkat dan memelihara atau melestarikan seni dan budaya di Kota Sawahlunto, berpatisipasi secara aktif membantu pemerintah daerah dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian daerah Kota Sawahlunto. Fungsi dari Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras membantu dan mengembangkan potensi putra-putri Kota Sawahlunto, membantu menyalurkan bakat dan minat putra-putri Kota Sawahlunto khususnya dibidang seni dan budaya, menanakan nilai-nilai luhur dari seni dan budaya bagi generasi muda. Peserta kegiatan Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras rata rata adalah remaja. Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras merupakan lembaga kesenian yang bergerak di bidang seni dan budaya. Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras melakukan kerja sama dengan Sanggar Ngesthi Raras (Dharmasraya) dan Sanggar Kridha Budaya (Pasaman Barat) telah memberikan kekuatan dan 120

dinamika dalam kelembagaan ini. Peran sanggar ini dalam menghimpun kreatifitas, bakat dan minat masyarakat khususnya para generasi muda untuk melestarikan dan mengembangkan seni karawitan Bina Laras, khususnya kesenian Wayang Kulit. Dari sudut pandang terminologi, ada beberapa pendapat mengenai asal kata wayang. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa wayang berasal dari kata wayangan atau bayangan, berarti sumber ilham. Yang dimaksud ilham di sini adalah ide dalam menggambarkan wujud tokohnya. Para pelatih di Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras ini adalah aktivis seni yang punya loyalitas dan semangat yang tinggi untuk memajukan budaya Kota Sawahlunto. Masyarakat kota Sawahlunto memberikan dukungan terhadap perkembangan seni, khususnya wayang kulit. Sehingga dari mulai berdirinya Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras pada tahun 2002 sampai saat ini sanggar ini tetap eksis dalam pelestarian seni di kota Sawahlunto. Organisasi kesenian merupakan sistem pengelolaan yang menekankan pada sumber daya manusia. Sebagai pondasi awal dalam perjalanan Sanggar Kesenian Karawian Bina Laras. Sriyanto mengajarkan seni musik gamelan wayang kepada para siswa dan mencari bakat pedalang pada siswanya. Hal ini tentunya bersumber identitas daerah Sawahlunto sebagai rumpun berbagai etnis di Sumatera Barat. Untuk melestarikan warisan budaya dan potensi kebudayaan, dicobanya untuk membangkitkan kearifan lokal yang semakin lama semakin terlupakan atau terabaikan. Setelah mengajarkan seni musik gamelan barulah Sriyanto mengajarkan dalang wayang kepada anggota Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras. 121

Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas maka akan membuat produktifitas sanggar seni diharapkan semakin membaik. Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras memperkuat komunikasi antar pengurus dan anggota sanggar juga sebagai proses untuk mencapai tujuan sanggar seni. Sebagai proses mencapainya. Diperlukan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang konsisten, dan pengendalian yang bagus agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan maksimal. Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras mempunyai SDM yang terampil dibidang seni. Pelatih yang menangani sanggar seni ini sangat berkualitas salah satunya yaitu Sriyanto. Sriyanto merupakan dosen ISI Padang Panjang, tidak asing lagi ilmu tentang keseniannya sangat tinggi. Setiap pengurus dan anggota sanggar selalu terlibat dalam aktivitas karya seni yang dianggap sebagai bagian dari pekerjaan, mengasah kemampuan dan berupaya memotivasi untuk mencapai rencana dan strategi sanggar seni. Kemampuan SDM pada kenyataan bahwa SDM merupakan elemen yang senantiasa ada di dalam sanggar seni. Sriyanto inilah yang bekerja membuat tujuan, mengadakan inovasi dan mencapai tujuan agar seni budaya daerah terus meningkat seiring perkembangan zaman. Tahun 2012 sampai 2015 merupakan puncak dari kejayaan Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras. Sanggar ini sudah menunjukkan eksistensinya dengan berbagai pementasan lokal maupun nasional. Melakukan pementasan Nasional membuat Sanggar ini semakin terkenal, sehingga mendapatkan perhatian dari kalayak ramai dengan adanya Kesenian Wayang Kulit yang memiliki ciri khas tersendiri. Dan saat sekarang ini Sanggar Kesenian Karawitan Bina Laras 122

akan terus berkembang. Dengan adanya sanggar ini akan dapat mempertahankan kesenian warisan budaya leluhur dan menghibur masyarakat. 123