BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

dokumen-dokumen yang mirip
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Gambar 2.7. Susunan pin mikrokontroler ATMega8535 Berikut ini adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535:

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

BAB II LANDASAN TEORI

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler.

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEORI PENUNJANG. komunikasi data serial secara UART RS-232 serta pemrograman memori melalui

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor SHT-11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB II DASAR TEORI. tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

BAB III PERANCANGAN ALAT

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB II WATERPAS DIGITAL

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega16

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB III PERANCANGAN SISTEM

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

DT-COMBO AVR-51 STARTER KIT

APLIKASI CHATTING DENGAN JARINGAN MIKROKONTROLER Eka Purwa Laksana, Sujono

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

BAB II Dasar Teori 2.1 RFID

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

BAB II TEORI DASAR. beberapa komponen utama yang digunakan pada simulasi Pengendali Lampu. Jarak Jauh dan Dekat pada Kendaraan Secara Otomatis.

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

DT-51 Application Note

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi dengan mudah dan interaksi dengan masyarakat umum juga menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI BAB II

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengaruh Tekanan Udara (Atmosfer) Terhadap Cuaca dan Penerbangan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1.

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307, LCD (Liquid Chrystal Display) karakter 4 kolom x 20 baris, keypad, Parallax memory stick datalogger (#27937), sensor inductive proximity OMRON E2E-X5E2, dan Visual Studio menggunakan bahasa Visual Basic. 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 AVR adalah salah satu jenis mikrokontroler yang dibuat oleh Atmel Corporation. AVR ini berupa chip atau IC (Integrated Circuit) yang dapat diprogram karena di dalamnya berisi mikroprosesor, memori dan modul-modul I/O layaknya sebuah komputer. Tetapi perbedaannya terdapat pada kemampuan menjalankan program, komputer dapat menjalankan program secara bersamaan, tetapi mikrokontroler hanya dapat menjalankan satu buah program karena biasanya program yang ditanamkan pada mikrokontroler bersifat khusus dengan kata lain program tersebut diciptakan untuk mengatur atau mengendalikan suatu peralatan. Contohnya mengatur lampu lalu lintas, menstabilkan suhu ruangan, mengendalikan motor-motor, dan lain sebagainya. ATmega32 termasuk mikrokontroler dengan lebar jalur data 8 bit, hemat energi dan memiliki kinerja tinggi karena nilai osilator eksternal yang dapat terpasang hingga 16Mhz. ATmega32 merupakan salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan oleh programmer untuk mengendalikan suatu peralatan, karena mikrokontroler ini mempunyai fasilitas-fasilitas pendukung antara lain: 32K byte memori In-System Programmable Flash, 512 byte EEPROM, 512 byte SRAM, 32 jalur I/O untuk keperluan umum, 3 buah Timer/Counter internal, interupsi internal dan eksternal, serial programmable USART, 8 jalur ADC (Analog to Digital Converter), dan masih terdapat banyak fasilitas lainnya. Konfigurasi mikrokontroler AVR ATmega32 untuk 40 pin DIP (Dual In Line Package) ditunjukkan pada Gambar 2.1 dan tabel 2.1 menunjukkan keterangan dari masing-masing pin ATmega32 [10]. 4

. Gambar 2.1. Konfigurasi pin ATmega32. Tabel 2.1. Keterangan Konfigurasi pin ATmega32. Nomor Pin Nama Pin Keterangan 10 VCC Catu Daya 5Volt 11dan 31 GND Ground 33 40 PORT A : P0 P7 (ADC0 ADC7) Port I/O dua arah yang dilengkapi dengan internal pull-up resistor. Selain itu Port ini juga berfungsi sebagai inputan ADC 1 7 PORT B : PB0 PB7 Port I/O dua arah yang dilengkapi dengan internal pull-up resistor PB0 : (Timer/Counter0 eksternal counter input) PB1 : (Timer/Counter1 eksternal counter input) PB2 : AIN0 (Analog Comparator Positive Input) PB3 : AIN1 (Analog Comparator Positive Input) PB4 : SS (Select Input) PB5 : MOSI (data input) PB6 : MISO (data output) PB7 : SCK (serial clock) 22 29 PORT C : PC0 PC7 Port I/O dua arah yang dilengkapi dengan internal pull-up resistor Dua pin pada PC6 dan PC7 berfungsi sebagai osilator eksternal untuk timer/counter2 5

Tabel 2.1. Keterangan Konfigurasi pin ATmega32. (lanjutan) 14 21 PORT D : PD0 PD7 Port I/O dua arah yang dilengkapi dengan internal pull-up resistor PD0 : RXD (UART input) PD1 : TXD (UART output) PD2 : INT0 (input eksternal interrupt 0) PD3 : INT1 (input eksternal interrupt 1) PD4 : OC1B (timer/counter1 output compare B match output) PD5 : OC1A (timer/counter1 output compare A match output) PD6 : ICP (timer/counter1 input capture pin) PD7 : OC2 (timer/counter2 output compare match output) 9 RESET Pin ini aktif low, dan digunakan apabila terjadi kegagalan program saat alat berjalan. Sehingga program akan dimulai dari awal 13 XTAL1 Masukan ke inverting oscillator amplifier dan masukan ke rangkaian internal clock 12 XTAL2 Keluaran dari inverting oscillator amplifier 30 AVCC Catu daya untuk PORTA dan ADC 32 AREF Referensi masukan analog untuk ADC 2.2. RTC (Real Time Clock) DS1307 Real Time Clock DS1307 merupakan salah satu jenis IC (Integrated Circuit) yang bekerja sebagai pewaktu, DS1307 dapat menyimpan jam, menit, detik, tanggal, bulan, dan tahun. Karena penggunaannya yang mudah dan bentuknya yang kecil, IC (Integrated Circuit) ini merupakan solusi yang baik apabila menghadapi permasalahan tentang timer. DS1307 membutuhkan osilator eksternal dengan nilai 32,768 KHz dan berkomunikasi dengan mikrokontroler dengan komunikasi I2C (Inter Integrated Circuit) yang membutuhkan jalur data (SDA) dan jalur clock (SCL), selain itu DS1307 mempunyai pin keluaran sendiri yang mampu menghasilkan pulsa dengan periode 1 detik (SQW). DS1307 mempunyai asupan daya yang kecil ketika mendapatkan tegangan 3 Volt saat sumber tegangan utama dimatikan, hal ini bertujuan supaya perhitungan pewaktuan tetap berjalan. Gambar 2.2 menunjukkan konfigurasi pin 6

DS1307 DIP (Dual In Line Package) dan tabel 2.2 menunjukkan keterangan pin DS1307 DIP (Dual In Line Package). Gambar 2.2. Konfigurasi Pin DS1307 DIP (Dual In Line Package). Tabel 2.2. Keterangan Pin DS1307 DIP (Dual In Line Package). Nomor Pin Nama Pin Keterangan 1 2 X1 dan X2 Pin yang terhubung dengan osilator eksternal 32,768 KHz 3 V BAT Terhubung dengan baterai 3 Volt yang bertujuan untuk memberikan tegangan apabila sumber tegangan utama tidak bekerja. 4 GND GROUND 5 SDA Serial Data yang berfungsi sebagai jalur transfer data I2C 6 SCL Serial Clock yang berfungsi sebagai jalur pewaktu antar IC 7 SQW Square Wave pin ini menghasilkan pulsa dengan peride 1 detik yang dapat di gunakan sebagai masukan pada mikrokontroler 8 V CC Catu daya 5 Volt 2.2.1. Komunikasi I2C (Inter Integrated Circuit) Komunikasi ini merupakan jalur komunikasi yang baik karena hanya memerlukan dua jalur sebagai media komunikasi. Jalur yang pertama adalah SDA (Serial Data) pada jalur ini terdapat data-data yang akan disampaikan oleh master ke slave atau sebaliknya. 7

Dan jalur yang kedua adalah SCL (Serial Clock) yang berfungsi untuk mensinkronkan data transfer antara Master dan Slave dalam komunikasi I2C. Jalur SDA dan SCL merupakan tipe open drain yang berarti chip tidak mempunyai nilai default sebagai acuan dengan kata lain open drain bernilai tidak setabil. Sehingga agar mampu memberikan output yang bernilai setabil, diperlukan pull-up resistor yang dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt. Gambar 2.3 adalah ilustrasi pemasangan resistor pull-up pada DS1307. 5V 5V Real Time Clock R P R P SDA SCL Gambar 2.3. Pemasangan Resistor Pull-Up Pada DS1307. Piranti yang dihubungkan dengan komunikasi I2C (Inter Integrated Cicuit) dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data dengan membentuk sinyal start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal stop, dan membangkitkan sinyal clock. Slave adalah piranti yang dialamati master. Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah, didefinisikan sebagai perubahan tegangan jalur SDA dari logika 1 menjadi logika 0 pada saat SCL berlogika 1. Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah, didefinisikan sebagai perubahan tegangan jalur SDA dari logika 0 menjadi logika 1 pada saat SCL berlogika 1. Gambar 2.4 menunjukkan kondisi sinyal SDA dan SCL saat perintah start dan stop [13]. Gambar 2.4. Sinyal SDA Dan SCL Saat Perintah Start Dan Stop. 8

Jenis sinyal lain yang terdapat pada komunikasi I2C adalah sinyal ACK (acknowledge). Setelah transfer data dari master berhasil diterima oleh slave, slave akan memberikan feedback dengan mengirim sinyal acknowledge, sinyal ini akan membuat SDA berlogika 0 selama siklus clock ke 9. Hal ini menunjukkan bahwa Slave telah menerima data dari Master. Gambar 2.5 menunjukkan sinyal ACK [14]. SDA Gambar 2.5. Sinyal ACK (Acknowledge). 2.3. Keypad Untuk menghubungkan pengguna dengan sistem yang telah terbentuk digunakan keypad ukuran 4 baris x 3 kolom. Keypad matriks merupakan sekumpulan tombol yang dapat mengkombinasikan sinyal masukkan dari mikrokontroler. Apabila pengguna menekan salah satu tombol tersebut, hasil kombinasi tersebut dideteksi oleh mikrokontroler. Karena setiap tombol memiliki hasil kombinasi yang berbeda maka mikrokontroler dapat mengetahui tombol mana yang tertekan. Gambar 2.6 merupakan gambar keypad matriks 4 baris x 3 kolom. 9

Gambar 2.6. Keypad Matriks 4 Baris x 3 Kolom. 2.4. LCD (Liquid Chrystal Display) Karakter Piranti ini merupakan media penyampaian mikrokontroler kepada pengguna, karena pada piranti ini akan tertampil berbagai informasi yang telah ditampilkan oleh programmer sehingga pengguna dapat mengetahuinya. Supaya dapat menyampaikan informasi dengan leluasa penggunaan LCD (Liquid Crystal Display) karakter dengan ukuran 4 baris dan 20 kolom sudah cukup baik. Informasi yang ditampilkan cukup jelas dan cukup banyak dengan piranti ini. Gambar 2.7 adalah LCD karakter 4 baris x 20 kolom dan tabel 2.4 adalah pin konfigurasi dari LCD tersebut [3]. Gambar 2.7. LCD (Liquid Chrystal Display) Karakter 4 Baris x 20 Kolom. 10

Tabel 2.3. Konfigurasi Pin LCD 4 Baris x 20 Kolom. No. Pin Nama Pin Keterangan 1 V SS Ground 2 V dd Sumber tegangan 5 Volt 3 V O Kontras 4 RS Register Select 5 R/W Read/Write 6 E Enable 7 DB0 Data bit 0 8 DB1 Data bit 1 9 DB2 Data bit 2 10 DB3 Data bit 3 11 DB4 Data bit 4 12 DB5 Data bit 5 13 DB6 Data bit 6 14 DB7 Data bit 7 15 LED + Anode LED Backlight 16 LED - Katode LED Backlight 2.5. Parallax Memory Stick Datalogger (#27937) Modul ini bekerja dengan masukan tegangan 5 Volt dan arus yang dibutuhkan saat bekerja sebesar 25 ma. Piranti ini merupakan sebuah modul yang dapat menghubungkan flash disk dengan mikrokontroler dengan 2 macam mode yaitu UART (Universal Asynchronous Receiver/Transmitter) ditunjukkan pada Gambar 2.8 dan SPI (Serial Pheriperal Interface) ditunjukkan pada Gambar 2.9. Modul ini mampu melakukan operasi file seperti : create file, open file, write file, close file, dan lain lain. Tidak hanya operasi file, modul ini dapat melakukan operasi folder dan beberapa fungsi pendukung lainnya. 11

Gambar 2.8. Konfigurasi Mode UART. Gambar 2.9. Konfigurasi Mode SPI. 2.6. Sensor Inductive Proximity OMRON E2E-X5E2 Sensor inductive proximity merupakan suatu piranti yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan suatu objek tanpa ada kontak fisik dengan benda tersebut. Cara kerja sensor proximity ini yaitu dengan memancarkan medan elektromagnetik dan menerima perubahan bentuk medan elektromagnetik pada saat benda di deteksi. Sensor inductive proximity akan mendeteksi benda berbahan dasar logam, sensor jenis ini biasanya terdiri dari elektonik solid-state yang terbungkus rapat untuk melindunginya dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. OMRON E2E-X5E2 dapat bekerja pada tegangan 12 Volt hingga 24 Volt dan membutuhkan arus 13 ma. Jarak sensing sensor ini maksimal sejauh 5 mm, dengan jarak tersebut sensor ini mempunyai frekuensi sebesar 0.6 KHz dengan kata lain kecepatan sensor ini untuk mendeteksi perubahan sinyal dari high ke low atau 12

sebaliknya sebesar 1.666 mili detik. Apabila perubahan sinyal lebih cepat dari 1.666 mili detik, sensor ini tidak dapat bekerja secara maksimal. Transistor di dalam OMRON E2E-X5E2 mempunyai sifat NPN, ketika sensor tidak mendeteksi penghalang berupa logam transistor bersifat normally open hal ini di tandai dengan lampu indikator LED (Light Emitting Diode) sensor menyala dan tidak ada tegangan keluar dari pin output. Ketika sensor mendeteksi benda di depannya maka transistor didalam sensor akan bersifat normally close sehingga lampu indikator akan mati dan keluar tegangan pada pin output setara dengan tegangan masukan sensor [4]. Gambar 2.10 adalah konfigurasi transistor NPN yang berada di dalam sensor inductive proximity. 2.7. Visual Basic Gambar 2.10. Konfigurasi Transistor NPN Pada Sensor Inductive Proximity. Visual Basic merupakan suatu compiler yang menggunakan bahasa pemrograman yang disebut basic, compiler ini lebih menekankan pada kemampuan visual. Kemampuan visual yang dimaksud adalah programmer dapat memanjakan pengguna dengan tampilan yang menarik dan dengan fungsi-fungsi lain yang membuat pengguna merasa dimudahkan. Bagi para programmer bahasa basic sudah tidak asing lagi, para programmer dapat membangun sebuah sistem dengan bahasa basic yang 13

sudah mereka kuasai supaya dapat menghasilkan GUI (Graphic User Interface) yang menarik bagi para pengguna. Dalam pemakaian komputer, user interface sangat memegang peranan penting, karena dalam pemakaian aplikasi yang dibuat, pengguna selalu berinteraksi dengan user interface tanpa menyadari bahwa dibelakangnya berjalan instruksi instruksi program yang mendukung tampilan dan proses yang dilakukan. Pada pemrograman visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukkan user interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang digunakan dalam user interface, kemudian dilakukan penulisan kode program untuk tiap objek yang dapat digunakan. Tahap pengembangan aplikasi seperti ini dikenal dengan istilah pengembangan aplikasi dengan pendekatan Bottom Up. Gambar 2.11 adalah tampilan awal Visual Basic 2010 Express [12]. Gambar 2.11. Tampilan awal Visual Basic 2010 Express. 14