PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1960 TENTANG PENGGANTI KERUGIAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG BERKEDUDUKAN PELAUT

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Mendengar : Dewan Menteri dalam rapatnya pada tanggal 15 Pebruari 1952; Memutuskan:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat: pasal 7 Penetapan Presiden No. 3 tahun 1959 tentang Dewan Pertimbangan Agung Sementara;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1960 TENTANG BADAN MUATAN INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1958 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1954 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1956 TENTANG PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PARA MENTERI

PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BUAT PEGAWAI NEGERI SIPIL. Pasal 1.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1950 TENTANG PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BUAT PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1950 TENTANG PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BUAT PEGAWAI NEGERI SIPIL

Mengingat : Pasal-pasal 73, 89 dan 90 ayat 1 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1956 TENTANG PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PARA MENTERI

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1956 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA KONSTITUANTE

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1955 TENTANG PERATURAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Memutuskan :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1959 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH TIDAK AMAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1960 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN ANGKUTAN DARAT. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1958 TENTANG PENYERAHAN URUSAN LALU-LINTAS JALAN KEPADA DAERAH TINGKAT KE-I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan peraturan tentang kedudukan keuangan Ketua, Wakil Ketua dan anggota M.P.R.S.

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 81 TAHUN 1958 (81/1958) Tanggal: 23 OKTOBER 1958 (JAKARTA)

KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA DAN ANGGAUTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERHENTIAN/PEMBERHENTIAN SEMENTARA PEGAWAI NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1956 TENTANG PERJALANAN LUAR NEGERI TENAGA BANGSA ASING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang : Pengangkutan Zat Radioaktip

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1956 TENTANG PERJALANAN LUAR NEGERI TENAGA BANGSA ASING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1955 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1956 TENTANG PERJALANAN LUAR NEGERI TENAGA BANGSA ASING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1961 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA DAN ANGGAUTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207 TAHUN 1961 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN MENTERI PERTAMA, WAKIL MENTERI PERTAMA DAN MENTERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1953 TENTANG PEMBERIAN ISTIRAHAT DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH (PP) 1947 NO. 13) (13/1947) PERATURAN TENTANG ONGKOS JALAN UNTUK PEGAWAI NEGERI, YANG MELAKSANAKAN PERJALANAN DINAS.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dipandang perlu diadakan satu peraturan baru yang berlaku diseluruh daerah Republik Indonesia mengenai;

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN ANGGOTA DAN SEKRETARIS PENGGANTI MAHKAMAH PELAYARAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1953 TENTANG PEMBERIAN ISTIRAHAT DALAM NEGERI. Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1994 TENTANG RUMAH NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PP 8/1952, PEMBERHENTIAN DARI PEKERJAAN UNTUK SEMENTARA WAKTU DAN. Tentang:PEMBERHENTIAN DARI PEKERJAAN UNTUK SEMENTARA WAKTU DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1994 TENTANG RUMAH NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 1975 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN MENGENAI TATA CARA PEMBEBASAN TANAH

UU 81/1958, KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT *)

LAMPIRAN. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 13 TAHUN 1947

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor 13 TAHUN 1960 Tentang BANK DAGANG NEGARA. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1959 TENTANG PENGUBAHAN DAN TAMBAHAN ORDONANSI PAJAK RUMAH TANGGA 1908

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Presiden Republik Indonesia,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1959 TENTANG DEWAN ANGKATAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1951 TENTANG PENIMBUNAN BARANG-BARANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA POS DAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 26 TAHUN 1960 (26/1960) 2 JUNI 1960 (JAKARTA) Sumber: LN 1960/69 SUMPAH DOKTER

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1965 TENTANG TUNJANGAN PERJALANAN TETAP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1950 TENTANG PERATURAN PENGLAKSANAAN PEMERINTAH R.I.S. NR 16, TAHUN 1950

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA JAWA TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1960 TENTANG PENYELENGGARAAN URUSAN HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1957 TENTANG PERIZINAN PELAYARAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1966 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA HASIL LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Presiden Republik Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1960 TENTANG PERGUDANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 34 TAHUN Membaca: Usul Kepala Kantor Urusan Pegawai Negeri mengenai pensiun pegawai Negeri;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1961 TENTANG PENCABUTAN HAK-HAK ATAS TANAH DAN BENDA-BENDA YANG ADA DIATASNYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1959 TENTANG PENETAPAN "UNDANG-UNDANG DARURAT NO. 40 TAHUN 1950 TENTANG SURAT PERJALANAN REPUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1960 TENTANG BANK DAGANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1946 TENTANG KEADAAN BAHAYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1957 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH-DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT, JAMBI DAN RIAU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG (UU) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1960 TENTANG POKOK-POKOK KESEHATAN

UU 12/1959, KEDUDUKAN KEUANGAN PERDANA MENTERI, WAKIL-WAKIL PERDANA MENTERI, MENTERI DAN MENTERI MUDA REPUBLIK INDONESIA.

Presiden Republik Indonesia, Memperhatikan : Undang-undang Tindak Pidana Ekonomi dan peraturan-peraturan lain yang bersangkutan;

BAB I PENDAHULUAN. barang-barang dicuri, dan sebagainya. Kemungkinan akan kehilangan atau

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERTA KELUARGANYA

Transkripsi:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1960 TENTANG PENGGANTI KERUGIAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG BERKEDUDUKAN PELAUT Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa dianggap perlu untuk menetapkan peraturan baru tentang pemberian penggantian kerugian kepada pegawai Negeri sipil yang berkedudukan pelaut, untuk barang-barang dan lain-lain yang bukan karena kesalahannya sendiri tidak dapat dipakai lagi, rusak, atau hilang selama ditempatkan diatas kapal Negara, pada waktu melakukan perjalanan dinas dengan kapal Negara dan/atau dengan alat-alat pengangkutan lain, atau sebagai akibat peristiwaperistiwa luar biasa yang terjadi disesuatu tempat atau daerah: Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Dasar; 2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 10 tahun 1960; 3. Gouvernementsbesluit tertanggal 28 April 1919 No.34 (Staatsblad 1919 No. 204); 4. Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1952 (Lembaran-Negara tahun 1952 No. 18); 5. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1952 (Lembaran-Negara tahun 1952 No. 19).; Mendengar : Musyawarah Kabinet Kerja pada tanggal 6 April 1960; Memutuskan : Pertama : Mencabut peraturan "Regeling voor vergoeding bij verlies of beschadiging van goederen van personeel bij den Dienst van Scheepvaart" (Staatsblad 1919 No. 204). Kedua : Menetapkan: Peraturan Presiden tentang pemberian pengganti kerugian kepada pegawai negeri sipil yang berkedudukan pelaut, untuk barang-barang dan lain-lain yang bukan karena kesalahannya sendiri tidak dapat dipakai lagi, rusak atau hilang selama ditempatkan diatas kapal negara, pada waktu melakukan perjalanan dinas dengan kapal Negara dan/atau alat-alat pengangkutan lain atau sebagai akibat peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi disesuatu tempat atau daerah. BAB I PENGGANTI KERUGIAN SELAMA DITEMPATKAN DIATAS KAPAL NEGARA DAN PADA WAKTU MENJALANKAN PERJALANAN DINAS DENGAN KAPAL NEGARA ATAU ALAT PENGANGKUTAN LAIN. Pasal 1

Kepada Pegawai Negeri sipil yang berkedudukan pelaut, selanjutnya disebut pelaut, dapat diberikan pengganti kerugian atas tanggungan Negara untuk barang-barang dan lain-lain yang dibawanya untuk dipakai sendiri yang bukan karena salah atau kelalaiannya sendiri, tidak, dapat dipakai lagi, rusak atau hilang selama ditempatkan diatas kapal Negara dan/atau pada waktu melakukan perjalanan dinas. Pasal 2 Yang dimaksud dengan perjalanan dinas ialah : a. perjalanan jabatan dengan kapal Negara dengan tugas melakukan pekerjaan dilaut atau alur pelayaran; b. perjalanan jabatan dengan kapal Negara tanpa tugas melakukan pekerjaan dilaut; c. perjalanan jabatan dengan alat-alat pengangkutan lain; d. perjalanan pindah, baik dengan kapal Negara maupun dengan alat-alat pengangkutan lain, Pasal 3 Pengganti kerugian sebagai akibat kecelakaan kapal, kepada pelaut-pelaut yang ditempatkan diatas suatu kapal Negara atau melakukan perjalanan jabatan dengan kapal Negara dengan tugas melakukan pekerjaan dilaut diberikan untuk barang-barang dan lain-lain yang selayaknya dapat dianggap diperlukan oleh pelaut untuk menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Menteri Perhubungan Laut dapat menetapkan peraturan-peraturan lebih lanjut tentang barang-barang yang selayaknya diperlukan. Pasal 4 (1) Pengganti kerugian tersebut dalam pasal 3 ditetapkan sebagai berikut: I. untuk instrumen-instrumen, buku-buku dan alat-alat perkakas; a. harga pengganti sepenuhnya bagi alat-alat nautik yaitu: sextant/octant: bagi nachoda ditambah dengan teropong (kijker); b. harga pengganti sepenuhnya untuk buku-buku pelajaran yang diperlukan guna mempersiapkan diri untuk menempuh suatu ujian nautis-teknis dan untuk menambah pengetahuan berhubungan dengan suatu jabatan nautis-teknis; c. separoh dari harga pengganti bagi instrumen-instrumen, buku-buku dan alat-alat perkakas lainnya; II. Untuk pakaian dan barang-barang perlengkapan; tiga perempat harga pengganti untuk pakaian dan barang perlengkapan, tidak termasuk perhiasan; III. Untuk barang perabot yang akan ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Laut separoh harga pengganti dengan ketentuan bahwa harga penggantinya tidak boleh melebihi jumlah penggantinya yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Laut pula; IV. Untuk uang tunai; a. untuk perjalanan kurang dari satu bulan, setinggitingginya seperempat dari gaji bersih sebulan; b. untuk perjalanan lebih dari satu bulan setinggi-tingginya setengah gaji bersih sebulan;

(2) Yang dimaksud dengan suatu perjalanan ialah perjalanan dari saat berangkatnya kapal sampai kembalinya kapal dipelabuhan pangkalan. (3) Pengganti kerugian dari barang-barang yang tersebut angka-angka 1, II dan III dapat juga terdiri dari biaya pembetulan barang-barang akan tetapi tidak boleh melebihi penggantian yang akan diberikan jika barang-barang itu tidak dapat dipakai lagi atau hilang. Pasal 5 Pengganti kerugian tidak diberikan : a. untuk surat-surat berharga yang hilang; b. untuk barang-barang yang selayaknya harus dipertanggungkan (diasuransikan) terhadap kehilangan atau kerusakan, tetapi dalam hal ini hanya jika ada kemungkinan bagi yang bersangkutan untuk mempertanggungkan barang-barang itu; c. untuk kerugian yang telah atau akan diganti dengan jalan lain. Pasal 6 Bagi pelaut-pelaut yang mengadakan : a. perjalanan jabatan dengan kapal Negara tanpa tugas melakukan pekerjaan dilaut; b. perjalanan jabatan dengan alat pengangkutan lain; c. perjalanan pindah, baik dengan kapal Negara maupun dengan alat-alat pengangkutan lain; berlaku Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1952 (Lembaran-Negara tahun 1952 No. 18). BAB II PENGGANTI KERUGIAN UNTUK BARANG-BARANG BERGERAK YANG BUKAN KARENA SALAH DAN/ATAU KELALAIAN SENDIRI TIDAK DAPAT DIPAKAI LAGI. RUSAK ATAU HILANG SEBAGAI AKIBAT PERISTIWA-PERISTIWA LUAR BIASA YANG TERJADI DISESUATU TEMPAT ATAU DAERAH. Pasal 7 Kepada pelaut dapat diberikan kerugian untuk barang-barang bergerak yang bukan karena salah dan/atau kelalaian sendiri tidak dapat dipakai lagi, rusak atau hilang sebagai akibat peristiwa- peristiwa luar biasa, sebagai termaksud dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1952 (Lembaran-Negara tahun 1952 NO. 19). bila terjadi disesuatu tempat atau daerah. Pasal 8 Bagi pengganti kerugian untuk barang-barang yang termaksud dalam pasal 7 Peraturan ini berlaku Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1952 (Lembaran- Negara tahun 1952 No. 19). BAB III MENGAJUKAN PERMOHONAN DAN CARA PEMBAYARAN UNTUK PENGGANTI KERUGIAN.

Pasal 9 (1) Pelaut yang barang-barangnya tidak dapat dipakai lagi, rusak atau hilang seperti termaksud dalam pasal 3, mengajukan surat permohonan kepada Menteri Perhubungan Laut. Pada permohonan tersebut dilampirkan daftar perincian barang-barang yang tidak dapat dipakai lagi, rusak atau hilang dengan taksiran harga penggantinya. (2) Surat permohonan dan daftar perincian tersebut, setelah diperiksa oleh nakhoda dari kapal yang bersangkutan, disampaikan oleh nakhoda tersebut kepada Kepala Jawatan dari yang bersangkutan dengan disertai pendapatnya. (3) Ganti kerugian ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Laut atau pejabat yang ditunjuk olehnya, setelah mendengar Kepala Jawatan Pelayaran. Masing-masing Kepala Jawatan melakukan pembayaran ganti kerugian yang telah ditetapkan. Pasal 10 Pelaksanaan ketentuan-ketentuan termaksud dalam Bab III ini diserahkan kepada Menteri Perhubungan Laut yang berhak menetapkan peraturan-peraturan untuk maksud itu. Pasal 11 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada hari ditetapkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 April 1960 Menteri Kehakiman, Ttd. SAHARDJO Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 April 1960 Pejabat Presiden Republik Indonesia Ttd. DJUANDA PENJELASAN ATAS PERATURAN PRESIDEN No. 9 TAHUN 1960 tentang PENGGANTI KERUGIAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG BERKEDUDUKAN PELAUT

UMUM Peraturan Presiden ini mengatur pemberian pengganti kerugian kepada pegawai Negeri sipil yang berkedudukan pelaut. Sejak tahun 1919 berlaku peraturan "Regeling voor vergoeding bij verlies of beschadiging van goederen van personeel bij den Dienst van Scheepvaart" (Staatsblad 1919 No. 204). Dengan surat tertanggal 31-10-1929 No. 2353a/D Kepada Commandant der Zeemacht oleh Pemerintah diberi kuasa agar disamping peraturan-peraturan yang termuat dalam Bijblad No. 8750 tentang ganti kerugian kepada pegawai Negeri jika terjadi kebakaran pada rumah-rumah pegawai Negeri yang atapnya mudah terbakar dan Staatsblad 1919 No. 204, pada peristiwa lainnya seperti bencana alam, pemberontakan, kerusuhan, demikian pula kecelakaan selama perjalanan - umpamanya kalau perahu terbalik atau tenggelam - dalam memperhitungkan pembayaran ganti kerugian diambil pedoman sebagai berikut : a. harga sepenuhnya untuk barang-barang makanan, buku-buku dan kumpulan-kumpulan yang hilang; b. harga uang mula-mula dari instrumen-instrumen, senjata-senjata dan perabot rumah tangga yang hilang; c. separoh harga uang mula-mula dari pakaian, barang perlengkapan dan lain-lain yang hilang. Pada tahun 1936 untuk pegawai Negeri lainnya dibuat peraturan pengganti kerugian untuk barang-barang yang bukan karena kesalahannya sendiri hilang, tidak dapat dipakai lagi atau rusak, sebagai akibat : a. bencana alam, pemberontakan atau kerusuhan; b. kecelakaan dalam perjalanan dinas. Surat edaran 1c Gouvernementssecretaris kepada semua Kepala Departemen tertanggal 27 April 1948 No. 9173/APE 12 (Bijblad No. 15169) tentang penggantian untuk barang-barang milik yang hilang atau rusak berhubung dengan perjalanan dinas, menyampaikan bahwa dalam praktek ternyata ada kejadian-kejadian kerugian barang-barang pada perjalanan dinas yang tidak termasuk Staatsblad 1936 No. 459. Sebagai contoh disebut perjalanan dengan kapal terbang. Maka mendahului dikeluarkannya peraturan yang baru kepada Hoofdkantoor voor Reiswezen diberi kuasa untuk melakukan pembayaran ganti kerugian pada peristiwa-peristiwa yang tidak termasuk Staatsblad 1936 No. 459, jika terdapat dasar-dasar yang layak. Karena keadaan dan zaman yang berubah, peraturan yang termuat dalam Staatsblad 1936 No. 459 telah dicabut dan diganti dengan: - Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1952 (Lembaran-Negara tahun 1952 No. 18) tentang pemberian pengganti kerugian kepada pegawai Negeri sipil untuk barang-barang yang tidak dapat dipakai lagi, rusak atau hilang pada waktu melakukan perjalanan dinas; - Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1952 (Lembaran-Negara tahun 1952 No. 19) tentang pengganti kerugian kepada pegawai Negeri sipil untuk barang-barang bergerak, yang bukan karena salah, dan/atau kelalaiannya sendiri, tidak dapat dipakai lagi, rusak atau hilang sebagai akibat peristiwa-peristiwa luar biasa. Dalam pada itu bagi pegawai Jawatan Pelayaran yang berlayar,

Staatsblad 1919 No. 204 tetap berlaku berdasarkan pertimbangan bahwa "karena kedudukannya yang istimewa, Pemerintah menganggap tidak tepat memasukkan pegawai yang berlayar dari Jawatan Pelayaran dengan demikian saja kedalam peraturan umum. Staatsblad 1919 No. 204 memberi pengganti kerugian untuk barang-barang yang rusak atau hilang kepunyaan pelaut-pelaut yang ditempatkan diatas atau diangkut dengan kapal Negara, karena kecelakaan kapal Negara. Dewasa ini disamping penempatan diatas sebuah kapal Negara, pekerjaan seorang pelaut meliputi juga; a. perjalanan jabatan dengan kapal Negara dengan tugas melakukan pekerjaan dilaut atau alur pelayaran; b. perjalanan jabatan dengan kapal Negara tanpa tugas melakukan pekerjaan dilaut; c. perjalanan jabatan dengan alat-alat pengangkutan lain; d. perjalanan pindah baik dengan kapal Negara maupun dengan alat-alat pengangkutan lain seperti kapal bukan kapal Negara, kapal terbang, kereta api, mobil dan sebagainya. Maka berdasarkan Staatsblad 1919 No. 204 kepada pelaut hanya dapat diberi pengganti kerugian jika ia ditempatkan diatas kapal Negara atau diangkut dengan kapal Negara. Ini dapat meliputi setiap perjalanan dnas. Untuk perjalanan dinas dengan alat pengangkutan lain, demikian pula untuk kehilangan barang-barang akibat bencana alam, pemberontakan atau kerusuhan, seharusnya berlaku Staatsblad 1936 No. 459 yang sekarang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 13 dan 14 tahun 1952. Tetapi satu dan lain tidak dinyatakan secara tegas melainkan harus disimpulkan dari peraturan-peraturan dan surat-surat edaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah mengenai penggantian kerugian kepada Pegawai Negeri. Dalam Peraturan Presiden ini sesuai dengan peraturan-peraturan umum diambil pendirian, bahwa pelaut pada waktu menjalankan tugasnya mempunyai risiko kerugian yang sudah selayaknya ditanggung Pemerintah sampai batas tertentu. Peraturan ini berlaku bagi semua pegawai Negeri sipil yang berkedudukan pelaut, karena dewasa ini disamping Jawatan Pelayaran ada instansi-instansi Pemerintah lain yang mempekerjakan pegawai Negeri sebagai pelaut. Mengenai kedudukan yang istimewa "pelaut" itu, sesungguhnya hal ini hanya terdapat bila ia ditempatkan diatas suatu kapal Negara atau melakukan perjalanan jabatan dengan kapal Negara dengan tugas melakukan pekerjaan dilaut. Perjalanan-perjalanan tersebut biasanya memakan waktu yang lama dan selama tugas itu, kapal merupakan tempat kediaman sementara. Untuk lain-lain jenis perjalanan, maka pelaut dapat disamakan dengan pegawai Negeri lainnya dan dengan Peraturan Presiden ini Peraturan-peraturan Pemerintah No. 13 dan 14 tahun 1952 secara tegas dinyatakan berlaku terhadap pelaut. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Yang dimaksud dengan pegawai Negeri sipil yang berkedudukan pelaut ialah pelaut yang diangkat dan digaji menurut perundang- undangan dan peraturan-peraturan kepegawaian. Kapal Negara ialah kapal milik Negara yang

dipergunakan untuk public services". Pasal 2 Menyebutkan jenis perjalanan yang meliputi pekerjaan seorang pelaut. Yang dimaksud dengan perjalanan jabatan dengan kapal Negara untuk melakukan pekerjaan dilaut antara lain ialah pekerjaan inspeksi, hydrografie, perambuan, memberi pendidikan dan sebagainya. Alat-alat pengangkut lain ialah kapal-kapal bukan kapal Negara, kapal terbang, kereta api, mobil dan alat kendaraan lainnya. Pasal 3 Risiko berhubung dengan tidak dapat dipakai, hilang atau rusaknya barang, akibat sesuatu kecelakaan kapal dipikul oleh Negara, untuk pelaut yang ditempatkan diatas kapal atau dalam perjalanan jabatan dengan kapal Negara dengan tugas melakukan pekerjaan dilaut. Tidak semua barang yang dibawa oleh yang bepergian dapat diberi pengganti kerugian, tetapi hanya barang-barang yang memang diperlukan. Pasal 4 Golongan barang-barang disesuaikan dengan kedudukan istimewa pelaut. Mengenai barang-barang perabot yang akan ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Laut dapat dijelaskan bahwa bagi pelaut yang sedang melakukan tugas sebagai termaksud dalam pasal 3 kapal merupakan tempat kediaman sementara. Disamping barang perabot yang telah terdapat diatas kapal maka untuk mengurangi isolemen dan menambah kesenangan hidup, sudah menjadi kebiasaan untuk membawa barang-barang seperti radio yang sederhana, sepeda, alat-alat pemasak dan sebagainya. Barang-barang seperti sepeda kumbang, alat-alat pemotret, salon radio tidak akan diberi ganti kerugian karena termasuk golongan barang-barang yang selayaknya diassuransi. Dimaksudkan bahwa penggantian ini diberikan untuk barang- barang yang harga penggantinya tidak melebihi suatu jumlah yang akan ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Laut. Penetapan pengganti kerugian didasarkan pada harga pengganti, untuk beberapa golongan barang ditetapkan persera-tusan-perseratusan, dihitung menurut penghapusan (afschrijving) rata-rata. Walaupun barang yang dipakai itu istimewa hanya pembuatan barang-barang biasa. Pasal 5 Untuk surat-surat berharga dan perhiasan tidak diberi pengganti kerugian. Risiko akan terlalu besar untuk Negara dan jumlah kerugian yang sebenarya sukar ditetapkan. Dalam hal assuransi barang-barang dapat dipandang biasa, Pemerintah menghendaki bahwa pegawainya menyelenggarakan hal yang biasa ini. Pasal 6

Pada jenis perjalanan dinas yang tersebut dalam pasal ini maka tidak terdapat lagi "kedudukan istimewa seorang pelaut" sehingga dapat dilaksanakan seluruh ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1952. Pasal 7 Seorang pelaut dapat juga mengalami peristiwa seperti yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1952, sehingga sudah selayaknya risiko kehilangan barang-barang bergerak ditanggung oleh Negara menurut ketentuan-ketentuan umum. Cukup jelas. Pasal 8 Pasal 9 Mengatur cara administratip untuk melaksanakan peraturan. Karena Jawatan Pelayaran juga diserahi pekerjaan melaksanakan Peraturan Kecelakaan Awak Kapal, maka instansi inilah sebaiknya ikut menetapkan pengganti kerugian ini. Oleh pejabat yang diserahi pelaksanaannya akan dikeluarkan petunjuk-petunjuk yang perlu. Cukup jelas. Cukup jelas. Pasal 10 Pasal 11 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1960 NOMOR 57 DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NOMOR 1987